Bahasa Alay pada Remaja dalam Konstelasi Kebahasaan Saat Ini

(1)

BAH

HASA ALA

DEP

UN

AY PADA

KEBA

SO

N

PARTEM

FAKUL

NIVERSIT

A REMAJ

AHASAAN

SKRIP

OLEH

ONIYA U

NIM 1007

MEN SAST

LTAS ILM

TAS SUM

MEDA

2014

JA DALA

N SAAT I

PSI

H

UTARI

701008

TRA IND

MU BUDA

MATERA

AN

4

AM KONS

INI

DONESIA

AYA

UTARA

STELASI

A

I


(2)

BAHASA ALAY PADA REMAJA DALAM KONSTELASI KEBAHASAAN SAAT INI

OLEH

SONIYA UTARI

NIM 100701008

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana sastra dan telah setujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sugiana br. Sembiring, M.Hum Drs. T. Aiyub Sulaiman NIP 19621 1111 98702 2 002 NIP 19500101 198003 1 003

Departemen Sastra Indonesia Ketua

Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si NIP 19620925 198903 1 017


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memeroleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang penulis perbuat ini tidak benar, maka penulis bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang penulis peroleh.

Medan, Agustus 2014 Penulis

SONIYA UTARI NIM 100701008


(4)

BAHASA ALAY PADA REMAJA DALAM KONSTELASI KEBAHASAAN SAAT INI

OLEH

SONIYA UTARI

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang bentuk penggunaan bahasa Alay dan faktor-faktor penyebab terjadinya bahasa Alay pada anak remaja. Teori yang digunakan ialah variasi bahasa, singkatan, dan akronim. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan jenis data primer. Jenis data primer diperoleh dengan menggunakan metode simak yaitu menyimak bahasa yang digunakan para pengguna bahasa Alay dan memeriksa penggunaan bahasanya, berlanjut dengan menggunakan teknik catat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode wawancara. Wawancara adalah memperoleh informasi dari seseorang mengenai suatu hal secara rinci. Data dianalisis secara keseluruahan yaitu dari bentuk bahasa Alay dan faktor-faktor penyebab terjadinya bahasa Alay kemudian mengklasifikasikan data berdasarkan dengan fokus penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Alay dapat digolongkan atas bentuk fonem, bentuk singkatan, dan bentuk singkatan berupa akronim.


(5)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan moril dan materil, nasehat, dan petunjuk. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara serta Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, dan Pembantuk Dekan III.

2. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si., sebagai ketua Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

3. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P, sebagai sekretaris Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

4. Ibu Dra. Sugihana Sembiring, M.Hum., sebagai dosen pembimbing I. Terimakasih atas buat semua jerih parah dan kerja keras ibu dalam membimbing penulis dan semua informasi, nasihat, dan saran yang ibu berikan selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis sangat bersyukur dan berterimakasih diberi kesempatan menjadi mahasiswa bimbingan ibu.

5. Bapak Drs. Aiyub Sulaiman, M.Hum., sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Salliyanti M.Hum , sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.


(6)

7. Bapak dan ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengajaran berbagai materi perkuliahan selama penulis mengikuti perkuliahan.

8. Kedua orang tua tercinta yang luar biasa yang selalu memberikan segala kecukupan atas semua yang diperlukan. Buat Mama tercinta Elinar Alinuddin, terimakasih Mama untuk semua dukungan Mama, baik itu doa, nasihat, kasih sayang, dan dukungan materi yang Mama berikan, sampai kapanpun tidak akan dapat penulis gantikan. Penulis bangga mempunyai ibu seperti Mama. Penulis selalu menyayangi Mama seumur hidup. Penulis berterima kasih kepada allah SWT atas orang tua yang diberikan kepada penulis. Papa tersayang, Jamili Ismail, terima kasih untuk perhatiaannya dan motivasinya yang selalu mendengar semua keluh kesah putrinya yang tercinta ini. Penulis bersyukur dan bangga memiliki kedua orang tua seperti Jamili Ismail dan Elinar Alinuddin.

9. Abang dan kakak tersayang yang luar biasa selalu memberikan perhatian kepada penulis selama proses mengerjakan skripsi. Idral sebagai abang yang mengerti kondisi penulis dalam setiap proses mengerjakan skripsi. Ines Sorita sebagai kakak yang mengerti kondisi adiknya tersayang dalam mengerjakan skripsi dan selama proses penelitian.

10. Isteri abang penulis, Ira yang memberikan dukungan moral kepada penulis sehingga penulis menjadi bersemangat untuk kembali mengerjakan skripsi. Keponakan penulis yang lucu, Raziq Azka yang selalu memberi suasana baru yang mampu membuat penulis tertawa kembali karena kelucuan dan celotehannya yang menggemaskan setiap hari.

11. Buat Sahabatku yang selalu bawel dan perhatian. Jois Elisabeth Siagiaan, Yunita Delfiana, Nurintan Tambunan, Siti Fatima, Utami M. dinanti dan seluruh angkatan Sastra Indonesia 2010. Terimakasih atas doa-doanya dan perhatiannya semua kenangan yang telah dilakukan bersama selama proses perkuliahan.

12. Buat kakak-kakak yang selalu mendukung dalam doa dan memotivasi penulis untuk tidak mudah putus asa dalam mengerjakan skripsi, kak Ema Marsella


(7)

(Sastra Indonesia 2009), kak Nanda Dwi Astri (Sastra Indonesia 2008). Semua perhatian, dukungan, dan semangat dan doa-doa yang tidak bisa dilupakan oleh penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga berkat Tuhan melimpah bagi kita semua.

Medan, Agustus 2014

Soniya Utari


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 4

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2. Manfaat Penelitian. ... 4

1.3.2.1 Manfaat Teoritis ... 4

1.3.2.2 Manfaat Praktis ... 5

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Konsep ... 6

2.1.1 Sosiolinguistik ... 6

2.1.2 Remaja ... 6

2.1.3 Variasi Bahasa... 6

2.2 Landasan Teori ... 7

2.2.1 Singkatan ... 7

2.2.2 Akronim ... 7

2.2.3 Bahasa Alay ... 7

2.3 Tinjauan Pustaka ... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 16

3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 16

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 16

3.1.2 Waktu Penelitian ... 16

3.2 Sumbar Data ... 16


(9)

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data ... 17

BAB IV BENTUK PENGGUNAAN BAHASA ALAY ... 22

4.1Bentuk Penggunaan Bahasa Alay ... 22

4.1.1 Tampilan Fonem dibaca Kata ... 22

4.1.2 Tampilan Singkatan dibaca Kata ... 23

4.1.2.1 Tampilan Kolaborasi Huruf Besar dan Huruf Kecil dibaca Kata ... 25

4.1.2.2 Tampilan Kolaborasi Huruf dengan Angka dibaca Kata ... 27

4.1.3 Tampilan Singkatan Berupa Akronim ... 28

4.2 Makna Bahasa Alay ... 29

4.2.1 Makna Fonem ... 29

4.2.2 Makna Kata ... 30

4.2.3 Makna Singkatan dan Akronim ... 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 35

5.1 Simpulan ... 35

5.2 Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36 LAMPIRAN


(10)

BAHASA ALAY PADA REMAJA DALAM KONSTELASI KEBAHASAAN SAAT INI

OLEH

SONIYA UTARI

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang bentuk penggunaan bahasa Alay dan faktor-faktor penyebab terjadinya bahasa Alay pada anak remaja. Teori yang digunakan ialah variasi bahasa, singkatan, dan akronim. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan jenis data primer. Jenis data primer diperoleh dengan menggunakan metode simak yaitu menyimak bahasa yang digunakan para pengguna bahasa Alay dan memeriksa penggunaan bahasanya, berlanjut dengan menggunakan teknik catat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode wawancara. Wawancara adalah memperoleh informasi dari seseorang mengenai suatu hal secara rinci. Data dianalisis secara keseluruahan yaitu dari bentuk bahasa Alay dan faktor-faktor penyebab terjadinya bahasa Alay kemudian mengklasifikasikan data berdasarkan dengan fokus penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Alay dapat digolongkan atas bentuk fonem, bentuk singkatan, dan bentuk singkatan berupa akronim.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1993:21). Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian bahasa adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi konkret (Appel dalam Suwito, 1982:2). Bahasa bukan merupakan sistem tunggal, melainkan terdiri dari subsistem morfologi, sintaksis, dan leksikon (Chaer dan Leoni 2004:15).

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa bunyi suara atau lambang yang dikeluarkan oleh manusia untuk menyampaikan isi hatinya kepada manusia lain (Soekono, 1984:1).

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang bunyi ujaran, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1990:1). Menurut pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang merupakan alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa bentuk dan makna.

Bahasa adalah alat komunikasi dan alai interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia (Chaer, 2004:1). Menurut pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan suatu sistem yang berupa lambang dan bunyi bersifat arbitrer sebagai alat komunikasi.

Berdasarkan pendapat tersebut pada dasarnya menyatakan bahwa bahasa adalah alat komuinikasi yang hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang disebut manusia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makhluk hidup yang lain tidak memiliki bahasa sebagai alat komunikasi.

Masyarakat itu terdiri dari individu –individu, secara keseluruhan individu saling mempengaruhi dan saling bergantung, maka bahasa yang sebagai milik masyarakat juga tersimpan dalam diri masing-masing individu. setiap individu


(12)

dapat bertingkah laku dalam wujud bahasa, dan tingkah laku bahasa individual dapat berpengaruh luas pada anggota masyarakat bahasa lain. Oleh karena itu, individu tetap terikat pada aturan permainan yang berlaku bagi semua anggota masyarakat. Bahasa berfungsi di tengah masyarakat dan berupaya menjelaskan kemampuan manusia menggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi yang bervariasi.

Dalam variasi bahasa setidaknya terdapat tiga hal, yaitu pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasa tersebut dapat dianalis secara deskriptif, pola-pola yang dibatasi oleh makna tersebut dipergunakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi. Disamping itu, variasi bahasa disebabkan oleh perbedaan tempat atau lingkungan pemakai bahasa, waktu, dan pemakai (Pateda, 1987:52).

Variasi bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik, Kridalaksana (1974) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi ciri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri-ciri-ciri sosial kemasyarakatan. Kemudian dengan mengutip pendapat Fishman (1971:4) Kridalaksana mengatakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan fungsi berbagai variasi bahasa, serta hubungan diantara bahasa dengan ciri dan fungsi itu dalam suatu masyarakat bahasa. Jadi variasi bahasa yang disebut idiolek yakni variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Bahasa adalah salah satu unsur kebudayaan universal yang memiliki banyak fungsi. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Namun tampaknya bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik, paling sempurna, dibandingkan dengan alat komunikasi lainnya.

Variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu, Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja


(13)

diterima ataupun ditolak. Lebih jelasnya, variasi bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat sosial.

Perkembangan teknologi dan budaya asing saat ini sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari. Terutama dalam kehidupan serta pergaulan remaja. Semakin majunya teknologi dan ditambah dengan pengaruh budaya asing tersebut, maka akan mengubah sikap, perilaku, serta perbuatan mereka.

Bahasa Alay digolongkan ke dalam kategori bahasa slang, yaitu variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Namun seiring dengan perkembangan zaman, bahasa Alay semakin banyak dipakai sebagai bahasa lisan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat khususnya pada kalangan remaja, terutama masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.

Saat ini dalam lingkungan pergaulan telah dikenal dengan nama bahasa Alay. Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan gaya berpakaian, dan meningkatkan kenarsisan. Cukup kreatif di dunia Alay ini seperti pengguna internet sejati (Koentjaraningrat dalam Fanayun, 2010:6). Penggunaan kata ‘anak muda’ dirasa kurang sesuai, karena penggunaan bahasa Alay ini marak dipopulerkan oleh ABG (anak baru gede) tingkat SMP maupun SMA. ABG selalu berhasil menciptakan sebuah gaya baru mengenai dirinya. Keberadaan bahasa Alay dianggap kaum muda sebagai alat komunikasi dalam pergaualan sehari-hari, baik lisan maupun tulisan. Bahasa ini dianggap sebagai media berekspresi. Namun tanpa disadari lama kelamaan bahasa Alay bisa mengancam eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan karena menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar. Berikut adalah contoh kata dari bahasa Alay yang digunakan oleh remaja.

NO BAHASA ALAY MAKNA

1 Aq,akyu Aku, saya

2 CediH,cedhi Sedih

3 Kamoe,kamyu, Kamu


(14)

5 Cemungut Semangat

6 Haghaghaghaghag,wkwkwkwkw Ketawa

7 Bobox,bubuk Tidur

8 Miapah Demi apa

Penggunaan bahasa Alay pada kalangan remaja khususnya bagi anak SMP dan SMA pada saat ini tentu saja mengkhawatirkan . Hal ini terbukti bahwa bahasa tersebut tidak sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Penelitian mengenai bahasa Alay ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang ada sebelumnya karena fokus yang diteliti adalah bahasa alay pada remaja, khususnya anak SMP dan SMA yang masih terus mempertahankan eksistensinya. Setiap bahasa di dunia memiliki sifat unik dan tidak semua masyarakatnya dapat mempertahankan eksistensinya. Hal inilah yang menjadi latar belakang peneliti tertarik untuk meneliti Tinjauan Sosiolinguistik Bahasa Alay dalam Konstelasi Kebahasaan Saat Ini. Peneliti ingin mengungkapkan keunikan bahasa Alay pada remaja yang masih mempertahankan eksistensi bahasa Alay tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas,agar penelitian ini jelas dan lebih terarah maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah bentuk penggunaan bahasa Alay pada remaja ? 2. Apa faktor- faktor penyebab terjadinya bahasa Alay pada remaja ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan bentuk penggunaan bahasa Alay pada anak remaja. 2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya bahasa Alay


(15)

1.3.1 Manfaat Penelitian 1.3.1.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan kajian ilmu komunikasi pada umumnya dan komunikasi kelompok secara khusus yaitu penggunaan bahasa alay sebagai bahasa komunitas.

1.3.1.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi : a. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai adanya faktor sosiolinguistik yang diterapkan pada pemakaian bahasa Alay.

b. Bagi Pengguna Bahasa Alay

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai bahasa Alay digunakan dalam pergaulan.


(16)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Dalam memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu sosiolinguistik, remaja, dan variasi bahasa.

2.1.1 Sosiolinguistik

Sosiolinguistik adalah gabungan dari kata sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia dalam masyarakat dan mengenai lembaga-lembaga serta proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (Chaer dan Agustina, 1995:3).

Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakaian bahasa. Ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur (J.A Fishman, 1972:4).

2.1.2 Remaja

Masa remaja adalah masa transisi atau perlalihan dari masa anak ke dewasa, pada masa ini individu banyak mengalami perubahan-perubahan fisik mauapu psikis. Sulit untuk menentukan kapan masa masa remaja ini dimulai dan kapan masa remaja ini berhenti (Hurlock, 1973).

Remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut sebagai indentity versus role confusion. Hal yang dominan terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa (Erikson,1968).

2.1.3 Variasi Bahasa

Variasi bahasa adalah keanekaragaman bahasa yang disebabkan oleh faktor tertentu. Terjadinya kevariasian bahasa ini tidak hanya disebabkan oleh para


(17)

penuturnya yang homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang dilakukan sangat beragam. Dilihat dari segi penutur, ragam bahasa dapat dibagi atas idiolek, dialek, kronolek, dan sosiolek. Idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Variasi idiolek ini bisa saja berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, dan sebagainya. Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Kronolek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Sosiolek adalah variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya (Labov dalam Chaer dan Agustina, 1995:86).

Setiap kegiatan menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu. Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas (Chaer dan Leonie, 2001:80). Variasi bahasa merupakan salah satu gejala bahasa yang dapat menghambat perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Hendaknya penggunaan variasi bahasa dalam kehidupan sehari-hari harus disesuaikan dengan konteks penggunaannya. Kurangnya kesadarann untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak hilangnya bahasa Indonesia di dalam masyarakat.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Singkatan

Singkatan adalah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf,baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan dengan mengikuti bentuk lengkapnya (Sugihastuti, 2000:35).

2.2.2 Akronim

Akronim adalah kependekan yang merupakan gabungan huruf awal, gabungan suku kata, atau gabungan huruf awal dan suku kata, yang ditulis dan dilafalkan seperti halnya kata biasa (Sugihastuti, 2000:36).


(18)

2.2.3 Bahasa Alay

Bahasa Alay dapat diartikan sebagai variasi bahasa yang bersifat sementara yang biasanya berupa singkatan menggabungkan huruf dengan angka, memperpanjang atau memperpendek dan mencampurkan huruf besar dan kecil membentuk sebuah kata maupun kalimat. Bahasa alay lebih sering digunakan oleh anak-anak remaja seumuran SMP maupun SMA, yang secara tidak langsung bahasa tersebut menjadi suatu budaya. Uniknya, bahasa pergaulan yang sebenarnya diciptakan untuk kalangan terbatas justru berkembang menjadi bahasa pergaulan yang digunakan bahasa sehari-hari. Hal itu, karena terjadi kebocoran ragam bahasa. Bocor dari kelompok sosial tertentu ke kelompok sosial lainnya (http://liputan24.info/bahasa/25/4/11.13.00).

Remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya . Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsono dan Partana. 2002:150).

Bahasa Alay merupakan salah satu bentuk variasi bahasa yang timbul akibat perkembangan zaman. Bahasa Alay adalah bahasa yang digunakan untuk bergaul dan berteman di tengah masyarakat. Bahasa Alay berasal dari bahasa slang yang telah mengalami perkembangan. Bahasa slang yang pada awalnya merupakan bahasa rahasia antarsesama kaum pencoleng, pencopet, bandit dan sebangsanya, kemudian berkembang lebih luas dan dipakai oleh kaum muda, pelajar dan mahasiswa dengan inovasi-inovasi baru di kalangan mereka sendiri (Poedjosoedarmo, 2003:66).

Bahasa Alay muncul pertama kalinya sejak ada program Short Message Service yang bisa dikatakan pesan singkat dari layanan operator yang mengenakan tarif per karakter yang berfungsi untuk menghemat biaya. Namun, dalam perkembangannya, kata-kata yang disingkat tersebut semakin menyimpang. Situs jejaring sosial yang sudah ada dan penerapan bahasa Alay sudah diterapkan di situs jejaring sosial tersebut, lebih parahnya sudah bukan menyingkat kata lagi.


(19)

Namun sudah mengubah kosakatanya bahkan cara penulisannya pun bisa membuat sakit mata orang yang membaca karena menggunakan huruf besar kecil yang diacak ditambah dengan angka dan karakter tanda baca. Bahkan arti kosakatanya pun bergeser jauh dari yang dimaksud. Semua kata dan kalimat ‘dijungkirbalikkan’ begitu saja dengan memadukan huruf dan angka. Penulisan gaya bahasa Alay tidak membutuhkan standar baku atau panduan khusus, semua dilakukan suka-suka dan bebas saja (aldawamu.wordpress.com).

Gaya eja dalam bahasa Alay bekerja pada tataran linguistik bahasa. Gaya eja bahasa Alay memperlakukan abjad, tanda baca, dan bilangan sebagai simbol yang berupa bunyi atau huruf tertentu sehingga dapat menikmati kekreatifan linguistik semacam ini. Gaya eja Alay justru memecahkan sandi yang digunakan dalam penulisan. Tulisan Alay adalah sebagai sandi dan hanya butuh sedikit kesabaran dan waktu untuk terbiasa dengannya dan untuk mampu memecahkannya. Pengguna gaya eja bahasa Alay pun telah mempraktikkan gaya ejanya di tempat yang semestinya. Mereka berbahasa Alay bukan dalam laporan ilmiah atau pidato resmi. Mereka berbahasa alay dalam ruang-ruang bahasa yang sifatnya lebih santai seperti di situs jejaring sosial, obrolan pribadi, dan pesan singkat (andriew.blogspot.com).

Bentuk kata-kata yang dipakai oleh komunitas Alay (Retno Rendrasari, 2013: 4-5) yaitu :

a. Penghilangan Vokal

Vocal [a] pada kata [Ada: Ad, add] dan [Aja : JaA, aJj] Vocal [e] pada kata [Beli : bLii], [Besok : Bsok]

Vocal [i] pada kata [Kita : kta], [Minum : mnum] Vocal [u] pada kata [Juga: jga], [Pulsa : plsa]

Penghilangan vocal [o] tidak ditemukan pada data yang diperoleh.

b. Penambahan Vokal

Vokal [a] pada kata [Aja : JaA] Vokal [e] pada kata [Pake : pkee] Vokal [i] pada kata [Lagi: Lgii] Vokal [u] pada kata [Dulu: dluu].


(20)

Dari hasil data, penambahan fonem vokal hanya terjadi pada huruf vokal [a], [e], [i], dan [u].

c. Penanggalan Vokal

Vokal [e], [Kesana: k’sna], [Kemana: k’mana]

penanggalan Vokal [i],[Disaat: d’saat], [Disalahkan: d’salahkan]

Pada data yang telah dianalisis oleh penulis penanggalan pada fonem vokal [a], [u], dan [o] tidak ditemukan pada bahasa alay pada anak remaja. Penanggalan kata bahasa alay tersebut yaitu menggantikan kedudukan huruf vokal dengan tanda apostrof [‘] yang berfungsi sebagai pengganti kata yang ditanggalkan. Selanjutnya penulis akan mengklasifikasikan bagian-bagian dari fonem konsonan.

d. Penghilangan Konsonan

Konsonan [h] yaitu [Pahit: pAiT],

penghilangan vocal [k] yaitu [Cowok:cwo]

Penghilangan yaitu tidak menggunakan atau menghilangkan satu huruf konsonan pada kata. Pada kata-kata di bawah ini akan diklasifikasikan huruf-huruf konsonan yang dihilangkan pada kata.

e. Penambahan konsonan

Konsonan [d] pada kata [Ada: add], Konsonan [h] pada kata [Adalah:adlahh], Konsonan [j] pada kata [Aja: ajj],

Konsonan [k] pada kata [Aku: kkuh], konsonan [t] pada kata [Akan: kantt], Konsonan [p] pada kata [Apa: app], Konsonan [s] pada kata [Balas: balss] konsonan [y] [Sayang: syyng].

Penambahan yang terjadi pada fonem konsonan yang ditemukan adalah [d], [h], [j], [k], [t], [p], [s], dan [y].


(21)

f. Penanggalan konsonan

Konsonan [n] pada kata [Berikutnya: berikut.y]

[Hujannya: hujan.y] tanda [.] pada kata ini menggantikan huruf [n] yang ditanggalkan.

Konsonan [r], [Berdua: b’dua] dan [Bersama: b’samaa]. Tanda [‘] pada kata ini menggantikan konsonan [r].

g. Permutasi konsonan [d] dan [t]

Pada kata di bawah ini huruf [d] dapat digantikan oleh huruf [t] dan sebaliknya huruf [t] dapat digantikan oleh huruf [d]. Pergantian ini terjadi karena huruf [t], [d], dan [n] termaksud konsonan apiko-dental, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan ujung lidah (apex) yang bertindak sebagai artikulator dan daerah antargigi (dens) sebagai titik artikulasi.

1. Maksud : MakSUTd 2. Banget : bangedtt

h. Konsonan [g] dan [k]

Konsonan velar atau dorso-velar, yaitu konsonan yang dihasilkan oleh belakang lidah (dorsum) sebagai artikulator dan langit-langit lembut (velum) sebagai titik artikulasi. Bunyi yang dihasilkan ialah [k], [g], [x]. Kata di bawah ini menggantikan huruf [k] dengan [g] dan sebaliknya menggantikan kedudukan huruf [g] menjadi [k].

1. Otakku : otagkuu 2. Gak : Gag

i. Konsonan [s] dan [z]

Konsonan apiko-alveolar, yaitu konsonan yang dihasilkan oleh ujung lidah sebagai artikulator dan lengkung kaki gigi (alveolum) sebagai titik artikulasi. Bunyi yang dihasilkan ialah [s], [z], [r], [l]. Di bawah ini permutasi atau pertukaran terjadi pada huruf [s] yang dapat menggantikan huruf [z].

1. Habis : HabiiiizZ 2. Harus : hruz,


(22)

j. Konsonan [s] dan [c]

Selain dapat digantikan huruf [z]. Huruf [s] juga dapat digantikan oleh huruf [c] dan kedudukan huruf [c] juga dapat digantikan oleh huruf [s]. Huruf [c] yang dapat menggantikan huruf [s] atau sebaliknya, dikarenakan huruf tersebut termaksud konsonan oral, yaitu konsonan yang terjadi jika udara keluar melalui rongga mulut. Konsonan yang dihasilkan ialah [p], [t], [c], [k], [?], [b], [d], [j], [g], [f], [s], [x], [h], [r], [l], [w], dan [y].

1. Maksud : MkcutT 2. Narsis : NarCiEz

k. Konsonan [y] dan vokal [i]

Di bawah ini kedudukan konsonan [y] dapat digantikan oleh vokal [i] sebaliknya kedudukan vokal [i] dapat juga digantikan oleh konsonan [y]. Pergantian huruf [y-i] atau [i-y] hanya bisa digunakan jika di depan dan di belakang huruf [y] atau [[y-i] adalah huruf vokal, atau huruf [y] dan [i] berada pada akhir kata. Contoh [y] tidak dapat digantikan [i] adalah jika [y] pada kata [nya] dan huruf [i] berada di tengah kata [menyelinap].

1. Dia : dyaa

2. Nanti : Ntiy, nTii, NhAnTi

l. Simbol-simbol yang digunakan pada Bahasa Alay

Pada penulisan bahasa Alay juga digunakan simbol yang berfungsi untuk menggantikan huruf. Berikut ini adalah simbol-simbol yang sering digunakan pada tulisan Alay. [@] yaitu [A, a] (Nangis: nN@ngz), [$] yaitu [S] (Saya: $ayAa), [*] yaitu [2] (Baring-baring: Baring*).

Selain pada kata, simbol, tanda baca, angka dan kalimat. Pemakaian bahasa

Alay juga telah berkembang pada emosi yang sedang dirasakan diekspresikan

melalui tulisan agar para pembaca dapat mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh penulis. Berikut pemakaian bahasa Alay pada situasi emosi yang sedang dirasakan.


(23)

sakit.

2. wKWkWwkWkwK, hAhAHahaHA, xixixi, ckckckck, hhehee,

hihihihi: Bisa menggantikan ekspresi bahwa sedang tertawa.

3. hiiKKszS: Yaitu ekspresi sedang menangis atau bersedih.

4. hmMp: Yaitu ekspresi sedang bingung. 5. bWEe: Adalah ekspresi mengejek

6. ZzZzZzzZ: Menandakan bahwa sedang atau ingin tidur

7. Ha: Menandakan ekspresi sedang kaget.

8. Hoaamp: Pengganti kata untuk menandakan bahwa sedang menguap.

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Bahasa Alay Pada Anak Remaja (Fanayun, 2010) :

a. Faktor Pergaulan

Pergaulan remaja saat ini bisa dikatakan luas karena banyaknya media sosial dunia maya yang menghubungkan mereka satu sama lain. Facebook misalnya, pada media inilah muncul dan berkembang bahasa Alay yang dituliskan pada status yang kemudian akan dibaca oleh remaja lain dan akan mengikuti pemakaian bahasa Alay

sehingga semakin marak digunakan oleh para remaja. Bahasa ini berkembang di kalangan remaja, namun dalam pergaulan media jejaring sosial paling sering digunakan. Semakin lama bahasa ini kian berkembang sehingga telah dianggap wajar pada kalangannya. Dalam bahasa Alay, remaja bebas menyingkat bahasa sesuai dengan keinginan mereka.

b. Faktor Gengsi

Banyak remaja yang berusaha ingin menjadi anak gaul yang tidak ketinggalan zaman, hal ini menuntut mereka mengikuti perkembangan zaman salah satunya mengggunakan bahasa Alay. Akronim dari anak lebay yakni, bahasa tulis berupa campuran bahasa gaul lisan, bahasa asing khususnya Inggris, singkatan, kode, angka, dan simbol. Alasan menggunakan bahasa ini karena tidak ingin disebut anak kampungan.

c. Faktor Iklan

Bahasa yang digunakan oleh para remaja dikarenakan oleh apa yang mereka dengarkan. Pada telivisi misalnya, banyak sinetron, film bahkan iklan yang telah


(24)

menggunakan dan ikut membantu mempopularkan bahasa Alay tersebut. Sehingga para remaja yang melihat akan mengikuti dan menggunakan bahasa Alay pada keseharian mereka sesama pengguna bahasa Alay agar dianggap gaul dan keren seperti para artis dan bintang iklan yang menggunakan bahasa Alay tersebut. Tanpa menyadari bahwa bahasa yang digunakan oleh publik figur itu hanya tuntutan skenario.


(25)

2.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai sosiolinguistik maupun mengenai bahasa alay bukanlah baru pertama kali ini dilakukan, sudah ada penelitian terdahulu tentang masalah tersebut. Penelitian yang pertama, menurut Anna Revi Nurutami (2011) dalam karya ilmiahnya yang berjudul Pengaruh Bahasa Gaul Remaja Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia menyatakan dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.

Penelitian yang kedua, Sukmi (2006), dalam skripsinya yang berjudul

Bahasa Gaul, menganalisis penggunaan bahasa gaul yang terdapat di dalam

Kamus Bahasa Gaul (Kamasutra Bahasa Gaul; 2003) yang disusun oleh Debby

Sahertian. Dalam penelitiannya, dia membagi bahasa gaul menjadi dua bagian, yaitu bahasa gaul umum (bahasa yang sering digunakan muda-mudi di perkotaan untuk bergaul), dan bahasa gaul khusus (bahasa yang sering dipakai para waria). Selanjutnya dia menyatakan bahwa bahasa yang terdapat di dalam Kamus Bahasa Gaul merupakan bahasa gaul khusus, sehingga pembentukan kata dan makna bahasa gaul lebih dikhususkan pada bahasa gaul khusus yang terdapat dalam kamus tersebut.

Penelitian yang akan dilakukan ini memiliki persamaan dengan penelitian-penelitian diatas dalam hal topik besar yang mengangkat tentang bahasa Alay akan tetapi, penelitian ini berbeda dalam beberapa hal:


(26)

Pertama, penelitian ini akan terfokus pada bentuk penggunaan bahasa Alay pada anak remaja

Kedua, penelitian ini akan menunjukan faktor-faktor penyebab terjadinya bahasa Alay pada anak remaja.

Dari keterangan di atas, jelaslah tampak perbedaan penelitian yang dilakukan masing-masing peneliti. Hal tersebut tentu saja berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis. Dalam hal ini penulis akan melakukan penelitian Tinjauan Sosiolinguistik Bahasa Alay Pada Anak Remaja Dalam Konstelasi Kebahasan Saat Ini.


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Medan. Berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan informan, penelitian ini kerap berlangsung di Plaza Medan Fair jln. Jendral Gatot Subroto No.30. Selain itu, penelitian juga berlangsung di obrolan chatting.

3.1.2 Waktu penelitian

Waktu yang penulis pergunakan dalam melakukan penelitian ini memakan waktu selama satu bulan. Pelaksanaannya dimulai dari tanggal 25 Juni 2014 sampai 26 Juli 2014.

3.2 Sumber Data

Data bersumber dari tuturan lisan dan tulisan pengguna bahasa Alay pada anak SMA dan SMP yang berumur 15 – 17 tahun. Penelitian ini berlangsung di Plaza Medan Fair jln. Jendral Gatot Subroto No.30. Selain itu, penelitian juga berlangsung di obrolan chatting. Informan dalam Penelitian ini berjumlah 5 orang yaitu 2 laki-laki dan 3 perempuan.

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian, sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 1993:9). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah metode wawancara. Wawancara marupakan wawancara yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari seseorang mengenai suatu hal secara rinci dan menyeluruh. (Kuswarno, 2008:170). Wawancara dilakukan dengan tujuan mengumpulkan keterangan atau data mengenai objek penelitian yaitu komunikasi informan dalam kesehariannya di suatu lingkungan. Wawancara dilakukan dengan situasi yang tidak formal, artinya wawancara dapat dilakukan dengan ngobrol santai agar suasana wawancara tidak kaku dan tidak ada jarak antara peneliti dengan informan.

Jenis data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif. Data kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi dalam mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang yang berada di tempat penelitian (Mc Millan dan Schumacher, 2003). Data kualitatif dibagi menjadi data primer dan sekunder, sementara yang


(28)

diperlukan dalam dalam penelitian adalah data primer. Data primer atau objek pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode simak. Metode simak merupakan metode yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Dalam hal ini, penggunaan bahasa yang disimak adalah penggunaan bahasa Alay pada anak SMP dan SMA. Selanjutnya dengan

teknik simak libat cakap, kegiatan ini dilakukan pertama-tama dengan berpartisipasi dalam pembicaraan sambil menyimak pembicaraan. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik

catat. Teknik catat adalah mencatat data yang dikumpulkan dari penerapan hasil teknik

sebelumnya (Sudaryanto, 1993:33).

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data metode yang digunakan dalam tahap analisis data adalah metode agih (Sudaryanto, 1993: 13-15). Metode agih adalah metode yang memadankan sesuatu dengan objek penentu yang berasal dari bahasa itu sendiri. Teknik yang digunakan adalah teknik lesap yang dilakukan dengan melesapkan unsur tertentu pada satuan lingual data serta teknik ganti yang dilakukan dengan mengganti unsur satuan lingual yang ada (Sudaryanto, 1993: 37). Metode agih digunakan untuk menganalisis kosa kata bahasa alay dan struktur pembentukan kata-kata dalam bahasa alay.

Contoh :

‘ iiiih..nyebelin..SUDhlh aq yg menyerh q lelah berhrp pdmu bl kau tk suka pd q jgn buang wktq

suka tk bs dipaksakan, hati tk mudah diarahkan bl kau tk suka pdq, jgn buang wktq

Gkgkgkgkgkg, priktiwww aw aw’

Pembentukan kata bahasa alay pada teks di atas dilakukan dengan menggunakan teknik lesap. Adapun proses pembentukannya adalah sebagai berikut:

1. Teknik Lesap

Teknik lesap dilakukan dengan melesapkan unsur tertentu pada satuan lingual yang ada.

Contohnya pada kalimat:

‘SUDhlh aq yg menyerh q lelah berhrp pdmu bl kau tk suka pd q jgn buang wktq suka tk bs dipakskn, hati tk mudh diarhkn


(29)

bl kau tk suka pdq, jgn buang wktq’

Pada kalimat di atas kita peroleh kosa kata bahasa Alay sebagai berikut: - SUDhlh

Kata SUDhlh diambil dari kata sudahlah dalam bahasa Indonesia. Pada kata SUDhlh terjadi proses pelesapan fonem di tengah kata (sinkop), yaitu adanya pelesapan fonem /a/.

Bahasa Indonesia Bahasa Alay

Sudahlah SUDhlh

-yg

Kata yg diambil dari kata yang dalam bahasa Indonesia. Pada kata yg terjadi proses pelesapan fonem di tengah kata (sinkop), yaitu adanya pelesapan fonem /a/ dan /n/.

Bahasa Indonesia Bahasa Alay

Yang yg

-menyerh

Kata menyerh diambil dari kata menyerah dalam bahasa Indonesia. Pada kata menyerh

terjadi proses pelesapan fonem di tengah kata (sinkop), yaitu adanya pelesapan fonem /a/.

Bahasa Indonesia Bahasa Alay

Menyerah menyerh

-berhrp

Kata berhrp diambil dari kata berharap dalam bahasa Indonesia. Pada kata berhrp

terjadi proses pelesapan fonem di tengah kata (sinkop), yaitu adanya pelesapan fonem /a/.

Bahasa Indonesia Bahasa Alay

Berharap berhrp


(30)

Kata pd diambil dari kata pada dalam bahasa Indonesia. Pada kata pd terjadi proses pelesapan fonem di tengah kata (sinkop) dan proses penghilangan fonem pada akhir kata (Apokop) yaitu adanya pelesapan fonem /a/.

Bahasa Indonesia Bahasa Alay

Pada pd

-bl

Kata bl diambil dari kata bila dalam bahasa Indonesia. Pada kata bila terjadi proses pelesapan fonem di tengah kata (sinkop) dan proses penghilangan fonem pada akhir kata (Apokop) yaitu adanya pelesapan fonem /i/ dan /a/.

Bahasa Indonesia Bahasa Alay

Bila bl

-tk

Kata tk diambil dari kata tidak dalam bahasa Indonesia. Pada kata tk terjadi proses pelesapan fonem di tengah kata (sinkop), yaitu adanya pelesapan fonem /i/,/d/ dan /a/.

Bahasa Indonesia Bahasa Alay

Tidak tk

-jgn

Kata jgn diambil dari kata jangan dalam bahasa Indonesia. Pada kata jgn terjadi proses pelesapan fonem di tengah kata (sinkop), yaitu adanya pelesapan fonem /a/ dan /n/.

Bahasa Indonesia Bahasa Alay

Jangan jgn

-wkt

Kata wkt diambil dari kata waktu dalam bahasa Indonesia. Pada kata wkt terjadi proses pelesapan fonem di tengah kata (sinkop) dan proses penghilangan fonem pada akhir kata (Apokop) yaitu adanya pelesapan fonem /a/ dan /u/.


(31)

Bahasa Indonesia Bahasa Alay

Berharap berhrp

2. Teknik Ganti

Teknik ganti dilakukan dengan mengganti unsur-unsur satuan lingual yang ada. Pada kalimat di atas kita peroleh kosa kata bahasa Alay, yaitu:

Benci nyebelin (jakarta) -q

Kata q diambil dari kata aku dalam bahasa Indonesia. Pada kata q terjadi proses teknik ganti pada konsonan /k/ menjadi konsonan /q/ dan terjadi penghilangan fonem /a/ dan /u/ pada kata aku dalam bahasa indonesia. Pembentukan kata aku menjadi q dilakukan dengan menggunakan teknik ganti.

Bahasa Indonesia Bahasa Alay

Aku q

Selain itu, pemakaian bahasa Alay juga telah berkembang pada emosi yang sedang dirasakan diekspresikan melalui tulisan agar para pembaca dapat mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh penulis.

Contoh bahasa Alay yang menunjukkan emosi dan ekspresi dalam bentuk tulisan yaitu :

‘iiiiiih’ artinya menggantikan ekspresi bahwa sedang marah

‘Gkgkgkgkgkg, priktiwww aw aw’ artinya ekspresi untuk ejekan menggoda dengan

maksud bercanda.


(32)

BAB IV

BENTUK PENGGUNAAN BAHASA ALAY

4.1 BENTUK PENGGUNAAN BAHASA ALAY

4.1.1 Tampilan Fonem dibaca Kata

Tampilan fonem dibaca kata pada penggunaan bahasa Alay begitu banyak terlihat. Fonem merupakan satuan bunyi terkecil pembeda arti. Fonem-fonem itu bukan merupakan bunyi-bunyi yang terdiri sendiri-sendiri yang satu terlepas dari yang lain, melainkan merupakan bagian dari kesatuan bunyi yang lebih besar (Chaer, 1998:10).

Setiap penggunaan bahasa Alay yang ditampilkan seringkali dijumpai tanda-tanda tertentu yang digunakan oleh pengguna bahasa Alay untuk menggantikan kata. Tampilan yang banyak menggunakan tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa tampilan tersebut adalah ciri khas dari bahasa Alay. Tampilan fonem dibaca kata merupakan bagian dari kesatuan bunyi yang lebih besar yaitu kata, tetapi dalam tampilan tersebut hanya menggunakan tanda tertentu untuk menggantikan kata-kata yang terdapat pada bahasa Alay Tampilan fonem dibaca kata dalam bahasa Alay antara lain :

1. Dulu si udh q ungkapin ma doy ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓

Dulu si udah aku ungkapin sama doi

2. Q ge sng ne ma cew

↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ aku lagi senang ini sama cewek

3. Sumph W bete bgd ↓ ↓ ↓ ↓ sumpah gue bete banget


(33)

4. Kok pke sptu g kren sich ? ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓

kok pakai sepatu nggak keren sich ?

q, Q, W, dan g yang terdapat dalam bahasa Alay merupakan bagian dari sebuah kata yaitu q dan Q dibaca aku, W dibaca gue, dan g dibaca nggak. q, Q, W, dan g adalah sebuah fonem yang terdiri sendiri tanpa diikuti oleh fonem-fonem yang lain. Fonem q, Q, W, dan g

merupakan tanda untuk menggantikan sebuah kata yang terdapat dalam bahasa Alay tersebut. Tampilan fonem dibaca kata digunakan dalam bahasa Alay untuk menggantikan sebuah kata yang bersifat rahasia. Bahasa Alay dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern sebagai usaha orang di luar kelompoknya tidak mengerti. q, Q, W, dan g adalah bentuk penggunaan bahasa Alay yang berbentuk fonem dibaca kata tetapi memiliki makna atau arti tersendiri.

Selain tampilan fonem yang dibaca kata, fonem q, Q, W, dan g mengandung arti ambiguitas. Menurut Chaer (1995:104) ambiguitas diartikan sebagai kata yang bermakna ganda.

Dalam tampilan ini terlihat juga adanya tampilan fonem rangkap yaitu satu konsonan dan satu vokal, pada dasarnya hal ini juga akan menimbulkan makna yang ambiguitas. Adapun tampilan fonem rangkap yang dibaca kata antara lain :

5. Jd Lu ngerti n ksmptn utk mkin dket ama doy makin gede ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ jadi loe ngerti dan kesempatan untuk makin dekat sama doi makin gede

6. Coz cow yg nolak aq blng lbh baek jd shbt ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ because cowok yang nolak aku bilang lebih baik jadi sahabat

7. Mlh, dy da pnya cew ↓ ↓ ↓ ↓ ↓


(34)

Tampilan fonem rangkap juga dibaca kata karena merupakan bagian dari sebuah kata yaitu Lu dibaca loe, cow dibaca cowok, dan cew dibaca cewek, tetapi menggunakan tanda-tanda tertentu untuk menggantikan kata-kata tersebut dalam bahasa Alay. Fonem Ludalam bahasa Alay menggantikan kata loe yang merupakan bahasa Alay.

4.1.2 Tampilan Singkatan dibaca Kata

Defenisi singkatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil menyingkat atau memendekkan berupa huruf atau gabungan huruf. Sedangnkan Sugihastuti (2000:35) menyatakan singkatan adalah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan dengan mengikuti bentuk lengkapnya. Singkatan yang berupa bahasa Alay ialah sebagai berikut :

Gabungan awal kata

1. GPL : nggak pakai lama 2. TP : tebar pesona 3. TTM : teman tapi mesra 4. Madesu : masa depan suram 5. DL : derita loe

6. JJS : jalan-jalan sore

7. Jojoba : jomblo-jomblo bahagia 8. CLBK : cinta lama bersemi kembali 9. LOLA : loading lama

10. Gatot : gagal total 11. tuti : tukang tipu

12. php : pemberi harapan palsu

13.kamseupay : kampungan sekali unik dan payah 14.jjm : jalan-jalan malam

15.BT : boring total

16.CDMA : cape deh males ah

Gabungan akhir kata dan awal kata


(35)

Tampilan singkatan dibaca kata dalam bahasa Alay yang sangat banyak terlihat bahkan singkatan tersebut menjadi tampilan dasar dalam bahasa Alay dan tidak terdapat aturan untuk singkat-menyingkat kata. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa dan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri. Tampilan singkatan dibaca kata dalam bahasa Alay yaitu :

1. KyknY akhr2 ni indg sifatnya tdk brbh. ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Kayaknya akhir-akhir ini indang sifatnya tidak berubah.

2. berbo2t bgt britanY bwt para ank kuliahan ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Berbobot banget beritanya buat para anak kuliahan

3. Temen gw trkna nrkoba gmn caranY nymbhin dy ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Temen gue terkena narkoba gimana caranya nyembuhin dia

4. Trus gw ngmg2 ksr gt ama dy krn gw sring di cuekin ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Terus gue ngomong-ngomong kasar gitu ama dia karna gue sering di cuekin Kata-kata yang serba disingkat dalam bahasa Alay memang terolong kacau apabila dilihat dari segi singkatan. Bahasa Alay berawal dari pesang singkat dan di teruskan di media chatting seperti bbm, twitter, dan facebook, Maka disebut komunitas Alay di media chatting.

Para pengguna bahasa Alay bukan hanya muncul di media chating tetapi juga di dalam pergaulan remaja yang secara langsung mereka berbicara Alay. Begitu juga yang terdapat dalam bahasa Alay banyak terlihat singkatan-singkatan yang dibaca kata, misalnya singkatan

indg dibaca indang, singkatan bgt dibaca banget, singkatan ank dibaca anak, singkatan

nrkoba dibaca narkoba, dan singkatan ngmg dibaca ngomong singkatan dalam bahasa Alay

merupakan usaha agar orang diluar kelompoknya tidak mengerti dengan tampilan tersebut. Bahasa Alay hanya ditangkap dan dimengerti oleh kalangan ‘sendiri’ yakni antara pengguna bahasa Alay yang mengerti singkatan-singkatan dan simbol-simbol tersebut.


(36)

Tampilan singkatan dibaca kata mungkin sudah tidak asing lagi bagi pengguna bahasa Alay khususnya kelompok kaum remaja, hal ini disebabkan karena kelompok tersebut selalu berbahasa Alay sehingga tidak merasa sulit lagi dalam membaca bahasa Alay yang berupa singkatan. Tampilan singkatan yang susah dimengerti sekalipun akan dapat dibaca berupa kata oleh pengguna bahasa Alay khususnya kaum remaja dan mereka dapat mengetahui makna dari tampilan tersebut. Adapun tampilan singkatan yang dibaca kata antara lain :

5. Pa dy pv ma gw ( Apa dia bicara berdua ama gue)

6. UR lnjtn hbng sm cwo lw ( kamju lanjuti hubungan sama cowok loe)

Pada tampilan di atas singkatan-singkatan tersebut dibaca kata, apabila dilafalkan huruf demi huruf maka pengguna chatting tidak akan mengetahui makna dari tampilan tersebut. Singkatan pv dibaca kata bicara berdua. Sedangkan UR dibaca kamu.

7. Km hrs T+ kpdy ( kamu harus berfikir positif kepadanya)

8. Ati gw pns X liat dy slngkh (hati gue panas sekali liat dia selingkuh)

T+ dibaca kata yang merupakan simbol dari think positif yang berasal dari bahasa inggris yaitu berfikir positif. Sedangkan tampilan PANAS X bermakna panas sekali.

4.1.2.1 Tampilan Kolaborasi Huruf Besar dan Huruf Kecil dibaca Kata

Tampilan kolaborasi huruf besar dan huruf kecil dibaca kata merupakan suatu kreativitas yang dimiliki oleh pengguna bahsa Alay khususnya kaum remaja. Selain mempunyai kreativitas, pengguna bahasa Alay juga mempunyai kesabaran untuk menampilkan sebuah tampilan yang beraneka ragam, dalam tampilan tersebut pengguna bahasa Alay menggunakan huruf besar dan huruf kecil sekaligus sehingga tampilan tersebut menjadi lebih bervariasi dan menjadi lebih sulit untuk mengetahui makna dari tampilan tersebut.

Bahasa Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi indonesia yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Hal ini mengubah gaya tulisan mereka yang berupa simbol, singkatan, dan angka (Koentjaraningrat dalam Fanayun, 2010:6). Tampilan kolaborasi huruf besar dan huruf kecil yang dibaca kata dalam bahasa Alay antara lain:


(37)

1. Pi smW Gw kmBlin Lg mA lOE...jGN sLh LngkH Ok ( Pi semua gue kembaliin lagi sama loe..jangan salah langkah oke)

2. W mU UzuLkN eDIsI kOnSr MzIK TDk diaDakan ( gue mau usulkan edisi konser musik tidak diadakan)

3. Gw mLihT Kduax Mta sYa Chya Nya tRaNGX Skli (Gue melihat kedua mata saya cahayanya terang sekali)

4. N, Gmn CraX biaR gW bSa dkT mA dy ya ( dan gimana caranya biar gue bisa dekat ma dia ya)

Kalangan yang bukan kaum Remaja akan mengerutkan dahi apabila membaca kalimat bahasa Alay di atas. Bagi pengguna bahasa Alay khususnya kaum remaja, tampilan seperti ini merupakan gaya tersendiri yang mereka ciptakan. Tampilan ini merupakan salah satu usaha kaum remaja agar di luar kelompoknya tidak mengerti. tampilan ini penuh dengan aneka inovasi yaitu penggabungan huruf besar dan kecil yang disingkat kemudian dibaca kata.

Dalam tampilan ini sebuah fonem menggantikan kata yang bermakna ganda atau mendua arti. Misalnya tampilan kDuax dan trAngX. Fonem X tersebut tidak dibaca X (eks) melainkan sudah berubah fungsi menjadi kata ganti – nya. Jadi, tampilan kdUax dibaca

keduanya dan trAngX dibaca terangnya. Tampilan X juga merupakan makna yang ambigu,

karena didalam angka romawi X merupakan sepuluh sedangkan dalam bahasa Alay X

merupakan sekali dan nya.

Selain penggabungan huruf besar dan kecil, dalam tampilan ini juga menggunakan tanda tertentu untuk menggantikan sebuah fonem maupun kata. Misalnya Z yang terdapat pada kata uZuL, eDisi, dan muZik. Fonem Z pada tampilan ini merupakan sebuah tanda untuk menggantikan fonem S. Jadi, tampilan yang terlihat tidak dibaca sesuai dengan tampilannya karena tampilan tersebut hanya menggantikan fonem yang sebenarnya.

4.1.2.2 Tampilan Kolaborasi Huruf dengan Angka dibaca Kata

Tampilan seperti ini merupakan gaya tersendiri yang dimiliki para pengguna bahasa Alay khususnya kaum remaja. Kolaborasi huruf dengan angka menuntut mereka untuk lebih sensitif dalam menebak kata yang penuh dengan singkatan. Selain membutuhkan kesabaran untuk mengetahui makna pada tampilan ini, pengguna bahasa Alay khususnya kaum remaja juga mempunyai kemampuan membaca perpaduan antara huruf dengan bunyi angka.


(38)

Berikut tampilan kolaborasi antara huruf dengan angka yang dibaca kata antara lain : 1. Ga prlu dslksi dlu ...para pmbc yg lain psti s7 ( Gak perlu diseleksi dulu..para

pembaca yang lain pasti setuju0

2. Cowo i2 emg byk kli egony g3 ( Cowok itu banyak kali egonya gede) 3. Q i2 bener2 cinta bgt sm dY ( Akiu itu bener-bener cinta banget sama dia)

4. Mending U nytakan cnta, dy pzti lu2h ( mending kamu nyatakan cinta, dia pasti luluh)

Kemampuan membaca antara perpaduan huruf dengan bunyi angka adalah ciri khas dari kaum remaja. Bahasa kaum remaja memang dikatakan lebih kreatif karena mampu menguasai kosakata yang serba baru dalam bentuk apapun yang selalu berubah-rubah sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga kaum remaja mempunyai variasi bahasa tersendiri yaitu bahasa Alay.

Tampilan kolaborasi huruf dengan bunyi angka dibaca kata dalam bahasa Alay yang digunakan kaum remaja merupakan suatu usaha mereka agar diluar kelompoknya tidak mengerti makna atau arti pada tampilan tersebut. Tampilan s7 menggantikan kata setuju dan gd3 menggantikan kata gede. s7 dan gd3 merupakan tanda yang dipergunakan kuam remaja dalam bahasa Alay untuk menggantikan sebuah kata yang dilafalkan dalam bahasa Indonesia.

Tampilan i2 untuk menggantikan kata itu, sedangkan bunyi tu adalah plesetan dari kata two yang berasal dari bahasa inggris. Perpaduan huruf i dengan bunyi angka 2 (two) dilafalkan di dalam bahasa Indonesia. Sedangkan lu2h pada tampilan ini tidak dilafalkan dengan bunyi angka 2, tetapi merupakan suku kata kedua dari kata lu2h. jadi angka 2 menggantikan lu, sehingga lu2h dibaca luluh.

Tampilan yang seperti ini juga akan membuat yang bukan para pembaca Alay bertanya-tanya dengan maknanya. Apabila para pembaca bukan kelompok kaum remaja tidak teliti, maka akan menimbulkan kesalahpahaman sehingga menimbulkan makna anbiguitas dalam tampilan tersebut.

4.1.3 Tampilan Singkatan Berupa Akronim

Kita amati tampilan singkatan berupa akronim juga banyak terdapat pada bahasa Alay yang digunakan kelompok kaum remaja.Menurut Sugihastuti (2000:36) akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata atau, gabungan huruf


(39)

awal dan suku kata yang ditulis dan dilafalkan seperti halnya kata biasa. Tampilan singkatan berupa akronim dalam bahasa Alay adalah :

1. Thx y boneka bearY LubiZ (thanks ya boneka bearnya lucu habis)

2. Coz gw co plg gnteng n pndkr di skul gw ( Cause gue cowok paling ganteng dan kekar di sekolah gue)

Hal ini seperti ini dilakukan kelompok kaum remaja dengan tujuan agar di luar kelompok mereka tidak mengetahui makna dari singkatan berupa singkatan yang terdapat dalam bahasa Alay. Singkatan berupa akronim seperti kalimat di atas adalah kata-kata biasa yang sering diucapkan tetapi memiliki makna tersendiri. Kata-kata yang sering diucapkan atau didengar ditampilkan dengan inovasi terbaru, yaitu dengan mengubah sebagian tampilannya tetapi bunyi dari tampilan tersebut tidak berbeda dengan kata-kata biasa.

Tampilan singkatan berupa akronim di atas khususnya pada kata LubiZ sudah mengalami perubahan makna dari kata-kata biasa. Hal ini disebabkan karena LubiZ adalah salah satu kata dari bahasa Alay. Fonem Terakhir diganti fonem menjadi Z dengan tujuan agar masyarkat di luar kelompok kaum remaja tidak mengetahui makna padak kata tersebut sehingga terlihat lebih kreatif dan santai, hal ini sesuai dengan ciri khas kaum remaja yang menyukai bahasa lebih santai dan penuh dengan kreativitas.

LubiZ dan gnteng merupakan tampilan singkatan yang berupa akronim, hal ini

disebabkan karena tampilan singkatan lubis dan gnteng dibaca dalam bentuk akronim. Lubiz dibaca lucu abiz dan gnteng dibaca ganteng.

4.2 MAKNA BAHASA ALAY

4.2.1 Makna Fonem

Fonem yang ditampilkan dalam bahasa Alay mempunyai makna tertentu sehingga kelompok yang tidak termasuk dalam kelompok kaum remaja tidak mengetahui maknanya. Selain itu, makna dari fonem yang ditampilkan juga menimbulkan makna yang ambiguitas. Sudah pasti hal ini akan membuat seorang pembaca yang bukan kaum remaja akan merasa kesulitan untuk mengetahui makna dari tampilan sebuah fonem yang terdapat dalam bahasa Alay.

W, n, g, dan Q merupakan fonem yang mempunyai makna tersendiri. Hal ini disebabkan karena fonem w.n.g dan q merupakan tampilan dari bahasa Alay untuk mewakili


(40)

sebuah kata dan dimengerti oleh kelompok tertentu yang bertujuan untuk menjadikan percakapan dalam bahasa Alay lebih santai dan tidak kaku.

Fonem W ditampilkan untuk menggantikan kata gue. Gue merupakan salah satu kata dari bahasa Alay yang mempunyai makna tersendiri. Jadi, makna gue adalah aku. Fonem n

adalah plesetan dari kata and yang berasal dari kata bahasa inggris sekaligus merupakan salah satu kata dari bahasa Alay. Makna fonem n adalah dan yang di ambil dari kata bahasa inggris.

Fonem g dan Q juga merupakan tampilan dari bahasa Alay untuk menggantikan kata

ngak dan akiu. Dalam bahasa Alay ngak mempunyai makna yaitu tidak, sedangkan akiu

maknanya adalah aku. Jadi, fonem yang ditampilkan dalam bahasa Alay hanya akan dimengerti oleh kelompok-kelompok tertentu saja.

Fonem C ditampilkan untuk menggantikan kata cewek, C merupakan singkatan yang terdapat dalam bahasa Alay. Singkatan adalah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf, maupun dilafalkan dengan mengikuti bentuk lengkapnya (Sugihastuti, 2000:35). Jadi, fonem C mempunyai makna yang ambiguitas, oleh karena itu tampilan fonem dalam bahasa Alay harus benar-benar diperhatikan agar tampilan tersebut tidak bermakna ganda dan tidak terjadi salah pengertian.

Selain itu, fonem rangkap yang ditampilkan juga mempunyai makna tersendiri, fonem rangkap tersebut ditampilkan untuk menggantikan sebuah kata dari bahasa Alay. Lu

ditampilkan untuk menggantikan kata loe yang maknanya adalah aku. Ce ditampilkan untuk menggantikan kata cewek, dan ce merupakan akronim karena hanya menampilkan gabungan huruf awal saja seperti yang dinyatakan Sugihastuti (2000:36) bahwa akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, atau gabungan huruf awal dan suku kata, yang ditulis dan dilafalkan seperti halnya kata biasa.

Sama halnya dengan ce,co ditampilkan untuk menggantikan kata cowok, karena co

juga akronim. Selain itu, tampilan mo mempunyai makna ambiguitas. Mo adalah salah satu kata bahasa Alay yang mempunyai makna mau.


(41)

4.2.2 Makna Kata

Tampilan singkatan dibaca kata yang dihadirkan dalam bahasa Alay bertujuan untuk mengaburkan makna kata sebagai usaha agar di luar kelompok kaum remaja tidak mengerti. Dalam bahasa Alay yang ditampilkan, sebagian besar kata-kata yang disingkat merupakan dari bahasa Alay. Menurut Caher dan Agustina (1995:87) bahwa bahasa Alay adalah ragam bahasa yang tidak resmi dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk berkomunikasi intern sebagai usaha orang di luar kelompoknya tidak mengerti, berupa kosakata yang serba baru dan berubah- rubah.

Kata-kata Alay yang ditampilkan dalam bahasa Alay berasal dari kata-kata biasa, kemudian disingkat dan dibaca kata sehingga mempunyai makna tertentu, seperti kata

jomblo yang berarti lajang.

Di balik tampilan kata dalam bahasa Alay pada dasarnya mempunyai makna tertentu yang hanya dipahami oleh kelompok tertentu saja. Misalnya tampilan yup memiliki makna yang tersembunyi dari bentuk tampilannya. Dalam bahasa Alay yup berarti setuju, duane

yang berarti dua, samsek yang berarti sama sekali, kamren yang berarti kemaren, sepia

yang berarti pacar rahasia, dan jek adalah panggilan untuk teman laki-laki. Kata-kata tersebut ditampilkan sedemikian rupa dengan harapan di luar kelompok kaum remaja tidak memahami makna tampilan tersebut.

Selain itu, doi mempunyai makna tertentu yang hanya diketahui oleh kelompok kaum remaja. Dalam bahasa Alay doi berarti pacar. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pacar merupakan teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih.

Buluk merupakan bahasa Alay yang berarti kusam, doski dalam bahasa Alay yang berarti dia, sohib yang berarti sahabat karib. Jreng merupakan bahasa Alay yang berarti

masih baru, ngemeng yang berarti ngomong, dan gebetan juga bahasa Alay yang berarti

cowok atau cewek incaran.

Nampol juga mempunyai makna tertentu yang hanya dipahami oleh kaum remaja. Dalam bahasa Alay nampol berarti enak sekali atau sesuatu yang pas. Istilah ini gunakan dalam menyatakan yang pas untuk dipakai atau dimakan oleh seseorang. Sedangkan rame


(42)

pada dasarnya merupakan hasil daya temu kebahasaan, terutama kaum remaja yang menginginkan istilah-istilah asli dan tajam untuk menyebut kembali gagasan, tindakan, dan objek yang sangat mereka gemari. Pembentukan kata-kata Alay berasal dari kosakata dasar bahasa Indoensia yang telah mengalami perubahan makna. Tampilan dari kata-kata dalam chatting melalui hp terbitan juni sampai juli 2014 yang mengalami perubahan makna.

Kelinci merupakan binatang pemakan tanaman yang berwarna hijau dan cepat larinya, meloncat lebih cepat kalau ditangkap, berwarna putih. Tetapi dalam bahasa Alay,

Kelinci memeliki makna tersendiri yang hanya dipahami oleh kelompok kaum remaja.

Kelinci diartikan sebagai kecil. Bahasa Alay kata garing mempunyai makna enggak lucu.

Sementara kata tinggi dalam bahasa Alay berarti mabuk karena terlalu banyak minum, sedangkan dalam bahasa indonesia kata tinggi berarti jauh jaraknya dari posisi sebelah bawah, panjang, dan sudah agak jauh ke atas. Kata jebol dalam bahasa Alay berarti hamil, tetapi dalam bahasa Indonesia kata jebol diartikan terangkat dari tempatnya tertanam sampai ke akar-akarnya, rusak parah hingga tidak berfungsi.

Ember merupakan bahasa Alay yang memiliki makna tersendiri dan hanya diketahui oleh kelompok kaum remaja, kata ember berarti emang bener. Istilah ember dipergunakan untuk menggambarkan orang yang suka ngibul atau ngawur yang disebut dengan “mulut ember”. Sementara dalam bahasa Indonesia ember adalah tempat air yang terbuat dari plastik maupun seng dan dipakai juga untuk menimba air.

Bahasa Alay memiliki ciri khusus seperti singkat, lincah, dan kreatif. Kata-kata yang dipergunakan cenderung pendek, sementara kata yang terlalu panjang akan diperpendek atau dipersingkat yang kemudian dilafalkan seperti halnya kata biasa.

Dalam bahasa Alay kata emang bener disingkat menjadi ember, istilah ini digunakan pada saat menyatakan persetujuan, sedangkan dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan setuju adalah dengan menyatakan iya.

Kata pendekar dapat dikatakan sebagai akronim karena kependekan dari gabungan huruf awal, gabungan suku kata atau gabungan huruf awaldan suku kata, yang ditulis dan dilafalkan seperti halnya kata biasa (Sugihastuti, 2000:36). Dalam bahasa Alay istilah

pendekar ditujukan kepada seorang laki-laki yang pendek dan kekar. Sementara makna dari kata pendekar itu adalah orang yang pandai bersilat dan pandai bermain pedang dan


(43)

4.2.3 Makna Singkatan dan Akronim

Tampilan singkatan berupa bahasa Alay dlam chatting melalui hp terbitan juni sampai juli 2014 mempunyai makna yang sudah ditentukan oleh pengguna bahasa Alay itu sendiri.

Singkatan berupa bahasa Alay itu mempunyai makna yang hanya diketahui oleh kelompok kaum remaja. Seperti yang dikemukakan oleh Kris Bedha bahwa singkatan dan simbol hanya ditangkap dan dimengerti oleh kalangan sendiri yakni antara pengguna bahasa Alay (http://tribunkaltim.co.id).

PD merupakan sebuah singkatan, sesuai dengan pendapat Sugihastuti (2000:35) menyatakan bahwa singkatan adalah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan dengan mengikuti bentuk lengkapnya.

PD adalah singkatan dari percaya diri.

BT dan BTW merupakan singkatan dari bahasa inggris yaitu (boring time) dan (by the way) yang kemudian dijadikan sebagai bahasa Alay yang memiliki makna tersendiri. Dalam bahasa Alay, singkatan BT mempunyai makna bosan, sedangkan BTW maknanya adalah ngomong-ngomong. Bahasa Alay menggunakan singkatan untuk menyatakan sesuatu yang memiliki makna tersendiri dan bertujuan agar di luar kelompok mereka tidak memahaminya.

Singkatan TOPBGT mempunyai makna top banget, JJS merupakan singkatan dari jalan-jalan sore. TOPBGT dan JJS merupakan singkatan yang diciptakan kelompok kaum muda sebagai bahasa intern kelompoknya, karena bahasa kaum muda memiliki ciri khas tertentu yaitu singkat, padat, tajam, santai dan penuh dengan kreativitas.

Selain singkatan, akronim juga ditampilkan dalam bahasa Alay, akronim adalah kependekan gabungan huruf awal, gabungan suku kata, atau gabungan huruf awal dan suku kata, yang tulis dan dilafalkan seperti halnya kata biasa (Sugihastuti, 2000:36). Sama halnya dengan singkatan, akronim juga mempunyai makna tertentu yang hanya diketahui oleh kelompok tertentu saja.

Adapun bahasa Alay yang ditampilkan dengan akronim antara lain, pedekate adalah akronim dari bahasa Alay yang bermakna pendekatan, kata LubiZ juga merupakan akronim dalam bahasa Alay yang bermakna lucu abiz. Setia merupakan akronim dalam bahasa Alay


(44)

yang berarti selingkuh tiada akhir. Kata sebel dalam bahasa Alay juga merupakan akronim yang memiliki makna tersendiri yaitu senang betul.

Bahasa Alay yang berupa akronim merupakan ciri khas dari bahasa kaum remaja. Kata bahasa Alay singkat dan pendek, sementara kata yang terlalu panjang akan diperpendek berupa akronim yang dilafalkan seperti halnya kata biasa.

Istilah sebel dalam bahasa Alay digunakan untuk menyatakan benar-benar suka terhadap sesuatu, sementara dalam bahasa Indonesia kata sebel bermakna mendongkol atau kesal hati. Makna dalam bahasa Alay dengan makna dalam bahasa Indonesia begitu tampak terlihat. Oleh karen itu perliu perlu perhatian khusus dalam memahami makna tampilan akronim agar tidak terjadi salah pengertian.


(45)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Tampilan bahasa Alay melalui chatting pada terbitan juni sampai juli 2014 yang berupa bahasa Alay terdiri dari tampilan fonem yang dibaca, misalnya q dibaca akiu, tampilan singkatan dibaca kata, misalnya indg dibaca indang, tampilan kolaborasi huruf besar dan kecil dibaca kata, misalnya Chya dibaca cahaya, tampilan kolaborasi huruf dengan angka dibacak kata, misalnya s7 dibaca setuju, dan tampilan singkatan berupa akronim, misalnya

lubizdibaca lucu abiz.

Sedangkan makna bahasa Alay dilihat dari makna fonem, mislanya fonem Q bermakna aku, makna kata, misalnya indang bermakna ini, makna singkatan, misalnya PD

bermakna percayadiri, dan makna akronim misalnya sebel bermakna seneng betul.

Makna bahasa Alay juga mempunyai makna ambiguitas atau mendua arti, misalnya tampilan fonem W dalam bahasa Alay. Fonem W adalah kata untuk menggantikan kata gue. Selain itu, tampilan bahasa Alay mengalami perubahan makna kata, yaitu perubahan makna kata dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Alay. Misalnya kata garing, dalam bahasa Indonesia garing bermakna keras dan kering, sedangkan dalam bahasa Alay garing

bermakna nggak lucu.

5.1 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, tampilan dan makna bahasa Alay pada chatting melalui hp telah dideskripsikan dalam penelitian ini. Dengan adanya bahasa Alay yang terdapat dalam chatting melalui hp pada terbitan juni sampai juli 2014 sangat diharapkan bagi kita semua untuk mempergunakannya sesuai dengan waktu dan tempatnya. Selain itu, semoga dengan adanya bahasa Alay ini dapat memperkaya perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia dan tentunya tidak bertentangan dengan kaidah yang telah ditentukan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada penelitian lanjutan untuk menelusuri sejauh mana pengaruh bahasa Alay pada masyarakat yang ada di Indonesia.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Aslinda, Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Refika Aditama. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka

Cipta.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Fanayun.2010.Alay Mode On.Yogyakarta:Easy Media.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sugihastuti. 2000. Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Pendidikan Nasional.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka

Sumarsono dan Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta:Sabda.

Skripsi

Anna Revi Nurutami. 2011. Pengaruh Bahasa Gaul Remaja Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia. (Skripsi) Yogyakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta.

Sukmi, Willyana. 2006. Bahasa Gaul. (Skripsi) Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Internet

http://liputan24.info/bahasa/25/4/11.13.00 aldawamu.wordpress.com


(47)

LAMPIRAN DATA

1. Nama : Irawaty

Usia : 17 tahun

2. Nama : Rahmy Hasan Usia : 17 tahun

3. Nama : Nanda Aulia Rahmat Usia : 15 tahun

4. Nama : Vanesha Oktaria Usia : 16 tahun

5. Nama : Daffa adelio Usia : 17 tahun


(48)

LAMPIRAN ( REKAMAN MEDIA HP SECARA LANGSUNG)

Peneliti : lagi ngapain ni ? Responden : ne lagi santai

Peneliti : kamu kalau kumpul sama kawan-kawan dimana aja sih ?

Responden : biasa nya sih di cafe getooo..mmmm.. yaaa di tempat makanan enak gitu dee..

Peneliti : kamu dari dulu udah menggunakan bahasa alay ya ?

Responden : ngga juga si, biasa aj... tapi kata orang-orang si bahasa aq alay getoo.. Peneliti : Kan udah keliatan pakai bahasa alay ?

Responden : masa si,biasa aja kelles

Peneliti : kamu punya twitter atau facebook gitu nggak ? Responden : @adelio

Peneliti : kalau alay nya ? Responden : adelio rumpiis Peneliti : apaan si rumpis ?

Responden : ya ampyuuun, hare gene gx tau rumpiis, kek rumpi-rumpi gitu..kepo-kepo getoo..

Peneliti : Oow pengen tau getoo? Responden : yoiiii

Peneliti : kamu punya komunitas nggak ?

Responden : kalau di fb keknya gx de, kalau di twitter gt ad,,, Peneliti : apa si namanya ?

Responden : kalau di twitter gue nama komunitasnya de bijjis Peneliti : ap tu de bijjis ?


(49)

LAMPIRAN ( MELALUI CHATTING MEDIA SOSIAL YAITU BBM, FACEBOOK DAN TWITTER)


(50)

(51)

(52)

(1)

LAMPIRAN DATA

1. Nama : Irawaty

Usia : 17 tahun

2. Nama : Rahmy Hasan Usia : 17 tahun

3. Nama : Nanda Aulia Rahmat Usia : 15 tahun

4. Nama : Vanesha Oktaria Usia : 16 tahun

5. Nama : Daffa adelio Usia : 17 tahun


(2)

38  

LAMPIRAN ( REKAMAN MEDIA HP SECARA LANGSUNG)

Peneliti : lagi ngapain ni ? Responden : ne lagi santai

Peneliti : kamu kalau kumpul sama kawan-kawan dimana aja sih ?

Responden : biasa nya sih di cafe getooo..mmmm.. yaaa di tempat makanan enak gitu dee..

Peneliti : kamu dari dulu udah menggunakan bahasa alay ya ?

Responden : ngga juga si, biasa aj... tapi kata orang-orang si bahasa aq alay getoo.. Peneliti : Kan udah keliatan pakai bahasa alay ?

Responden : masa si,biasa aja kelles

Peneliti : kamu punya twitter atau facebook gitu nggak ? Responden : @adelio

Peneliti : kalau alay nya ? Responden : adelio rumpiis Peneliti : apaan si rumpis ?

Responden : ya ampyuuun, hare gene gx tau rumpiis, kek rumpi-rumpi gitu..kepo-kepo getoo..

Peneliti : Oow pengen tau getoo? Responden : yoiiii

Peneliti : kamu punya komunitas nggak ?

Responden : kalau di fb keknya gx de, kalau di twitter gt ad,,, Peneliti : apa si namanya ?

Responden : kalau di twitter gue nama komunitasnya de bijjis Peneliti : ap tu de bijjis ?

Responden : yaaa... itu nama geng gue


(3)

LAMPIRAN ( MELALUI CHATTING MEDIA SOSIAL YAITU BBM, FACEBOOK DAN TWITTER)


(4)

40  


(5)

(6)

42