Pengetahuan Responden Terhadap Perilaku Hemat Energi

70 seperti sepeda motor dan mobil lebih dari satu unit. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tingginya tingkat konsumsi responden terhadap penggunaan energi listrik untuk alat-alat elektronik dan energi bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor.

4.2.2. Pengetahuan Responden Terhadap Perilaku Hemat Energi

Pengetahuan responden terhadap istilah perilaku hemat energi pun berbeda-beda. Perilaku hemat energi merujuk kepada konsep penggunaan energi secara hemat sebagai bentuk partisipasi di dalam mengurangi intensitas terhadap terjadinya krisis energi. Dampak dari krisis energi tersebut adalah tidak secara hemat, efektif dan efisien dalam penggunaan energi, baik energi listrik maupun energi bahan bakar minyak. Tabel 4.15. Distribusi Responden Pernah Mendengar Istilah Perilaku Hemat Energi No. Pernah Mendengar Perilaku Hemat Energi f 1. 2. Ya Tidak 86 10 89,58 10,42 Jumlah 96 100 Sumber : Diolah dari data kuesioner penelitian, 2009 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden yang pernah mendengar istilah perilaku hemat energi, yaitu sebanyak 96 orang 89,58 sedangkan yang tidak pernah mendengar istilah perilaku hemat energi sebanyak 10 orang 10,42 . Data tersebut menunjukkan bahwa masih ada responden di Universitas Sumatera Utara 71 Kelurahan Babura yang tidak pernah mendengar istilah perilaku hemat energi, walaupun dalam jumlah yang kecil, yaitu sebanyak 10 orang 10,42 . Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa masih kurangnya upaya pemerintah setempat dalam mensosialisasikan program perilaku hemat energi. Jika saja sosialisasi itu benar-benar telah sampai secara menyeluruh di lapisan masyarakat, maka tentunya masyarakat dapat menerapkannya dalam keluarga sebagai unit terkecil dan masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Tabel 4.16. Distribusi Sumber Informasi Responden Tentang Perilaku Hemat Energi No. Sumber Informasi f 1. 2. 3. 4. 5. Televisi Surat kabar Radio Pemerintah setempat Orang lain 66 21 1 8 68,75 21,88 1,04 8,33 Jumlah 96 100 Sumber : Diolah dari data kuesioner penelitian, 2009 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sumber informasi begi responden tentang perilaku hemat energi berasal dari berbagai sumber. Responden yang mendapatkan informasi tentang perilaku hemat energi melalui televisi, yaitu sebanyak 66 orang 68,75 , melalui surat kabar sebanyak 21 orang 21,88 , melalui radio tidak ada responden yang menjawab 0 , melalui pemerintah setempat sebanyak 1 orang 1,04 dan melalui orang lain sebanyak 8 orang 8,33 . Universitas Sumatera Utara 72 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa media eletronik, khususnya televisi memiliki peran yang sangat besar dalam mensosialisasikan perilaku hemat energi. Televisi bukan hanya sebagai sarana hiburan, akan tetapi juga merupakan sarana pendidikan edukasi yang mampu menyentuh keseluruh lapisan masyarakat. Di zaman sekarang ini, televisi merupakan media paling efektif bagi pemerintah di dalam mensosialisasikan berbagai hal yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah dan kehidupan masyarakat, karena televisi telah dirasakan keberadaannya hingga ke seluruh pelosok nusantara, begitu juga yang terjadi pada masyarakat di Kelurahan Babura yang lokasinya terletak di wilayah perkotaan. Tabel 4.17. Distribusi Responden Pernah Mendengar Tentang Krisis Energi No. Pernah Mendengar f 1. 2. Ya Tidak 83 13 86,46 13,46 Jumlah 96 100 Sumber : Diolah dari data kuesioner penelitian, 2009 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden yang pernah mendengar istilah krisis energi, yaitu sebanyak 83 orang 86,46 sedangkan responden yang tidak pernah mendengar istilah krisis energi, yaitu sebanyak 13 orang 13,54 . Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar, yaitu sebanyak 83 orang 86,46 pernah mendengar tentang krisis energi. Universitas Sumatera Utara 73 Hal tersebut menunjukkan bahwa responden mengetahui kondisi energi saat ini yang tengah berada pada masa krisis, baik krisis energi listrik maupun energi bahan bakar minyak. Tingginya tingkat konsumsi akan energi tersebut menyebabkan permintaan akan penggunaan energi tersebut meningkat dan akhirnya terjadi krisis energi. Akibat terjadinya krisis energi tersebut adalah karena jumlah masyarakat mengikuti deret ukur sedangkan jumlah energi yang tersedia mengikuti deret hitung dan juga energi yang digunakan tersebut merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui, seperti energi bahan bakar minyak. Tabel 4.18. Distribusi Responden Sumber Informasi Tentang Krisis Energi No. Sumber Informasi f 1. 2. 3. 4. 5. 6. Televisi Surat kabar Radio Pemerintah setempat Orang lain Lainnya 66 20 2 8 68,75 20,83 2,08 8,33 Jumlah 96 100 Sumber : Diolah dari data kuesioner penelitian, 2009 Tabel diatas menunjukkan bahwa sumber informasi bagi responden tentang krisis energi berasal dari berbagai sumber. Responden yang mendapatkan informasi tentang krisis energi dari televisi, yaitu sebanyak 66 orang 68,75 , melalui surat kabar sebanyak 20 orang 20,83 , melalui radio sebanyak 2 orang 2,08 , melalui pemerintah setempat dan orang lain Universitas Sumatera Utara 74 tidak ada responden yang menjawab 0 dan melalui lainnya sebanyak 8 orang 8,33 , yaitu mendapatkan informasi tersebut dari internet. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa televisi memiliki peran yang sangat besar dalam memberikan informasi tentang krisis energi yang ditunjukkan dengan banyaknya responden yang menjawab bahwa mendapatkan informasi tentang krisis energi melalui televisi, yaitu sebanyak 83 orang 86,46 . Hal ini menunjukkan bahwa televisi merupakan sarana yang paling efektif dalam menyampaikan berbagai informasi penting bagi masyarakat, seperti halnya tentang krisis energi saat ini. Namun, yang paling ironis adalah peran pemerintah setempat sebagai institusi yang seharusnya mengayomi dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat, ternyata tidak berjalan di Kelurahan Babura yang ditunjukkan dengan tidak adanya responden yang menjawab melalui pemerintah setempat 0 . Hal tersebut seharusnya tidak terjadi karena peran pemerintah setempat merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat. Jika hal tersebut dijalankan dengan semestinya, maka masyarakat dapat mengetahui bagaimana keadaan energi saat ini dan tentunya akan disertai dengan penerapan perilaku hemat energi di dalam keluarga masing-masing. Universitas Sumatera Utara 75 Tabel 4.19. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Krisis Energi Saat Ini No. Pengetahuan Tentang Krisisi Energi f 1. 2. Ya Tidak 83 13 86,46 13,54 Jumlah 96 100 Sumber : Diolah dari data kuesioner penelitian, 2009 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden yang mengetahui tentang krisis energi saat ini, yaitu sebanyak 83 orang 86,46 sedangkan yang tidak mengetahui tentang krisis energi saat ini, yaitu sebanyak 13 orang 13,54 . Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang krisis energi saat ini sangat tinggi yang ditunjukkan dengan sebanyak 83 orang 86,46 yang mengetahui tentang krisis energi saat ini. Kondisi seperti sangat baik karena dengan demikian responden mengetahui tentang krisis energi saat ini. Krisis energi saat ini sudah mulai jelas kelihatan. Krisis energi yang terjadi saat ini karena tingginya konsumsi masyarakat terhadap energi tersebut, baik energi listrik untuk alat-alat elektronik dan energi bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor, seperti mobil dan sepeda motor. Universitas Sumatera Utara 76 Tabel 4.20. Distribusi Pengetahuan Responden Penyebab Terjadinya Krisis Energi No. Pengetahuan Penyebab Terjadinya Krisis Energi f 1. 2. Ya Tidak 59 37 61,46 38,54 Jumlah 96 100 Sumber : Diolah dari data kuesioner penelitian, 2009 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah responden yang mengetahui penyebab terjadinya krisis energi sebanyak 59 orang 61,46 sedangkan yang tidak mengetahui penyebab terjadinya krisis energi, yaitu sebanyak 37 orang 38,54 . Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa lebih dari setengah jumlah responden yang mengetahui penyebab terjadinya krisis energi, akan tetapi hal itu belum cukup kuat untuk memastikan bahwa responden memahami penyebab krisis energi tersebut. Ketika ditanyakan apa yang menjadi penyebab krisis energi saat ini, mereka menjawab karena disebabkan oleh pemborosan pemakaian energi, baik energi listrik untuk alat-alat elektronik maupun energi bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor. Mereka tidak tahu bahwa ternyata pertambahan penduduk juga turut menyumbang terhadap terjadinya krisis energi saat ini. Pemakaian energi yang tidak diikuti dengan penerapan perilaku hemat energi, akan mempercepat terjadinya krisis energi yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara 77 Tabel 4.21. Distribusi Pendapat Responden Tentang Jenis Energi Yang Perlu di Hemat No. Jenis Energi Yang Perlu di Hemat f 1. 2. 3. Energi listrik Energi bahan bakar minyak Lainnya 46 43 7 47,92 44,79 7,29 Jumlah 96 100 Sumber : Diolah dari data kuesioner penelitian, 2009 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jenis energi yang perlu dihemat menurut responden adalah energi listrik, yaitu sebanyak 46 orang 47,92 , energi bahan bakar minyak, yaitu sebanyak 43 orang 44,79 dan lainnya, seperti energi air, gas dan sebagainya, yaitu sebanyak 7 orang 7,29 . Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden lebih besar perhatiannya dalam menghemat energi listrik yang ditunjukkan dengan responden yang menjawab, yaitu sebanyak 46 orang 47,92 . Kondisi energi saat ini yang berada dalam jumlah yang sangat terbatas itu, memaksa para konsumennya untuk lebih berhemat dan mengurangi pemakaiannya terhadap berbagai jenis energi, khususnya untuk energi listrik dalam penggunaan alat-alat elektronik dan energi bahan bakar minyak dalam penggunaan kendaraan bermotor. Seperti yang diketahui bahwa energi listrik, energi bahan bakar minyak berada dalam jumlah yang terbatas, sedangkan tingkat penggunaan atau konsumsinya semakin tinggi. Ketersediaannya energi saat ini dapat dirujuk dari teori Maltus, dimana jumlah ketersediaan energi mengikuti deret hitung sedangkan jumlah penguna atau konsumen energi Universitas Sumatera Utara 78 tersebut mengikuti deret ukur. Keadaan tersebut mengharuskan konsumen untuk menerapkan perilaku hemat energi dalam kehidupannya sehari-hari. Tabel 4.22. Distribusi Pendapat Responden Dalam Mengatasi Krisis Energi No. Cara Mengatasi Krisis Energi f 1. 2. 3. 4. Berhemat Menggunakan seperlunya Memilih energi alternatif Lainnya 35 47 14 36,46 48,96 14,58 Jumlah 96 100 Sumber : Diolah dari data kuesioner penelitian, 2009 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pendapat responden dalam mengatasi krisis energi tersebut, yaitu dengan berhemat dijawab oleh responden sebanyak 35 orang 36,46 , dengan menggunakan seperlunya dijawab oleh responden sebanyak 47 orang 48,96 , dengan memilih energi alternatif dijawab oleh responden sebanyak 14 orang 14,58 dan dengan lainnya, yaitu tidak ada responden yang menjawab 0 . Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden mengetahui apa yang menyebabkan krisis energi dan juga mengetahui cara mengatasinya. Pengetahuan responden mengenai penyebab krisis energi saat ini akan menumbuhkan kesadaran dan pemahaman bagi mereka bahwa penggunaan energi yang berlebihan itu dapat memberikan sumbangan terhadap terjadinya krisis energi. Ketika ditanyakan kepada responden apa yang telah mereka lakukan dalam mengatasi krisis energi tersebut, yaitu responden lebih banyak menjawab Universitas Sumatera Utara 79 untuk menggunakan energi seperlunya. Responden mulai menerapkan konsepsi- konsepsi mengenai berbagai tindakan perilaku hemat energi yang mereka lakukan mulai dari hal yang kecil, seperti mematikan lampu yang tidak terlalu penting untuk digunakan dan dilakukan dari lingkup yang terkecil, yaitu dari diri sendiri dan keluarga. Membangun kesadaran berperilaku hemat energi merupakan hal utama yang harus dilakukan setiap individu dalam mengatasi terjadinya krisis energi yang dapat menjadi lebih besar. Tabel 4.23. Distribusi Responden Sosialisasi Perilaku Hemat Energi di Dalam Keluarga No. Sosialisasi Dalam Keluarga f 1. 2. Ada Tidak 86 10 89,58 10,42 Jumlah 96 100 Sumber : Diolah dari data kuesioner penelitian, 2009 Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab ya terhadap sosialisasi penerapan perilaku hemat energi di keluarga, yaitu sebanyak 86 orang 89,58 sedangkan responden yang menjawab tidak ada penerapan sosialisasi perilaku hemat energi di keluarga, yaitu sebanyak 10 orang 10,42 . Sosialisasi tersebut meliputi dalam hal penggunaan energi air, listrik maupun bahan bakar minyak. Berdasarkan data yang diolah bahwa terdapat berbagai bentuk sosialisasi yang dilakukan di keluarga, diantaranya seperti mematikan keran air bila ember atau bak sudah penuh, mematikan sebagian lampu pada ruangan yang tidak Universitas Sumatera Utara 80 digunakan, kecuali ruangan tersebut sedang digunakan dan pada pukul 06.00 pagi, semua lampu yang ada harus dimatikan karena sudah pagi hari. Selain itu, menggunakan lampu-lampu yang hemat energi karena sudah banyak dijual di pasaran dan mematikan atau mengurangi intensitas penggunaan alat-alat elektronik yang tidak sedang digunakan. Dalam hal penggunaan BBM, para responden berusaha mengurangi intensitas pengunaan BBM, seperti menggunakan sepeda motor jika hanya akan berpergian dalam jarak yang tidak terlalu jauh dan tidak lebih dari 2 orang. Namun, jika jarak tempuhnyacukup jauh dan membawa lebih dari 2 orang dan barang-barang yang cukup banyak, maka responden menggunakan mobil. Responden juga menggunakan mobil ketika cuaca sedang hujan dan apabila cuaca sedang cerah, maka responden lebih memilih menggunakan sepeda motor untuk menghindari macet. Itulah beberapa bentuk penerapan sosialisasi perilaku hemat energi dalam keluarga yang dilakukan oleh para responden karena menurut responden, penerapan perilaku hemat energi harus dilakukan dari keluarga dan sedini mungkin.

4.2.3. Penggunaan Bahan Bakar Minyak BBM Oleh Reponden

Dokumen yang terkait

Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan

4 73 95

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Pemeliharaan Drainase Pada Kantor Kelurahan Sekip Kecamatan Medan Petisah Kota Medan)

1 65 85

Pergaulan Bebas(Studi Etnografis Perilaku Mahasiswa Kos-kosan di Kelurahan Titi Rante,Kecamatan Medan Baru,Kota Medan)

24 234 117

Persepsi Masyarakat Terhadap ”Kesemrawutan” Transportasi Di Kota Medan (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru)

3 40 80

Penelitian Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Pemakaian Obat Kumur Pada Ibu Rumah Tangga DI Kelurahan Sukaramai I Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan

2 47 66

Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

2 83 115

Analisis Pola Konsumsi Masyarakat Kota Medan

2 11 70

Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Pengobatan Sendiri Pada Masyarakat Di Lingkungan II Kelurahan Babura Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan

5 29 111

Inflasi dan Pola Konsumsi Masyarakat

0 0 3

Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan

0 0 12