Akronim Bahasa Alay Landasan Teori .1 Singkatan

7 penuturnya yang homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang dilakukan sangat beragam. Dilihat dari segi penutur, ragam bahasa dapat dibagi atas idiolek, dialek, kronolek, dan sosiolek. Idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Variasi idiolek ini bisa saja berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, dan sebagainya. Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Kronolek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Sosiolek adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya Labov dalam Chaer dan Agustina, 1995:86. Setiap kegiatan menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu. Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas Chaer dan Leonie, 2001:80. Variasi bahasa merupakan salah satu gejala bahasa yang dapat menghambat perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Hendaknya penggunaan variasi bahasa dalam kehidupan sehari-hari harus disesuaikan dengan konteks penggunaannya. Kurangnya kesadarann untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak hilangnya bahasa Indonesia di dalam masyarakat. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Singkatan Singkatan adalah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf,baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan dengan mengikuti bentuk lengkapnya Sugihastuti, 2000:35.

2.2.2 Akronim

Akronim adalah kependekan yang merupakan gabungan huruf awal, gabungan suku kata, atau gabungan huruf awal dan suku kata, yang ditulis dan dilafalkan seperti halnya kata biasa Sugihastuti, 2000:36. Universitas Sumatera Utara 8

2.2.3 Bahasa Alay

Bahasa Alay dapat diartikan sebagai variasi bahasa yang bersifat sementara yang biasanya berupa singkatan menggabungkan huruf dengan angka, memperpanjang atau memperpendek dan mencampurkan huruf besar dan kecil membentuk sebuah kata maupun kalimat. Bahasa alay lebih sering digunakan oleh anak-anak remaja seumuran SMP maupun SMA, yang secara tidak langsung bahasa tersebut menjadi suatu budaya. Uniknya, bahasa pergaulan yang sebenarnya diciptakan untuk kalangan terbatas justru berkembang menjadi bahasa pergaulan yang digunakan bahasa sehari-hari. Hal itu, karena terjadi kebocoran ragam bahasa. Bocor dari kelompok sosial tertentu ke kelompok sosial lainnya http:liputan24.infobahasa25411.13.00. Remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya . Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia Sumarsono dan Partana. 2002:150. Bahasa Alay merupakan salah satu bentuk variasi bahasa yang timbul akibat perkembangan zaman. Bahasa Alay adalah bahasa yang digunakan untuk bergaul dan berteman di tengah masyarakat. Bahasa Alay berasal dari bahasa slang yang telah mengalami perkembangan. Bahasa slang yang pada awalnya merupakan bahasa rahasia antarsesama kaum pencoleng, pencopet, bandit dan sebangsanya, kemudian berkembang lebih luas dan dipakai oleh kaum muda, pelajar dan mahasiswa dengan inovasi-inovasi baru di kalangan mereka sendiri Poedjosoedarmo, 2003:66. Bahasa Alay muncul pertama kalinya sejak ada program Short Message Service yang bisa dikatakan pesan singkat dari layanan operator yang mengenakan tarif per karakter yang berfungsi untuk menghemat biaya. Namun, dalam perkembangannya, kata-kata yang disingkat tersebut semakin menyimpang. Situs jejaring sosial yang sudah ada dan penerapan bahasa Alay sudah diterapkan di situs jejaring sosial tersebut, lebih parahnya sudah bukan menyingkat kata lagi. Universitas Sumatera Utara 9 Namun sudah mengubah kosakatanya bahkan cara penulisannya pun bisa membuat sakit mata orang yang membaca karena menggunakan huruf besar kecil yang diacak ditambah dengan angka dan karakter tanda baca. Bahkan arti kosakatanya pun bergeser jauh dari yang dimaksud. Semua kata dan kalimat ‘dijungkirbalikkan’ begitu saja dengan memadukan huruf dan angka. Penulisan gaya bahasa Alay tidak membutuhkan standar baku atau panduan khusus, semua dilakukan suka-suka dan bebas saja aldawamu.wordpress.com. Gaya eja dalam bahasa Alay bekerja pada tataran linguistik bahasa. Gaya eja bahasa Alay memperlakukan abjad, tanda baca, dan bilangan sebagai simbol yang berupa bunyi atau huruf tertentu sehingga dapat menikmati kekreatifan linguistik semacam ini. Gaya eja Alay justru memecahkan sandi yang digunakan dalam penulisan. Tulisan Alay adalah sebagai sandi dan hanya butuh sedikit kesabaran dan waktu untuk terbiasa dengannya dan untuk mampu memecahkannya. Pengguna gaya eja bahasa Alay pun telah mempraktikkan gaya ejanya di tempat yang semestinya. Mereka berbahasa Alay bukan dalam laporan ilmiah atau pidato resmi. Mereka berbahasa alay dalam ruang-ruang bahasa yang sifatnya lebih santai seperti di situs jejaring sosial, obrolan pribadi, dan pesan singkat andriew.blogspot.com. Bentuk kata-kata yang dipakai oleh komunitas Alay Retno Rendrasari, 2013: 4-5 yaitu :

a. Penghilangan Vokal