Pelaksanaan Program Pemberdayaan Pemuda Karang Taruna Dalam
63 “Yang mengikuti program ini, semua anggota karang taruna.
Namun ada anggota yang pasif dan aktif. Jadi dari pengurus karang taruna harus selektif dalam merekruitmen peserta, yaitu
anggota karang taruna yang berusia antara 11-30 tahun, mempunyai keinginan dan minat mengik
uti program ini.” Hal serupa diungkapkan oleh “HRW” selaku tutor program
pemberdayaan pemuda ini bahwa : “…Peserta program merupakan anggota karang taruna yang aktif,
berusia antara 11-30 tahun mempunyai bakat serta minat dalam mengikuti program ini.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa rekuitmen peserta program pemberdayaan dilakukan oleh pengurus karang
taruna yaitu dengan memilih secara selektif bagi anggota karang taruna yang aktif, berusia antara 11-30 tahun, yang mempunyai bakat serta minat
dalam mengikuti program ini. b.
Motivasi Peserta program pemberdayan pemuda dalam menciptakan
peluang usaha melalui budidaya jamur tiram merupakan semua anggota karang taruna tunas bangsa desa Kemanukan yang aktif, yang mempunyai
bakat serta minat dalam mengikuti program ini. Ternyata motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan mengembangkan potensi yang
mereka miliki, sangat kuat dalam benak peserta program pemberdayaan pemuda ini. Hal ini disampaikan oleh anggota karang taruna yang
mengikuti program prmberdayaan ini “WND” yaitu : “Emm..apa ya, motivasiku ingin menambah wawasan,
mengembangkan potensi yang saya miliki, memiliki sikap
64
berwirausaha, dan mampu membuka peluang usaha sendiri serta meningkatkan kesejahteraan hidup saya.
” Hal serupa juga diungkapkan oleh “GWR” selaku anggota karang taruna
yang mengikuti program pemberdayaan pemuda ini, yaitu : “…Mengembangkan potensi yang dimiliki, memperoleh
pengetahuan baru, dibekali sikap berwirausaha yang baik, dan yang jelas dapat meningkatkan taraf hidup saya.
” Diungkapkan juga oleh “STI” salah satu anggota karang taruna yang
menjadi peserta program pemberdayaan ini bahwa : “Saya ingin mengembangkan potensi yang saya miliki, mengisi
waktu luang saya, meningkatkan kesejahteraan hidup saya, dan dapat berwirausaha.”
Ada kesadaran dari dalam diri anggota karang taruna untuk mengikuti program pemberdayaan ini, bahwasannya ilmu tambahan yang
sangat penting. Adanya program pemberdayaan pemuda dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram ini diharapkan
anggota karang taruna mampu mengembangkan potensi yang dimiliki dengan kesadaran, kemampuan, tanggung jawab serta peran aktif pemuda
sebagai generasi penerus dapat menangani permasalahan sosial yang dihadapi dan memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan sosial.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi anggota karang taruna mengikuti program pemberdayaan ini
adalah rata-rata
ingin meningkatkan
kesejahteraan hidupnya,
mengembangkan potensi yang mereka miliki serta dapat membuka peluang usaha baru untuk mengurangi angka pengangguran.
65
c. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Program Pemberdayaan
1 Tutor Pemberdayaan
Tutor pemberdayaan pemuda karang taruna dalam menciptakan peluang usaha merupakan tutor sebaya yang diambil dari pengurus
karang taruna sendiri sebagai Sekertaris II serta menjabat sebagai Kaur Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat Kesra Desa Kemanukan.
Tutor pemberdayaan pemuda ini memperoleh informasi secara otodidag dengan memamfaakan teknologi yang berkembang saat ini yaitu internet.
Dari pihak karang taruna mempercayakan pada tutor sebaya karena memang hanya “HRW” selaku tutor sebaya yang memahami soal dunia
teknologi karena “HRW” merupakan lulusan sarjana teknologi informatika. Hal ini
diungkapkan oleh “DNY” selaku ketua penyelenggara bahwa:
“Kami mempercayakan pada “HRW” karena dia lulusan sarjana teknologi informatika yang memang sudah paham akan dunia
teknologi selain itu karena dia juga menjabat sebagai Kaur Kesra yang paham akan tu
gas yang dia lakukan.” Hal serupa juga diungkapkan oleh “HRW” selaku tutor pemberdayaan,
yaitu : “…kepercayaan yang telah diberikan pada saya, maka akan saya
buktikan bahwa saya juga bisa membuat pemuda-pemuda ini berhasil. Walaupun saya orang awam di dunia budidaya jamur
tiram, tapi saya akan buktikan. Di samping itu saya juga melakukan studi banding ke kelompok budidaya jamur tiram di
Bantul Yogyakarta.” Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
tutor pemberdayaan pemuda dalam menciptakan peluang usaha melalui
66
budidaya jamur tiram berasal dari pengurus karang taruna yang sekaligus menjabat sebagai Kaur Kesra. Tutor memperoleh informasi dari
teknologi yang berkembang, belajar secara otodidag dan melakukan studi banding ke kelompok budidaya jamur tiram di Bantul Yogyakarta.
2 Peran Tutor Pemberdayaan
Peran tutor pemberdayaan pemuda ini tidak hanya sebagai seorang pendidik, yang sekedar memberikan ilmunya pada peserta
program pemberdayaan. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti menunjukkan selain sebagai seorang pelatih, seorang tutor dalam
pemberdayaan ini juga harus menjadi motivator dan partner atau teman sebaya bagi anggota karang taruna atau peserta program pemberdayaan.
Motivator, dalam hal ini seorang tutor pemberdayaan pemuda dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram harus
memiliki kesabaran dan dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya, karena peserta program pemberdayaan disini adalah pemuda yang memiliki
karakter yang berbeda-beda, tingkat emosi yang belum terkontrol dengan baik, serta keingintahuan yang lebih besar. Jadi bisa dikatakan bahwa
tugas tutor disini adalah menjadi pendorong semangat agar pemuda mau mengikuti program pemberdayaan ini dengan cermat dan selalu
semangat. Partner, tugas tutor yang lain adalah sebagai partner bagi para
pemuda atau peserta pemberdayaan, dalam hal ini tutor pemberdayaan
67
tidak hanya membagi ilmunya saja tetapi juga menjadi teman sebaya bagi para pemuda. Selain itu, tutor pemberdayaan juga harus membagi
pengalaman yang dia peroleh dari tekonologi yang berkembang saat ini serta studi banding ke kelompok budidaya jamur tiram Yogyakarta.
Seperti yang di ungkapkan “HRW” selaku tutor pemberdayaan yaitu: “Peran tutor disini selain sebagai motivator juga sebagai teman
sebaya bagi pemuda dalam pelaksanaan program pemberdayaan ini...”
Hal serupa juga diungkapkan oleh “DNY” yang merupakan ketua penyelenggara, bahwa :
“Sebagai tutor pemberdayaan harus dapat memberikan motivasi pada pemuda serta sebagai partner dalam pelaksanaan program
pemberdayaan tersebut., agar pemuda dapat mengkutinya dengan
baik dan selalu semangat.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran tutor pemberdayaan dalam pelaksanaan pemberdayaan pemuda
dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram di Desa Kemanukan adalah sebagai motivator dan partner atau teman sebaya
bagi pemuda. 3
Pelaksanaan Program Pemberdayaan Pemuda Dalam pelaksanaan pemberdayaaan, terlebih dahulu tutor
melakukan persiapan dengan menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pelaksanaan program pemberdayaan, meliputi : materi
yang akan disampaikan pada pemuda atau peserta pemberdayaan,
68
penyediaan spidol untuk memperjelas materi dan hand out serta perlengkapan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan program
pemberdayaan. Hal
yang dilakukan
agar proses
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
4 Lokasi Penyelenggaraan Program Pemberdayaan
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan, tempat pelaksanaan program pemberdayaan pemuda dalam menciptakan
peluang usaha melalui budidaya jamur tiram dilaksanakan di rumah ketua karang taruna yang memiliki lahan belakang rumah yang masih luas
sedangkan untuk pertemuan-pertemuan diadakan di Balai Desa Kemanukan.
5 Waktu Pelaksanaan
Program pemberdayaan budidaya jamur tiram sudah ada sejak 19 Mei 2009. Pelaksanaan program pemberdayaan dilaksanakan setiap hari
Jum’at, sabtu dan Minggu. Pemilihan hari ini ini diputuskan secara musyawarah bersama antar pengurus dan pemuda karang taruna.
Pelaksanaan program pemberdayaan pemuda ini dilakukan oleh tutor dari pengurus karang taruna sendiri yang sekaligus menjabat Kaur Kesra.
6 Interaksi Tutor Dengan Peserta Pemberdayaan
Interaksi merupakan bentuk komunikasi dan kerjasama yang dijalin dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dari
69
pengamatan yang dilakukan peneliti, interaksi yang dijalin oleh tutor dengan peserta pemberdayaan atau anggota pemuda karang taruna cukup
baik. Tutor mau menjelaskan kembali semua materi yang tidak dimengerti oleh peserta pemberdayaan. Selain itu tutor juga
mengedepankan prinsip “friendly” atau tutor boleh dianggap teman sebaya oleh semua peserta. Seperti yang diungkapkan oleh “WND”
selaku anggota karang taruna yang mengikuti program pemberdayaan ini, yaitu :
“ Kalau hubungan dengan tutor pemberdayaan sendiri baik mbak, malah akrab. Tutor sudah kami anggap seperti teman jadi bisa
tanya- tanya kalau kita sedang mengalami kesulitan.”
Hal serupa diungkapkan juga oleh “STI” salah satu peserta yang mengikuti pemberdayaan pemuda ini, yaitu :
“ …Interaksi dengan tutor disini baik mbak, palah kayak teman sendiri.
” Saudara “GWR” juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa :
“interaksi saya dan teman-teman dengan tutor baik sekali, seperti teman sendiri dan saya juga dapat bertanya-tanya dengan leluasa
tanpa rasa sungkan…”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi yang terjalin antara tutor dan peserta dalam program
pemberdayaan pemuda dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram di Desa Kemmanukan sangat baik.
7 Materi Pemberdayaan
70
Peran materikurikulum sangatlah penting dalam setiap program pemberdayaan maupun program-program lainnya. Dimana kurikulum
yang akan dijadikan pedoman bagi tutor dalam menyampaikan materi pemberdayaan sehingga program pemberdayaan tersebut akan terarah
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Materi atau kurikulum yang diberikan dalam program pemberdayaan ini tidak seperti yang digunakan
di sekolah-sekolah
formal atau
lembag-lembaga lain
yang menyelenggarakan hal serupa.
Hal ini disesuaikan dengan UU. No. 112009 tentang Kesejahteraan Sosial dan UU tentang Program Pembangunan Nasional
PROPENAS Pasal 2 Tahun 2000-2004 yang mengepankan pemuda sebagai generasi penerus yang handal, mengembangkan potensi yang
ada, serta mampu berwirausaha. Seperti yang diungkapkan oleh “HRW” selaku tutor pemberdayaan, yaitu :
“yang diajarkan dalam program pemberdayaan ini meliputi menumbuhkan kemandirian pemuda, bagaimana cara budidaya
jamur tiram yang tepat yang menghasilkan produk yang maksimal, sehingga dapat menciptakan peluang usaha dengan
jiwa berwirausaha yang ba
ik, dan ada prakteknya.” Hal serupa disampaikan juga oleh “DNY” selaku ketua penyelenggara,
yaitu : “materi yang disampaikan berupa menumbuhkan kemandirian
pemuda sehingga mereka dapat mengambil keputusan untuk kehidupannya, dalam hal ini disampaikan bagaimana cara
budiadaya jamur tiram yang baik dan menumbuhkan jiwa
berwirausaha.” Hal ini diperkuat oleh
“ WND” selaku peserta pemberdayaan, yaitu:
71
Ddi program pemberdayaan ini saya diajari cara budidaya jamur tiram yang baik agar menghasilkan produk yang lebih banyak,
serta menumbuhkan jiwa berwirausaha yang baik pula. Sehingga saya merasa percaya diri dalam mengembangkan potensi dan
lebih mandiri karena dapat membuka peluang usaha baru.”
Kurikulum untuk program pemberdayaan ini, menggunakan metode pembelajaran yang lebih banyak prakteknya dibanding teorinya.
Penyusunan kurikulum dilakukan oleh penyelenggara yang disesuaikan dengan
kebutuhan belajar
peserta pemberdayaan.
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan
dalam program pemberdayaan ini di Desa Kemanukan meliputi menumbuhkan kemandirian pada pemuda, cara budidaya jamur yang
benar sehingga dapat menciptakan peluang usaha dengan jiwa berwirausaha yang baik.
8 Fasilitas
Sarana atau fasilitas merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam
menunjang keberhasilan
program pemberdayaan
yang diselenggarakan dalam suatu kegiatan pemberdayaan maupun pelatihan.
Ketersediaan fasilitas dalam sebuah program pemberdayaan sangat penting. Semakin lengkap fasilitas yang tersedia, maka hasil keluaran
yang dihasilkan akan diakui dan diperhatikan oleh pihak lain, selain itu dengan adanya fasilitas yang sesuai dan memadai, para peserta
pemberdayaan akan lebih mudah dalam mengaplikasikannya sesuai dengan yang disampaikan tutor.
72
Sarana atau fasilitas program pemberdayaan pemuda dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram di Karang
Taruna Tunas Bangsa sudah termasuk cukup lengkap, yaitu; kumbung tempat menyemaikan jamur, drum dan semua perlengkapan untuk
pembuatan baglog media tumbuh jamur, serta peralatan untuk perawatan dan pemeliharaan jamur hingga dipanen.
9 Pembiayaan
Pelaksanaan program pemberdayaan pemuda dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram di Desa Kemanukan
menggunakan dana yang bersumber dari iuran anggota karang taruna, dibantu kas desa dan pengajuan proposal ke komunitas warga desa
Kemanukan yang pergi merantau ke Jakarta atau Surabaya. Untuk modal awal budidaya jamur tiram dibutuhkan total biaya Rp
9.000.000,-. Pemasukan ini diperoleh dari kas desa Rp 2.000.000,- , pengajuan proposal mendapat Rp 2.500.000,- dan Rp 4.500.000,-
diperoleh dari iuran anggota. Akan tetapi karena iuran anggota yang ditarik sebesar Rp 10.000,- bulan tidak mencukupi maka dari 8 panitia
dan 10 peserta pemberdayaan meminjam dari simpan pinjam karang taruna dan anggota yang mengikuti program berkewajiban melunasinya
dalam jangka waktu 6 bulan sesuai peirode penanaman hingga pemanenan jamur tiram. Seperti yang diungkapkan “AGG” selaku
bendahara yang mengelola keuangan adalah sebagai berikut:
73 “Modal awal yang digunakan untuk program ini diperoleh dari
kas desa, pengajuan proposal dan iuran anggota, tapi karena iuaran yang dikumpulkan masih kurang maka setelah diadakan
musyawarah. Kekurangan modal itu diambilkan dari simpan pinjam karang taruna, yang nantinya akan dilunasi dalam jangka
waktu 6 bulan. Dengan pertimbangan siklus antara penanaman hingga pemanenan adalah 6 bulan, jadi setelah 6 bulan peserta
akan merasakan hasilnya untuk mengganti modal tersebut ” Hal ini serupa dengan yang diungkapkan “DNY” selaku ketua
penyelenggara program, bahwa : “Setelah di musyawarahkan bersama, maka diambil keputusan
selain dana diperoleh dari kas desa dan pengajuan proposal untuk menutup kekurangaannya dari iuran anggota maka
diambilkan dari dana simpan pinjam karang taruna.” Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tersebut dapat
disimpulkan mengenai pembiayaan untuk modal awal diperoleh dari kas desa desa, pengajuan proposal dan iuran anggota, namun berhubung
iuran anggota tidak mencukupi maka diambilkan dari dana simpan pinjam yang dikelola untuk karang taruna dan akan dilunasi dalam
jangka waktu 6 bulan. Ada pun rincian pembiayaan dapat dibaca di lampiran.
10 Metode Pembelajaran
a Ceramah dan Tanya Jawab
Metode ceramah digunakan untuk menyampaikan materi yang sifatnya teoritis. Metode ini banyak digunakan untuk oleh tutor dalam
pelaksanaan program pemberdayaan atau pelatihan karena metode ceramah bertujuan untuk menyampaikan informasi, penjelasan, fakta,
data dan pemikiran dari pengamatan peneliti, tutor dalam menyampaikan
74
materi-materi yang bersifat teoritis pasti menggunakan metode ceramah. Dengan adanya acuan materi yang telah disampaikan oleh tutor
pemberdayaan, peserta akan lebih mudah dalam mengaplikasikannya sesuai teori yang disampaikan.
Tanya jawab dilakukan setelah penyampaian materi selesai dijelaskan oleh tutor. Peserta yang belum dengan materi yang telah
disampaikan diberikan kesempatan bertanya dan nantinya akan dijawab dan dijelaskan kembali oleh peserta pemberdayaan.
b Praktek Lapangan
Metode pembelajaran
yang dikembangkan
dalam pemberdayaaan ini adalah teori dan praktek lapangan. Jadi dalam setiap
pertemuan teori sudah selesai, maka pertemuan selanjutnya dalam pemberdayaan ada sebuah praktek lapangan. Sebagian besar peserta
pemberdayaan lebih
suka apabila
langsung praktek.
Dengan mempraktekkan langsung materi-materi yang diperoleh saat sesi teoritis,
para peserta pemberdayaan akan lebih mudah dalam menguasai materi dan lebih cepat menguasai bagaimana cara budidaya jamur tiram dengan
baik dan benar sehingga menghasilkan panen jamur tiram yang banyak. Seperti yang diungkapkan oleh “HRW” selaku tutor pemberdayaan
budidaya jamur tiram, bahwa : “Selain dengan ceramah menurut saya dengan menggunakan
metode praktek lapangan, peserta pemberdayaan akan lebih
75
mudah memahami teori yang diajarkan karena dapat langsung diaplikasikan oleh para peserta.”
Hal serupa diungkapkan “DNY” selaku ketua penyelenggara program pemberdayaan, yaitu :
“Dengan menggunakan metode praktek ini, maka peserta pemberdayaan dapat mengaplikasikan materi-materi yang
disampaikan dan hal ini akan lebih dimengerti oleh peserta
pemberdayaan yang mengikuti program ini.”
Agar peserta pemberdayaan bisa menerima materi yang diberikan tutor dengan baik dalam memberikan materi juga diselingi
dengan contoh-contoh yang mendukung sehingga para peserta pemberdayaan dapat menangkap materi yang diberikan dengan baik. Hal
ini diperkuat oleh “SDR” selaku penanggungjawab program pemberdayaan, yaitu :
“Metode dalam pemberdayaan ini menggunakan ceramah, tanya jawab dan praktek lapangan, melalui metode praktek peserta
lebih paham dan dapat mengaplikasikannya…”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam program pemberdayaan
pemuda karang taruna dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram di Desa Kemanukan adalah metode ceramah, tanya
jawab dan praktek lapangan. 11
Strategi Pembelajaran
76
Strategi pembelajaran yang dilakukan agar pelaksanaan program pemberdayaan pemuda dalam menciptakan peluang usaha melalui
budidaya jamur tiram dapat mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi pembelajaran yang
digunakan adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada pendidik. Seperti yang diungkapkan oleh “HRW” selaku tutor pemberdayaan,
yaitu: “ …dalam program pemberdayaan ini, dari perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran dilakukan oleh tutor pemberdayaan.”
Hal serupa juga diungkapkan oleh “DNY” selaku ketua penyelenggara program pemberdayaan, yaitu :
“…materi, penugasan dan penilaian evaluasi itu dilakukan oleh tutor
serta program
pemberdayaan dan
kewirwusahaan direncanakan oleh tutor dan ketua penyelenggara program
pemberdayaan ini.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dalam program pemberdayaan pemuda dalam
menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram di Desa Kemanukan adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada pendidik
karena perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dilakukan oleh tutor pemberdayaan.
12 Evaluasi
77
Evaluasi program pemberdayaan pemuda dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram di Desa Kemanukan
dilakukan melalui : 1
Tes Individu Dalam program pemberdayaan pemuda dalam menciptakan
peluang usaha melalui budidaya jamur tiram evaluasi dilakukan melalui tes individu. Pada tes individu ini, tutor memberikan tes pada peserta
pemberdayaan harus menyebutkan apa yang harus dipersiapkan untuk budidaya jamur tiram. Dimulai dari tempat penyemaian, media
tanamtumbuh jamur, perawatan dan pemeliharaan jamur, dan mempraktekkannya bagaimana membuat media tanamtumbuh jamur
serta perawatan dan pemeliharaan jamur itu sendiri. 2
Tes Kelompok
Selain tes individu, evaluasi program pemberdayaan pemuda dilakukan melalui tes kelompok. Pada tes kelompok ini, peserta
dikelompokkan menjadi 3 sampai 5 orang. Pada masing-masing kelompok diberikan penugasan untuk membuat baglog media
tanamtumbuh jamur yang sebelumnya dijelaskan bagaimana membuat baglog yang benar oleh tutor. Hal tersebut
diungkapkan oleh “HRW” selaku tutor pemberdayaan sebagi berikut :
“Begini mbak, evaluasi dilakukan melalui dua cara yaitu tes individu dan tes kelompok. Untuk tes individu, peserta di tes
untuk menyebutkan dan mempraktekkan cara-cara budidya jamur
78
tiram. Sedangkan untuk tes kelompok itu, peserta dikelompokkan menjadi 3 sampai 5 orang dan disuruh untuk membuat media
tanamtumbuh jamur yang benar.” Hal serupa juga diungkapkan oleh “DNY” selaku ketua penyelenggara
program pemberdayaan, adalah : “…Untuk evaluasi program pemberdayaan ini melalui tes
individu, dengan cara peserta disuruh menyebutkan apa saja yang dipersiapkan dalam proses budidaya jamur tiram. Selain itu ada
tes kelompok, dimana peserta di bagi menjadi 3 sampai 5 orang yang kemudian disuruh mempraktekkan membuat media
tanamtumbuh jamur yang benar yang seperti apa.” Hal serupa juga diungkapkan oleh “SDR” selaku penanggungjawab
program pemberdayaan, yaitu : “Evaluasinya ada dua cara mbak, dengan tes indidvidu yang
nantinya peserta diminta menyebutkan persiapan apa saja yang dilakukan dalam budidaya jamur tiramagar menghasilkan produk
yang bagus. Yang kedua tes kelompok terdiri dari 3 sampai 5 orang
peserta dan
ditugaskan untuk
membuat media
tanamtumbuh jamur yang benar.”
Tes tersebut bertujuan memberikan penilaian kepada peserta sejauh mana peserta program ini dapat menerima semua materi yang
telah diberikan tutor selam proses pembelajaran berlangsung serta untuk mengetahui sejauh mana peserta dapat mengaplikasikan ilmu teori
pembelajaran ke dalam praktek cara budidaya jamur tiram yang benar sehingga menciptakan peluang usaha baru yang menguntungkan sesuai
yang telah diajarkan selama proses pembelajaran.
79
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi yang digunakan dalam program pemberdayaan pemuda ini di
Desa Kemanukan adalah melalui tes individu dan tes kelompok. 13
Hasil Yang Dicapai Dari Proses Pelaksanaan Program Pemberdayaan a
Yang menjadi output dari program pemberdayaan pemuda melalui budidaya jamur tiram
Dari hasil penelitian yang diadakan maka yang menjadi output dari pelaksanaan program pemberdayaan pemuda karang taruna dalam
menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram di Desa Kemanukan yaitu ;
1 Peserta program pemberdayaan mempunyai pengetahuan
tentang budidaya jamur tiram yang benar sehingga menghasilkan panen yang bagus dan melimpah.
2 Peserta program pemberdayaan mampu mengembangkan
potensi yang mereka miliki dengan dibekali keterampilan budidaya jamur tiram yang baik dan benar.
3 Peserta program pemberdayaan juga dibekali dengan cara-
cara berwirausaha yang baik yang dapat digunakan oleh peserta membuka peluang usaha baru.
b Outcome yang diperoleh dari program pemberdayaan pemuda
melalui budidaya jamur tiram Hasil keluaran dari program pemberdayaan pemuda melalui
budidaya jamur tiram ini sangat bagus. Hal ini dapat dilhat dari penjualan
80
jamur tiram yang di masyarakat sangat diminati. Dari dua kumbung budidaya jamur yang dikelola oleh pemuda, di mana masing-masing
kumbung berisi 2500 baglog dengan tingkat kegalan sekitar 10 maka dalam per hari menghasilkan panen sebanyak 12,5 kg dengan harga jual
Rp 6.000kg sehingga dalam sehari diperoleh hasil Rp 150.000,00 untuk dua kumbung.
Hasil untuk satu bulan diperoleh Rp 4.500.000,00, namun sesuai dengan kesepakatan untuk bagi hasilnya dibagi rata 18 peserta dengan
perolehan tiap peserta yang mengikuti program ini memperoleh 80 dari hasil total. Sedangkan yang 20 lagi masuk ke dana simpan pinjam. Jadi
80 dari Rp 4.500.000,- diperoleh Rp 3.600.000,- dibagi 18 peserta maka per orang memperoleh Rp 200.000,-bulan. Rincian dari
pemasukkan, pengeluaran dan pendapatan yang diperoleh dari program pemberdayaan pemuda dalam menciptakan peluang usaha melalui
budidaya jamur tiram dapat dilihat dalam daftar lampiran.
c Tindak lanjut dari program pemberdayaan
1 Pendampingan
Setelah peserta selesai mengikuti program pemberdayaan pemuda melalui budidaya jamur tiram, peserta yang merupakan anggota karang
taruna diberikan bimbingan dan dibekali jiwa berwirausaha mandiri. Dari beberapa peserta ada yang sudah memberanikan diri untuk membuka
peluang usaha baru. Dengan pendanaan yang diperoleh dari dan simpan
81
pinjam yang dikelola oleh bendahara karang taruna. Pendanaan yang dikelola oleh bendahara diperoleh dari iuran anggota karang taruna, kas
desa dan pengajuan proposal pada komunitas warga desa Kemanukan yang merantau ke Jakarta maupun Surabaya.
Hasil penjualan dari pemanenan jamur tiram nantinya akan masuk ke kas karang taruna yang dapat digunakan kembali untuk melakukan
pembaharuan baglog maupun hal-hal yang berhubungan dengan budidaya jamur. Sebagian keuntungan juga dibagi rata untuk semua
pengurus dan anggota karang taruna yang aktif dan sisanya digunakan untuk dana simpan pinjam yang dipergunakan untuk seluruh angggota
yang membutuhkan pinjaman modal usaha. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh “HRW” selaku tutor prmberdayaan, yaitu :
“Setelah mengikuti program pemberdayaan, peserta juga diberikan pendampingan, bimbingan dan dibekali dengan jiwa
berwirausaha mandiri. Dimana nantinya mereka dapat membuka peluang usaha baru dan dari keuntungan yang diperoleh akan
dimasukkan ke kas karang taruna, dibagi rata dan untuk dana
simpan pinjam bagi anggota yang membutuhkan modal usaha.” Keterangan tersebut juga
diungkapkan oleh “DNY” selaku ketua penyelenggara program pemberdayaan, sebagai berikut :
“Peserta yang sudah mengikuti program pemberdayaan diberikan pendampingan, bimbingan dan dibekali dengan jiwa berwirausaha
mandiri. Dimana nantinya mereka dapat membuka peluang usaha baru dan dari keuntungan yang diperoleh akan dimasukkan ke kas
karang taruna, dibagi rata dan sisanya untuk dana simpan pinjam
bagi anggota yang membutuhkan modal usaha.”
82
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tindak lanjut dari program pemberdayaan budidaya jamur tiram di Desa
Kemanukan adalah peserta diberikan pendampingan, bimbingan dan dibekali dengan jiwa berwirausaha mandiri
. 2.
Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Program Pemberdayaan
a. Faktor pendukung pelaksanaan program pemberdayaan
Dalam pelaksanaan program pemberdayaan pemuda karang taruna dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram
pasti terdapat faktor pendukung dalam pelaksanaannya. Faktor pendukung tersebut akan berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan
program pemberdayaan. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan tutor
pemberdayaan, ketua
penyelenggara program
pemberdayaan, penanggung jawab program dan peserta program prmberdayaan yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan
program pemberdayaan pemuda dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram antara lain yaitu peran serta partisipasi
dari pemuda yang cukup tinggi, motivasi dari pemuda yang tinggi pula, tersedianya fasilitas, masih tingginya peluang pasar untuk budidaya
jamur tiram, keuntungan besar dengan modal kecil, pemuda menjadi mandiri serta berjiwa wirausaha yang kuat. Seperti yang diungkapkan
oleh Mas “HRW” selaku tutor pemberdayaan bahwa :
83 “…peluang dari budidaya jamur tiram masih tinggi, perawatannya
mudah, keuntungan besar, muncul jiwa wirausaha yang tinggi dari pemuda, menghasilkan generasi penurus yang handal. Hal ini
yang menjadikan faktor pendukung pemuda mengikuti program
ini.” Hal serupa juga diungkapkan “DNY” selaku ketua penyelenggara
program pemberdayaan, yaitu : “Motivasi dari pemuda tinggi, fasilitas ada, peluang pasar untuk
budidaya jamur tiram masih tinggi, keuntungan besar dengan modal kecil, pemuda menjadi mandiri serta berjiwa wirausaha
yang kuat.” Keterangan tersebut diperkuat oleh Bpk “SDR” selaku penanggungjawab
program pemberdayaan, yaitu : “Faktor pendukung yang membuat pelaksanaan program
pemberdayaan ini adalah motivasi dari pemuda cukup tinggi, fasilitas ada walaupun masih kurang, peluang usaha untuk
budidaya jamur tiram di desa ini masih sangat diminati karena baru ada satu kelompok budiadaya jamur tiram yang didirikan
oleh pemuda karang taruna tunas bangsa Desa Kemanukan.”
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan
program pemberdayaan adalah peran sertapartisipasi pemuda yang cukup tingg, motivasi dari pemuda yang tinggi pula, tersedianya fasilitas,
masih tingginya peluang pasar untuk budidaya jamur tiram, keuntungan besar dengan modal kecil, dan pemuda menjadi mandiri serta berjiwa
wirausaha yang kuat.
84
b. Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Pemberdayaan
Disamping ada faktor pendukung suatu pelakasanan program, ternyata masih ada juga faktor penghambat jalannya pelaksanaan
program pemberdayaan pemuda karang taruna dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram di Desa Kemanukan. Dari
hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program pemberdayaan adalah
sebagai berikut pendanaan yang masih kurang dan kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk berkumpul karena kesibukan
masing- masing. Seperti yang diungkapkan “HRW” selaku tutor
pemberdayaan, yaitu : “Pendanaan yang masih kurang dan mencari waktu yang tepat
untuk bisa berkumpul seluruh pengurus dan anggota karang taruna karena mereka mempunyai kesibukan masing-
masing.” Hal serupa diungkapkan oleh “DNY” selaku ketua penyelenggara
program pemberdayaan, yaitu : “Faktor yang menghambat pendanaan yang masih kurang,
mencari waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi bersama karena kesibukan masing-
masing.” Keterangan ini dipekuat oleh “GWR” selaku peserta program
pemberdayaan, adalah ; “Pendanaan yang masih kurang, menyamakan waktu untuk
berkumpul yang susah.”
85
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan
program pemberdayaan pemuda karang taruna dalam menciptakan peluang usaha melalui budidaya jamur tiram di Desa Kemanukan antara
lain yaitu pendanaan yang masih kurang dan kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk berkumpul karena kesibukan
masing-masing.