Hubungan Karakteristik Penduduk dan Kesadahan Air Sumur dengan Penyakit Kejadian Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

(1)

KUESIONER PENELITIAN Identitas Reponden

1. Nama Responden : ………

2. Status Responden : 1. Kasus 2. Kontrol

3. Umur Responden : …………...tahun

4. Jenis Kelamin :... 5. Alamat : ... 6. Pekerjaan : ...

7. Lama Tinggal di Kabupaten Padang Lawas : …………...tahun Pertanyaan

1. Berasal dari mana anda menggunakan sumber air untuk minum dan memasak?

a. Sumur gali/pompa b. Isi ulang

2. Apakah orang tua anda menderita penyakit batu saluran kemih? a. Ya

b. Tidak

3. Apakah anda mempunyai saudara kandung yang menderita penyakit batu saluran kemih?

a. Ya b. Tidak

4. Dimana saudara kandung anda tersebut tinggal? a. Satu kabupaten padang lawas


(2)

LAMPIRAN 1 MASTER DATA No Nama Umur Jenis

Kelamin status alamat pekerjaan

Sumber air Lama tinggal Total kesad ahan e sadah an air 1 salkin

kudari

60

laki-laki kasus cangkilan PNS isi ulang 15 551 ya

2 hasibuan yahya 60 laki-laki kontrol sangkilan wiraswasta isi ulang 60 432 tidak 3 minni 27 perempuan kasus lingkungan 2

sibuhuan wiraswasta isi ulang

27

536 ya 4 wardiyah 27 perempuan kontrol lingkungan 2

sibuhan wiraswasta isi ulang

27

483 tidak

5 emma

sarifa

37

perempuan kasus lingkungan 2

sibuhuan wiraswasta isi ulang

37

510 ya 6 harahap jamila 37 perempuan kontrol lingkungan 2

sibuhuan wiraswasta isi ulang

37

456 tidak 7 habibi

alfani

22

laki-laki kasus lingkungan 2

sibuhuan wiraswasta isi ulang

22

450 Tidak 8 ardian

hasibuan 22

laki-laki kontrol lingkungan 2

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

22

494 Tidak 9 zulpan lubis 52 laki-laki kasus sigorbus julu petani sumur

gali/pompa 52

520 Ya 10 pirgong

nasution 52

laki-laki kontrol sigorbus julu wiraswasta isi ulang 52 543 Ya 11

abdullah sani hasibu

68

laki-laki kasus tangga bosi wiraswasta sumur gali/pompa

40

505 Ya 12 faruddin hasibuan 68 laki-laki kontrol tangga bosi petani sumur

gali/pompa 25


(3)

13 gusta arifin

80

laki-laki kasus lingkungan 6

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

35

515 Ya 14 sukri hasibuan 80 laki-laki kontrol lingkungan 6

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

20

478 tidak 15

feby sutama harahap

25

laki-laki kasus lingkungan 6

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

25

519 Ya 16 madon hasibuan 25 laki-laki kontrol lingkungan 6

sibuhuan PNS

sumur gali/pompa

25

480 Tidak 17

fakhrur rozi daulay

52

laki-laki kasus tanjung

botung petani

sumur gali/pompa

30

509 Ya 18 darwis

harahap 52

laki-laki kontrol tanjung

botung wiraswasta

sumur gali/pompa

52

467 tidak 19 rosminta daulay 46 perempuan kasus tanjung

botung petani

sumur gali/pompa

20

516 ya 20 erna

siregar

46

perempuan kontrol tanjung

botung petani

sumur gali/pompa

24

455 tidak 21 m.saifulla

h

41

laki-laki kasus lingkungan 3

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

20

428 tidak 22 aswin daulay 41 laki-laki kontrol lingkungan 3

sibuhuan wiraswasta isi ulang

41

475 tidak 23 damhuri hasibuan 52 laki-laki kasus pasar ipuh PNS sumur

gali/pompa 30

416 tidak 24 zulkifli

pasaribu 52

laki-laki kontrol pasar ipuh petani isi ulang 20 427 tidak 25 Hj.salohot nasution 50 perempuan kasus sibuhuan jae ibu rumah

tangga

sumur gali/pompa

50

475 tidak 26 patoma

lubis

50


(4)

27 hasbullah siregar

65

laki-laki kasus binabo julu petani sumur gali/pompa

65

450 tidak 28 muktar siregar 65 laki-laki kontrol binabo jae petani sumur

gali/pompa 65

410 tidak 29 masra

daulay

44

perempuan kasus lingkungan 5

sibuhua petani

sumur gali/pompa

25

485 tidak 30 masdinar

hasibuan 44

perempuan kontrol lingkungan 5

sibuhuan wiraswasta isi ulang

22

430 tidak 31 annasari

siregar

51

perempuan kasus lingkungan 6

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

51

600 ya 32

leli wardani hasibua

51

perempuan kontrol lingkungan 6

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

13

424 tidak 33 ramlah

nasution 44

laki-laki kasus hasatan julu petani sumur gali/pompa

44

586 ya 34 martua harahap 44 laki-laki kontrol hasatan julu petani sumur

gali/pompa 44

443 tidak 35 ali ikhsan

hasibuan 38

laki-laki kasus lingkungan 4

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

38

561 ya 36 saiful

siregar

38

laki-laki kontrol lingkungan 4

sibuhuan petani isi ulang

38

451 tidak 37 juraida hasibuan 36 perempuan kasus handis julu petani sumur

gali/pompa 36

540 ya 38 derli

hasibuan 36

perempuan kontrol handis julu petani isi ulang 36 422 tidak 39 roski

janto

62

laki-laki kasus lingkungan 5

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

62

502 ya 40 malkmun

siregar

62

laki-laki kontrol lingkungan 5

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

62

482 tidak 41 Drs.rosehat 55 laki-laki kasus lingkungan 6

sibuhuan PNS

sumur gali/pompa

16


(5)

nasution 42 aman simangun song 55

laki-laki kontrol lingkungan 6

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

48

430 tidak 43 halwani

zilini

41

Perempuan kasus lingkungan 3

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

21

526 ya 44 robiah nasution 41 Perempuan kontrol lingkungan 3

sibuhuan petani

sumur gali/pompa

41

441 tidak 45 abdi fatah 50 laki-laki kasus sibuhuan

julu wiraswasta

sumur gali/pompa

28

531 ya 46 sahalman

nasution 50

laki-laki kontrol sibuhuan

julu petani isi ulang

30

411 tidak 47 martha

dinata

32

Perempuan kasus lingkungan 6

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

12

531 ya 48 risna lubis 32 Perempuan kontrol lingkungan 6

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

10

463 tidak 49 erlinda 61 Perempuan kasus paringgonan wiraswasta sumur

gali/pompa 28

511 ya 50 sarbiah

lubis

61

Perempuan kontrol paringgonan petani isi ulang 27 408 tidak 51 abdi harapan 49 laki-laki kasus lingkungan 1

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

49

578 ya 52 supriadi

hasibuan 49

laki-laki kontrol lingkungan 1

sibuhuan wiraswasta isi ulang

49

588 ya 53 dahler

harahap 53

laki-laki kasus lingkungan 1

sibuhuan wiraswasta isi ulang

53

491 tidak

54 ramli hasibuan

5

3 laki-laki kontrol

lingkungan 1

sibuhuan wiraswasta isi ulang

53


(6)

55 kusna warni

52

Perempuan kasus lingkungan 1

sibuhuan wiraswasta isi ulang

52

21 ya

56 kholijah 52 Perempuan kontrol lingkungan 1

sibuhuan PNS isi ulang

52

561 ya 57 mahdan

nasution 53

laki-laki kasus batang bulu

tanggal petani isi ulang

30

545 ya 58 tarmiji

harahap 53

laki-laki kontrol batang bulu

tanggal petani

sumur gali/pompa

23

539 ya 59

sayur khoiri harahap

33

Perempuan kasus lingkungan 1

sibuhuan wiraswasta

sumur gali/pompa

29

549 ya 60 irwan

lubis

33

Perempuan kontrol lingkungan 1

sibuhuan wiraswasta isi ulang

33

573 ya 61 asna deli 42 Perempuan kasus siolip petani sumur

gali/pompa 42

542 ya 62 tiajar hasibuan 42 Perempuan kontrol sioli

p wiraswasta

sumur gali/pompa

42


(7)

Lanjutan master data No Nama

Umur kateg ori

Jenis

Kelamin status

Lama tinggal Riwayat orang tua Riwayat saudara kandung Riwayat hipertensi Riwaya t gula Riwayat asam urat 1 salkin

kudari

41-60

tahun laki-laki kasus

0-20

tahun ya ya tidak tidak ya

2

yahya hasibua n

41-60

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak ya tidak tidak

3 minni

20-40

tahun perempuan kasus

> 20

tahun ya ya ya ya tidak

4 wardiya h

20-40

tahun perempuan kontrol

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak ya

5 emma sarifa

20-40

tahun perempuan kasus

> 20

tahun ya ya ya tidak ya

6 jamila harahap

20-40

tahun perempuan kontrol

> 20


(8)

7 habibi alfani

20-40

tahun laki-laki kasus

> 20

tahun ya ya ya tidak tidak

8

ardian hasibua n

20-40

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak ya ya ya

9 zulpan lubis

41-60

tahun laki-laki kasus

> 20

tahun ya tidak tidak tidak ya

10

pirgong nasutio n

41-60

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak ya ya ya

11

abdulla h sani hasibu

>60

tahun laki-laki kasus

> 20

tahun tidak tidak ya ya ya

12 faruddi n hasibua n >60

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak ya tidak ya

13 gusta arifin

>60

tahun laki-laki kasus

> 20


(9)

14

sukri hasibua n

>60

tahun laki-laki kontrol

0-20

tahun tidak tidak ya ya tidak

15 feby sutama harahap 2 0-40 tahun

laki-laki kasus > 20

tahun tidak tidak ya tidak ya

16

madon hasibua n

20-40

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak ya tidak ya

17

fakhrur rozi daulay

41-60

tahun laki-laki kasus

> 20

tahun tidak tidak ya tidak ya

18 darwis harahap

41-60

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak tidak

19

rosmint a daulay

41-60

tahun perempuan kasus

0-20

tahun tidak tidak ya tidak tidak

20 erna siregar

41-60

perempuan kontrol > 20


(10)

tahun

21

m.saiful lah

41-60

tahun laki-laki kasus

0-20

tahun tidak tidak ya tidak tidak

22 aswin daulay

41-60

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak ya

23

damhuri hasibua n

41-60

tahun laki-laki kasus

> 20

tahun tidak tidak ya tidak ya

24 zulkifli pasarib u

41-60

tahun laki-laki kontrol

0-20

tahun tidak tidak tidak tidak tidak

25

Hj.salo hot nasutio n

41-60

tahun perempuan kasus

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak ya

26 patoma lubis

41-60

tahun perempuan kontrol

> 20


(11)

27

hasbulla h siregar

>60

tahun laki-laki kasus

> 20

tahun tidak tidak ya tidak ya

28 muktar siregar

>60

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak tidak

29 masra daulay

41-60

tahun perempuan kasus

> 20

tahun tidak tidak tidak ya ya

30 masdina r hasibua n 41-60

tahun perempuan kontrol

> 20

tahun tidak tidak ya tidak ya

31 annasari siregar

41-60

tahun perempuan kasus

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak tidak

32

leli wardani hasibua

41-60

tahun perempuan kontrol

0-20

tahun tidak tidak tidak tidak tidak

33

ramlah nasutio n

41-60

laki-laki kasus > 20


(12)

tahun

34 martua harahap

41-60

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak ya ya tidak

35 ali ikhsan hasibua n 20-40

tahun laki-laki kasus

> 20

tahun ya ya tidak tidak ya

36 saiful siregar

20-40

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak ya ya tidak

37

juraida hasibua n

20-40

tahun perempuan kasus

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak tidak

38

derli hasibua n

20-40

tahun perempuan kontrol

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak tidak

39 roski janto

>60

tahun laki-laki kasus

> 20

tahun tidak tidak ya tidak tidak

40

malkmu n siregar

>60

laki-laki kontrol > 20


(13)

tahun 41 Drs.ros ehat nasutio n 41-60

tahun laki-laki kasus

0-20

tahun tidak tidak tidak tidak ya

42

aman simang unsong

41-60

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak ya tidak ya

43 halwani zilini

41-60

tahun Perempuan kasus

> 20

tahun tidak tidak ya ya ya

44

robiah nasutio n

41-60

tahun Perempuan kontrol

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak ya

45 abdi fatah

41-60

tahun laki-laki kasus

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak tidak

46 sahalma n nasutio n 41-60

tahun laki-laki kontrol

> 20


(14)

47 martha dinata

20-40

tahun Perempuan kasus

0-20

tahun ya ya ya tidak ya

48 risna lubis

20-40

tahun Perempuan kontrol

0-20

tahun tidak tidak tidak tidak ya

49 erlinda

>60

tahun Perempuan kasus

> 20

tahun tidak tidak tidak ya tidak

50 sarbiah lubis

>60

tahun Perempuan kontrol

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak tidak

51 abdi harapan

41-60

tahun laki-laki kasus

> 20

tahun tidak tidak tidak ya ya

52

supriadi hasibua n

41-60

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak ya

53 dahler harahap

41-60

laki-laki kasus > 20


(15)

tahun 54 ramli hasibua n 41-60

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak tidak

55

kusna warni

41-60

tahun Perempuan kasus

> 20

tahun tidak tidak ya tidak tidak

56 kholijah

41-60

tahun Perempuan kontrol

> 20

tahun tidak tidak tidak ya tidak

57

mahdan nasutio n

41-60

tahun laki-laki kasus

> 20

tahun tidak tidak ya tidak ya

58 tarmiji harahap

41-60

tahun laki-laki kontrol

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak ya

59

sayur khoiri harahap

20-40

tahun Perempuan kasus

> 20

tahun tidak tidak tidak ya ya

60 irwan lubis

20-40

perempuan kontrol > 20


(16)

tahun

61 asna deli

41-60

tahun Perempuan kasus

> 20

tahun tidak tidak tidak tidak ya

62

tiajar hasibua n

41-60

tahun Perempuan kontrol

> 20


(17)

LAMPIRAN 2

Umur kat * status

Crosstab

status otal

asus ontrol asus

u murkat 20 -40 tahun Count 6 Expected

Count ,0 ,0 6,0

% within

umurkat 0,0% 0,0% 00,0%

% within

status 5,8% 5,8% 5,8%

% of

Total 2,9% 2,9% 5,8%

41 -60 tahun

Count

8 8 6

Expected

Count 8,0 8,0 6,0

% within

umurkat 0,0% 0,0% 00,0%

% within

status 8,1% 8,1% 8,1%

% of

Total 9,0% 9,0% 8,1%

60 tahun

Count

0

Expected

Count ,0 ,0 0,0

% within

umurkat 0,0% 0,0% 00,0%

% within

status 6,1% 6,1% 6,1%

% of

Total ,1% ,1% 6,1%

Total

Count

1 1 2

Expected

Count 1,0 1,0 2,0

% within

umurkat 0,0% 0,0% 00,0%

% within

status 00,0% 00,0% 00,0%

% of


(18)

Chi-Square Tests

alue f

Asymp . Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Point Probability Pearson

Chi-Square 000(a) 1,000 1,000

Likelihood

Ratio 000 1,000 1,000

Fisher's Exact

Test 087 1,000

Linear-by-Linear Association 000(b) 1,000 1,000 ,578 ,155

N of Valid

Cases 2

a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,00. b The standardized statistic is ,000.

Lama kat * status

Crosstab

status otal

asus ontrol asus

amakat

0 -20 tahun

Count Expecte

d Count ,5 ,5 ,0

%

within lamakat 5,6% 4,4% 00,0%

%

within status 6,1% 2,9% 4,5%

% of

Total ,1% ,5% 4,5%

> 20 tahun

Count

6 7 3

Expecte

d Count 6,5 6,5 3,0

%

within lamakat 9,1% 0,9% 00,0%

%

within status 3,9% 7,1% 5,5%

% of

Total 1,9% 3,5% 5,5%

Total

Count

1 1 2

Expecte

d Count 1,0 1,0 2,0


(19)

within lamakat 0,0% 0,0% 00,0%

%

within status 00,0% 00,0% 00,0%

% of

Total 0,0% 0,0% 00,0%

Chi-Square Tests

alue f

Asymp . Sig. (2-sided)

Exac t Sig. (2-sided)

Exac t Sig. (1-sided)

Point Probability Pearson

Chi-Square 130(b) ,718 1,000 ,500

Continuity

Correction(a) 000 1,000

Likelihood

Ratio 130 ,718 1,000 ,500

Fisher's Exact

Test 1,000 ,500

Linear-by-Linear Association 128(c) ,721 1,000 ,500 ,264

N of Valid

Cases 2

a Computed only for a 2x2 table

b 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,50. c The standardized statistic is ,358.

Jenis kelamin * status

Crosstab status kas us ko ntrol Tot al Jeniskel amin laki-laki

Count 18 18 36

Expected Count 18.

0

18. 0

36. 0

% within

jeniskelamin 50. 0% 50. 0% 10 0.0% % within status 58.

1%

58. 1%

58. 1%

% of Total 29.

0% 29. 0% 58. 1% Perem puan

Count 13 13 26

Expected Count 13.

0

13. 0

26. 0

% within

jeniskelamin 50. 0% 50. 0% 10 0.0% % within status 41.

9%

41. 9%

41. 9%


(20)

% of Total 21. 0% 21. 0% 41. 9%

Total Count 31 31 62

Expected Count 31.

0

31. 0

62. 0

% within

jeniskelamin 50. 0% 50. 0% 10 0.0%

% within status 10

0.0%

10 0.0%

10 0.0%

% of Total 50.

0% 50. 0% 10 0.0% Chi-Square Tests Va

lue Df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .00

0a

1 1.000

1.000 .601

Continuity Correctionb .00 0

1 1.000

Likelihood Ratio .00

0

1 1.000

1.000 .601

Fisher's Exact Test 1.000 .601

Linear-by-Linear Association

.00 0c

1 1.000

1.000 .601

N of Valid Cases 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.00. b. Computed only for a 2x2 table


(21)

Pekerjaan * status Crosstabulation

status otal

asus ontrol asus

p ekerjaan P NS Count Expected

Count ,5 ,5 ,0

% within

pekerjaan 0,0% 0,0% 00,0%

% within

status ,7% ,5% ,1%

% of Total

,8% ,2% ,1%

N ON PNS

Count

8 9 7

Expected

Count 8,5 8,5 7,0

% within

pekerjaan 9,1% 0,9% 00,0%

% within

status 0,3% 3,5% 1,9%

% of Total

5,2% 6,8% 1,9%

Total

Count

1 1 2

Expected

Count 1,0 1,0 2,0

% within

pekerjaan 0,0% 0,0% 00,0%

% within

status 00,0% 00,0% 00,0%

% of Total 0,0% 0,0% 00,0%

Chi-Square Tests

alue f

Asymp . Sig. (2-sided)

Exac t Sig. (2-sided)

Exac t Sig. (1-sided)

Point Probability Pearson

Chi-Square 218(b) ,641 1,000 ,500

Continuity

Correction(a) 000 1,000

Likelihood

Ratio 219 ,640 1,000 ,500

Fisher's Exact

Test 1,000 ,500


(22)

N of Valid

Cases 2

a Computed only for a 2x2 table

b 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,50. c The standardized statistic is ,463.

Asal air * status

Crosstab

status otal

asus ontrol asus

salair

sumur gali/pompa

Count 4 5 9

Expect

ed Count 9,5 9,5 9,0

% witn

asalair 1,5% 8,5% 00,0%

%

within status 7,4% 8,4% 2,9%

% of

Total 8,7% 4,2% 2,9%

isi ulang

Count

6 3

Expect

ed Count 1,5 1,5 3,0

%

within asalair 0,4% 9,6% 00,0%

%

within status 2,6% 1,6% 7,1%

% of

Total 1,3% 5,8% 7,1%

Total

Count

1 1 2

Expect

ed Count 1,0 1,0 2,0

%

within asalair 0,0% 0,0% 00,0%

%

within status 00,0% 00,0% 00,0%

% of


(23)

Chi-Square Tests

alue f

Asymp . Sig. (2-sided)

Exac t Sig. (2-sided)

Exac t Sig. (1-sided)

Point Probability Pearson

Chi-Square ,599(b) ,018 ,034 ,017

Continuity

Correction(a) ,424 ,035

Likelihood

Ratio ,713 ,017 ,034 ,017

Fisher's Exact

Test ,034 ,017

Linear-by-Linear Association ,508(c) ,019 ,034 ,017 ,013

N of Valid

Cases 2

a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,50. c The standardized statistic is 2,347.

Risk Estimate 95% Confidence Interval Va lue Low er Uppe r Odds Ratio for asalair

(sumur gali/pompa / isi ulang)

3.6 57 1.22 0 10.9 62 For cohort status =

kasus 2.0 22 1.03 9 3.93 5 For cohort status =

kontrol

.55 3

.342 .894

N of Valid Cases 62

Orang tua * status Crosstab

status otal

asus ontrol asus

o rangtua a

Count Expected

Count ,0 ,0 ,0

% within

orangtua 00,0% 0% 00,0%

% within


(24)

% of

Total 2,9% 0% 2,9%

idak

Count

3 1 4

Expected

Count 7,0 7,0 4,0

% within

orangtua 2,6% 7,4% 00,0%

% within

status 4,2% 00,0% 7,1%

% of

Total 7,1% 0,0% 7,1%

Total

Count

1 1 2

Expected

Count 1,0 1,0 2,0

% within

orangtua 0,0% 0,0% 00,0%

% within

status 00,0% 00,0% 00,0%

% of

Total 0,0% 0,0% 00,0%

Chi-Square Tests

alue f

Asymp . Sig. (2-sided)

Exac t Sig. (2-sided)

Exac t Sig. (1-sided)

Point Probability Pearson

Chi-Square ,185(b) ,002 ,005 ,002

Continuity

Correction(a) ,032 ,008

Likelihood

Ratio 2,280 ,000 ,005 ,002

Fisher's Exact

Test ,005 ,002

Linear-by-Linear Association ,037(c) ,003 ,005 ,002 ,002

N of Valid

Cases 2

a Computed only for a 2x2 table

b 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,00. c The standardized statistic is 3,006.


(25)

Saudara kandung * status

Crosstab

status otal

asus ontrol asus

saudar akandung

a

Count

Expected Count

,0 ,0 ,0

% within

saudarakandung 00,0% 0% 00,0%

% within status

5,8% 0% 2,9%

% of Total

2,9% 0% 2,9%

idak

Count

3 1 4

Expected Count

7,0 7,0 4,0

% within

saudarakandung 2,6% 7,4% 00,0%

% within status

4,2% 00,0% 7,1%

% of Total

7,1% 0,0% 7,1%

Total

Count

1 1 2

Expected Count

1,0 1,0 2,0

% within

saudarakandung 0,0% 0,0% 00,0%

% within status

00,0% 00,0% 00,0%

% of Total 0,0% 0,0% 00,0%

Chi-Square Tests

alue f

Asymp . Sig. (2-sided)

Exac t Sig. (2-sided)

Exac t Sig. (1-sided)

Point Probability Pearson

Chi-Square ,185(b) ,002 ,005 ,002

Continuity


(26)

Likelihood

Ratio 2,280 ,000 ,005 ,002

Fisher's Exact

Test ,005 ,002

Linear-by-Linear Association ,037(c) ,003 ,005 ,002 ,002

N of Valid

Cases 2

a Computed only for a 2x2 table

b 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,00. c The standardized statistic is 3,006.

Kesadahan air * status

Crosstab

status otal

asus ontrol asus

kes adahanair

a

Count

4 0

Expected

Count 5,0 5,0 0,0

% within

kesadahanair 0,0% 0,0% 00,0%

% within

status 7,4% 9,4% 8,4%

% of Total

8,7% ,7% 8,4%

idak

Count

5 2

Expected

Count 6,0 6,0 2,0

% within

kesadahanair 1,9% 8,1% 00,0%

% within

status 2,6% 0,6% 1,6%

% of Total

1,3% 0,3% 1,6%

Total

Count 1 1 2

Expected

Count 1,0 1,0 2,0

% within

kesadahanair 0,0% 0,0% 00,0%

% within

status 00,0% 00,0% 00,0%


(27)

0,0% 0,0% 00,0%

Chi-Square Tests

V alue f

Asy mp. Sig.

(2-sided)

Exac t Sig.

(2-sided)

Exac t Sig.

(1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square

2

0,925(b) ,000 ,000 ,000

Continuity Correction(a)

1

8,665 ,000

Likelihood Ratio

2

2,306 ,000 ,000 ,000

Fisher's Exact

Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association

2

0,588(c) ,000 ,000 ,000 ,000

N of Valid Cases

6 2 a Computed only for a 2x2 table

b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,00. c The standardized statistic is 4,537.

Risk Estimate 95% Confidence Interval Va lue Low er Uppe r Odds Ratio for

kesadahanair (ya / tidak)

14. 286 4.19 3 48.6 73 For cohort status =

kasus 3.6 57 1.85 5 7.21 0 For cohort status =

kontrol

.25 6

.122 .536


(28)

LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI

Gambar 1. Wawancara Dan Observasi Sumur Responden Yang Berwarna Kuning Kecoklatan


(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, M. N., 2000. Kamus Kimia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan dan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2013), Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Bakti Husada.

Basiri, MM Sichani, SR Hosseini, AM Vadjargah, et al. X-Ray Free Percutaneous Nephrolithonomy in Supine Position with Ultrasound Guidance. World Journal of Urology. 2010.

Chang E., 2009. Pathofisiologi : Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Carlos L.J, Carneiro, Jose.,Kelley O.R. 1997. Histologi Dasar, Edisi ke 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Cole, G.A. 1998. Textbook of limnology. Third Edition. Waveland Press, Inc., Illinois, USA, pp : 401

Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Perencanaan Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/ Menkes/ Per/ IX/ 1990 tentang Syarat – Syarat Kualitas Air Bersih, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes R.I., 2008. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Tahun 2007. Depkes RI, Jakarta.

Eaton, A. D et al. 1995. APHA (American Public Health Association) : Standard Method for Examination of Water and Waste water 19th ed., AWWA (American Water Work Association), and WPCF (Water Pollution Control Federation). Washington D.C.

Ekeruo, O, Tan, H, Young, D, Dahm, P, Maloney, E, Mathias, J, Albala, M,

Preminger, M. (2004) ‘Metabolic risk factors and the impact of medical

therapy on the management of nephrolithia-sis in obese patients’, J Urol, 172, pp. 159

Gibson J., 2002. Fisiologi dan Anatomi Moderen Untuk Perawat. Edisi ke 2 ,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Ganong W.R., 1992. Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Hardjoeno., Ratu, G dan Badji, A , 2006. Profil Analisis Batu Saluran Kemih di Laboraturium Patologi Klinik. Indonesia journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, vol 12, No 3, Makasar. http://www.journal.unair.ac.id. Di akses pada 13 Juni 2011.

Haryanti, Rita. 2006. Hubungan Kesadahan Air Sumur dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kencing di Kabupaten Brebes Tahun 2006. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat: Semarang.

Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Penelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Joko T., Setiani, O., dan Wahap, S., 2012. Hubungan Kandungan Mineral Calsium, Magnesium, Mangan, Dalam Sumber Air Dengan Kejadian Batu


(48)

Saluran Kemih Pada Penduduk Yang Tinggal di Kecamatan Songgom

Kabupaten Brebes. Vol 11, No 2, Semarang.

http://www.journal.undip.ac.id. Di akses pada 23 Mei 2016.

Khan, S.R. and Canales, B.K. 2012. Genetic Basis of Renal Cellular Dysfunction, and The Formation of Kidney Stones. Urol Res, 37: 169–180

Kusnaedi, 1995. Mengolah Air Gambut dan Air Kotor. Puspa Swara, Jakarta. Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Andi, Yogyakarta.

Lameeshow, S., 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

López, M. & Bernd, H. (2008) ‘History, epidemiology and regional diversities of urolithiasis’, Pediatr Nephrol, 25, pp. 49–59.

Muslim R., 2007. Batu Saluran kemih Suatu Problem Gaya Hidup dan Pola Makan Serta Analisis Ekonomi pada Pengobatannya. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Ilmu Bedah Fak. Kedokteran UNDIP. http://eprints.undip.ac.id/340/1/rifki_muslim.pdf. Di akses pada 12 Juni 2011.

Muslumanoglu, Y, Binbay, M, Yuruk, E, Akman, T, Tepeler, A, Esen, T, Tefekli,

H. (2011) ‘Updated epidemiologic study of urolithiasis in Turkey. I: Changing characteristics of urolithiasis’, Urol Res, 39, pp. 309–314.

Pearle, S. & Lotan Y. 2011 ‘ Urinary Lithiasis: Etiologi, Epidimiologi, and

Pathogenesis’. In Wein A. Etal. Eds. Campbell Walsh urology 10th

Edition Amerika Serikat.

Pinduli, I, Spivacow, R, del Valle, E, Vidal, S, Negri, L, Previgliano, H, Farías, R, Andrade, H, Negri, M, Boffi-Boggero, J. (2006) ‘Prevalence of urolithiasis

in the autonomous city of Buenos Aires, Argentina’, Urol Res, 34(1), pp. 8-11.

Purnomo, B.B., 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi ke 3, CV. Sagung Seto, Jakarta. Rita Haryanti, M, Hubungan Kesadahan Air Sumur dengan Kejadian Penyakit

Batu Saluran Kemih Di Brebes, FKM Undip. 2006

Safarinejad, K. 2007 ‘Adult urolithiasis in a population-based study in Iran:

prevalence, incidence, and associated risk factor’, Urol Res, 35 pp. 73-82. Sastrawijaya, A. T., 2002. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Saucier, N. A., Sinha, M. K., Liang, K. V., Krambeck, A. E., Weaver, A. L., Bergstralh, E. J., et al. 2010. Risk Factor for Chronic Kidney Disease in Person with Kidney Stone. Am J Kidney Dis. 55 : 61-68

Sloane E., 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Stoller, L, 2012 ‘ Unnary Stone Disease’. In: Mc Anich, J& Tanagho, E. Eds. Smith’s General Urologi 18th Edition Amerika Serikat: McGraw Hill. Sun, X, Shen, L, Cong, X, Zhu, H, He, L, Lu, J. (2011) ‘Infrared spectroscopic

analysis of 5,248 urinary stones from Chinese patients presenting with the

first stone episode’, Urol Res, 39, pp. 339–343.

Sutrisno. C. T, dan Suciastuti E., 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta, Jakarta.

Syaifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.


(49)

Taylor,EN; Stamfer MJ; Curhan, GC. Obesity, Weight Gain and The Risk of Kidney Stones. International Braz Urol. Vol 31 No 1. Rio De Janeiro. Jan.2005; 293:455-62.

Yilmaz, S, Pekdemir, M, Aksu, N, Koyuncu, N, Cinar, O. (2012) A Multicenter case-control study of diagnostic tests for urinary tract infection in the presence of urolithiasis, Urol Res, 40, pp. 61-65.

Wardhana, Wisnu Arya 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset. Untung, Onny. 1996. Menjernihkan Air Kotor. Jakarta: Puspa Swara.


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik dengan desain case control, yaitu memilih kasus yang menderita penyakit batu saluran kemih dan kontrol yaitu pasien yang tidak menderita penyakit batu saluran kemih. Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui paparan yang dialami subjek pada waktu yang lalu ( retrospektif).

1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dari bulan Desember - Maret 2016 dikarenakan di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas jumlah kasus penyakit batu saluran kemih di rumah sakit tersebut cukup tinggi.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

1. Populasi kasus yaitu seluruh penderita batu saluran kemih yang berobat di RSUD Sibuhuan selama periode Januari-Desember 2015 yang berjumlah 50 Pasien.

2. Populasi kontrol yaitu seluruh penduduk bukan penderita batu saluran kemih yang berobat di RSUD Sibuhuan selama periode Januari-Desember 2015 yang berjumlah 50 Pasien.


(51)

30

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel kasus yaitu penderita batu saluran kemih yang berobat di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas selama periode Januari - Desember tahun 2015. Dengan jumlah 31 pasien yang memenuhi kriteria inklusi ekslusi sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

1) Pernah berobat di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas selama periode Januari - Desember 2015, didiagnosa menderita penyakit batu saluran kemih, bertempat tinggal dan berada di Kabupaten Padang Lawas pada saat penelitian dan bersedia untuk mengikuti penelitian.

2) Sumur yang digunakan penderita batu saluran kemih tidak mengalami perubahan minimal 6 bulan sebelum didiagnosis terkena batu saluran kemih sampai saat dilakukan penelitian.

2. Kriteria Ekslusi

1) Telah pindah rumah atau meninggal. 2) Tidak bersedia untuk mengikuti penelitian.

Sampel kontrol yaitu bukan penderita batu saluran kemih dan tidak mempunyai gejala klinis batu saluran kemih yang pernah berobat di RSUD Sibuhuan selama periode Januari - Desember 2015. Dengan jumlah 31 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :


(52)

31

1. Kriteria Inklusi

1) Seluruh penduduk bukan penderita batu saluran kemih yang bertempat tinggal dekat rumah penderita batu saluran kemih.

2) Tidak mempunyai keluhan batu saluran kemih.

3) Bertempat tinggal dan berada di Kabupaten Padang Lawas pada saat penelitian.

4) Tidak satu rumah dengan kasus.

5) Sumur yang digunakan tidak mengalami perubahan minimal 6 bulan sampai saat dilakukan penelitian.

2. Kriteria Eksklusi

1) Telah pindah rumah atau meninggal 2) Tidak bersedia untuk mengikuti penelitian 3.3.3 Besar Sampel Penelitian

Besar sampel diambil dengan rumus studi kasus kontrol untuk pengujian hipotesis terhadap Odds Ratio (Lemeshow, 1990) :

Keterangan :

n = Besar sampel minimum pada kasus dan kontrol

Z1-α = Nilai baku normal berdasarkan α yang ditentukan (α = 0,05) =1,96

Z1-β = Nilai baku normal berdasarkan β yang ditentukan (β = 0,20) = 0,84


(53)

32

P2 = Proporsi pajanan pada kelompok kontrol sebesar 0,39 (Hardjoenoet al., 2006)

Q2 = 1 - P2= 1 - 0,39 = 0,61

P1-P2 = Selisih proporsi pajanan minimal yang dianggap bermakna, ditetapkan sebesar 0,35

P1 = P2 + 0,35= 0,39 + 0,35 = 0,74 Q1 = 1 - P1 = 1- 0,74 = 0,26

P = (P1+P2)/2

P = (0,74+0,61)/2= 0,565 Q = 1-0,565= 0,435

Dengan memasukan nilai-nilai diatas pada rumus, diperoleh :

n1= n2 = ( 1,96 2

( 0,76 - 0,39)2

= 30,26 ( dibulatkan menjadi 31)

Dengan demikian besar sampel untuk tiap kelompok adalah 31 kasus ( kelompok kasus sebanyak 31, dan kelompok kontrol sebanyak 31) yang diambil

dengan cara simple random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara mengundi anggota populasi (teknik undian). Dalam penelitian ini pertimbangan tertentu tersebut berdasarkan kriteria inklusi dimana kasus dan kontrol yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai sampel penelitian.


(54)

33

3.4 Metode Pengumpulan data 3.4.1 Data Primer

a. Hasil pemeriksaan sampel air

b. Hasil wawancara langsung menggunakan kuesioner dengan responden pada kelompok kasus dan kelompok kontrol

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2015.

3.5 Teknik Pengumpulan Data a. Pengambilan Sampel Air

Sampel air di ambil dari sumber air yang digunakan oleh semua responden baik kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Dalam mengambil sampel dengan menggunakan botol aqua. Sampel diambil dari tengah-tengah sumur dan teknik pengambilan sampel dengan cara membilas botol aqua dengan air yang akan diambil sebagai sampel sambil dikocok beberapa kali kemudian dibuang sebanyak 3 kali. Botol aqua di isi air sampai penuh kemudian langsung ditutup.

b. Kegiatan Laboratorium

Sampel yang telah diambil dari sumber air selanjutnya diperiksa kadar kesadahan total (CaCO3) di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Lingkungan (BTKL).

c. Tenaga

Penelitian ini di bantu oleh petugas dari RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dan pemeriksaan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan


(55)

34

Lingkungan Lingkungan (BTKL), sepenuhnya dikerjakan oleh petugas Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Lingkungan (BTKL).

3.6 Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran Variabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran Variabel penelitian

No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Umur

Umur pasien berdasarkan ulang tahun terakhir pada saat dilakukan penelitian

Kuesioner

Kategori: 1. 20-40 tahun 2. 41-60 tahun 3. >60 tahun

Ordinal

2 Lama tinggal

Durasi responden berdomisili di lokasi penelitian

Kuesioner

Kategori: 1. 0-20 tahun 2. > 20 tahun

Ordinal

3 Jenis kelamin

Suatu konsep kultural yang Berupaya membuat perbedaan (dictinction) dalam hal perilaku, peran,

mentalitas,dan karakteristik

emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat

Kuesioner

Kategori: 1.Pria

2.Wanita Nominal

4 Pekerjaan

Jenis pekerjaan yang dimiliki responden sebagai tumpuan untuk mendapatkan uang Kuesioner Kategori: 1.PNS

2.Non PNS Nominal

5 Asal minum air

Sumber air minum yang digunakan responden

Kuesioner

Kategori:

1.Air sumur pompa/gali

2. Air isi ulang Nominal

6 Riwayat orang tua

Penilaian adanya riwayat ayah dan ibu, yang menderita penyakit batu saluran kemih dan memiliki hubungan garis keturunan secara Kuesioner Kategori: 1.Ada riwayat keluarga yang menderita batu saluran kemih 2.Tidak ada riwayat keluarga Nominal


(56)

35

langsung yang menderita

batu saluran kemih

7

Riwayat saudara kandung

Penilaian adanya saudara kandung yang menderita penyakit batu saluran kemih dan memiliki hubungan garis keturunan secara langsung Kuesioner Kategori: 1.Ada riwayat saudara kandung yang menderita batu saluran kemih 2.Tidak ada riwayat saudara kandung yang menderita batu saluran kemih Nominal

8 Kesadahan air sumur

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/Menkes/Per/I X/1990, tentang Syarat-Syarat Kualitas Air Bersih, menyatakan bahwa kadar maksimum kesadahan (CaCO3) yang diperbolehkan yaitu 500 mg/lt.

Pengukuran laboratorim dengan metode titimetri Kategori: 1. Sadah 2. Tidak sadah

Nominal 9 Kejadian penyakit batu saluran kemih

Semua pasien yang menderita penyakit batu saluran kemih, berdasarkan diagnosa dokter sesuai data sekunder RSUD Sibuhuan Data sekunder RSUD Sibuhuan Kategori: 1. Ya 2. Tidak Nominal

3.7 Teknik Pengolahan Data 1. Editing

Format ceklist yang telah diisi diedit terlebih dahulu. Untuk memperoleh data yang lengkap, jika masih ada data yang belum lengkap dilengkapi terlebih dahulu.


(57)

36

2. Coding

Setelah semua data diisi dilakukan pengkodingan untuk memudahkan mengolah data.

3. Entry

Dilakukan entri data dengan menggunakan program SPSS pada komputer untuk memudahkan analisis yang dilakukan.

4. Cleaning

Membersihkan data dengan tujuan mengecek kembali data yang akan diolah apakah ada kesalahan atau tidak

3.8 Teknik Analisis Data 1. Analisis Univariat

Analisis ini dipergunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi menurut karakteristik yang diteliti dari semua variabel penelitian. Ukuran yang digunakan dalam analisis ini adalah angka absolut dan persentase karena merupakan data kategorik dan disajikan dalam bentuk tabel.

2. Analisis Bivariat

Analisis dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen.Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square karena variabel independen dan dependennya merupakan variable kategorik. Selain melihat keeratan hubungan dan kemaknaan dengan melihat nilai p juga dengan tingkat kepercayaan (Confidence Interval) 95% dilihat Odds Ratio (OR) yang dihasilkan untuk mengetahui berapa besar derajat hubungan.


(58)

37

a. Uji Chi-Square (X2)

Uji ini dilakukan untuk melihat hubungan proporsi/persentase antara beberapa kelompok data, dalam hal ini adalah variabel independen dengan variabel dependen. Untuk menghitung nilai X2 digunakan rumus:

Keterangan: O : frekuensi teramati E : frekuensi harapan

Dengan derajat kebebasan (degree of freedom) : df = (k-1)(b-1)

Keterangan: k : jumlah kolom dalam tabel b : jumlah baris dalam table

Pada penelitian ini uji dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%. Untuk melihathasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan p value <0,05 sebagai hubungan yang bermakna secara statistik dan p value >0,05 sebagai hubungan yang tidak bermakna secara statistik.

b) Odds Ratio

Dengan odds ratio ini dapat diketahui derajat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen atau untuk mengestimasi tingkat risiko antara variabel independen dengan variabel dependen.

Rumus yang digunakan: OR = a x d


(59)

38

Keterangan: a : kelompok kasus yang terpajan b : kelompok kontrol yang terpajan c : kelompok kasus yang tidak terpajan d : kelompok kontrol yang tidak terpajan

1. Bila OR > 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor risiko (kausatif).

2. Bila OR = 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko.

3. Bila OR < 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor protektif.


(60)

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Padang Lawas 4.1.1 Geografi

Padang Lawas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Posisi kabupaten ini berada di bagian Tenggara Provinsi Sumatera Utara. Letak Geografisnya antara 1º26' - 2º11' Lintang Utara dan antara 91º01' - 95º53' Bujur Timur. Batas wilayah Kabupaten Padang Lawas adalah sebagai berikut: 1. Utara : Kabupaten Padang Lawas Utara.

2. Selatan : Kabupaten Pasaman ( Provinsi Sumatera Barat ) dan Kecamatan Siabu ( Kabupaten Mandailing Natal ).

3. Timur : Kabupaten Rokan Hulu ( Provinsi Riau).

4. Barat : Kecamatan Gunung Malintang ( Kabupaten Mandailing Natal ), Kecamatan Sayur Matinggi dan Batang Angkola ( Kabupaten

Tapanuli selatan ).

Kabupaten Padang Lawas terbentuk pada tahun 2007 dan merupakan pecahan dari Kabupaten Padang Lawas yaitu Sibuhuan terletak di Kecamatan Barumun. Dari 304 Desa/Kelurahan di Padang Lawas, seluruhnya merupakan desa bukan pesisir. Sebagian besar wilayah Padang Lawas merupakan perkebunan, sedangkan wilayah pemukiman penduduk terletak menyebar hingga di wilayah perkebunan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 37 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas, luas wilayahnya adalah 4.229,99 km2 dengan


(61)

40

ketinggian berkisar antara 0 – 1.915 m diatas permukaan laut. Kemiringan tanah 6,35% tanah datar, 11,52% landai, 16% berbukit-bukit dan 66,13% bergunung. Rata-rata curah hujan tahun 2006 adalah 213,67 mm, dan tahun 2007 adalah 204,42 mm.

4.1.2 Fasilitas Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan di RSUD Sibuhuan adalah pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan administrasi dan pelayanan 24 jam. Berikut uraian fasilitas disetiap sarana pelayanan kesehatan :

a.Rawat Jalan

1. Klinik Penyakit Dalam ( Spesialis Penyakit Dalam ) 2. Klinik Penyakit Anak ( Spesialis Penyakit Anak ) 3. Klinik Bedah ( Spesialis Bedah )

4. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan ( Spesialis Obgyn ) 5. Klinik Gigi dan Mulut

6. Klinik Umum b. Rawat Inap

1. ICU

2. Hemodealisa 3. Bangsal Anak

4. Bangsal Penyakit Dalam 5. Bangsal Bedah

6. Bangsal Kebidanan 7. VIP

8. Ruang Rawatan Kelas I, II, III c. Pelayanan Gawat Darurat

d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik 1.Pelayanan Radiologi

2.Pelayanan Laboratorium


(62)

41

e. Pelayanan Penunjang Klinik 1.Pelayanan Gizi

2.Pelayanan Farmasi 3.Rekam Medik

4.CSSD ( Sterilisasi Instrumen ) f. Pelayanan Penunjang Non Klinik

1.Laundry/Linen 2.Jasa Boga/Dapur 3.Pengelolaan Limbah 4.Gedung

5.Ambulance 6.Komunikasi 7.Kamar Jenazah

8.Penampungan Air Bersih ( Container Air ) g. Pelayanan Administrasi

1.Pendaftaran Pasien 2.Keuangan

3.Personalia

4.Sistem Informasi Rumah Sakit h. Pelayanan 24 Jam

1.Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) 2.Laboratorium

3.Radiologi 4.Apotik 5.Ambulance 6.Rekam Medik 7.Jaga Listrik


(63)

42

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Karakteristik Responden

Sampel kasus dalam penelitian ini yaitu pasien yang menderita penyakit batu saluran kemih, sedangkan sampel kontrol yaitu pasien yang tidak menderita penyakit batu saluran kemih. Berikut akan diuraikan karakteristik responden yang meliputi umur, lama tinggal, jenis kelamin, pekerjaan, sumber air minum, riwayat orang tua, riwayat saudara kandung dan kesadahan air sumur responen di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan narasi dengan analisis statistik chi square atau exact fisher. Adanya hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen ditunjukkan dengan nilai p < 0,05.

1. Hubungan Antara Umur Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Hubungan antara umur dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :


(64)

43

Tabel 4.1 Analisis Hubungan Antara Umur Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih Di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

Umur

Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih N ilai p Kasu s Kont rol Tot al % % n

20-40 tahun 5

0,0

5

0,0 6 00

1, 000 41-60 tahun

8

5 0,0 8

5

0,0 6 00

>60tahun 5 0,0

5

0,0 0 00

Total

1

5 0,0 1

5

0,0 2 00

Dapat dilihat dari tabel 4.1 bahwa berdasarkan kategori umur yaitu 20-40 tahun, 41-60 tahun, > 20 tahun, memiliki proporsi yang sama terhadap kejadian Batu Saluran Kemih sebanyak (50%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas (p=1,000) sehingga Ho diterima, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian penyakit batu saluran kemih.

2. Hubungan Antara Lama Tinggal Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Hubungan antara lama tinggal dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :


(65)

44

Tabel 4.2 Analisis Hubungan Antara Lama Tinggal Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih Di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

Lama Tinggal

Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih N ilai p Kasu s Kont rol Tot al %

% n

0-20 tahun 5

5,6

4

4,4 00

1, 000 >20 tahun

6

4 9,1 7

5

0,9 3 00

Total

1

5 0,0 1

5

0,0 2 00

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang mengalami penyakit batu saluran kemih lebih banyak yang tinggal 0-20 tahun sebanyak (55,6%), sedangkan yang tingggal > 20 tahun mengalami penyakit Batu Saluran Kemih (49,1%). Berdasarkan hasil uji exact fisher karena terdapat lebih dari 25% expected count yang nilai nya kurang dari 5 maka diperoleh nilai probabilitas (p=1,000) sehingga Ho diterima, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama tinggal dengan kejadian penyakit batu saluran kemih.

3. Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Analisis Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih Di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015


(66)

45

Jenis kelamins

Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

N ilai p

Kasus Ko

ntrol

Tot al

n %

Laki-laki 1

8

5

0,0 8 0,0 6 00

1 ,000

Perempuan 1

3

5

0,0 3 0,0 6 00

Total 3

1

5

0,0 1 0,0 2 00

Dapat dilihat dari tabel 4.3 bahwa berdasarkan jenis kelamin, perempuan memiliki proporsi yang sama terhadap penyakit batu saluran kemih sebanyak (50%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas (p=1,000) sehingga Ho diterima, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih.

4. Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Hubungan antara pekerjaan dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Analisis Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

Pekerjaan

Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

N ilai p

Kasus Ko

ntrol

Tot al

n %

1. PNS 3 6

0,0 0,0 00

1 ,000

2. Non PNS 28 4

9,1 9 0,9 7 00

Total 3

1

5


(67)

46

Dapat dilihat dari tabel 4.4 bahwa responden yang mengalami penyakit batu saluran kemih lebih banyak PNS sebanyak (60%), sedangkan Non PNS (49,1%). Berdasarkan hasil uji exsact fisher karena terdapat lebih dari 25% expexted count yang nilainya kurang dari 5 maka diperoleh nilai probalitas (p=1,000) sehingga Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis pekerjaan dengan kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih.

5. Hubungan Antara Sumber Air Minum Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Hubungan antara sumber air minum dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Analisis Hubungan Antara Sumber Air Minum Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih Di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

Air Minum

Kejadian Penyakit batu saluran kemih

N ilai p

O R

Kasus Kon

trol

Tota l

% %

Sumur 24 6

1,5 5 8,5 9

1 00 0 ,018 3,6 57

Isi ulang 7 3

0,4 6 9,6 3

1 00 Tot

al 1

5

0,0 1 0,0 2

1 00

Dapat dilihat dari tabel 4.5 bahwa responden yang mengalami Penyakit Batu Saluran Kemih lebih banyak pada penduduk yang menggunakan air sumur sebanyak (61,5%), sedangkan yang mengggunakan air isi ulang sebanyak (30,4%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas (p=0,018)


(68)

47

sehingga Ho ditolak, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber air minum dengan kejadian penyakit batu saluran kemih. Dengan OR=3,657 CI 95% (1,220-10,962) menunjukkan bahwa responden dengan sumber air minum sumur gali/pompa memiliki peluang menderita penyakit batu saluran kemih lebih besar 3,657 kali dibandingkan responden dengan sumber air minum isi ulang.

5. Hubungan Antara Riwayat Orang Tua Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Analisis hubungan antara riwayat orang tua dengan Kejadian Penyakit batu saluran kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Analisis Hubungan antara riwayat orang tua dengan Kejadian Penyakit batu saluran kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

Riwayat orang tua

Kejadian Penyakit batu saluran kemih

N ilai p

Kasus Ko

ntrol

Tot al

n %

Ada

8 00,0 1 00 ,005 0

Tidak 2

3

4

2,6 31 7,4 4 00

Total 3

1

5

0,0 1 0,0 2 00

Dapat dilihat dari tabel 4.6 bahwa seluruh responden dengan riwayat orang tua sebanyak (100%) terkena penyakit batu saluran kemih, sedangkan yang tidak memiliki riwayat orang tua dengan penyakit batu saluran kemih sebanyak (42,6%). Berdasarkan hasil uji exact fisher karena terdapat lebih dari 25%


(69)

48

expected count yang nilai nya kurang dari 5 diperoleh nilai probabilitas (p=0,005) sehingga Ho ditolak, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat orang tua dengan kejadian penyakit batu saluran kemih.

6. Hubungan Antara Riwayat Saudara Kandung Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Analisis hubungan antara riwayat saudara kandung dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Analisis Hubungan Antara Riwayat Saudara Kandung Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

Riwayat saudara kandung

Kejadian Penyakit batu saluran kemih

N ilai p

Kasus Ko

ntrol

Tot al

n %

Ada

8 1

00,0 00

0 ,005

Tidak 2

3

4

2,6 1 7,4 4 00

Total 3

1

5

0,0 1 0,0 2 00

Dapat dilihat dari tabel 4.7 bahwa seluruh responden yang memiliki riwayat saudara kandung sebanyak (100%) terkena penyakit batu saluran kemih, sedangkan yang tidak memiliki riwayat saudara kandung dengan penyakit batu saluran kemih sebanyak (42,6%). Berdasarkan hasil uji exact fisher karena terdapat lebih dari 25% expected count yang nilai nya kurang dari 5 diperoleh nilai probabilitas (p=0,005) sehingga Ho ditolak, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat saudara kandung dengan kejadian penyakit batu saluran kemih.


(70)

49

Hubungan Antara Kesadahan Air Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Analisis hubungan antara kesadahan air dengan kejadian penyakit batu saluran kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Analisis Hubungan Antara Kesadahan Air Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

Kesadahan air

Kejadian Penyakit batu saluran kemih

N ilai p

O R

Kasus Kon

trol Total

%

n

Sadah

4

8

0,0 0,0

3

0 00

0 ,0001

1 4,286

Tidak Sadah 2

1,9 5 8,1

3

2 00

Total 1

5

0,0 1 0,0

6 2 00

Dapat dilihat dari tabel 4.8 bahwa pada umumnya responden yang menggunakan air sadah mengalami Penyakit Batu Saluran Kemih sebanyak (80%), sedangkan yang menggunakan air tidak sadah mengalami Penyaki Batu Saluran Kemih sebanyak (21,9%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas (p=0,0001) sehingga Ho ditolak, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kesadahan air dengan kejadian penyakit batu saluran kemih. Dengan OR=14,286 CI 95% (4,193-48,673) menunjukkan bahwa responden dengan air sumur sadah memiliki peluang menderita penyakit batu saluran kemih lebih besar 14,286 kali dibandingkan responden dengan air sumur tidak sadah.


(71)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Antara Umur Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Berdasarkan kategori umur 20-40 tahun, 41-60 tahun, > 20 tahun, memiliki proporsi yang sama terhadap kejadian Batu Saluran Kemih yaitu (50%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas (p=1,000) sehingga Ho diterima, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian penyakit batu saluran kemih.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Pearle dan Lotan (2011) yang menyatakan bahwa angka kejadian batu saluran kemih sangat jarang sebelum usia 20 tahun dan meningkat pada usia 40-60 tahun. Ilmuwan telah mengamati bahwa wanita memiliki model distribusi ganda kejadian batu saluran kemih pada usia 60 tahun berkaitan dengan menopause. Temuan ini mungkin ada hubungannya dengan efek estrogen yang dapat menghalangi pembentukan batu saluran kemih karena hormon ini dapat meningkatkan penyerapan kalsium dan mencegah saturasi kalsium di urin. Selain itu, batu saluran kemih lebih jarang pada wanita dibandingkan dengan pria hingga mencapai usia 50 tahun.


(72)

51

5.2 Hubungan Antara Lama Tinggal Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama tinggal dengan kejadian penyakit batu saluran kemih (p=1,000). Dari 9 responden dengan kategori lama tinggal 0-20 tahun, sebanyak 5 responden yang menderita batu saluran kemih (55,6%) sedikit lebih banyak dari 53 responden pada kategori lama tinggal >20 tahun sebanyak 27 responden (49,1%) yang tidak menderita batu saluran kemih.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dilakukan oleh Joko T, Setiani O, dan wahap S, dkk pada tahun 2012 tentang Hubungan Kandungan Mineral Calcium, Magnesium, Mangan Dalam Sumber Air Dengan Kejadian Batu Saluran Kemih Pada Penduduk Yang Tinggal di Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes Tahun 2012. Dimana nilai p<0,05 dapat diinterpretasikan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama tinggal dengan kejadian batu saluran kemih, Proses pembentukan batu saluran kemih terjadi secara bertahap dan memakan waktu yang sangat lama dengan puncak insidensi antara dekade ketiga dan keenam. Subyek penelitian yang tinggal di daerah sekitar penambangan kapur dari 68 orang, 35 orang (51,5%) sudah tinggal di daerah tersebut lebih dari 30 tahun dan yang menderita batu saluran kemih 33 orang (48,5%).


(73)

52

5.3 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Berdasarkan jenis kelamin, perempuan memiliki proporsi yang sama terhadap penyakit Batu Saluran Kemih yaitu (50%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas (p=1,000) sehingga Ho diterima, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95% bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian penyakit batu saluran kemih. Hasil penelitian ini menunjukkan perbandingan laki-laki dan perempuan menderita penyakit batu saluran kemih adalah 1,07:1.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dialakukan oleh Naufal F, Soebadi A, dan Santoso A pada tahun 2014 tentang Profil Pasien dengan Batu Saluran Kemih pertama dan Batu Saluran Kemih berulang di SMF Urologi RSUD DR. Soetomo Periode Januari 2012- Desember 2013. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai p=0,715. Dengan CI 95% Nilai p > 0,05 dapat diinterpretasikan secara statistik bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian batu saluran kemih (Naufal F, Soebadi A, dan Santoso A, 2014).

5.4 Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Berdasarkan responden yang mengalami penyakit batu saluran kemih lebih banyak PNS sebanyak (60%), sedangkan Non PNS (49,1%). Berdasarkan hasil uji exsact fisher karena terdapat lebih dari 25% expexted count yang nilainya kurang dari 5 maka diperoleh nilai probalitas (p=1,000) sehingga Ho diterima,


(74)

53

artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis pekerjaan dengan kejadian penyakit Batu Saluran Kemih.

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, di Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 722.329 menemukan prevalensi tertinggi pada kelompok wiraswasta 5.779 orang (0,8%), sedangkan prevalensi terendah terdapat pada kelompok tidak bekerja sebanyak 3.612 orang (0.5%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Basiri et al pada tahun 2010 yang menyatakan bahwa secara demografi, penderita batu saluran kemih terbanyak berasal dari kelompok yang melakukan aktivitas rendah dalam ruangan yakni 67%. Kemudian diikuti dengan kelompok aktivitas tinggi di luar ruangan (16%), aktivitas rendah di luar ruangan (14%), dan aktivitas tinggi dalam ruangan (3%).

5.5 Hubungan Antara Sumber Air Minum Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara sumber air minum dengan kejadian penyakit batu saluran kemih (p=0,018). Dengan OR=3,657 CI 95% (1,220-10,962) menunjukkan bahwa responden dengan sumber air minum sumur gali/pompa memiliki peluang menderita penyakit batu saluran kemih lebih besar 3,657 kali dibandingkan responden dengan sumber air minum isi ulang.

Dapat dilihat dari tabel 4.5 bahwa responden yang mengalami Penyakit Batu Saluran Kemih lebih banyak pada penduduk yang menggunakan air sumur sebanyak (61,5%), sedangkan yang mengggunakan air isi ulang sebanyak (30,4%).


(75)

54

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joko T, Setiani O, dan Wahap S pada tahun 2012 tentang Hubungan Kandungan Mineral Calcium, Magnesium, Mangan Dalam Sumber Air Dengan Kejadian Batu Saluran Kemih Pada Penduduk Yang Tinggal di Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes Tahun 2012. Hasil statistik menunjukkan nilai p = 1 OR = 1 dengan CI 95%=0,187<OR<5,344. Nilai p>0,05 dapat diinterpretasikan secara statistik bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sumber air dengan kejadian batu saluran kemih, sehingga karakteristik sumber air tidak menjadi faktor resiko kejadian batu saluran kemih (Joko T, Setiani O, dan Wahap S, dkk, 2012).

5.6 Hubungan Antara Riwayat Orang Tua Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas, menunjukkan bahwa riwayat orang tua berpengaruh terhadap terjadinya Penyakit Batu Saluran Kemih.

Bagi seseorang, Penyakit Batu Saluran Kemih bisa merupakan turunan, jadi jika orang tua memiliki Penyakit Batu Saluran Kemih maka kemungkinan besar anak atau cucunya akan memiliki Penyakit Batu Saluran Kemih juga. Telah diamati bahwa seseorang dengan riwayat orang tua Penyakit Batu Saluran Kemih cenderung untuk membentuk Penyakit Batu Saluran Kemih juga. Hal ini juga yang terjadi pada responden, Kebanyakan dari responden yang memiliki riwayat orang tua terkena Penyakit Batu Saluran Kemih lebih banyak akan mengalami Penyakit Batu Saluran Kemih.

Dari hasil wawancara dengan responden, diketahui bahwa responden yang mempunyai Penyakit Batu Saluran Kemih memiliki riwayat orang tua pernah


(76)

55

terkena Penyakit Batu Saluran Kemih. Bahkan dalam satu keluarga terdapat lebih dari satu orang yang memiliki Penyakit Batu Saluran Kemih. Hal ini disebabkan karena Penyakit Batu Saluran Kemih menurun sampai tiga generasi dalam satu keluarga.

Berdasarkan uji Chi-square diperoleh p=0,005 sehingga Ho ditolak, yang berarti bahwa ada hubungan antara riwayat orang tua deng kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih. Hal ini disebabkan karena hasil penelitian terdapat 8 (100%) ada keturunan memiliki riwayat orang tua terkena Penyakit Batu Saluran Kemih.

Hasil peneliti ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita Haryanti (2006) yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara riwayat orang tua deng kejadian Penyakit Batu Saluran kemih.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa seseorang dengan riwayat orang tua Penyakit Batu Saluran kemih cenderung untuk membentuk Penyakit Batu Saluran kemih. Faktor genetik berperan penting dalam terjadinya Penyakit Batu Saluran kemih mempunyai resiko mengalami Penyakit Batu Saluran kemih sebesar 25 kali dibandingkan dnegan seseorang yang tidak mempunyai garis keturunan Penyakit Batu Saluran kemih (Cahyono, 2009 :27).

5.7 Hubungan Antara Riwayat Saudara Kandung Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas, menunjukkan bahwa riwayat saudara kandung berpengaruh terhadap terjadinya Penyakit Batu Saluran Kemih.


(77)

56

Bagi seseorang, Penyakit Batu Saluran Kemih bisa merupakan turunan, jadi jika saudara kandung memiliki Penyakit Batu Saluran Kemih maka kemungkinan besar saudara kandung yang lain akan memiliki Penyakit Batu Saluran Kemih juga. Telah diamati bahwa seseorang dengan riwayat saudara kandung Penyakit Batu Saluran Kemih cenderung untuk membentuk Penyakit Batu Saluran Kemih juga. Hal ini juga yang terjadi pada responden, Kebanyakan dari responden yang memiliki riwayat saudara kandung terkena Penyakit Batu Saluran Kemih lebih banyak akan mengalami Penyakit Batu Saluran Kemih.

Dari hasil wawancara dengan responden, diketahui bahwa responden yang mempunyai Penyakit Batu Saluran Kemih memiliki riwayat saudara kandung pernah terkena Penyakit Batu Saluran Kemih. Bahkan dalam satu keluarga terdapat lebih dari satu orang yang memiliki Penyakit Batu Saluran Kemih. Hal ini disebabkan karena Penyakit Batu Saluran Kemih menurun sampai tiga generasi dalam satu keluarga.

Berdasarkan uji Chi-square diperoleh p=0,005 sehingga Ho ditolak, yang berarti bahwa ada hubungan antara riwayat saudara kandung dengan kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih. Hal ini disebabkan karena hasil penelitian terdapat 8 (100%) ada keturunan memiliki riwayat saudara kandung terkena Penyakit Batu Saluran Kemih.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muslumanoglu et al. pada tahun 2010 yang mendapati angka kejadian batu saluran kemih berhubungan dengan riwayat keluarga. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa 28,5% sampel yang memiliki riwayat keluarga generasi pertama (orang tua atau saudara kandung) mengalami batu saluran kemih


(78)

57

dibandingkan dengan 4,4% sampel yang tidak memiliki riwayat keluarga generasi pertama penderita batu saluran kemih. Riwayat keluarga generasi pertama memiliki risiko 3 kali lipat (3.1, 95% CI 1.8–5.1) terkena batu saluran kemih dan merupakan faktor positif prediktif kuat dalam memprediksi kejadian batu saluran kemih (Safarinejad, 2007).

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Koyuncu et al. (2010) yang mendapati 437 sampel (27%) dengan riwayat keluarga positif batu saluran kemih dibandingkan dengan 1.158 sampel (63%) dengan riwayat keluarga negatif batu saluran kemih.

5.8 Hubungan Antara Kesadahan Air Sumur Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih

Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara kesadahan air dengan kejadian penyakit batu saluran kemih (p=0,0001). Dengan OR=14,286 menunjukkan bahwa responden dengan adanya kesadahan air sumur memiliki peluang menderita penyakit batu saluran kemih lebih besar 14,286 kali dibandingkan responden dengan tidak adanya kesadahan air sumur.

Dari 30 responden dengan adanya kesadahan air sumur, sebanyak 24 responden menderita penyakit batu saluran kemih (80,0%), sedangkan dari 32 responden dengan tidak adanya kesadahan air sumur, sebanyak 7 orang menderita penyakit batu saluran kemih (21,9%).

Kesadahan yang terjadi pada beberapa responden ini bukan tanpa alasan. Hal ini disebabkan wilayah kabupaten padang lawas dikelilingi oleh gunung


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ...i

ABSTRAK ...ii

ABSTRAK ...iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...iv

KATA PENGANTAR ...v

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 7

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1. Tujuan Umum ... 7

1.3.2. Tujuan Khusus ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Pengertian air tanah ... 9

2.2. Jenis Air Tanah ... 10

2.3. Kesadahan Air Tanah ... 11

2.3.1. Pengertian Kesadahan... 11

2.3.2. Jenis-Jenis Kesadahan Air ... 12

2.3.3 Kerugian Terhadap Kondisi Ekonomi ... 13

2.3.4 Cara Menanggulangi Kesadahan ... 14

2.4 Batu Dalam Saluran Kemih ... 16

2.4.1. Pengertian Batu Dalam Saluran Kemih... 16

2.4.2. Jenis-Jenis Batu Dalam Saluran Kemih ... 17

2.5 Sistem Kemih ... 19

2.6 Faktor-Faktor Batu Dalam Saluran Kemih ... 24

2.7 Pencegahan Batu Dalam Saluran Kemih ... 26

2.7.1 Pencegahan Primer ... 26


(2)

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.3.1.Populasi Penelitian ... 30

3.3.2 Sampel Penelitian ... 31

3.3. 3 Besar Sampel Penelitian ... 32

3.4. Metode Pengambilan Data ... 34

3.4.1. Data Primer ... 34

3.4.2 Data Sekunder ... 34

3.5. Teknik Pengumpulann Data ... 34

3.6 Variabel dan Defenisi Operasional... 35

3.7. Teknik Pengolahan Data ... 36

3.8 Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Kabupaten Padang Lawas ... 40

4.1.1. Geografi ... 40

4.1.2. Fasilitas Kesehatan ... 41

4.2. Analisi Univariat ... 43

4.2.1 Karakteristik Responden ... 43

4.3 Analisis Bivariat ... 43

BAB V PEMBAHASAN ... 59

5.1 Hubungan Antara Umur, dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih ... 51

5.2 Hubungan Antara Lama Tinggal dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih ... 52

5.3 Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih ... 53

5.4 Hubungan Antara pekerjaan dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih ... 53

5.5 Hubungan Antara sumber air minum dengan Kejadian Penyakit Batu Salutan Kemih... 54

5.6 Hubungan Antara Riwayat Orang Tua dengan Penyakit Batu Saluran Kemih ... 55

5.7 Hubungan Antara Riwayat Saudara Kandung dengan Penyakit Batu Saluran Kemih ... 57

5.8 Hubungan Antara kesadahan air sumur dengan Kejadian Batu Saluran Kemih ... 58


(3)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

6.1. Kesimpulan ... 62

6.2. Saran ... 62

6.2.1 Bagi Dinas Kesehatan ... 62

6.2.2 Bagi Masyarakat ... 63

6.2.3 Bagi Peneliti Lainnya ... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman 1. Tabel 3.1 Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran

Variabel Penelitian ... 35 3. Tabel 4.1 Analisis Hubungan Antara Umur dengan Kejadian Penyakit

Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten

Padang lawas Tahun 2015 ... 44 4. Tabel 4.2 Analisis Hubungan Antara Lama Tinggal dengan Kejadian

Penyakit Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten

Padang lawas Tahun 2015 ... 44 5. Tabel 4.3 Analisis Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Kejadian

Penyakit Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten

Padang lawas Tahun 2015 ... 45 6. Tabel 4.4 Analisis Hubungan Antara Pekerjaan dengan Kejadian

Penyakit Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten

Padang lawas Tahun 2015 ... 46

7. Tabel 4.5 Analisis Hubungan Antara Sumber Air Minum dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih Padang lawas Tahun 2015 ...47

8. Tabel 4.6 Analisis Hubungan Antara Riwayat Orangtua dengan

Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih Padang lawas Tahun 2015 ...48

9. Tabel 4.7 Analisis Hubungan Antara Riwayat Saudara Kandung Dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih di RSUD

Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015 ...48 10. Tabel 4.11 Hubungan Antara Kesadahan Air dengam Kejadian Penyakit

Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas. ...49


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1. Gambar 2.1Sistem Kemih Pada Manusia ... 20

2. Gambar 2.2 Anatomi Ginjal Normal dan Ginjal dengan BSK ... 21

3. Gambar 2.3 Kerangka Teori ... 28


(6)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Master Data

Lampiran 2 Output Master Data Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 5 Surat Persetujuan Izin Penelitian Lampiran 6 Surat Izin Pemakaian Laboratorium Lampiran 7 Laporan Hasil Uji Laboratorium


Dokumen yang terkait

Distribusi Bakteri Aerob Penyebab Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Januari 2013 – Juni 2013

1 65 60

Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Higiene Perseorangan dengan Kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2013

4 26 124

Karakterisitik Penderita Stroke Rawat Inap di RSUD. Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014-2015

0 10 152

UJI KADAR KESADAHAN SUMBER AIR MINUM PADA KEJADIAN PENYAKIT BATU SALURAN KEMIH DI DESA BARAKATI KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO ipi255948

0 0 9

Hubungan Karakteristik Penduduk dan Kesadahan Air Sumur dengan Penyakit Kejadian Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

0 0 16

Hubungan Karakteristik Penduduk dan Kesadahan Air Sumur dengan Penyakit Kejadian Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Karakteristik Penduduk dan Kesadahan Air Sumur dengan Penyakit Kejadian Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

0 0 7

Hubungan Karakteristik Penduduk dan Kesadahan Air Sumur dengan Penyakit Kejadian Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

0 0 21

Hubungan Karakteristik Penduduk dan Kesadahan Air Sumur dengan Penyakit Kejadian Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

1 5 3

Hubungan Karakteristik Penduduk dan Kesadahan Air Sumur dengan Penyakit Kejadian Batu Saluran Kemih di RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2015

0 0 46