Tujuan penelitian Manfaat Penelitian
12
peningkatan akses rumah tangga terhadap dasar-dasar kekayaan produktif mereka.
Kekuatan politik meliputi akses setiap anggota keluarga terhadap proses pembuatan keputusan terutama keputusan yang
mempengaruhi masa depan mereka sendiri. Kekuatan politik bukan hanya kekuatan untuk memberikan suara, tetapi juga merupakan
kekuatan untuk menjadi vokal dan bertindak secara kolektif. Pengaruh politik yang efektif akan tampak tidak hanya pada waktu suara-suara
individu “meninggi” sebagai pengaruh dari partisipasi individu terhadap basis lokal maupun personal, melainkan juga pada saat suara tersebut
didengungkan bersama-sama dengan suara asosiasi-asosiasi politik yang lebih luas, misalnya partai, gerakan sosial atau kelompok yang
berkepentingan seperti kelompok petani atau buruh. Selain dengan kedua kekuatan yang telah digambarkan di atas,
rumah tangga juga mengandalkan eksistensinya dengan kekuatan psikologis. Kekuatan psikologis digambarkan sebagai rasa potensi
individu individual sense of potency yang menunjukkan perilaku percaya diri. Pemberdayaan psikologis seringkali tampak sebagai suatu
keberhasilan dalam domain sosial politik. Rasa potensi pribadi yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh positif dan kursif terhadap
perjuangan rumah tangga yang secara terus menerus berusaha untuk meningkatkan
kekuatan sosial
politiknya. Para
pendukung pembangunan alternatif mementingkan pemberdayaan rumah tangga
13
dengan masing-masing anggotanya melalui ketiga kekuatan tersebut, tetapi yang patut mendapat perhatian utama adalah mendukung
pemberdayaan sosial kaum miskin dengan cara mendorong pemberdayaan politik supaya mereka dapat juga berpartisipasi dalam
tindakan-tindakan politik dan sosial yang relevan. Sementara itu, Hulme dan Turner 1990 : 58 berpendapat
bahwa pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya
untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh karena itu, pemberdayaan bersifat
individual sekaligus kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan-hubungan kekuasaan kekuatan
yang berubah antara individu, kelompok dan lembaga-lembaga sosial. Di samping itu, Shragge 1993 : 97 pemberdayaan juga merupakan
proses perubahan pribadi karena masing-masing individu mengambil tindakan atas nama diri mereka sendiri dan kemudian mempertegas
kembali pemahamannya terhadap dunia tempat ia tinggal. Persepsi diri bergerak dari korban victim ke pelaku agent karena orang mampu
bertindak dalam arena sosial politik dan berusaha memenuhi kepentingannya.
Di dalam literatur pembangunan, “konsep pemberdayaan” bahkan memiliki perspektif yang lebih luas. Pearse dan Stiefel Parjiono
dan Pranaka 1996 ; 124 menyebutkan bentuk-bentuk pemberdayaan
14
partisipatif antara lain menghormati kebhinekaan, kekhasan lokal, dekonsentrasi kekuatan dan peningkatan kemandirian. Sedangkan
menurut Borrini, 1991: 86, menyatakan pemberdayaan berarti pembagian kekuasaan yang adil equitable sharing of power sehingga
meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan kelompok yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap “proses dan hasil-hasil
pembangunan”. Dari perspektif lingkungan, pemberdayaan mengacu pada pengamanan akses terhadap sumber daya alami dan
pengelolaannya secara berkelanjutan. Memberdayakan
masyarakyat mengandung
makna mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, dan memperkuat
posisi tawar-menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan- kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Di samping
itu, juga mengandung arti melindungi dan membela dengan berpihak pada yang lemah, untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak
seimbang dan eksploitasi atas yang lemah. Pemberdayaan rakyat merupakan proses yang tidak dapat dilakukan secara partial, tetapi
membutuhkan strategi pendekatan yang menyeluruh. Friedmann 1992 : 77 mengatakan dalam rangka pemberdayaan
masyarakat ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain ; 1 meningkatkan kesadaran kritis atas posisi masyarakat dalam struktur
sosial politik; 2 kesadaran kritis yang muncul diharapkan membuat masyarakat mampu membuat argumentasi terhadap berbagai macam