Pengertian profil KAJIAN TEORI

13 dan pekerja anak berasal dari populasi terpencil atau berpindah-pindah. Anak yang berasal dari populasi etnis minoritas, linguistik, atau budaya dan anak- anak dari area atau kelompok yang kurang beruntung atau termajinalisasi. Sementara itu, menurut Lay Kekeh Marthan 2007: 145 pendidikan inklusi adalah “sebuah pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai kebutuhan pendidikan khusus di sekolah reguler SD,SMP, SMU dan AMK yang tergolong luar biasa baik dalam arti kelainan, lamban belajar maupun berkesulitan belajar lainnya”. Terkait dengan pendidikan inklusi, bahwa kata inklusi berasal dari bahasa Inggris “Inclusion” yang merupakan sebuah istilah yang dipergunakan untuk mendeskripsikan penyatuan bagi anak-anak berkelainan penyandang hambatancacat. Pendidikan inklusif diartikan dengan memasukkan anak berkebutuhan khusus di kelas reguler bersama dengan anak lainnya. Namun secara lebih luas pendidikan inklusif berarti melibatkan seluruh peserta didik tanpa terkecuali dalam pendidikan reguler J. David Smith, 2006: 36 Stanback Tarmansyah, 2007: 82 mengemukakan bahwa pendidikan inklusif adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil. Lebih dari itu, sekolah inklui juga merupakan tempat setiap anak dapat diterima, menjadi bagian dari kelas tersebut, dan saling membantu dengan guru dan 14 teman sebayanya, maupun anggota masyarakat lain agar kebutuhan individu dapat terpenuhi. Selanjutnya menurut Staub dan peck mengemukakan bahwa inclusion adalah “penempatan anak luar biasa tingkat ringan, sedang, dan berat secara penuh dikelas biasa”. Definisi ini secara jelas menggangap bahwa kelas biasa merupakan penempatan yang relevan bagi semua anak luar biasa, sebagaimana tingkatannya Ambar Arum, 2005: 100. Sementara itu, Sapon –Shepin dan O’Neil Ambar Arum, 2005: 100 mendefinisikan inclusion sebagai “sistem layanan pendidikan luar biasa yag mensyaratkan semua anak luar biasa dilayani disekolah-sekolah terdekat di kelas bersama teman-teman sebayanya”. Oleh karena itu, ditekankan adanya perombakan sekolah, sehingga menjadi komunitas yang mendukung pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak, sehingga sumber belajar menjadi memadai dan mendapat dukungan dari semua, pihak yaitu para siswa, guru, orang tua, dan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan uraian diatas, bahwa pendidikan inklusif berbeda dengan pendidikan pada umumnya, karena dalam pendidikan inklusif berfokus pada interaksi anak dan lingkungan yang merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi dan merespon atas keberagaman kebutuhan anak. Di sekolah model inklusi, maka setia anak sesuai dengan kebutuhan khususnya masing- masing, semua diberi palayanan secara optimal tanpa kecuali. Selain itu, menurut Budiyanto 2009: 13 hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggara inklusif yaitu: 1 Sekolah menyediakan kondisi kelas