Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Higiene Perseorangan dengan Kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2013

(1)

xiii

INFORMED CONSENT PENELITIAN

Perihal : Pemberian informasi dan persetujuan

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan akan dilaksanakan penelitian dengan judul Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Higiene Perseorangan dengan Kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas tahun 2013, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program S1 – Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara, saya menyampaikan surat ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang gambaran sanitasi lingkungan dan hygiene perseorangan warga binaan pemayarakatan yang berkaitan dengan penyakit skabies. Hasil penelitian ni dapat memberikan gambaran tentang cara pencegahan penyakit skabies di lingkungan rutan.

Sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh warga binaan pemasyarakatan. Oleh karena itu guna untuk terlaksananya penelitian ini saya bersedia untuk menjadi peserta dalam penelitian ini dengan memberikan informasi yang berkaitan dengan penyakit skabies. Penelitian ini hanya semata – mata untuk kepentingan pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat digunakan sebaik – baiknya.

Hormat Saya,

(………..…….)


(2)

xiv

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Higiene Perseorangan dengan Kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan

Kabupaten Padang Lawas Tahun 2013.

A. Data Umum Responden

Nama :

Umur :

Pendidikan : Lama Tahanan : Ruang Tahanan : B. Data Khusus

Kebersihan Kulit dan Rambut 1. Apakah anda mandi setiap hari ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 2. Apakah anda mandi menggunakan sabun mandi ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 3. Apakah anda membilas semua badan anda ketika mandi ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 4. Apakah anda mencuci rambut menggunakan shampoo ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 5. Apakah anda mandi di kamar mandi khusus ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering

Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

6. Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah makan ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering


(3)

xv

7. Apakah anda mencuci tangan sesudah dari kamar mandi / toilet ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 8. Apakah anda mencuci kaki setiap selesai beraktivitas diluar sel?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 9. Apakah anda menggunakan alas kaki ke kamar mandi ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering

Kebersihan Genitalia

10. Apakah anda membersihkan daerah kemaluan setiap buang air kecil ? Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 11. Apakah anda membersihkan daerah dubur anda setiap buang air besar ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 12. Apakah anda menggunakan celana dalam setiap hari ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 13. Apakah anda menggganti celana dalam setiap hari ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering

14. Apakah anda mengeringkan daerah alat kelamin atau bokong setiap dari kamar mandi ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering

Kebersihan Pakaian dan Handuk 15. Apakah anda sering mengganti pakaian ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering

16. Apakah anda mencuci pakaian sendiri (tidak dijadikan satu dengan teman anda) ? Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering


(4)

xvi

17. Apakah anda menjemur pakaian dan handuk di dalam kamar ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 18. Apakah anda mandi dengan menggunakan handuk sendiri ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 19. Apakah anda sering mencuci handuk sendiri ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering

Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai

20. Apakah anda sering membersihkan dan merapikan tempat tidur ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 21. Apakah anda sering menjemur tempat tidur / kasur dan bantal ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 22. Apakah anda menggunakan alas tidur / sprai pada saat tidur ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 23. Apakah anda sering mengganti sprai dan sarung bantal ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering 24. Apakah anda tidur sendiri di tempat tidur (kasur) ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering C. Observasi Penghuni Ruang Tahanan Negara

25. Apakah warga binaaan menggunting kuku agar tetap pendek ?

Tidak Ya, kadang – kadang Ya, sering

26. Apakah warga binaan menderita skabies berdasarkan pemeriksaan dokter?

Tidak Ya


(5)

xvii

Lembar Observasi Ruang Tahanan Negara

Nomor Ruang Tahanan :

No. Nama Observasi Hasil Penilaian

1.

Kelembaban :

40 – 70 % sesuai dengan Kepmenkes No. 829/ Menkes /SK/VII/1999

Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat

2.

Ventilasi :

≥ 10% dari ruangan sesuai dengan Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999.

Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat

3.

Pencahayaan :

60 lux dibandingkan dengan syarat Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999

Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat

4. Kepadatan Hunian : ≥ 4 m² per orang.

Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat

5. Kondisi Lantai :

Lantai terbuat dari bahan yang kedap air

Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat

6. Air Bersih :

Tersedia MCK dan wu’dhu bagi yang muslim.

Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat


(6)

xviii

Keputusan Menteri Kesehatan No. 829 Tahun 1999

Tentang : Persyaratan Kesehatan Perumahan

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

bahwa pembangunan perumahan berpengaruh besar terhadap peningkatan derajat kesehatan keluarga, oleh karena itu perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan;

Mengingat :

1. Undang – undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3237);

2. Undang – undang Nomor 46 Tahun 1985 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3318); 3. Undang – undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman

(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469);

4. Undang – undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Ke pendudukan dan Pembangunan Ke Iuarga Sejahtera (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3475);

5. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);

6. Undang – undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501); 7. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan – ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Di Bidang Kesehatan Kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3347);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3447);


(7)

xix

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN PERUMAHAN.

Pertama :

Persyaratan kesehatan perumahan dalam keputusan ini dimaksudkan untuk melindungi keluarga dari dampak kualitas lingkungan perumahan dan rumah tinggal yang tidak sehat.

Kedua :

Persyaratan kesehatan perumahan sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua, meliputi :

1. Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebisingan dan getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah, sarana dan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit dan penghijauan.

2. Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen dan penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit, air, makanan, limbah, dan kepadatan hunian ruang tidur.

Keempat :

Pelaksanaan ketentuan mengenai persyaratan kesehatan perumahan sebagai mana dimaksud dalam Diktum ketiga menjadi tanggung jawab :

a. Pengembang atau penyelenggara pembangunan untuk perumahan; b. Pemilik atau penghuni rumah tinggal untuk rumah.

Kelima :

Persyaratan Kesehatan Perumahan sebagaimana dimaksud dalam Diktum Ketiga berlaku juga terhadap rumah susun atau kondominium, rumah took dan rumah kantor pada zona permukiman.

Keenam :

Persyaratan kesehatan perumahan tercantum dalam Lampiran keputusan ini. Ketujuh :

Pelanggaran terhadap ketentuan Keputusan ini dapat dikenakan sanksi pidana dan / atau sanksi administratif sesuai dengan ketentuan Undang – undang Nomor 4 Tahun 1994 tentang Perumahan dan Permukiman dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Kedelapan :

Setiap perumahan yang telah ada wajib memenuhi persyaratan kesehatan perumahan sesuai keputusan ini selambat - lambatnya dalam waktu 5 (Iima) tahun sejak Keputusan ini ditetapkan.


(8)

xx Kesembilan : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Juli 1999 Menteri Kesehatan ttd

Adapun Persyaratan Rumah Tinggal Menurut Prof. Dr. F.A. MOELOEK

Penjelasan :

Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 1. Bahan bangunan

• Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepapaskan bahan yang dapat membahayakan kes, antara lain: debu total kurang dari 150 ug/m², asbestos kurang dari 0,5 serat/m³ per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg

• Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan bekembangnya mikroorganisme patogen

2. Komponen dan Penataan Ruang Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut : a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

b. Dinding

• Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara

• Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan c. Langit – langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir

e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.

f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap. 3. Pencahayaan

Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

4. Kualitas Udara


(9)

xxi

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut : a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C

b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70% c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam d. Pertukaran udara

e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m³ 5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.

6. Binatang penular penyakit Tidak ada tikus bersarang di rumah. 7. Air

a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene. 9. Limbah

a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 8m² dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.

Masalah perumahan telah diatur dalam Undang – Undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur” Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :

1. Mencegah terjadinya penyakit 2. Mencegah terjadinya kecelakaan 3. Aman dan nyaman bagi penghuninya 4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial


(10)

xxii Lampiran

1. Analisa Univariat

Kelompok Umur (tahun)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

11 – 20 10 23.8 23.8 23.8

21 – 30 18 42.9 42.9 66.7

31 – 40 10 23.8 23.8 90.5

> 40 4 9.5 9.5 100.0

Total 42 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

SD 7 16.7 16.7 16.7

SMP 13 31.0 31.0 47.6

SMA 18 42.9 42.9 90.5

PT 4 9.5 9.5 100.0

Total 42 100.0 100.0

Lama Tahanan (bulan)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

≤ 24 18 42.9 42.9 42.9

25 – 48 18 42,9 42,9 85.7

≥ 49 6 14,2 14,2 100.0

Total 42 100.0 100.0

Ruang Tahanan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Blok A1 7 16.7 16.7 16.7

Blok A2 7 16.7 16.7 33.3

Blok A3 7 16.7 16.7 50.0

Blok B1 7 16.7 16.7 66.7

Blok B2 7 16.7 16.7 83.3

Blok B3 7 16.7 16.7 100.0

Total 42 100.0 100.0


(11)

xxiii Kebersihan Kulit dan Rambut

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 32 76.2 76.2 76.2

Buruk 10 23.8 23.8 100.0

Total 42 100.0 100.0

Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 26 61.9 61.9 61.9

Buruk 16 38.1 38.1 100.0

Total 42 100.0 100.0

Kebersihan Genitalia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 16 38.1 38.1 38.1

Buruk 26 61.9 61.9 100.0

Total 42 100.0 100.0

Kebersihan Pakaian dan Handuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 15 35.7 35.7 35.7

Buruk 27 64.3 64.3 100.0

Total 42 100.0 100.0

Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 13 31.0 31.0 31.0

Buruk 29 69.0 69.0 100.0

Total 42 100.0 100.0

Ventilasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Memenuhi Syarat 42 100.0 100.0 100.0

Kelembaban

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Memenuhi Syarat 42 100.0 100.0 100.0


(12)

xxiv Pencahayaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Memenuhi Syarat 42 100.0 100.0 100.0

Kepadatan Hunian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Memenuhi Syarat 42 100.0 100.0 100.0

Kondisi Lantai

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak Memenuhi Syarat 28 66.7 66.7 66.7

Memenuhi Syarat 14 33.3 33.3 100.0

Total 42 100.0 100.0

Ketersediaan Air Bersih

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Memenuhi Syarat 42 100.0 100.0 100.0

Penyakit Skabies

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Ya 27 64.3 64.3 64.3

Tidak 15 35.7 35.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

2. Analisa Bivariat

a. Kebersihan Kulit dan Rambut dengan Kejadian Skabies Crosstab

Penyakit Skabies

Total

Ya Tidak

Kebersihan Kulit dan Rambut

Baik Count 19 13 32

Expected Count 20.6 11.4 32.0

Buruk Count 8 2 10

Expected Count 6.4 3.6 10.0

Total Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0


(13)

xxv Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 1.412a

1 .235

Continuity Correctionb .656 1 .418

Likelihood Ratio 1.510 1 .219

Fisher's Exact Test .286 .212

N of Valid Cases 42

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.57. b. Computed only for a 2x2 table

b. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku dengan Kejadian Skabies Crosstab

Penyakit Skabies

Total

Ya Tidak

Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku

Baik Count 16 10 26

Expected Count 16.7 9.3 26.0

Buruk Count 11 5 16

Expected Count 10.3 5.7 16.0

Total Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .224a 1 .636

Continuity Correctionb .020 1 .887

Likelihood Ratio .226 1 .634

Fisher's Exact Test .746 .447

N of Valid Cases 42

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.71. b. Computed only for a 2x2 table


(14)

xxvi

c. Kebersihan Genitalia dengan Kejadian Skabies Crosstab

Penyakit Skabies

Total

Ya Tidak

Kebersihan Genitalia

Baik Count 7 9 16

Expected Count 10.3 5.7 16.0

Buruk Count 20 6 26

Expected Count 16.7 9.3 26.0

Total Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.747a 1 .029

Continuity Correctionb 3.413 1 .065

Likelihood Ratio 4.727 1 .030

Fisher's Exact Test .047 .033

N of Valid Cases 42

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.71. b. Computed only for a 2x2 table

d. Kebersihan Pakaian dan Handuk dengan Kejadian Skabies Crosstab

Penyakit Skabies

Total

Ya Tidak

Kebersihan Pakaian dan Handuk

Baik Count 6 9 15

Expected Count 9.6 5.4 15.0

Buruk Count 21 6 27

Expected Count 17.4 9.6 27.0

Total Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0


(15)

xxvii Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 5.994a

1 .014

Continuity Correctionb 4.462 1 .035

Likelihood Ratio 5.953 1 .015

Fisher's Exact Test .021 .018

N of Valid Cases 42

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.36. b. Computed only for a 2x2 table

e. Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai dengan Kejadian Skabies Crosstab

Penyakit Skabies

Total

Ya Tidak

Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai

Baik Count 9 4 13

Expected Count 8.4 4.6 13.0

Buruk Count 18 11 29

Expected Count 18.6 10.4 29.0

Total Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .201a

1 .654

Continuity Correctionb .010 1 .921

Likelihood Ratio .203 1 .652

Fisher's Exact Test .739 .466

N of Valid Cases 42

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.64. b. Computed only for a 2x2 table


(16)

xxviii

f. Ventilasi dengan Kejadian Skabies

Crosstab

Penyakit Skabies

Total

Ya Tidak

Ventilasi Memenuhi Syarat Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Total Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Chi-Square Tests Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 42

a. No statistics are computed because Ventilasi is a constant.

g. Kelembaban dengan Kejadian Skabies

Crosstab

Penyakit Skabies

Total

Ya Tidak

Kelembaban Memenuhi Syarat Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Total Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Chi-Square Tests Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 42

a. No statistics are computed because Kelembaban is a constant.


(17)

xxix

h. Pencahayaan dengan Kejadian Skabies

Crosstab

Penyakit Skabies

Total

Ya Tidak

Pencahayaan Memenuhi Syarat Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Total Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Chi-Square Tests Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 42

a. No statistics are computed because Pencahayaan is a constant.

i. Kepadatan Hunian dengan Kejadian Skabies

Crosstab

Penyakit Skabies

Total

Ya Tidak

Kepadatan Tidak Memenuhi Syarat Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Total Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Chi-Square Tests

Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 42

a. No statistics are computed because Kepadatan is a constant.


(18)

xxx

j. Kondisi Lantai dengan Kejadian Skabies

Crosstab

Penyakit Skabies

Total

Ya Tidak

Kondisi Lantai

Tidak Memenuhi Sarat Count 23 5 28

Expected Count 18.0 10.0 28.0

Memenuhi Syarat Count 4 10 14

Expected Count 9.0 5.0 14.0

Total Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 11.667a

1 .001

Continuity Correctionb 9.450 1 .002

Likelihood Ratio 11.720 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

N of Valid Cases 42

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.00. b. Computed only for a 2x2 table

k. Ketersediaan Air Bersih dengan Kejadian Skabies

Crosstab

Penyakit Skabies

Total

Ya Tidak

Ketersediaan Air

Bersih Memenuhi Syarat

Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Total Count 27 15 42

Expected Count 27.0 15.0 42.0

Chi-Square Tests

Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 42

a. No statistics are computed because Air is a constant.


(19)

xxxi

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Rutan Cabang Sibuhuan Tampak Depan

Gambar 2. Peneliti sedang mengambil data sekunder dari Administrasi Rutan Cabang Sibuhuan


(20)

xxxii

Gambar 3. Ruang Poliklinik Rutan Cabang Sibuhuan

Gambar 4. Lemari Obat Poliklinik Rutan Cabang Sibuhuan


(21)

xxxiii

Gambar 5. Salah satu warga binaan pemasyarakat sedang menjawab kuesioner penelitian

Gambar 6. Salah satu penderita scabies di daerah genitalia warga binaan pemasyarakatan


(22)

xxxiv

Gambar 7. Ruang Tahanan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

Gambar 8. Salah satu ruang tahanan


(23)

xxxv

Gambar 9. Ruang tahanan tampak dari dalam

Gambar 10. Kondisi salah satu ventilasi ruang tahanan


(24)

xxxvi

Gambar 11. Kondisi salah satu lantai ruang tahanan

Gambar 12. Kondisi lantai di teras ruang tahanan


(25)

xxxvii

Gambar 13. Kondisi WC di salah satu ruang tahanan

Gambar 14. Kondisi Kamar Mandi di Rutan


(26)

xxxviii

LEMBAR KEGIATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : ASRUL HAMONANGAN PASARIBU

NIM. : 111021072

JUDUL SKRIPSI : HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN

HIGIENE PERSEORANGAN DENGAN KEJADIAN SKABIES DI RUTAN CABANG SIBUHUAN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2013

No. Hari, Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing I : Dra. Nurmaini, MKM., Ph.D.

1. Senin,

11 Februari 2013

- Latar Belakang ditambahi data tingkat Provinsi

- Populasi dan Sampel disatukan jadi satu paragraf.

- Penulisan bahasa asing dicetak miring

2. Kamis,

14 Februari 2013

- Rumusan Masalah diperbaiki

- Variabel Independent

dikategorikan. 3. Senin,

18 Februari 2013

- Perbaiki sampel penelitian

- Kuesioner ditambahi

perkategori menjadi 5 pertanyaan setiap variabel higiene perseorangan.

4. Kamis,

21 Februari 2013

- Proposal ACC

- Proposal lanjut konsul ke Dosen Pembimbing II


(27)

xxxix

Dosen Pembimbing II : dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes. 5. Senin,

13 Mei 2013

- Rumusan Masalah diperbaiki

- Defenisi Opersional

Diperbaiki 6. Jum’at,

17 Mei 2013

- Daftar isi dilengkapi - Tujuan khusus diperbaiki - Lembar Observasi ditambahi

kriteria persyaratan 7 Jum’at,

28 Juni 2013

- Tujuan khusus disesuaikan urutannya

- Defenisi Operasional

ditambahi teori sanitasi lingkungan dan disesuaikan urutannya

8. Jum’at, 28 Juni 2013

- Proposal ACC,

- Proposal siap untuk diseminarkan.

Dosen Pembimbing I : Dra. Nurmaini, MKM., Ph.D. 9. Kamis,

15 Agustus 2013

- Tambahi Tabel Univariat Kejadian Skabies.

- Nilai p pada variabel sanitasi lingkungan yang konstant di jelaskan.

10. Senin,

19 Agustus 2013

- Tabel jangan terputus atau tampilkan menjadi dua tabel yang terpisah.

- Perbaiki cara penulisan skripsi.


(28)

xl 11. Rabu,

21 Agustus 2013

- Skripsi ACC.

- Skripsi lanjut konsul ke Dosen Pembimbing II.

Dosen Pembimbing II : dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes. 12. Jum’at,

23 Agustus 2013

- Perbaiki penulisan seluruh tabel khususnya yang menampilkan jumlah penderita skabies.

- Perbanyak teori pembanding di BAB V Pembahasan.

13. Senin,

26 Agustus 2013

- Pada Kesimpulan, tambahi point data mayoritas penderita skabies sehingga diketahui jumlah keseluruhan penderita skabies.

- Perbaiki cara penulisan skripsi.

14 Rabu,

28 Agustus 2013

- Skripsi ACC

- Skripsi siap untuk

disidangkan.


(29)

77

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U.F., (2008) Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Jakarta : UI – Press. Badri, (2008) Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Bandung.

Benneth, F.J., (1997) Seputar Kedokteran dan Linux. Jakarta http://medlinux.blogspot.com/2009/02/skabies.html yang diakses bulan Februari 2013

Brown, H., (1979) Dasar Parasitologi Klinis. Jakarta : PT. Gramedia.

Brown, R.G. & Burns, I., (2002) Lecture Notes Dermatologi, Edisi ke – 8, Jakarta : Erlangga.

Brown, T.Y. et al, (1999) Seputar Kedokteran dan Linux. Jakarta http://medlinux.blogspot.com/2009/02/skabies.html yang diakses bulan Februari 2013

Budiarto, E., (2003) Metode Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC.

Burns DA., (1998) Diseases caused by arthropods and other noxious animals. Dalam : Champion RH, Burton JL, Burns DA, Breathnach SM, editor. Textbook of dermatology. Edisi ke – 2. Volume 2. Italia : Rotolito Lombarda.

Chandra, B., (2007) Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC.

Djuanda, A., dkk. (2000) Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

________ (2006) Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Depkes Republik Indonesia, (1992) Undang – Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992. Jakarta : Depkes RI.

________ (1999) Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999, Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Jakarta : Depkes RI.

________ (1999) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 / MENKES / PER / IX / 1990 Tentang Kualitas Fisika, Kimia, Mikrobiologi dan Radioaktivitas, Air. Jakarta : Depkes RI.

________ (2000) Pedoman Umum Pelaksanaan Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Melalui Pendekatan PKMD. Jakarta : Depkes RI.

________ (2001) Metode Penyuluhan. Jakarta : PPLP. Handoko, R., (2001) Seputar Kedokteran dan Linux. Jakarta


(30)

78

________ (2008) lmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Adhi Juanda. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Harahap, M., (2000) Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates.

ICRC., (2013) Pengobatan Massal Skabies bagi 908 Tahanan diakses bulan Februari 2013

Isro’in, L & Andarmoyo, S., (2012) Personal Hygiene. Yogyakarta : Graha Ilmu. Kandun, N., (2000) Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta.

Lita Sri, (2005) Perilaku Santri Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Skabies di Pondok Pesantren Ulumu Qur’an Stabat. Medan : USU Press.

Mukono H.J., (2006) Epidemiologi Lingkungan. Surabaya : Airlangga University Press.

Muliyono, (1998) Seputar Kedokteran dan Linux. Dibuka pada website 2013

Nemberini, P.G., (2007) Air, Sanitasi Higiene dan Habitat di Lingkungan Lapas Rutan. Jakarta : Perpustakaan AMPL.

Noor, N., (2008) Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatana. Jakarta : Rineka Cipta. ________, (2003) Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineke Cipta.

________, (2005) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta. ________, 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineke Cipta.

Prabu, P., 2009. Rumah sehat. Februari 2013

Perry, P., (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Riyadi, S., (1994) Ilmu Kesehatan Masyarakat. Surabaya : Usaha Offset Printing. Safitri, (2008) Menjaga Kebersihan Genital. Jakarta.

http://www.inspiredkidsmagazine.com, diakses bulan Februari 2013 Soedarto, (2003) Zoonis Kedokteran, Surabaya : Airlangga University Press.

Soejadi, (2003) Upaya Sanitasi Lingkungan di Pondok Pesantren Ali Maksum Almunawir dan Pandanaran Dalam Penaggulangan Penyakit Skabies. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Jawa Timur : Ponpes

Sukini, E., (1989) Pengawasan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Jakarta : Depkes.

Sungkar, S., (2001) Skabies. Jakarta : IDI.


(31)

79

Suyono, B., (2005) Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Konteks Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC.

Tabri, F., (2004) Infeksi Kulit pada Bayi dan Anak. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tarwoto dan Martonah (2003) Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika.

Wartonah, (2003) Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Bandung : Kanisius.

Webhealthcenter, (2006) Personal Hygiene. Dibuka pada website http://www. webhealthcenter.com

Yosefw, (2007) Krim Permethin untuk Pengobatan Skabies, Dibuka pada website , diakses bulan Februari 2013

http://yosefw.wordpress.com, diakses bulan Februari 2013


(32)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Adapun penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dengan sekali pengamatan pada suatu saat tertentu terhadap objek yang berubah, berkembang atau tumbuh menurut waktu (Budiarto, 2003). Penelitian juga dilakukan dengan pendekatan deskriftip yaitu melakukan observasi terhadap lingkungan rumah tahanan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Tahanan Negara Cabang Sibuhuan Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas dan penelitian dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga binaan pemasyarakatan yang tinggal di Rumah Tahanan Negara Cabang Sibuhuan sebanyak 42 orang. Adapun sampel penelitian adalah total populasi yaitu sebanyak 42 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1Data Primer

Data primer berupa sanitasi lingkungan rutan dan higiene perseorangan warga binaan pemasyarakatan dari peninjauan langsung pada objek penelitian yaitu kelapangan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi.


(33)

37 3.4.2Data Sekunder

Data sekunder didapat dari hasil penelusuran dokumen dan laporan data poliklinik di rutan dan puskesmas yang mempunyai wilayah kerja di lingkungan Rumah Tahanan.

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional 3.5.1Variabel Independen

Variabel Independen dari penelitian ini adalah sanitasi lingkungan dan higiene perseorangan yang terdiri dari ventilasi, kelembaban, pencahayaan, kepadatan hunian, kondisi lantai, penyediaan air bersih, kebersihan kulit dan rambut, kebersihan tangan, kaki dan kuku, kebersihan genitalia, kebersihan pakaian dan handuk, kebersihan tempat tidur dan sprai.

3.5.2Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian penyakit skabies.

3.5.3 Defenisi Operasional

1. Sanitasi Lingkungan adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada kegiatan seseorang untuk berusaha memelihara kesehatan lingkungan hidup manusia termasuk ventilasi, kelembaban, pencahayaan, kepadatan hunian, bangunan lantai yang kedap air serta penyediaan air bersih. 2. Kelembaban adalah tingkat kelembaban udara dalam ruangan tahanan dengan

standar 40 – 70%.


(34)

38

3. Ventilasi adalah luas penghawaan atau ventilasi yang permanen minimal 10% dari luas lantai.

4. Pencahayaan adalah keadaan penerangan dalam ruangan baik bersumber alami maupun buatan yaitu cukup dan tidak silau sehingga dapat digunakan untuk membaca dengan normal.

5. Kepadatan hunian ruangan tidur adalah luas ruang tidur minimal 4 m2 dan tidak dianjurkan lebih dari 2 orang (Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999).

6. Kondisi Lantai adalah keadaan atau jenis lantai yang digunakan pada rutan dengan standar kedap air.

7. Ketersediaan Air Bersih adalah kecukupan jumlah air bersih yang disediakan untuk kebutuhan warga binaan pemasyarakatan dalam 1 hari untuk mandi, cuci dan kakus dan wu’dhu bagi yang muslim.

8. Higiene Perseorangan adalah kebersihan pribadi seorang individu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatannya.

9. Kebersihan kulit dan rambut adalah usaha individu untuk menjaga kebersihan kulit dan rambut dengan cara mandi menggunakan sabun agar terhindar dari penyakit kulit dan menggunakan shampoo dalam perawatan rambut.

10. Kebersihan tangan, kaki dan kuku adalah perilaku individu dalam menjaga kebersihan tangan, kaki dan kuku seperti cuci tangan sebelum dan sesudah makan, sesudah ke kamar mandi, mencuci kaki sebelum tidur, serta memotong kuku agar tetap pendek.


(35)

39

11. Kebersihan genitalia adalah perilaku warga binaan pemasyarakatan dalam menjaga kebersihan genetalia dengan cara membersihkan dan mengganti celana dalam.

12. Kebersihan pakaian dan handuk adalah perilaku warga binaan pemasyarakatan dalam mengganti pakaian , mencuci pakaian serta frekuensi mencuci handuk dan menjemurnya.

13. Kebersihan tempat tidur dan sprai adalah perilaku warga binaan pemasyarakatan berdasarkan frekuensi menjemur kasur dan bantal, mengganti sprai dan sarung bantal.

14. Kejadian penyakit skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit sarcoptes scabiei, timbul dengan gejala gatal terutama malam hari. Diagnosa penyakit skabies ditegakkan oleh dokter puskesmas.

3.6 Aspek Pengukuran 1. Kelembaban

Cara pengukuran dengan menggunakan alat yaitu hygrometer. Sesuai jika kelembaban ruang tahanan / sel diantara 40 – 70 %

2. Ventilasi

Adapun pengukuran ventilasi dengan membandingkan luas lantai ruangan tahanan dengan luas ventilasi. Sesuai jika luas ventilasi ≥ 10% dari luas lantai. 3. Pencahayaan

Teknik yang dilakukan adalah membaca tanpa berakomodasi dengan kondisi pencahayaan alamiah. Sesuai jika bisa membaca dalam kondisi tersebut.


(36)

40 4. Kepadatan Hunian Ruang Tidur

Teknik pengukuran dengan membandingkan luas ruangan dengan jumlah penghuni ruangan. Sesuai jika 1 orang untuk luas 4m².

5. Lantai Bangunan

Teknik yang dilakukan dengan cara melihat lantai apakah terbuat dari bahan yang kedap air atau tidak. Sesuai jika lantai terbuat dari bahan yang kedap air.

6. Ketersediaan Air

Mencukupi apabila tersedia untuk mandi, cuci dan kakus serta berwu’dhu bagi yang muslim di ruang tahanan.

7. Kebersihan Kulit dan Rambut

Pengukuran variabel kebersihan kulit dan rambut didasarkan pada skala ukur ordinal dari 5 pertanyaan dengan total skor 10, alternatif jawaban “Tidak” diberi skor 0 (nol) dan “Ya, kadang – kadang” diberi skor 1 (satu) serta “Ya, sering” diberi skor 2 (dua). Kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :

a) Baik, jika responden mendapat skor ≥ 6 dari pertanyaan yang disediakan. b) Buruk, jika responden mendapat skor < 6 dari pertanyaan yang disediakan. 8. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

Pengukuran variabel kebersihan tangan, kaki dan kuku didasarkan pada skala ukur ordinal dari 5 pertanyaan total skor 10, alternatif jawaban “Tidak” diberi skor 0 (nol) dan “Ya, kadang – kadang” diberi skor 1 (satu) serta “Ya, sering” diberi skor 2 (dua). Kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :


(37)

41

a) Baik, jika responden mendapat skor ≥ 6 dari pertanyaan yang disediakan. b) Buruk, jika responden mendapat skor < 6 dari pertanyaan yang disediakan. 9. Kebersihan Genitalia

Pengukuran variabel kebersihan genitalia didasarkan pada skala ukur ordinal dari 5 pertanyaan dengan total skor 10, alternatif jawaban “Tidak” diberi skor 0 (nol) dan “Ya, kadang – kadang” diberi skor 1 (satu) serta “Ya, sering” diberi skor 2 (dua). Kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :

a) Baik, jika responden mendapat skor ≥ 6 dari pertanyaan yang disediakan. b) Buruk, jika responden mendapat skor < 6 dari pertanyaan yang disediakan. 10. Kebersihan Pakaian dan Handuk

Pengukuran variabel kebersihan pakaian didasarkan pada skala ukur ordinal dari 5 pertanyaan dengan total skor 10, alternatif jawaban “Tidak” diberi skor 0 (nol) dan “Ya, kadang – kadang” diberi skor 1 (satu) serta “Ya, sering” diberi skor 2 (dua). Kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :

a) Baik, jika responden mendapat skor ≥ 6 dari pertanyaan yang disediakan. b) Buruk, jika responden mendapat skor < 6 dari pertanyaan yang disediakan. 11. Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai

Pengukuran variabel kebersihan tempat tidur dan sprai didasarkan pada skala ukur ordinal dari 5 pertanyaan dengan total skor 10, alternatif jawaban “Tidak” diberi skor 0 (nol) dan “Ya, kadang – kadang” diberi skor 1 (satu) serta “Ya, sering”


(38)

42

diberi skor 2 (dua). Kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut :

a) Baik, jika responden mendapat skor ≥ 6 dari pertanyaan yang disediakan. b) Buruk, jika responden mendapat skor < 6 dari pertanyaan yang disediakan.

3.7 Metode Analisa Data 3.7.1 Analisa Univariat

Analisa data dengan mendistribusikan variabel higiene perseorangan dan tinjauan sanitasi lingkungan rutan yang disajikan dalam bentuk tabel dan distribusi frekuensi.

3.7.2 Analisa Bivariat

Variabel penelitian dan kejadian penyakit kulit infeksi skabies akan dianalisa dengan menggunakan uji chi – square pada taraf kepercayaan 95% sehingga diketahui hubungan antar variabel penelitian.


(39)

43 BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Tahanan Negara Cabang Sibuhuan terletak di Jl. Sultan Hasanuddin No. 15, Lingkungan IV Kelurahan Pasar Sibuhuan, Kecamatan Barumun. Adapun Kecamatan tersebut berada di Kabupaten Padang Lawas dengan letak geografis diantara 1°26' – 2°11' Lintang Utara dan 91°01' – 95°53' Bujur Timur.

Rumah Tahanan Negara Cabang Sibuhuan diresmikan pada tanggal 02 Agustus 1997 setelah dilakukan renovasi bangunan dengan menggunakan dana APBN, kala itu masih dibawah Departemen Kehakiman Republik Indonesia. Bangunan tersebut sebelumnya sudah digunakan sejak jaman penjajahan Belanda dengan fungsi bangunan yang sama yaitu sebagai penjara. Luas tanah dan bangunan rutan yaitu 328 m² dengan batas bangunan :

Sebelah Utara : Taman Kanak – Kanak Umariah - Sibuhuan Sebelah Selatan : Rumah Penduduk

Sebelah Timur : Kebun Penduduk

Sebelah Barat : Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Padang Lawas Rumah Tahanan Negara Cabang Sibuhuan dipimpin oleh Bapak Ali Sumidak, SH. dengan jumlah staf pegawai sebanyak 15 orang dengan latar pendidikan dari SMA hingga Strata – 1. Adapun fasilitas di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas adalah 4 ruang kantor, 6 ruang tahanan, 1 ruang poliklinik, 1 ruang Mushollah, 1 ruang gudang, 3 kamar mandi umum, 1 dapur dan 1 ruang bertamu.


(40)

44 4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi dari variabel atau besarnya proporsi dari masing – masing variabel yang diteliti di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas.

4.2.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh warga binaan pemasyarakatan yang ada di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas yang berjumlah 42 orang. Karakteriktik responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan dan lama waktu dalam tahanan seluruh warga binaan pemasyarakatan. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan dan Lama Tahanan di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%) 1. Umur Responden

≤ 20 tahun

21 – 30 tahun 31 – 40 tahun

≥ 41 tahun

10 18 10 4 23,8 42,9 23,8 9,5

Total 42 100

2. Pendidikan Terakhir SD sederajatnya SMP sederajatnya SMA sederajatnya Perguruan Tinggi 7 13 18 4 16,6 31,0 42,9 9,5

Total 42 100

3. Lama Tinggal di Tahanan

≤ 24 bulan 25 – 48 bulan

≥ 49 bulan

18 18 6 42,9 42,9 14,2

Total 42 100


(41)

45

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa berdasarkan umur, proporsi umur responden tertinggi pada kelompok umur 21 – 30 tahun yaitu sebanyak 18 orang (42,9%) dan yang terendah pada kelompok umur ≥ 41 tahun yaitu sebanyak 4 orang (9,5%). Berdasarkan pendidikan terakhir, proporsi pendidikan terakhir responden tertinggi adalah SMA yaitu sebanyak 18 orang (42,9%) dan terendah Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 4 orang (9,5%). Berdasarkan lama tahanan, proporsi lama tinggal di tahanan tertinggi adalah ≤ 24 bulan dan 25 – 48 bulan yaitu masing – masing sebanyak 18 orang (42,9%) dan terendah adalah ≥ 49 bulan yaitu sebanyak 6 orang (14,2%).

4.2.2 Distribusi Hasil Observasi dan Pengukuran Sanitasi Lingkungan Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

Adapun sanitasi lingkungan rumah tahanan dalam penelitian ini adalah luas ventilasi, kelembaban, pencahayaan, kepadatan penghuni, kondisi lantai dan ketersediaan air bersih.

Ventilasi diukur dengan cara menghitung luas ventilasi yang diukur dibagi dengan luas lantai ruang tahanan yang dinyatakan dalam persen (%), kelembaban diukur dengan menggunakan alat termohygrometer dan dinyatakan dalam persen (%), pencahayaan diukur dengan cara biasa membaca objek tanpa berakomodasi dengan kondisi pencahayaan alamiah, kepadatan penghuni dihitung berdasarkan jumlah penghuni dengan luas lantai dan kondisi lantai dilihat dari dominan terbuat dari bahan yang kedap air atau tidak serta ketersediaan air bersih dilihat berdasarkan kecukupan untuk keperluan MCK dan wudhu’ bagi responden yang muslim. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 berikut ini :


(42)

46

Tabel 4.2 Distribusi Hasil Observasi dan Pengukuran Sanitasi Lingkungan Mengenai Ventilasi, Kelembaban dan Pencahayaan di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Ruang

Tahanan Ventilasi Kelembaban Pencahayaan

Jumlah Penghuni Sakit Tidak

Sakit n 1. 2. 3. 4. 5. 6. Blok A1 Blok A2 Blok A3 Blok B1 Blok B2 Blok B3 34% 34% 34% 34% 34% 34% 56% 52% 50% 54% 55% 52% Bisa membaca Bisa membaca Bisa membaca Bisa membaca Bisa membaca Bisa membaca 7 6 6 4 4 0 0 1 1 3 3 7 7 7 7 7 7 7

Total 27 15 42

Berdasarkan tabel 4.2 dari hasil observasi dan pengukuran yang dilakukan untuk 6 ruang tahanan yang ada di Rutan Cabang Sibuhuan dapat diketahui bahwa masing – masing variabel ventilasi, kelembaban dan pencahayaan memenuhi syarat kesehatan adalah seluruh ruang tahanan dengan jumlah penghuni sebanyak 42 orang. Tabel 4.3 Distribusi Hasil Observasi dan Pengukuran Sanitasi Lingkungan

Mengenai Kepadatan Penghuni, Kondisi Lantai dan Ketersediaan Air Bersih di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Ruang Tahanan

Kepadatan

Penghuni Kondisi Lantai

Ketersediaan Air Bersih

Jumlah Penghuni Sakit Tidak

Sakit N 1. 2. 3. 4. 5. 6. Blok A1 Blok A2 Blok A3 Blok B1 Blok B2 Blok B3

1,25 m² / org 1,25m² / org 1,25m² / org 1,25m² / org 1,25m² / org 1,25m² / org

Tidak Kedap Air Tidak Kedap Air Tidak Kedap Air Tidak Kedap Air

Kedap Air Kedap Air Mencukupi Mencukupi Mencukupi Mencukupi Mencukupi Mencukupi 7 6 6 4 4 0 0 1 1 3 3 7 7 7 7 7 7 7

Total 27 15 42

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa variabel kepadatan penghuni semua ruang tahanan tidak memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan variabel kondisi lantai hanya ruang tahanan Blok B2 dan Blok B3 yang memenuhi syarat kesehatan dengan jumlah penghuni sebanyak 14 orang, sedangkan ruang tahanan lainnya tidak


(43)

47

memenuhi syarat kesehatan dengan jumlah penghuni sebanyak 28 orang. Berdasarkan variabel ketersediaan air bersih diketahui bahwa seluruh ruang tahanan tersedia air bersih yang mencukupi dengan jumlah penghuni sebanyak 42 orang.

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sanitasi Lingkungan

Distribusi responden berdasarkan ventilasi, kelembaban dan pencahayaan, kepadatan hunian, kondisi lantai dan ketersediaan air bersih di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Ventilasi, Kelembaban, Pencahayaan, Kepadatan Hunian, Kondisi Lantai dan Ketersediaan Air Bersih dan Pencahayaan di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Sanitasi Lingkungan Jumlah (n) Persentase (%) 1. Ventilasi

Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat

42 0

100 0

Total 42 100

2. Kelembaban Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat

42 0

100 0

Total 42 100

3. Pencahayaan Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat

42 0

100 0

Total 42 100

4. Kepadatan Penghuni Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat

0 42

0 100

Total 42 100

5. Kondisi Lantai Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat

28 14

66,7 33,3

Total 42 100

6. Ketersediaan Air Bersih Memenuhi syarat

Tidak memenuhi syarat

42 0

100 0

Total 42 100


(44)

48

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa masing – masing variabel ventilasi, kelembaban dan pencahayaan, mayoritas responden tinggal dalam ruangan dengan ventilasi, kelembaban dan pencahayaan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu sebanyak 42 orang (100%). Karena ventilasi seluruh ruang tahanan berukuran >10% luas lantai dan kelembaban seluruh ruang tahananan berada diantara 40 – 70% serta pencahayaan mayoritas responden tinggal dalam ruangan yang bisa membaca tanpa berakomodasi dengan kondisi pencahayaan alamiah.

Berdasarkan kepadatan penghuni, mayoritas responden tinggal dalam ruangan dengan kepadatan yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu sebanyak 42 orang (100%) karena kepadatan hunian ruang tahanan berukuran < 4m² / orang. Untuk kondisi lantai, mayoritas responden tinggal dalam ruangan dengan kondisi lantai yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu sebanyak 28 orang (66,7%) karena kondisi lantai dominan terbuat dari bahan tidak kedap air. Sedangkan berdasarkan ketersediaan air bersih untuk responden mayoritas memenuhi syarat kesehatan yaitu sebanyak 42 orang (100%).

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Higiene Perseorangan

Penilaian higiene perseorangan warga binaan di Rutan Cabang Sibuhuan dilakukan dengan wawancara dan observasi kepada responden berdasarkan kebersihan kulit dan rambut, kebersihan tangan, kaki dan kuku, kebersihan genitalia, kebersihan pakaian dan handuk serta kebersihan tempat tidur dan sprai.

Berdasarkan hasil penelitian variabel kebersihan kulit dan rambut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :


(45)

49

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebersihan Kulit dan Rambut di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Pertanyaan Tidak

Ya, kadang –

kadang

Ya,

Sering Total N % N % N % N % 1.

2. 3. 4. 5.

Apakah anda mandi setiap hari ? Apakah anda mandi menggunakan sabun mandi ?

Apakah anda membilas semua badan anda ketika mandi ?

Apakah anda mencuci rambut menggunakan shampoo ?

Apakah anda mandi di kamar mandi khusus ?

0 0 0 26 4 0 0 0 61,9 9,5 33 10 6 9 29 78,6 23,8 14,3 21,4 69,1 9 32 36 7 9 21,4 76,2 85,7 16,7 21,4 42 42 42 42 42 100 100 100 100 100 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak mencuci rambut menggunakan shampoo yaitu sebanyak 26 orang (61,9%). Kadang – kadang mayoritas responden mandi setiap hari yaitu sebanyak 33 orang (78,6%). Yang sering dilakukan responden mayoritas membilas semua badan ketika mandi yaitu sebanyak 36 orang (85,7%). Sesuai dengan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kebersihan kulit dan rambut responden di Rutan Cabang Sibuhuan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.6 Distribusi Higiene Perseorangan tentang Kebersihan Kulit dan Rambut di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Kebersihan Kulit dan Rambut Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 32 76,2

2. Kurang Baik 10 23,8

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa mayoritas responden di Rutan Cabang Sibuhuan memiliki kebersihan kulit dan rambut yang baik yaitu sebanyak 32 orang (76,2%).


(46)

50

Berdasarkan hasil penelitian variabel kebersihan tangan, kaki dan kuku dapat diketahui pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Pertanyaan Tidak

Ya, Kadang –

kadang

Ya,

Sering Total N % N % N % N % 1.

2. 3. 4. 5.

Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah makan ? Apakah anda mencuci tangan sesudah dari kamar mandi / toilet ? Apakah anda mencuci kaki setiap selesai beraktivitas diluar sel ? Apakah anda menggunakan alas kaki ke kamar mandi ?

Apakah anda menggunting kuku agar tetap pendek ?

0 0 12 10 0 0 0 28,5 23,8 0 29 36 30 32 14 69,1 85,7 71,5 76,2 33,3 13 6 0 0 28 30,9 14,3 0 0 66,7 42 42 42 42 42 100 100 100 100 100 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak mencuci kaki setiap selesai beraktivitas diluar sel yaitu sebanyak 12 orang (28,5%). Kadang – kadang mayoritas responden mencuci tangan sesudah dari kamar mandi / toilet yaitu sebanyak 36 orang (85,7%). Yang sering dilakukan responden mayoritas menggunting kuku agar tetap pendek yaitu sebanyak 28 orang (66,7%). Sesuai dengan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kebersihan tangan, kaki dan kuku responden di Rutan Cabang Sibuhuan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini : Tabel 4.8 Distribusi Higiene Perseorangan tentang Kebersihan Tangan, Kaki

dan Kuku di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas No. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 26 61,9

2. Kurang Baik 16 38,1

Total 42 100


(47)

51

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa mayoritas responden di Rutan Cabang Sibuhuan memiliki kebersihan tangan, kaki dan kuku yang baik yaitu sebanyak 26 orang (61,9%).

Berdasarkan hasil penelitian variabel kebersihan genitalia dapat diketahui setelah tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebersihan Genitalia di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Pertanyaan Tidak

Ya, Kadang –

kadang

Ya,

Sering Total N % N % N % N % 1.

2.

3. 4. 5.

Apakah anda membersihkan daerah kemaluan setiap buang air kecil ?

Apakah anda membersihkan daerah dubur setiap buang air besar ?

Apakah anda menggunakan celana dalam setiap hari ?

Apakah anda menggganti celana dalam setiap hari ?

Apakah anda mengeringkan daerah alat kelamin atau bokong setiap dari kamar mandi ?

4 1 11 2 8 9,5 2,4 26,2 4,8 19,0 30 13 27 40 26 71,5 30,9 64,3 95,2 62,0 8 28 4 0 8 19,0 66,7 9,5 0 19,0 42 42 42 42 42 100 100 100 100 100 Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak menggunakan celana dalam setiap hari yaitu sebanyak 11 orang (26,2%). Kadang – kadang mayoritas responden mengganti celana dalam setiap hari yaitu sebanyak 40 orang (95,2%). Yang sering dilakukan responden mayoritas responden membersihkan daerah dubur anda setiap buang air besar yaitu sebanyak 28 orang (66,7%). Sesuai dengan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kebersihan genitalia responden di Rutan Cabang Sibuhuan dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini :


(48)

52

Tabel 4.10 Distribusi Higiene Perseorangan tentang Kebersihan Genitalia di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Kebersihan Genitalia Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 16 38,1

2. Kurang Baik 26 61,9

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa mayoritas responden di Rutan Cabang Sibuhuan memiliki kebersihan genitalia yang kurang baik yaitu sebanyak 26 orang (61,9%).

Berdasarkan hasil penelitian variabel kebersihan kebersihan pakaian dan handuk dapat diketahui setelah tabel 4.11 berikut ini :

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebersihan Pakaian dan Handuk di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Pertanyaan Tidak

Ya, Kadang –

kadang

Ya,

Sering Total N % N % N % N % 1.

2. 3. 4. 5.

Apakah anda sering mengganti pakaian ?

Apakah anda mencuci pakaian sendiri?

Apakah anda menjemur pakaian dan handuk di dalam kamar ?

Apakah anda mandi dengan menggunakan handuk sendiri ? Apakah anda sering mencuci handuk sendiri ?

26 11 6 6 5 61,9 26,2 14,3 14,3 11,9 16 23 29 31 27 38,1 54,8 69,0 73,8 64,3 0 8 7 5 10 0 19,0 16,7 11,9 23,8 42 42 42 42 42 100 100 100 100 100 Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak sering mengganti pakaian yaitu sebanyak 26 orang (61,9%). Kadang – kadang mayoritas responden mandi dengan menggunakan handuk sendiri sebanyak 31 orang (73,8%). Yang sering dilakukan responden dalam mencuci handuk sendiri yaitu sebanyak 10 orang (23,8%). Sesuai dengan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan


(49)

53

bahwa kebersihan pakaian dan handuk responden di Rutan Cabang Sibuhuan dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 Distribusi Higiene Perseorangan tentang Kebersihan Pakaian dan Handuk di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Kebersihan Pakaian dan Handuk Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 15 35,7

2. Kurang Baik 27 64,3

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa mayoritas responden di Rutan Cabang Sibuhuan memiliki kebersihan pakaian dan handuk yang kurang baik yaitu sebanyak 27 orang (64,3%).

Berdasarkan hasil penelitian variabel kebersihan kebersihan tempat tidur dan sprai dapat diketahui setelah tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Pertanyaan Tidak

Ya, Kadang –

kadang

Ya,

Sering Total n % N % N % N % 1.

2. 3. 4. 5.

Apakah anda sering membersihkan dan merapikan tempat tidur ?

Apakah anda sering menjemur tempat tidur / kasur dan bantal ? Apakah anda menggunakan alas tidur / sprai pada saat tidur ?

Apakah anda sering mengganti sprai dan sarung bantal ?

Apakah anda tidur sendiri di tempat tidur (kasur) ?

10 16 10 12 8 23,8 38,1 23,8 28,5 19,0 32 26 31 23 24 76,2 61,9 73,8 54,8 57,2 0 0 1 7 10 0 0 2,4 16,7 23,8 42 42 42 42 42 100 100 100 100 100 Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak sering menjemur tempat tidur / kasur dan bantal sebanyak 16 orang (38,1%). Kadang


(50)

54

– kadang mayoritas responden sering membersihkan dan merapikan tempat tidur yaitu sebanyak 32 orang (76,2%). Yang sering dilakukan responden tidur sendiri di tempat tidur (kasur) yaitu sebanyak 10 orang (23,8%). Sesuai dengan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kebersihan tempat tidur dan sprai responden di Rutan Cabang Sibuhuan dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini :

Tabel 4.14 Distribusi Higiene Perseorangan tentang Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas No. Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 13 31,0

2. Kurang Baik 29 69,0

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa mayoritas responden di Rutan Cabang Sibuhuan memiliki kebersihan tempat tidur dan sprai yang kurang baik yaitu sebanyak 29 orang (69,0%).

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Skabies

Distribusi responden dari hasil diagnosa dokter Puskesmas Sibuhuan yang mengobati di Rutan Cabang Sibuhuan dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini :

Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Penyakit Skabies Jumlah (n) Persentase (%)

1. Ya 27 64,3

2. Tidak 15 35,7

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa mayoritas responden di Rutan Cabang Sibuhuan menderita skabies yaitu sebanyak 27 orang (64,3%).


(51)

55 4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yaitu sanitasi lingkungan (ventilasi, kelembaban, pencahayaan, kepadatan penghuni, kondisi lantai dan ketersediaan air bersih) dan higiene perseorangan (kebersihan kulit dan rambut, kebersihan tangan, kaki dan kuku, kebersihan genitalia, kebersihan pakaian dan handuk, kebersihan tempat tidur dan sprai) terhadap variabel dependen yaitu penyakit skabies. Uji statistik yang dilakukan pada analisis bivariat ini adalah uji chi square dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05).

4.3.1 Analisis Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

Berdasarkan hasil analisis hubungan sanitasi lingkungan yang terdiri dari ventilasi, kelembaban, pencahayaan, kepadatan penghuni, kondisi lantai dan ketersediaan air bersih dengan kejadian skabies hanya variabel kondisi lantai yang memiliki variasi responden dan dapat dilihat pada tabel 4.16 dibawah ini :

Tabel 4.16 Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Kondisi Lantai dengan Kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Sanitasi Lingkungan Rutan

Kejadian Skabies

Total p Value

Ya Tidak

N % N % N %

1. Kondisi Lantai Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat

4 23

28,6 82,1

10 5

71,4 17,9

14 28

100 100

0,001

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa dari 14 responden yang tinggal di ruang tahanan yang memiliki kondisi lantai yang memenuhi syarat mayoritas tidak menderita skabies yaitu sebanyak 10 orang (71,4%) dibandingkan dengan responden


(52)

56

yang menderita skabies yaitu sebanyak 4 orang (28,6%). Sedangkan 28 responden yang tinggal di ruang tahanan dengan kondisi lantai tidak baik mayoritas menderita skabies yaitu sebanyak 23 orang (82,1%) dibandingkan dengan responden yang tidak menderita skabies sebanyak 5 orang (17,9%). Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,001 (p < 0,05), artinya ada hubungan variabel kondisi lantai dengan kejadian skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas.

Sanitasi Lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu ventilasi, kelembaban, pencahayaan dan ketersediaan air bersih diketahui 42 responden yang tinggal di ruang tahanan masing – masing dengan ventilasi yang baik dan kelembaban yang baik serta pencahayaan yang baik mayoritas menderita skabies yaitu sebanyak 27 orang (64,3%) dibandingkan dengan responden yang tidak menderita skabies yaitu sebanyak 15 orang (35,7%).

Untuk variabel ventilasi, kelembaban, pencahayaan, kepadatan huniaan dan ketersediaan air bersih tidak dihitung karena statistiknya konstant atau variasi responden berada pada satu variasi yaitu memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat saja.

4.3.2 Analisis Hubungan Personal Hygiene Berdasarkan Kebersihan Rambut, Kebersihan Kulit dan Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku, Kebersihan Genitalia, Kebersihan Pakaian dan Handuk serta Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

Setelah melakukan wawancara dengan responden dan menguji hasil wawancara tersebut dengan uji statistik chi square maka hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini :


(53)

57

Tabel 4.17 Hubungan Higiene Perseorangan Berdasarkan Kebersihan Kulit dan Rambut, Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku, Kebersihan Genitalia, Kebersihan Pakaian dan Handuk serta Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

No. Higiene Perseorangan

Kejadian Skabies

Total p Value

Ya Tidak

N % N % N %

1. Kebersihan Kulit dan Rambut Baik Buruk 19 8 59,4 80,0 13 2 40,6 20,0 32 10 100 100 0,286 2. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

Baik Buruk 16 11 61,5 68,7 10 5 38,5 31,3 26 16 100 100 0,636 3. Kebersihan Genitalia

Baik Buruk 7 20 43,7 76,9 9 6 56,3 23,1 16 26 100 100 0,029 4. Kebersihan Pakaian dan Handuk

Baik Buruk 6 21 40,0 77,8 9 6 60,0 22,2 15 27 100 100 0,014 5. Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai

Baik Buruk 9 18 69,2 62,1 4 11 30,8 37,9 13 29 100 100 0,654

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa pada variabel kebersihan kulit dan rambut dapat diketahui bahwa 32 responden yang memiliki kebersihan kulit dan rambut baik mayoritas menderita skabies yaitu sebanyak 19 orang (59,4%) dibandingkan dengan responden yang tidak menderita skabies yaitu sebanyak 13 orang (40,6%). Sedangkan 10 responden yang memiliki kebersihan kulit dan rambut kurang baik mayoritas menderita skabies sebanyak 8 orang (80,0%) dibandingkan dengan responden yang tidak menderita skabies yaitu sebanyak 2 orang (20,0%). Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,286 (p > 0,05), artinya tidak ada hubungan kebersihan kulit dan rambut dengan kejadian skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas.


(54)

58

Variabel kebersihan tangan, kaki dan kuku dapat diketahui bahwa 26 responden yang memiliki kebersihan tangan, kaki dan kuku baik mayoritas menderita skabies yaitu sebanyak 16 orang (61,5%) dibandingkan dengan responden yang tidak menderita skabies yaitu sebanyak 10 orang (38,5%). Sedangkan 16 responden yang memiliki kebersihan tangan, kaki dan kuku kurang baik mayoritas menderita skabies sebanyak 11 orang (68,7%) dibandingkan dengan responden yang tidak menderita skabies yaitu sebanyak 5 orang (31,3%). Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,636 (p > 0,05), artinya tidak ada hubungan kebersihan tangan, kaki dan kuku dengan kejadian skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas.

Variabel kebersihan genitalia dapat diketahui bahwa 16 responden yang memiliki kebersihan genitalia baik mayoritas tidak menderita skabies yaitu sebanyak 9 orang (56,3%) dibandingkan dengan responden yang menderita skabies yaitu sebanyak 7 orang (43,7%). Sedangkan 26 responden yang memiliki kebersihan genitalia kurang baik mayoritas menderita skabies sebanyak 20 orang (76,9%) dibandingkan dengan responden yang tidak menderita skabies yaitu sebanyak 6 orang (23,1%). Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,029 (p < 0,05), artinya ada hubungan kebersihan genitalia dengan kejadian skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas.

Variabel kebersihan pakaian dan handuk dapat diketahui bahwa 15 responden yang memiliki kebersihan pakaian dan handuk baik mayoritas tidak menderita skabies yaitu sebanyak 9 orang (60,0%) dibandingkan dengan responden yang menderita skabies yaitu sebanyak 6 orang (40,0%). Sedangkan 27 responden yang


(55)

59

memiliki kebersihan pakaian dan handuk kurang baik mayoritas menderita skabies sebanyak 21 orang (77,8%) dibandingkan dengan responden yang tidak menderita skabies yaitu sebanyak 6 orang (22,2%). Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,014 (p < 0,05), artinya ada hubungan kebersihan pakaian dan handuk dengan kejadian skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas.

Variabel kebersihan tempat tidur dan sprai dapat diketahui bahwa 13 responden yang memiliki kebersihan tempat tidur dan sprai baik mayoritas menderita skabies yaitu sebanyak 9 orang (69,2%) dibandingkan dengan responden yang tidak menderita skabies yaitu sebanyak 4 orang (30,8%). Sedangkan 29 responden yang memiliki kebersihan tempat tidur dan sprai kurang baik mayoritas menderita skabies sebanyak 18 orang (62,1%) dibandingkan dengan responden yang tidak menderita skabies yaitu sebanyak 11 orang (37,9%). Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,654 (p > 0,05), artinya tidak ada hubungan kebersihan tempat tidur dan sprai dengan kejadian skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas.


(56)

60 BAB V PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Responden

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden ada pada kelompok umur 21 – 30 tahun yaitu sebanyak 18 orang (42,9%) dan terendah berada pada kelompok umur ≥ 41 tahun sebanyak 4 orang (9,5%). Hal ini berarti bahwa umur responden masih tergolong usia angkatan kerja yang masih produktif. Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan SMA sederajatnya yaitu sebanyak 18 orang (42,9%) sedangkan terendah adalah Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 4 orang (9,5%). Hal ini menunjukkan bahawa responden memiliki tingkat pendidikan menengah. Berdasarkan lama tahanan mayoritas responden berada dalam tahanan selama ≤ 24 bulan dan 25 – 48 bulan yaitu masing – masing sebanyak 18 orang (42,9%) sedangkan terendah ≥ 49 bulan yaitu sebanyak 6 orang (14,2%), hal tersebut mengakibatkan semakin lama berada dalam ruang tahanan, maka kemungkinan untuk tertular skabies akan dapat terjadi.

Berdasarkan kejadian skabies mayoritas responden menderita skabies yaitu sebanyak 27 orang (64,3%) sedangkan tidak menderita skabies yaitu sebanyak 15 orang (35,7%), hal tersebut memungkinkan lebih mudah penularan skabies antara orang ke orang. Pihak Puskesmas Sibuhuan selaku tim medis di Rutan Cabang Sibuhuan sudah melakukan pengobatan kepada penderita skabies secara individu tetapi tidak melakukan pemberantasan secara keseluruhan.


(57)

61

5.2 Sanitasi Lingkungan dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

Variabel sanitasi lingkungan pada penelitian ini meliputi ventilasi, kelembaban, pencahayaan, kepadatan penghuni, kondisi lantai dan ketersediaan air bersih. Hasil uji menunjukkan bahwa hanya variabel kondisi lantai yang berhubungan dengan kejadian skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas.

5.2.1 Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Ventilasi dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

Luas ventilasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas ventilasi yang meliputi luas lubang angin dan luas jendela rumah tahanan dibagi dengan luas lantai. Berdasarkan hasil observasi dan pengukuran bahwa seluruh ruang tahanan memiliki ventilasi yang baik di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas. Statistik tidak dihitung karena variabel ventilasi konstant.. Ini karena seluruh ruang tahanan dengan ventilasi baik atau memenuhi syarat kesehatan sebanyak 27 orang responden (64,3 %) yang sakit atau menderita skabies dan 15 orang responden (35,7%) tidak sakit atau tidak menderita sakit.

Pada penelitian Frangki (2011) bahwa ventilasi pada asrama santri 100% sudah memenuhi syarat kesehatan yaitu menurut Kepmenkes RI No. 829/Menkes/ SK/VII/1999 luas ventilasi adalah 10% dari luas lantai. Hal ini juga tidak sesuai dengan penelitian Kristina (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara luas ventilasi kamar ruang tahanan dengan kejadian skabies di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan. Hal tersebut dikarenakan bahwa pada setiap pagi dan sore hari warga binaan pemasyarakatan sebagian besar bisa keluar dari sel atau ruang tahanan


(58)

62

untuk berakfitas diluar sel sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dengan jadwal seperti itu makan para warga binaan pemasyarakatan dapat menghirup udara bebas dan menikmati sinar matahari dengan cara berjemur sehingga warga binaaan pemasyarakatan bisa lebih sehat atau terhindar dari penyakit skabies. Kepadatan huniaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap kesehatan para penghuni rutan, untuk itu pengaturan sirkulasi udara sangat diperlukan yang dalam hal ini adalah luas ventilasi.

Menurut Notoatmodjo (2003), Ventilasi mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah menjaga agar aliran udara didalam ruangan tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen didalam rumah yang berarti kadar karbon dioksida yang bersifat racun bagi penghuni semakin meningkat. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam ruangan akan naik karena proses penguapan cairan dari kulit dan peneyarapan. Kelembaban ini merupakan media yang baik untuk bakteri pathogen. Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri pathogen, karena terjadi aliran udara yang terus menerus.

5.2.2 Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Kelembaban dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

Kelembaban udara dalam penelitian ini adalah keadaan kelembaban udara dalam ruangan yang diukur dengan menggunakan thermohigrometer dan dinyatakan dalam persen, memenuhi syarat jika nilai kelembaban antara 40 – 70%.


(59)

63

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa seluruh ruang tahanan dengan kelembaban memenuhi syarat kesehatan. Statistik tidak dihitung karena variabel kelembaban konstant. Ini karena seluruh ruang tahanan dengan kelembaban baik atau memenuhi syarat kesehatan sebanyak 27 orang responden (64,3 %) yang sakit atau menderita skabies dan 15 orang responden (35,7%) tidak sakit atau tidak menderita sakit.

Hal ini berbeda dengan penelitian Kristina (2012) bahwa ada hubungan kelembaban terhadap kejadian penyakit skabies pada warga binaan pemasyarakatan

yang berobat ke klinik di Rumah Tahanan Klas I Medan. Kelembaban dalam ruangan

sangat berhubungan dengan ventilasi dan pencahayaan. Ventilasi dan pencahayaan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan mempengaruhi pada kesehatan.

Kurangnya ventilasi rumah, kepadatan penghuni dan Hubungan cuaca yang panas memungkinkan menjadi faktor penyebab kelembaban udara dalam ruangan tidak baik atau tidak memenuhi syarat kesehatan. Kelembaban sangat berperan penting dalam pertumbuhan kuman penyakit. Kelembaban yang tinggi dapat menjadi tempat yang disukai oleh kuman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Keadaan yang lembab dapat mendukung terjadinya penularan penyakit, dalam hal ini termasuk pada kejadian skabies (Notoatmodjo, 2007).

5.2.3 Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Pencahayaan dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

Pencayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan penerangan dalam ruangan baik bersumber alami maupun buatan yaitu cukup dan tidak silau sehingga dapat digunakan untuk membaca dengan normal. Pada umumnya sinar


(60)

64

matahari masuk ke dalam ruangan namun luas ventilasi kurang memadai, sehingga cahaya yang masuk tidak memenuhi syarat kesehatan. Kondisi pencahayaan karena kurangnya ventilasi yang ada pada ruangan seperti jendela, pintu dan lubang angin sehingga sinar matahari tidak dapat masuk.

Varibael pencahayaan tidak dihitung karena konstant. Dari data dapat diketahui bahwa seluruh responden yang tinggal di dalam ruang tahanan yang pencahayaan yang baik atau memenuhi syarat kesehatan dengan mayoritas sakit atau menderita skabies sebanyak 27 orang (64,3%). Hal ini berarti bahwa kejadian penyakit skabies tidak dipengaruhi oleh pencahayaan, namun kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti kondisi lantai yang kurang baik, personal hygiene yang rendah, yang dapat menyebabkan resiko untuk terjadinya penyakit skabies akan meningkat.

Penelitian Frangki (2011), menyatakan pencahayaan pada kamar tidur santri didapatkan hasil bahwa pencahayaannya 100 % sudah cukup sehingga dapat digunakan untuk membaca dengan normal. Sesuai dengan penelitian ini bahwa semua ruang tahanan memenuhi syarat kesehatan. Selain itu, hasil penelitian Kristina (2012), bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pencahayaan terhadap kejadian penyakit skabies pada warga binaan pemasyarakatan yang berobat ke klinik di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.

Menurut Notoatmodjo (2007), kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga akan menjadi berkembangbiaknya bakteri patogen. Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Pada malam hari pun idealnya rumah sehat menggunakan listrik sebagai sumber


(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vii

DAFTAR ISI ………. viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Hipotesis ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 8

2.1 Kejadian Skabies ... 8

2.1.1 Pengertian Skabies ... 8

2.1.2 Sejarah Skabies ... 9

2.1.3 Etiologi Skabies ... 9

2.1.4 Epidemiologi Skabies ... 11

2.1.5 Patogenisis Skabies ... 14

2.1.6 Diagnosis Skabies ... 15

2.1.7 Pengobatan Skabies ... 16

2.2 Sanitasi Lingkungan dan Higiene Perseorangan ... 17

2.2.1 Sanitasi Lingkungan ... 17

2.2.2 Higiene Perseorangan ... 26

2.2.3 Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Higiene Perseorangan dengan kejadian Skabies ... 32

2.3 Rumah Tahanan Negara ... 32

2.4 Kerangka Konsep ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.4.1 Data Primer ... 36

3.4.2 Data Sekunder ... 37

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional ... 37


(2)

x

3.5.2 Variabel Dependen ... 37

3.5.3 Defenisi Operasional ... 37

3.6 Aspek Pengukuran ... 39

3.7 Metode Analisa Data ... 42

3.7.1 Analisa Univariat ... 42

3.7.2 Analisa Bivariat ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 43

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

4.2 Analisis Univariat ... 44

4.2.1 Karakteristik Responden ... 44

4.2.2 Distribusi Hasil Observasi dan Pengukuran Sanitasi Lingkungan Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 45

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sanitasi Lingkungan ... 47

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Higiene Perseorangan ... 48

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Skabies ... 54

4.3 Analisis Bivariat ... 55

4.3.1 Analisis Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 55

4.3.2 Analisis Hubungan Higiene Perseorangan Berdasarkan Kebersihan Kulit dan Rambut, Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku, Kebersihan Genitalia, Kebersihan Pakaian dan Handuk serta Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai dengan kejadian Skabies ... 56

BAB V PEMBAHASAN ... 60

5.1 Gambaran Umum Responden ... 60

5.2 Sanitasi Lingkungan dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 61

5.2.1 Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Ventilasi dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 61

5.2.2 Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Kelembaban dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 62

5.2.3 Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Pencahayaan dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 63

5.2.4 Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Kepadatan Hunian dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 65

5.2.5 Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Kondisi Lantai dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 66

5.2.6 Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Ketersediaan Air Bersih dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 67


(3)

5.3 Hubungan Higiene Perseorangan dengan kejadian Skabies di Rutan

Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 68

5.3.1 Hubungan Higiene Perseorangan Berdasarkan Kebersihan Kulit dan Rambut dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 69

5.3.2 Hubungan Higiene Perseorangan Berdasarkan Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 70

5.3.3 Hubungan Higiene Perseorangan Berdasarkan Genitalia dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ……….. 72

5.3.4 Hubungan Higiene Perseorangan Berdasarkan Pakaian dan Handuk dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 73

5.3.5 Hubungan Higiene Perseorangan Berdasarkan Tempat Tidur dan Sprai dengan kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

6.1 Kesimpulan ... 75

6.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN


(4)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan dan Lama Tahanan di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 44 Tabel 4.2 Distribusi Hasil Observasi dan Pengukuran Sanitasi Lingkungan

Mengenai Ventilasi, Kelembaban dan Pencahayaan di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ……… 46 Tabel 4.3 Distribusi Hasil Observasi dan Pengukuran Sanitasi Lingkungan

Mengenai Kepadatan Penghuni, Kondisi Lantai dan Ketersediaan Air Bersih di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas.. 46 Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Ventilasi, Kelembaban,

Pencahayaan, Kepadatan Penghuni, Kondisi Lantai dan Ketersediaan Air Bersih di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten

Padang Lawas ………... 47

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebersihan Kulit dan Rambut di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas .... 49 Tabel 4.6 Distribusi Higiene Perseorangan tentang Kebersihan Kulit dan

Rambut di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas .... 49 Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebersihan Tangan, Kaki

dan Kuku di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas .. 50 Tabel 4.8 Distribusi Higiene Perseorangan tentang Kebersihan Tangan,

Kaki dan Kuku di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 50 Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebersihan Genitalia di

Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 51 Tabel 4.10 Distribusi Higiene Perseorangan tentang Kebersihan Genitalia di

Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 52 Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebersihan Pakaian dan

Handuk di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas .... 52 Tabel 4.12 Distribusi Higiene Perseorangan tentang Kebersihan Pakaian dan

Handuk di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas .... 53 Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebersihan Tempat Tidur

dan Sprai di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas .. 53 Tabel 4.14 Distribusi Higiene Perseorangan tentang Kebersihan Tempat

Tidur dan Sprai di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 54


(5)

Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Skabies ... 54 Tabel 4.16 Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Kondisi Lantai

dengan Kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 55 Tabel 4.17 Hubungan Higiene Perseorangan Berdasarkan Kebersihan Kulit

dan Rambut, Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku, Kebersihan Genitalia, Kebersihan Pakaian dan Handuk serta Kebersihan Tempat Tidur dan Sprai dengan Kejadian Skabies di Rutan Cabang Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas ... 57


(6)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Survei Pendahuluan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2 Surat Izin Survei Pendahuluan Cabang Rumah Tahanan Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

Lampiran 3 Surat Izin Survei Pendahuluan Puskesmas Sibuhuan Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas

Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Cabang Rumah Tahanan Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Puskesmas Sibuhuan Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas

Lampiran 7 Informed Consent Penelitian Lampiran 8 Kuesioner Penelitian

Lampiran 9 Lembar Observasi Penelitian

Lampiran 10 Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 Lampiran 11 Master Data Penelitian

Lampiran 12 Pengolahan Data Penelitian Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian Lampiran 14 Lembar Bimbingan Skripsi