16
b. Evaluasi kelompok kecil
Pada tahap ini, media perlu dicobakan kepada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Kalau media tersebut
dibuat untuk siswa kelas I SMP, pilihlah 10-20 orang siswa dari kelas I SMP. Mengapa harus dalam jumlah tersebut? Hal itu
disebabkan kalau kurang dari sepuluh data yang diperoleh kurang dapat menggambarkan populasi target. Sebaliknya, jika lebih dari
dua puluh data atau informasi yang diperoleh melebihi yang diperlukan. Akibatnya kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam
evaluasi kelompok kecil. Siswa yang dipilih dalam kegiatan ini hendaknya mencerminkan karakteristik populasi. Usahakan
sampel tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai, laki-laki dan perempuan, berbagai usia dan
latar belakang.
c. Evaluasi lapangan
Evaluasi lapangan atau
field evaluation
adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Usahakan memperoleh
situasi yang semirip dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang dibuat sudah
mendekati kesempurnaan. Namun dengan itu masih harus dibuktikan. Melalui evaluasi lapangan inilah, kebolehan media
yang kita buat itu diuji. Pilih sekitar tiga puluh orang siswa dengan berbagai karakteristik tingkat kepandaian, kelas, latar
belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan sebagainya sesuai dengan karakteristik populasi sasaran.
Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah fakta-fakta data yang diperoleh melalui penilaian terhadap media
yang disajikan kepada populasi uji coba untuk mengetahui kualitas media belajar yang dibuat sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran.
4. Tinjauan tentang Media Belajar
a. Definisi Media Belajar
Media adalah alat saluran komunikasi. Secara harfiah, media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan dengan penerima
pesan. Ada beberapa hal yang termasuk ke dalam media yaitu film, televisi, diagram, media cetak, komputer, instruktur, dan lain sebagainya.
17
Contoh beberapa media tersebut bisa dijadikan sebagai media pembelajaran jika dapat membawa pesan-pesan dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. Dengan demikian, harus ada keterkaitan antara media dengan pesan dan metode. Leslie J. Briggs yang dikutip oleh Dina
Indriana 2011: 14 menyatakan bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.
AECT yang dikutip oleh Ahmad Rohani 2014:2 menyatakan bahwa media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran
informasi, sedangkan menurut Gagne seperti yang dikutip Arief S. Sadiman dkk. 2014:6 menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa media adalah segala bentuk alat dan komponen yang digunakan dalam proses penyaluran informasi sebagai perangsang peserta didik
agar dapat terjadi proses belajar. Sedangkan arti dari belajar sendiri adalah suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sugihartono dkk, 2007:74. Arti
belajar paham konstruktivistik menurut Daryanto 2013: 2 yaitu belajar merupakan hasil konstruksi sendiri pebelajar sebagai hasil interaksinya
terhadap lingkungan belajar, adapun arti belajar menurutArief S. Sadiman dkk. 2014: 2 yaitu suatu proses kompleks yang terjadi pada
semua orang yang berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi
18
hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan
tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif dan keterampilan psikomotor maupun yang
menyangkut nilai dan sikap afektif. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2002: 7 belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa media belajar adalah segala bentuk alat dan komponen yang digunakan individu dalam proses belajar sebagai
perangsang untuk mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotor maupun afektif.
b. Manfaat Media Dalam Pembelajaran