Sejarah Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai

47 Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa – jasa. Bidang perkebunan tentu saja yang menjadi perhatian adalah perkebunan rambutan yang mencapai 425 ha dengan kapasitas produksi 2.400 ton per tahun.

3.2. Sejarah Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai

Penyakit birokrasi memang lebih menjangkit di banyak pemerintah daerah. Lambannya pelayanan pada masyarakat khususnya dalam hal perijinan dan prosedur yang bertele-tele tentu saja menciptakan mutu pelayanan yang buruk. Akibatnya, masyarakat dan kalangan usaha enggan untuk mengurus perijinan, terutama ijin usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini berimbas pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah, dan kalangan dunia usahainvestor akan ragu melakukan investasi. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif agar menarik minat kalangan investor, baik dalam negeri maupun luar negeri, untuk menanamkan modalnya di Kota Binjai. Upaya menciptakan iklim yang kondusif itu dilakukan dengan meningkatkan pelayanan publik kepada para pelaku usaha dan calon investor. Dalam rangka perbaikan iklim usaha tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 yang merupakan instruksi agar segera dilakukan berbagai tindakan yang dibutuhkan untuk mendorong investasi. Salah satu Universitas Sumatera Utara 48 tindakan yang dianggap perlu oleh Instruksi Presidan ini adalah penyederhanaan birokrasi perizinan. Menindak lanjuti Instruksi Presiden tersebut, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Tepadu Satu Pintu PTSP. Ide dasar Peraturan Menteri Dalam Negeri ini adalah untuk mengitegrasikan seluruh proses perizinan kedalam suatu sistem penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu satu pintu. Hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per20M.PAN2006 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tersebut kemudian Pemerintahan Kota Binjai menanggapinya dengan menerbitan Peraturan Walikota Binjai No. 188.342-529 Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai. Latar belakang pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai adalah: 1. Kebijakan pemerintah Republik Indonesia untuk mewujudkan good government dan clean government bagi aparatur pemerintah. 2. Adanya komitmen WalikotaWakil Walikota untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik. 3. Upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD melalui peningkatan kualitas pelayanan publik. Universitas Sumatera Utara 49 Dengan Peraturan Walikota Binjai Tersebut, maka pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai pun dapat dimulai dan hal inilah yang menjadi dasar hukum pendirian Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai. Peraturan Walikota ini pun diikuti dengan diterbitkannya Surat Keputusan Walikota Binjai No 503-1560k2008 Tentang Pendelegasian Wewenang Dibidang Perizinan Kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai pada tanggal 26 Mei 2008, Surat Keputusan Walikota ini menegaskan bahwa proses pembuatan perizinan telah dilakukan di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai namun penandatanganan perizinan masih dilakukan di Bagian Perekonomian Kota Binjai. Hal ini masih merupakan kendala bagi masyakat dalam hal memproses perizinan yang mereka butuhkan, karena proses penerbitan izin yang masyarakat butuhkan itu akan memakan waktu yang lama karena prosesnya dilakukan di dua tempat. Untuk mengatasi kendala tersebut, kemudian Pemerintahan Kota Binjai menerbitkan Surat Keputusan Walikota Binjai No. 503.08-198k2009 Tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Di Bidang Perizinan kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai pada tanggal 23 Februari 2009. Dengan demikian maka perizinan yang diterbitkan telah sepenuhnya diproses di Kantor Pelayanan Terpadu Kota Binjai dan masyarakat yang mengurus izinnya akan semakin cepat prosesnya. Dengan diterbitkan SK Walikota Binjai No. 503.08- 198k2009 maka pada bulan Agustus 2009 Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai mulai beroperasional secara penuh Pemko Binjai, 2010. Universitas Sumatera Utara 50 Adapun yang menjadi dasar hukum pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai adalah sebagai berikut: 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Tepadu Satu Pintu PTSP; 2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per20M.PAN2006 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik; 3. Peraturan Walikota Binjai No. 188.342-529 Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai; 4. SK Walikota Binjai No 503-1560k2008 Tentang Pendelegasian Wewenang Dibidang Perizinan Kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai; 5. SK Walikota Binjai No. 503.08-198k2009 Tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Di Bidang Perizinan kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai. Adapun Moto, Visi dan Misi dari Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai adalah sebagai berikut: MOTTO “Kami Siap Melayani Urusan Anda Dengan Cepat Dan Mudah” VISI “Terwujudnya Pelayanan Yang Prima Di Bidang Perizinan Di Kota Binjai” Universitas Sumatera Utara 51 MISI 1. Meningkatkan sumber daya aparatur yang handal, profesional, dan akuntabel;

2. Menyelenggarakan pelayanan di bidang perizinan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku; 3. Meningkatkan kompleksifitas sarana dan prasarana pendukung dalam memberikan pelayanan di bidang perizinan;

4. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.

Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai mengacu pada prinsip pelayanan prima sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 yang intinya meliputi 10 sepuluh unsur: 1. Keserhanaan, yaitu prosedur atau tata pelayanan umum harus didesain sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan pelayanan umum menjadi mudah, lancar, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. 2. Kejelasan a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik, unit kerjapejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik; b. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran. Universitas Sumatera Utara 52 c. Unit kerjapejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalansengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik; 3. Keamanan, yaitu usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas dari adanya bahaya resiko, dan keragu-raguan. Proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum. 4. Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 5. Akurasi, yaitu produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah. 6. Tanggung jawab, yaitu pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. 7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja, dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi komunikasi dan informatika. 8. Kemudahan akses,yaitu tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika. 9. Kedisiplinan, kesopanan, keramahan, yaitu pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas. Universitas Sumatera Utara 53 10. Kenyamanan, yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disedikan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain. Tujuan dibentuknya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai yaitu; 1. Sebagai upaya debirokratisasi dan deregulasi bidang perizinan. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat umumnya dan khususnya masyarakat pengusaha. 3. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. 4. Memberikan adanya jaminan kepastian hukum 5. Merangsang pertumbuhan ekonomi di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM. 6. Memberikan peluang untuk berinvestasi dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah. Ketentuan peralihan yang turut mengatur Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai yaitu: 1. Standar prosedurprosedur tetap Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. 2. Standar pelayanan minimal akan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. 3. Eselonisasi jabatan di lingkungan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara 54 4. Jumlah dan jenis pelayanan perizinan dan pelayanan non perizinan yang akan ditangani oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Dengan semakin sederhananya proses pembuatan perizinan, maka masyarakat akan semakin mudah dalam hal mengurus perizinan. Penyederhanaan birokrasi perizinan tersebut memungkinkan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai untuk melaksanakan pelayanan prima untuk merangsang pertumbuhan ekonomi serta merangsang para pengusaha untuk menanamkan modal dan melakukan investasi di Kota Binjai, sehingga diharapkan kedepannya Kota Binjai dapat menjadi kota yang maju. Selama berdirinya, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai telah melaksanakan berbagai kegiatan antara lain melakukan sosialisasi perizinan bagi masyarakat di 5 lima kecamatan di Kota Binjai, serta peninjauan langsung kepada para pengusaha yang ada di Kota Binjai. Hal ini secara rutin dilakukan oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai demi mewujudkan pelayanan prima dan meningkatkan kesadaran akan masyarakat akan manfaat yang mereka peroleh dalam hal perizinan. Produk Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai adalah : 1. Izin BangunanTempat Usaha Perda No. 4 Tahun 2008 2. Izin Usaha Perdagangan Perda No.18 Tahun 2001 3. Izin Usaha Peternakan Perda No.6 Tahun 2005 4. Izin Usaha Industri Perda No. 5 Tahun 2002 Universitas Sumatera Utara 55 5. Izin Pengelola Dan Pengusahaan Perda No.18 Tahun 2005 6. Izin Pengolahan Air Bawah Tanah Perda No.5 Tahun 2003 Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai memiliki janji pelayanan yang mudah, cepat, dan tepat waktu yaitu: a. Mudah, artinya pemohon dapat memperoleh informasi melalui brosur, serta papan informasi yang tersedia maupun berbagai informasi yang dapat diperoleh melalui staf pelayanan yang siap membantu. b. Cepat, memberi pengertian diupayakan seoptimal mungkin untuk menyelesaikan proses perizinan dari waktu maksimal yang ditetapkan, tidak jarang satu perizinan dapat diselesaikan dalam waktu satu hari khususnya bagi perijinan yang tidak memerlukan peninjauan lapangan. c. Tepat waktu, yaitu ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu perizinan juga mendapatkan porsi khusus, oleh karenanya masa penyelesaian suatu jenis perizinan juga dilakukan secara terbuka. Untuk mendukung hal ini pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai terdapat papan informasi yang memuat jenis izin, persyaratan dan waktu penerbitan perizinan yang dapat dibaca oleh setiap masyarakat yang masuk ke ruang pelayanan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai.

3.3. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai