28 pemikiran individu menyelesaikan persoalan yang sistematis dan menggunakan
pemikiran logis Santrock, 2007: 257. Terdapat 4 tingkatan tahap perkembangan menurut Piaget. Tahap
perkembangan pertama yaitu sensorimotor. Tahap sensorimotor dimulai sejak lahir sampai usia satu dan dua tahun memahami objek di sekitarnya melalui
sensori dan aktivitas motor atau gerakannya. Tahap kedua yaitu tahap praoperasional anak usia 2-7 tahun atau TK. Pada tahapan praoperasional
merupakan tahap di mana cara berpikir anak egosentris dan tingkah laku anak
imitasi. Pada tahap ini anak kesulitan saat melakukan pengkonservasian benda
cair dan padat. Perkembangan bahasa yang mulai berkembang dan cara berpikir berpusat pada satu dimensi. Tahap ketiga yaitu tahap operasional konkret anak
mulai mampu mengatasi masalah yang berkaitan dengan konservasi,
perceptal contration
dan egosentris namun masih dalam masalah yang bersifat konkret, belum bersifat abstrak. Tahap yang keempat yaitu tahap opersional formal usia 11
tahun keatas, pada tahap operasional formal individu bergerak melalui pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir abstrak.
3. Lev Vygotsky
Lev Vygotsky menyatakan bahwa anak bersifat aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun pengetahuannya. Suyadi 2014: 19 secara mental
anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui refleksi terhadap pengalaman. Anak memperoleh pengetahuan bukan dengan cara menerima secara pasif dari
orang lain, melainkan dengan cara membangun pengetahuan sendiri secara aktif
29 melalui interkasi dengan lingkungannya. Anak memiliki karakteristik yang aktif
dan dapat mengkreasi dan membangun pengetahuannya. Interaksi dengan lingkungan, dapat membantu pembelajaran. Pengalaman-
pengalaman yang dibawa seseorang ke sebuah situasi pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar Schunk, 2012: 343. Penerapan pembelajaran
konstruktivistik menurut Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi
sosial. Anak-anak mengmbangkan konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang ahli. Teori
Vygotsky dalam perkembangan kognitif anak melalui interaksi dengan orang lain Santrock, 2007: 264. Melalui interaksi dengan orang lain anak dapat
menemukan pemecahan masalah yang dihadapi, dengan bantuan orang yang lebih menguasai. Guru, teman, dan orang yang lebih ahli dapat menjadi penolong bagi
anak untuk membantu memecahkan masalah. Dalam teori Vygotsky yang dipengaruhi oleh Pavlov dan beranggapan
bahwa perkembangan secara langsung dipengaruhi oleh perkembangan sosial. Istilah yang sering digunakan adalah dampak sosial,
scaffolding
, dan
zone proximal development
. Menurut Sugihartono, dkk 2007: 113 dampak sosial merupakan kemampuan anak belajar melalui lingkungan sosial dan lingkungan
fisik. Penemuan atau
discovery
dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang
. Scaffolding
adalah pemberian keterampilan yang penting untuk pemecahan masalah secara mandiri seperti diskusi dengan siswa,
praktik langsung, dan memberikan penguatan. Wilayah perkembangan proximal
30
Zone Of Proximal DevelopmentZPD
adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian
tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Area ini
berada antara kemampuan anak belajar sendiri dan apa yang masih mampu diupayakan dengan bantuan orang lain.
Batas kemampuan yang dimiliki anak yaitu batas bawah dan batas atas
.
Batas bawah dalam ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas
adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur atau orang yang lebih faham. ZPD
menangkap keahlian kognitif anak yang sedang berada dalam proses kedewasaan dan dapat disempurnakan hanya dengan bantuan orang yang lebih ahli. Vygotsky
mendefinisikan zona ini sebagai: Jarak antara tingkat perkembangan aktual yang ditentukan oleh pemecahan
masalah secara independen dan tigkat perkembangan potensial yang tentukan lewat pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa
atau dalam kolaborasinya dengan rekan-rekan yang lebih mampu Crain, 2007: 371.
Dalam pembelajaran konstruktivistik peneliti sependapat dengan teori
yang dikemukakan Vygotsky Santrock, 2007: 268 adalah menekankan pembelajaran konstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial. Anak perlu banyak
kesempatan belajar dengan guru serta teman sebaya yang lebih terampil. Teori Vygotsky dan Piaget, guru melayani anak sebagai fasilitator dan pembimbing,
bukan direktur at au „juru pahat‟.
Konstruktivistik sosial beranggapan bahwa pengetahuan yang dibentuk oleh anak, merupakan hasil interaksinya dengan lingkungan sosial di sekitarnya.
31 Menurut Lev Vygotsky Martinis Yamin Jamilah Sabri, 2013: 26-27,
penerapan konstruktivisme sosial dapat dikatakan bahwa: a.
Pengetahuan dibina oleh manusia, b.
Pembinaan pengetahuan bersifat sosial dan personal, c.
Pembinaan pengetahuan personal adalah perantara sosial dan pembina pengetahuan sosial adalah perantara personal,
d. Pembinaan pengetahuan sosial merupakan hasil interaksi sosial, dan
e. Interaksi sosial dengan yang lain adalah sebagian dari personal,
pembinaan sosial, dan pembinaan pengetahuan bawaan. Konstruktivistik sosial adalah perubahan tujuan konstruksi dari
pengalaman. Saling berpengaruh antara pengetahuan yang ada pada siswa, konteks sosial, dan masalah untuk dipecahkan. Cara anak dapat membangun dan
memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya. Anak menyusun pengetahuan melalui tahapan perkembangan dan melalui pengalaman anak secara langsung.
Anak secara aktif menyusun pengetahuan melalui interksi sosial. Anak belajar melalui interaksi dengan orang-orang dewasa dan teman sebaya yang lebih
berpengalaman, yang menolong anak berpikir melampaui ”zona” dimana anak
mampu bertindak tanpa bantuan.
D. Peran Guru