Tujuan Penelitian Manfaat Hasil Penelitian
                                                                                11 inklusif  pada  satuan  pendidikan  inklusif;  3  Pemerintah  dan  pemerintah
provinsi membantu tersedianya sumber daya pendidikan inklusif. Pada  tingkat  kabuatenkota  juga  terdapat  peraturan  penyelenggara
pendidikan inklusif yang tertuan pada Peraturan Walikota Yogyakarta No. 47 Tahun  2008.  Pada  pasal  5  yang  terdiri  dari;  1  Ruang  lingkup
penyelenggaraan  inklusif  meliputi  pendidikan  Taman  Kanak-kanak,  Sekolah Dasar,  Sekolah  Menengah  Kejuruan:  2  Sekolah  yang  menyelenggarakan
pendidikan  inklusif  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  diatur  lebih  lanjut dengan  Petunjuk  Teknis  dari  Satuan  Kerja  Perangkat  Daerah  SKDP  dalam
hal ini adalah Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Dinas  Pendidikan  Kota  Yogyakarta  juga  mengeluarkan  peraturan
tentang  penyelenggara  pendidikan  inklusif  yaitu  Keputusan  Kepala  Dinas Pendidikan  Kota  Yogyakarta  NO.  188DES0026  tentang  penyelenggara
pendidikan  inklusif  di  kota  Yogyakarta  yang  tertuang  pada  pasal  2  yang menyebutkan  bahwa:  1  Pendidikan  inkluisf  dapat  diselenggarakan  oleh
satuan  pendidikan  umum,  kejuruan,  keagamaan  danatau  satuan  pendidikan khusus  pada  semua  jenis  dan  jenjang  pendidikan  baik  pada  jalur  formal
maupun  non  formal;  2 Satuan  pendidikan sebagaimana dimaksud  pada  ayat 1 harus menyediakan sarana dan prasarana yang mudah diakses bagi peserta
didik;  3  Setiap  sekolah  yang  menyelenggarakan  pendidikan  inklusif sebagaimana  dimaksud  dalam  ayat  1  memprioritaskan  penerimaan  peserta
pendidik  yang  berkebutuhan  khusus  yang  bertempat  tinggal  berdekatan dengan sekolah yang bersangkutan.
12 Penyelenggara  Pendidikan  inklusif  merupakan  salah  satu  syarat  yang
harus  terpenuhi  untuk  membangun  tatanan  masyarakat  inklusif.  Sebuah tatanan  masyarakat  yang  saling  menghormati  dan  menjunjung  tinggi  nilai-
nilai keberagaman sebagai bagian dari realitas kehidupan. Pemerintah melalui PP  No.19  tahun  2005  tentang  Standar  nasional  pendidikan,  pasal  4  1  telah
mendorong  terwujudnya  sistem  pendidikan  inklusif  dengan  menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan yang mempunyai kompetensi menyelenggara
pembelajaran bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus. Penyelenggara  pendidikan  inklusif  bagi  anak  kebutuhan  khusus
seharusnya menciptakan lingkungan yang ramah terhadap pembelajaran, yang memungkinkan  semua  siswa  dapat  belajar  dengan  nyaman  dan
menyenangkan. Termasuk dengan menggunakan metode atau strategi belajar yang  digunakan  dalam  pendidikan  inksluif  mampu  menciptakan  situasi
pembelajaran yang aktif dan fleksibel.
                