Teori Konsep dan Teori

16

1.4.2 Teori

Teori merupakan alat yang terpenting dari suatu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan Koentjaraningrat, 1973:10. Sebagai landasan berfikir dalam melihat permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mempergunakan dua teori utama untuk membedah dua permasalahan utama. Untuk mengkaji masalah struktur melodi digunakan teori weighted scale bobot tangga nada, dan untuk mengkaji struktur teks lirik lagu digunakan teori semiotik. Sinuno atau nyanyian berhubungan erat dengan bahasa tekstual. Terkadang juga nynyian berhubungan erat dengan musik. Ada 2 faktor yang paling mendasar di dalam hubungan bahasa dan musik, antara lain : 7 Bahasa di dalam musik yang meliputi hubungan tekstual, sifal quistik atau gaya bahasa. 8 Musik di dalam bahasa meliputi masalah eksistensi sikap atau masalah dari bahasa. Menurut Steven Feld dan Hugo Zemp,vocabulari yang sebelumnya dianggap sebagai tata bahasa saja, tetapi berhubungan dengan kebiasaan masyarakat seperti bentuk musik, nyanyian vokal, nyanyian pengiring dalam sebuah pertunjukan tari. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teori William P. Malm 1977:15 untuk menganalisis sinun ő nyanyian, yang membahas scale tangga nada, nada dasar, range wilayah nada, frequency of notes jumlah nada-nada, prevalent interval interval yang dipakai, cadence patterns pola-pola kadensa, melodic formula formula melodi, dan contour kontur. Penulis juga melakukan 17 pendekatan seperti yang ditawarkan Nettl 1963:89, yaitu: 1 menganalisa dan mendeskripsikan apa yang kita dengar, dan 2 menuliskan apa yang kita dengar itu di atas kertas, dan kemudian mendeskripsikan apa yang kita lihat itu. Dalam hal ini penulis hanya akan menganalisa nyanyian , yaitu sinuno sebagai nyanyian vocal,bagaimana nada-nadanya, interval yang di pakai, bagaimana irama nyanyian itu. Untuk menganalisis pertunjukan penulis berpedoman pada Sedyawati 1981:48-66 yang mengemukakan bahwa suatu analisis pertunjukan sebaiknya selalu dikaitkan dengan kondisi lingkungan dimana seni pertunjukan tersebut dilaksanakan atau didukung masyarakatnya, pergeseran-pergeseran nilai yang terdapat di dalam pertunjukan, dan kemungkinan yang muncul dari interaksi setiap orang penyaji dan penyaji, penyaji dan penonton diantara variabel- variabel wilayah yang berbeda. Dari segi tari, penulis mengutip apa yang dikatakan Soedarsono 1972:81- 98, mengatakan bahwa tari adalah seni yang memiliki substansi dasar yaitu gerak tetapi gerak-gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dimana gerakan itu memiliki hal-hal yang indah dan menggetarkan perasaan manusia, yang didalamnya mengandung maksud- maksud tertentu dan juga mengandung maksud-maksud simbolis abstrak yang sukar untuk dimengerti, hal ini diperbuat agar makna tari itu berbeda dari apa yang dinamakan “pantonim” yang menggunakan gerakan-gerakan yang mudah dimengerti. Qureshi 1986:135-136 menekankan bahwa pentingnya proses dari analisa yang terkait dimana adanya interaksi diantara dua pandangan yang berbeda yaitu 18 bukan hanya sekedar penyajian musikal, karena setiap peristiwa yang terkait memiliki makna tertentu bagi masyarakat pendukungnya.

1.5 Metode Penelitian