178
3. KTSP 2006 Pendidikan Kewarganegaraan SD, SMP, dan SMA
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang
pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme, yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara
yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI, Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia, 1998. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan Konstitusi Negara Indonesia perlu ditularkan secara terus menerus untuk
memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan
bentuk Republik. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945.
Pengantar KBK PKn, Departemen Pendidikan Nasional, 2004:2 menyatakan bahwa:
“Dalam perkembangannya sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa
yang mengancam persatuannya. Untuk itulah pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan Konstitusi Negara Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh
komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai penerus bangsa. Indonesia di masa depan diharapkan tidak akan mengulang lagi sistem
pemerintahan otoriter yang membungkam hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip demokrasi dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non-
179 pemerintahan perlu dikenal, dimulai, diinternalisasi, dan diterapkan demi
kejayaan bangsa dan negara Indonesia”. Demokrasi dalam suatu negara hanya akan tumbuh subur apabila dijaga oleh
warga negara yang demokratis. Warga negara yang demokratis bukan hanya dapat menikmati hak kebebasan individu, tetapi juga harus memikul tanggung jawab secara
bersama-sama dengan orang lain untuk membentuk masa depan yang cerah. Sesungguhnya, kehidupan yang demokratis adalah cita-cita yang dicerminkan dan
diamanatkan oleh para pendiri bangsa dan negara ketika mereka pertama kali membahas dan merumuskan Pancasila dan UUD 1945. Berkenaan dengan hal-hal yang diuraikan di
atas, sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan adalah menyelenggarakan program pendidikan yang memberikan berbagai kemampuan
sebagai seorang warga negara melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Lebih lanjut dalam Pengantar KBK PKn, Departemen Pendidikan Nasional,
2004: 3 dijelaskan bahwa: “Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan
kompetensi sebagai berikut: 1 Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; 2 Berpartisipasi secara bermutu dan
bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; 3 Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; 4 Berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi”.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikelompokkan ke dalam aspek dan sub aspek bahan pelajaran yaitu:
180 Tabel 30
Ruang Lingkup Isi Pendidikan Kewarganegaraan
No Dimensi
Keilmuan Materi
1. Politik
1. Manusia sebagai zoon politicon makhluk sosial
2. Proses terbentuknya masyarakat politik
3. Proses terbentuknya bangsa
4. Asal usul negara
5. Unsur-unsur negara, tujuan negara, dan bentuk-
bentuk negara 6.
Kewarganegaraan 7.
Lembaga politik 8.
Model-model sistem politik 9.
Lembaga-lembaga negara 10.
Demokrasi Pancasila 11.
Globalisasi 2.
Hukum 1.
Rule of law negara hukum 2.
Konstitusi 3.
Sistem hukum 4.
Sumber hukum 5.
Subyek hukum, obyek hukum, peristiwa hukum, dan sanksi hukum
6. Pembidangan hukum
7. Proses hukum
8. Peradilan
3. Moral
1. Pengertian nilai, norma, dan moral
2. Hubungan antara nilai, norma, dan moral
3. Sumber-sumber ajaran moral
4. Norma-norma dalam masyarakat
5. Implementasi nilai-nilai moral Pancasila
Sumber: Departemen Pendidikan Nasional. 2004. KBK PKn.
181
BAB IX DINAMIKA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
TIGA REZIM
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinamika Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia sejak Orde Lama hingga era Reformasi adalah sebagai berikut:
Tabel 31 Dinamika PKn Sejak Orde Lama hingga Era Reformasi
Orde Lama Orde Baru
Era Reformasi 1.
Kurikulum 1947: mata pelajaran
Civics belum dikenal.
1. Kurikulum 1968:
Civics berubah nama menjadi Kewargaan
Negara. 1.
Kurikulum Suplemen 1999:
materi P-4 dihilangkan dari
PPKn.
2. Kurikulum SMP
dan SMA 1957: terdapat mata
pelajaran Tata Negara dan Tata
Hukum yang di dalamnya dibahas
konsep Kewarganegaraan.
2. Kurikulum 1975:
Pendidikan Kewargaan Negara
diganti nama menjadi Pendidikan Moral
Pancasila PMP. 2.
KBK 2004 : PPKn diganti nama
menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan PKn.
3. Kurikulum SMA
1962: mata pelajaran Civics
muncul untuk yang
pertamakalinya. 4.
Tahun 1978 lahir TAP MPR tentang
P-4, materi PMP diberi tambahan P-4.
3. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP 2006:
namanya tetap Pendidikan
Kewarganegaraan PKn hingga
sekarang.
5. Kurikulum 1984:
PMP diganti nama menjadi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan
PPKn.
6. Kurikulum 1994:
nama PPKn tetap dipertahankan dengan
materi P-4 yang tetap dominan.
Diolah dari berbagai sumber
Pendidikan Kewarganegaraan era Orde Lama memiliki visi menanamkan semangat dan jiwa patriotisme. Misi membentuk warga negara yang baik, yakni warga
negara sosialis Indonesia yang susila. Strategi pembelajarannya menggunakan metode