Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Mamfaat Penelitian Hipotesis. Defenisi Konsep

pelayanan namun masih banyak yang lainnya seperti, kelancaran dalam proses pelayanan yang memerlukan prosedur yang lebih simple sehingga pelayanan lebih efisien. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik mengkaji tentang penerapan pelayanan prima yang dihubungkan dengan kinerja pegawai, yang dituangkan dalam bentuk judul “Pengaruh Penerapan Pelayanan Prima Terhadap Kinerja pegawai”

B. Perumusan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dalam menginterpretasikan antara fakta dan data kedalam penulisan skkripsi, maka perlu membuat perumusan masalah. Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah sebagaimana yang dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: ”Sejauhmana pengaruh penerapan pelayanan prima terhadap kinerja pegawai”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh penerapan pelayanan prima terhadap kinerja pegawai. 2. Untuk mengetahui persentase pengaruh yang ditimbulkan dari pelaksanaan pelayanan prima terhadap kinerja pegawai. Universitas Sumatera Utara

D. Mamfaat Penelitian

1. Secara subyektif, sebagai suatu tahap untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari ilmu administrasi negara. 2 Secara praktis, sebagai masukan atau sumbangan pemikiran bagi Kantor Badan Kepegawaian Daerah dalam menjalankan tugas, fungsi dan tanggungjawab. 3 Secara akademis, untuk memperkaya wahana bacaan di perpustakaan FISIP dan sebagai Syarat penyelesaian studi program sarjana S-I ilmu administrasi negara.

E. Kerangka Teori

Menurut Kalinger dalam Singarimbun,1989:37 teori adalah serangkaian asumsi,konsep,defenisi dan propoposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep dan kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir untuk menunjukkan perspektif yang digunakan dalam memandang fenomena sosial yang menjadi obyek penelitian. Berdasarkan penjelasan di atas kerangka teori merupakan suatu yang terpenting dalam melakukan penelitian, tampa adanya kerangka teori seorang peneliti akan kesulitan dalam mendeskripsikan persoalan apa yang menjadi obyeknya, sehingga penelitian tersebut menjadi tidak terarah. Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah : Universitas Sumatera Utara E.I. Pengertian Pelayanan. Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Budiono, 2003 : 60 Pelayanan adalah kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen pihak yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki Adi Suryanto,2006 :7 E.2. Pengertian Prima Menurut Budiono,2003:62Prima berasal dari bahasa Inggris at a premium yang berarti nilai tinggi, dimana “tinggi” menunjukkan adanya ukuran. Dalam pengertian ini pelayanan prima adalah pelayanan yang bernilai tinggi, yang dikaitkan dengan mutu pelayanan itu sendiri. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik yang prima adalah pelayanan jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat di pertanggungjawabkan. Merujuk pada pandangan Budiono, 2003 : 63 hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Dibawah ini dijelaskan hakikat pelayanan prima adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah dibidang pelayanan umum; Universitas Sumatera Utara b. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tatalaksana pelayanan, sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna efisien dan efektif c. Mendorong timbulnya kreatifitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas. Budiono, 2003 : 63 Hakikat pelayanan prima sebagaimana dijelaskan di atas bertumpu pada kreatifitas dari aparatut pemerintah sehingga dapat meningkatkan mutu dan produktivitas pelayanan. Kreatif adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara- cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. dalam memberikan pelayanan aparatur dituntut mengembangkan kreatifitas tersebut, dan lebih responsif terhadap kebutuhan dan selera masyarakat. Pemerintah sebagai pelayan masyarakat haruslah mementingkan terpenuhinya kepuasan pelanggan, bukannya memenuhi apa yang menjadi kemauan birokrasi sendiri, maka cara baru dalam memikat pelanggan harus diikhtiarkan, dan suara-suara pelanggan harus didengarkan, seperti mengadakan riset pelanggan, kontaktemu pelanggan, dan pembukaan layanan pengaduan pelanggan. Menurut Sutopo,2006:8 Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah excellent service yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Universitas Sumatera Utara Jadi pelayana yang telah mampu memberikan kepuasan kepada pihak yang dilayani atau pelanggan dikatakan sebagai pelayanan prima. E.3. Sifat-sifat Pelayanan Prima Pada dasarnya hakekat pelayanan prima adalah perwujudan sikap, perilaku, kemampuan, semangat serta kemauan kuat dari pemerintah untuk mengupayakan kepuasan dari masyrakat dalam hal pelayanan. Hal ini meliputi, tranparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban. Berkenaan dengan itu pula merujuk pada pandangan Budiono yang menyatakan bahwa pelayanan juga dapat diberi makna respek. Respek dalam kegiatan pelayanan dapat diartikan “menghormati atau menghargai kepentingan orang lain” dengan demikian, maka dalam menyajikan pelayanan hendaknya “menambahkan sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan uang, dan itu adalah ketulusan dan integritas” sedangkan ketulusan dan integritas bermuara pada hal-hal yang melekat dalam pelayanan prima : a. Keramahan, kesopanan, perhatian dan persahabatan dengan orang yang menghubunginya. b. Kredibilitas dalam melayani pelanggan, berpedoman pada prinsip; ketulusan dan kejujuran dalam menyajikan jasa pelayanan yang sesuai dengan harapan pelanggan dan sesuai dengan komitmen pelayanan yang menempatkan pelanggan pada urutan yang nomor satu. c. Akses maksudnya seorang aparatur yang tugasnya melayani pelaggan mudah dihubungi baik langsung atau tidak langsung. Universitas Sumatera Utara d. Penampilan pasilitas pelayanan yang dapat mengesankan pealayanan sesuai dengan keinginan pelanggan. e. Kemampuan dalam menyajikan pelayanan sesuai dengan keinginan pelanggan waktu, biaya, kualitas dan moral . Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila pelayanan yang diberikan kepada pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani,Budiono,2003:12 E.4. Pemimpin-Pelayan Kepuasan pelanggan masyarakat dapat dicapai apabila aparatur pemerintah yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan, dapat mengerti dan menghayati serta berkeinginan untuk melaksanakan pelayanan prima. Untuk dapat melaksanakan pelayanan prima tersebut, unsur aparatur seyogyanya mengetahui dan memahami tentang apa dan bagaimana pemimpin-pelayan tersebut. Istilah pemimpin- pelayan dimaksudkan bahwa pemimpin adalah orang yang mula-mula menjadi pelayan. Identifikasi ciri khas pemimpin- pelayan adalah sebagai berikut:  Mendengarkan Secara tradisional, pemimpin dihargai karena keahlian dalam berkomunikasi dan pembuatan keputusan mereka. Pemimpin – pelayan harus memperkuat keahlian yang penting dengan memberikan komitmen. Mendengarkan dipadukan dengan renungan yang teratur bagi pertumbuhan pemimpin yang komitmen terhadap pelayanan.  Empati Universitas Sumatera Utara Pemimpin – pelayan berusaha keras memahami dan memberikan empati kepada orang lain  Menyembuhkan  Belajar menyembuhan merupakan daya yang kuat untuk perubahan dan integrasi. Salah satu kekuatan yang besar dalam kepemimpinan – pelayan adalah kemungkinan untuk menyembuhkan diri sendiri dan orang lain.  Kesadaran Kesadaran umum dan terutama kesadaran diri, memperkuat prinsip pemimpin- pelayan. Membuat komitmen untuk meningkatkan kesadaran.  Bujukan atau persuasive Ciri khas pemimpin pelayan lainnya adalah mempunyai kemapuan untuk membujuk, pemimpin-pelayan berusaha untuk meyakinkan serta efektif dalam membangun consensus dalam kelompok  Konseptualisasi Kemampuan untuk melihat suatu masalah sebuah organisasi dari perspektif konsep tualissasi yang berarti bahwa orang harus berpikir melampau realita dari hari kehari.  Kemampuan meramal Kemampuan untuk memperhitungkan sebelumnya atau meramalkan kemungkinnan hasil dari suatu situasai yang sulit didefenisikan, tetapi Universitas Sumatera Utara mudah dikenali, walaupun demikian tetap dalam anggapan yang layak mendapat perhatian.  Kemampuan melayani, dalam arti memegang kepercayaan kepada orang lain.  Komitmen terhadap pertumbuhan manusia Pemimpin-pelayan berkeyakinan bahwa manusia mempunyai nilai intrinsic melampaui sumbangan nyata mereka sebagai pekerja. Dalam konteks seperti ini, pemimpin pelayan sangat komitmen terhadap pertumbuhan pribadi, professional, dan spiritual setiap individu dalam lembaga. E.5. Pelayanan Yang Berorientasi Pelanggan Osborne dalam Budiono,2003:1 menghendaki pelayanan yang diberikan oleh pemerintah yang berorientasi pelanggan, yaitu pelayanan yang meletakkan pelanggan sebagai hal yang paling depan. Oleh karena itu, kepuasan pelanggan ditempatkan sebagai sasaran pencapaian tujuan, dengan mendengarkan suara pelanggan, memperhatikan kebutuhan dasar pelanggan dan memperhatikan hukum pelanggan, lebih responsive dan inovatif. Untuk mewujudkan pelayanan tersebut di atas maka perlu adanya system pemerintahan yang bersifat desentralis. Pemerintahan yang desentralis, yaitu pemerintahan yang meninggalkan paradigma hirarki dan menerapkan pemberdayaan dengan membangkitkan partisispasi dan etos kerja. Artinya peranan rantai komando ditinggalkan, sebab pemerintahan yang desentralis memiliki keunggulan, antara ;lain : a. lebih fleksibel dalam memberikan respon. Universitas Sumatera Utara Hal ini lebih memungkinkan terciptanya kondisi yang menjadikan pelayanan kepada masyarakat sebagai tujuan utama. b. lebih cepat dalam mengikuti perubahan lingkungan dan kebutuhan pelanggan. Kita menyadari dan memahami kebutuhan masyarakat akan pelayanan semakin lama semakin berkembang, hal ini sejalan dengan tingkat kecerdasan masyarakat dan kompleksitas kebutuahan, maka diharapkan pemerintah bisa mengikuti dan memahami perubahan-perubahan tersebut, sehingga bisa dijadikan dasar untuk menetapkan kebijakan baru dalam memberikan pelayanan. c. lebih efektif, inovatif d. lebih komitmen dan produktif. Osborne dalam Budiono,2003:1 E.6. Kinerja Kinerja ialah suatu hal yang sangat penting karena kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan atau misinya. Dalam suatu organisasi sangatlah penting melakukan penilaian terhadap kinerja, karena hal tersebut dapat dijadikan sebagai imput bagi peningkatan dan perbaikan kinerja dimasa yang akan datang. Kinerja atau perfomance dipahami sebagai tingkat keberhasilan dan tingkat pencapaian tujuan organisasi. Menurut Prawirosentono dalam Widodo 2005:78 Kinerja adalah suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Kinerja suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,sesuai dengan Universitas Sumatera Utara wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika Menurut Kurniawan,2005:46. Bila dikaji dari tujuan dan visi utama dari kehadiran organisasi publik adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik maka kinerja organisasi publik dapat dikatakan berhasil apabila mampu dalam mewujudkan tujuan dan misinya tersebut. Byars dan Keban 1995:1 mengatakan bahwa kinerja dapat juga dikatakan sebagai prestasi kerja dan prestasi penyelenggaraan suatu kegiatan. Kinerja dapat menunjukkan sejauhmana tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Selain itu, kinerja juga menyangkut efektifitas, yaitu sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan di dalam suatu oraganisasi dapat tercapai. Byars dan Keban dalam Tjandra ,2005:38 Pamungkas dalam Tjandra,2005:38 menjelaskan kinerja adalah penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktifitas yang dicapai dengan unjuk kerja. Dengan demikian dengankonsep yang ditawarkan tersebut dapat dipahami bahwa kinerja adalah konsep utama organisasi yang menujukkan sejauhmana tingkat kemapuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan demikian, pengertian kinerja suatu organisasi memenuhi fungsi serta aturan yang ditetapkan bagi pencapaian tujuan. Oleh karena itu kinerja organisasi paling tidak mengandung tiga aspek penting yaitu, fungsi, peraturan, tujuan. Universitas Sumatera Utara Berkenaan dengan penilaian kinerja pegawai dalam suatu instansi pemerintah, Dwiyanto, 2006:47 memberikan pejelasan terdapat lima faktor yang berperan, yaitu: a. Produktivitas konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi tetapi juga efektifitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya sebagai rasio antara imput masukan dan autput hasil b .Kualitas layanan Hal yang terpenting dalam menjelaskan kinerja organisasi publik adalah kualitas layanan. Dengan demikian kepuasana masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik. Kualitas layanan sebagaimana yang dijelaskan oleh Budiono, 2003:113 secara sederhana defenisi mutu atau kulitas layanan adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya.

c. Responsivitas.

Dikarenakan penelititan ini ingin melihat sejauhmana oraganisasi atau instansi berbuat untuk mengenali kebutuhan dari masyarakatnya, sebagai suatu bentuk usaha, meletakkan posisi pelanggan atau masyarakat sebagai barisan terdepan, sehingga pemerintah harus lebih resposnsif terhadap apa yang merupakan inovasi dalam memenuhi keinginan pelanggan atau masyarakat. Universitas Sumatera Utara Responsivitas merupakan kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas menggambarkan kemampuan instansi pemerintah dalam menjalankan visi dan misinya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah akan terlihat apabila tidak selarasnya antara pelayanan yang diberikan dengan kebutuhan masyarakat, dengan arti kata kualitas pelayanan yang diberikan masih jauh dari standar yang diharapkan, organisasi yang memiliki responsivitas yang rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang rendah pula. Dwiyanto, 2006:47

d. Responsibilitas

Menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan dengan prisip-prinsip administrsi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi.

e. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik konsisiten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya dilihat dari dari ukuran internal saja seperti pencapaian target, namun sebaiknya juga dilihat dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu organisasi publik dapat dikatakan memiliki akuntabilitas yang tinggi Universitas Sumatera Utara apabila dianggap sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Dwiyanto, 2006:47 E.7. Pegawai Berdasarkan Undang-undang nomor 18 tahun 1961, pegawai negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, digaji menurut peraturan pemerintah yang berlaku dan dipekerjakan dalam suatu jabatan negeri oleh pejabat negara atau badan negara yang berwenang, Situmorang,1994:18.

F. Hipotesis.

Dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Sugiyono,2005 : 70 adapun hifotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerapan prinsip pelayanan prima dengan kinerja pegawai” Ho : ρ = 0 berarti tidak ada hubungan Ha : ρ ≠ 0 berarti ada hubungan

G. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Singarimbun,1995:31 Agar memperoleh batasan yang jelas Universitas Sumatera Utara dari setiap setiap konsep yang diteliti, maka peneliti mengemukakan konsep sebagai berikut:

1. Pelayanan Prima adalah pendistribusian pelayanan yang dapat memberikan

kepuasan kepada pelanggan dan memenuhi standar pelayanan yang dapat di pertanggungjawabkan.

2. Kinerja adalah prestasi kerja dan prestasi penyelenggaraan suatu kegiatan,

kinerja dapat menunjukkan tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Selain itu, kinerja juga menyangkut efektifitas, yaitu tujuan yang telah ditetapkan di dalam suatu organisasi dapat tercapai. Dengan kata lain kinerja diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai dengan penggunaan sumber daya yang ada dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Pegawai adalah berdasarkan Undang-undang nomor 18 tahun 1961, pegawai

negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, digaji menurut peraturan pemerintah yang berlaku dan dipekerjakan dalam suatu jabatan negeri oleh pejabat negara atau badan negara yang berwenang. Pegawai yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Para pegawai negeri sipil yang bekerja pada lingkungan Kantor Badan kepegawaian Daerah.

H. Defenisi Operasional

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelaksanaan Prinsip Good Governance Tentang Responsivitas Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Kuantan Tengah, Kab. Kuantan Singingi, Riau)

2 61 112

Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun

48 558 118

Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Pematangsiantar)

9 73 80

Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Pematangsiantar)

15 76 47

Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Grobogan (Studi Empiris di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Grobogan)

0 6 8

Pelaksanaan Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Asahan)

7 49 148

PENDAHULUAN Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah (Bkd) Kabupaten Grobogan(Studi Empiris Di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Grobogan).

0 4 9

PENGARUH PENILAIAN KINERJA DAN KOMPETENSI PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI : Studi pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Lamongan.

2 14 40

Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Brebes.

0 0 2

ANALISA PENGARUH PROFESIONALISME, DISIPLIN, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEPARA

0 1 15