Analisis Kebutuhan Air Pada Sistem Penyediaan Air Minum Kota Tebing Tinggi
Daftar Pustaka
Klosterman, Richard E. 1990. Community Analysis and Planning Techniques. Savage.Rowman & Littlefield, c1990.
Harto, S. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia. Jakarta.
Wilson, E.M., 1993. Hidrologi teknik. Penerbit ITB. Bandung.
Sosrodarsono, S dan Kensaku, T.,2003. Hidrologi untuk pengairan. PT. Pradnya Paramita. Jakarta
Kodoatie, R.J dan Roestam, S., 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Penenrbit ANDI Yogyakarta. Yogyakarta.
Suripin, 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Penenrbit ANDI Yogyakarta. Yogyakarta.
Direktorat Air Bersih PU-Cipta Karya. 2011, “Pedoman Perencanaan Air Bersih”. Ardiansyah., Pitojo T.J., dan M.Janu. 2012. Analisa kinerja sistem distribusi air bersih pada PDAM di kota Ternate. Jurnal Teknik Pengairan. Universitas Brawijaya.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. 2010, “Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang”.
Departemen Pekerjaan Umum . 2005. “Pedoman Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat”.
Sudjana, MA. MSc. 1992. Metode Statistika. Tarsito : Bandung. Standar Kebutuhan Air SNI, 1997. Jakarta
Triatmadja, Radianta., 2007. Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan, Yogyakarta. Anonimous, 2002. Pedoman/Petunjuk Teknik Dan Manual Bagian 6: Air Minum Perkotaan,
Kimpraswil, Direktorat Jendral Cipta Karya. Jakarta
Ray K Linsley dan Joseph B Franzini. 1985. Teknik Sumber Daya Air .Erlangga. Jakarta
(2)
Anonim. 1990. “Pedoman Teknis Air Bersih,IKK
Badan Pusat Statistik.2014. Kota Tebing Tinggi Dalam Angka. Medan.
Perusahaan Daerah Air Minum. 2014. Businness Plan PDAM TIRTA BULIAN. Medan. Linsley, R.K., dan Joseph, B.F. 1996. Teknik Sumber Daya Air. Penerbit Erlangga, Jakarta.
(3)
BAB 3
GAMBARAN UMUM PEMAKAIAN DAN PENGADAAN AIR BERSIH DI KOTA TEBING TINGGI
3.1. UMUM
Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu pemerintahan Kota dari 33 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara berjarak 80 km dari kota Medan. Serta terletak pada lintas utama Sumatera yang menghubungkan lintas timur dan lintas tengah sumatera melalui lintas diagonal pada ruas jalan tebing tinggi, pematangsiantar, prapat, balige dan siborong-borong.
3.2. ORIENTASI WILAYAH
3.2.1. GEOGRAFIS
Kota Tebing Tinggi terletak diantara 3016’-3021’ Lintang Utara dan 9907’-99011’ Bujur Timur. Sebelah utara dengan PTPN III kebun rambutan Kabupaten Serdang Bedagai. Sebelah selatan dengan Perkebunan Paya Pinang Kabupaten Serdang Bedagai. Sebelah Timur dengan PT Socfindo tanah besi dan PTPN III kebun rambutan Kabupaten Serdang Bedagai. Sebelah Barat dengan PTPN III kebun gunung pamela Kabupaten Serdang Bedagai. Sebagai penjelasannya dapat terlihat pada gambar peta dibawah ini :
(4)
Gambar 3.1. Peta Geografis Kota Tebing Tinggi
3.2.2. WILAYAH ADMINISTRASI
Kota Tebing Tinggi terdiri dari 5 kecamatan yaitu: kecamatan Padang Hulu dengan luas 8511 km2, kecamatan Rambutan dengan luas 5935 km2, kecamatan Padang Hilir dengan luas 11441 km2, kecamatan Bajenis dengan luas 9078 km2 dan Tebing Tinggi kota dengan luas 3473 km2. Luas keseluruhan Kotamadya Tebing Tinggi yaitu 38438 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 149.065 jiwa (Badan Pusat Statistik Kotamadya Tebing Tinggi, 2013). Berikut adalah peta wilayah pembagian
(5)
(6)
(7)
3.2.3. TOPOGRAFI
Topografi kota ini umumnya mendatar dang bergelombang dengan ketinggian 25-34 meter diatas permukaan laut, dengan luas wilayah 3843 km2 yang terdiri dari 5 kecamatan dan 35 kelurahan. Daerah ini juga dilintasi oleh 4 buah aliran sungai besar dan kecil yaitu sungai padang, sungai bahilang, sungai kalembah dan sungai sibarau. Sungai yang paling besar melintasi daerah ini adalah sungai padang dengan panjang lebih kurang 2150 meter dan lebar 65 meter membujur dari arah barat menuju kearah timur yang terletak sebelah utara dari bagian pusat kota.
(8)
(9)
3.2.4. KLIMATOLOGI
Secara umum kota tebing tinggi beriklim tropis. Temperature udara
di kota ini cukup panas yakni berkisar 25-27 derajat celcius. Sebagaimana kota-kota lain di sumatera utara, kota tebing tinggi mempunyai 2 musim yaitu penghujan dan kemarau dengan jumlah curah hujan sepanjang tahun rata-rata 1776 mm/tahun dengan kelembapan udara 80-90%.
3.2.5. KEPENDUDUKAN
Kota Tebing Tinggi memiliki penduduk sejumlah 145.180 jiwa dengan kepadatan yang beragam ditiap kecamatan. Penduduk tebing tinggi paling banyak berada di kecamatan bajenis(22,79%). Kecamatan paling tinggi adalah kecamatan tebing tinggi kota sebanyak 6916 orang per kilo meter persegi sedangkan yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah kecamatan padang hilir sebanyak 2616 orang perkilo meter persegi.
Berikut adalah tabel jumlah penduduk kota tebing tinggi :
Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk
Jiwa
2004 134976 2216
2005 135320 344
2006 137959 2639
2007 139409 1450
2008 141059 1650
2009 142717 1658
2010 145248 2531
2011 146606 1358
2012 147771 1165
2013 149065 1294
(10)
3.2.6. SUMBER AIR 3.2.6.1. Sungai
GAMBAR 3.5. SUNGAI PADANG
Sungai merupakan daerah yang dilalui badan air yang bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dan melalui permukaan atau bawah tanah. Karena itu, dikenal istilah sungai dan sungai bawah tanah. Sebuah sungai dapat dibedakan menjadi hulu, hilir, dan muara. Sungai bagian hulu dicirikan dengan badan sungai yang dangkal dan sempit, tebing curam dan tinggi, berair jernih dan mengalir cepat.
Sungai bagian hilir umumnya lebih lebar, tebingnya curam atau landai, badan air dalam, keruh, aliran air lambat. Sedangkan muara adalah bagian sungai yang berbatasan dengan laut. Di bagian sungai ini mempunyai tebing landai dan dangkal, badan air dalam, keruh serta mengalir lambat (Kordi dan Tancung, 2010). Sungai yang digunakan oleh pdam tirta bulian kota tebing tinggi adalah sungai padang dengan panjang sungai mencapai 16,222 km. Penentuan lokasi intake pada sungai padang ditentukan berdasarkan belokan air sungai pada sungai tersebut. Hal ini disebabkan oleh minim nya akan terjadi pendangkalan atau sedimentasi pada saat terjadi belokan tersebut dan juga membuat debit air menjadi lebih
(11)
deras. Adapun beberapa hal lain yang menjadi acuan penentuannya antara lain : debit aliran sungai lebih deras, tempat tersebut aman, dinding lereng lebih stabil, aman dari limbah, debit aliran memenuhi dan layak secara teknik diadakan pembangunan intake.
Jumlah
sambunganNama Sungai
Kondisi Fisik Keterangan
S. Padang - Panjang sungai : 16,222 km - Q min = 20 m3/dtk,
Q max = 40 m3/dtk
- sungai ini berfluktuasi besar
- musim hujan sangat keruh
- terdapat 2 industri di pinggir Sungai ini
S. Siberau - Merupakan anak dari Sungai Padang
- Lbr Sungai : 12 meter - Q rata-rata = 3 m3/dtk
Sungai ini termasuk yang terbersih dari semua anak S.Padang
S. Kelembah - Merupakan anak dari sungai Padang
- Panjang Sungai : 4,272 km - Lbr Sungai : 10 meter - Q rata-rata = 3 m3/dtk S. Bahilang - Panjang Sungai : 6,373 km
- Merupakan anak dari sungai Padang
- Lbr Sungai : 10 meter - Q rata-rata = 3 m3/dtk S. Sigiling - Panjang Sungai : 3,619 km
- Lbr Sungai : 8 meter - Q rata-rata = 3 m3/dtk
Sungai ini bermuara ke Sungai Padang di Kab. Serdang Bedagai
(12)
3.2.6.2. Sumber-Sumber Air Lain
Penduduk yang belum mendapat pelayanan air bersih dari PDAM, ada sekitar 10239 jiwa atau sekitar 17.21% dari jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi saat ini.Penduduk yang belum terdaftar sebagai pelanggan air bersih PDAM Tirta Bulian menggunakan air dari berbagai sumber alam untuk keperluan yang berbeda-beda. Sumber-sumber air alami yang dimanfaatkan berupa sumur gali, air hujan, sumur bor dangkal, air PDAM dengan tangki air untuk keperluan minum, dan air sungai. Penduduk yang menggunakan sumur gali
berdasarkan pengamatan dan wawancara di lapangan sekitar 30% tersebar di Kelurahan Padang Merbau, Tebing Tinggi, Damar Sari, Tambangan ulu, Pinang Mancung, Lalang, Mekar Santosa dan Bulian.
Pdam tirta bulian memiliki beerapa sumuran dalam tetapi sumuran dalam tersebut tidak digunakan lagi untuk masyarakat. Adapun jumlah sumuran dalam yang masih aktif ada 3 dari 8 jumlah sumuran dalam yang masih ada. Sumuran dalam tersebut terletak antara lain dijalan sutoyo, jalan delima, jalan sm.raja dan jalan pusara pejuang. Ketiga sumur yang masih aktif memiliki kedalaman sumur ± 200-250 meter. Untuk beberapa sumur contohnya di jalan sm.raja pipa bergabung dengan pdam dan telah dihitung kapasitas sumur nya 3 l/d sedangkan untuk beberapa sumur yang tidak tergabung contohnya di jalan sutoyo dan pusara pejuang kapasitas sumur 0,5 l/d. Fungsi sumuran dalam ini adalah untuk kebutuhan rumah tangga dan kesadahannya lebih tinggi ± tetapi pdam tidak menggunakan sumuran dalam ini.
Sementara penduduk yang menggunakan air hujan sekitar 15%, penduduk yang menggunakan sumur bor dangkal sekitar 25%. Penduduk yang menggunakan air sungai sekitar 15% pada umumnya adalah mereka yang berada disekitar aliran sungai. Dan
penduduk yang menggunakan sumur gali dan air PDAm sebagai air minum sekitar 20%, yang berlokasi di sekitar penduduk yang telah mendapat air bersih PDAM.
3.3. JUMLAH PEMAKAIAN AIR
Terbagi kedalam 2 golongan yaitu kebutuhan domestik dan non domestik
Pelayanan Domestik
Item U
n i
2 0 1
2 0 1
2 0 1
(13)
Sambung an rumah (sr) u n i t 1 0 1 0 9 1 0 4 8 7 1 1 3 1 0 Jumlah penduduk kota terlayani P o p . 4 1 6 4 5 4 5 9 7 9 4 9 5 6 6 Jumlah penduduk /rumah P o p . / u n i t
5 5 5
Konsumsi air l / o r g / h a r i 1 2 6 1 2 7 1 2 8 Jumlah sambunga n (terlayani u n i t 8 3 2 9 9 1 9 6 9 9 1 3
(14)
) Kapasitas pemakaia n untuk SR l / d t 6 0 . 7 3 6 7 . 5 8 7 3 . 4 3 m 3 / b u l a n 1 5 9 6 0 2 1 7 7 6 1 1 1 9 2 9 7 7
Tabel 3.3.Pelayanan Domestik Sambungan Rumah
Pelayanan Domestik
Item U
n i t 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 Hidr an Um u(H u) 1 7 5 1 7 7 1 8 2 Jum lah Pen dud uk Kot a Terl aya ni P o p . 1 1 6 0 9 1 1 5 2 3 1 0 2 3 9 Jum lah Hidr P o p 9 0 9 0 8 0
(15)
Um um / u n i t Kon sum si Air L / o r g / h a r i 1 8 2 0 2 5 Kon sum si Air u n i t 1 2 9 1 2 8 1 2 8 Jum lah Sam bun gan L / d e t 2 . 4 2 2 . 6 7 2 . 9 6 Kap asita s Pem akai an Unt uk Hu m 3 / b u l a n 6 3 7 3 . 5 3 7 0 1 0 . 0 7 7 7 8 5 . 5 6
Tabel 3.4.Pelayanan Domestik Hidran Umum
Pelayanan Non Domestik Ite m U n i t 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 Sos ial u n i 9 4 9 9 1 0 4
(16)
kh usu s t m 3 / u n i t / b u l a n 5 4 5 6 . 7 0 5 9 . 5 4 m 3 / b u l a n 5 0 7 6 5 6 1 3 6 1 9 2 Ju ml ah sa mb un gan 1 2 1 1 1 9 1 1 8 Nia ga bes ar U n i t 1 9 5 2 0 0 2 0 5 M 3 4 2 4 4 4 6
(17)
/ u n i t / b u l a n M 3 / b u l a n 8 1 9 0 8 8 0 0 9 4 3 0 Ju ml ah sa mb un gan 3 3 0 3 3 1 32 9 Nia ga me nen gah / sed ang U n i
t 4
0 6 4 1 1 4 1 6
(18)
3 / u n i t / b u l a n
7 9 0
M 3 / b u l a n 1 1 1 0 3 1 1 8 0 1 1 2 5 4 2 Ju ml ah sa mb un gan 4 8 9 4 8 9 4 8 7 Nia ga kec il U n i t 5 0 1 5 2 1 5 4 1 M 3 / u 2 7 2 8 2 9
(19)
n i t / b u l a n M 3 / b u l a n 1 3 3 1 7 1 4 5 4 1 1 5 8 5 4 Ju ml ah sa mb un gan 7 5 8 7 8 2 7 8 3 Int ans i pe me rint ah/ tni U n i
t 1
0 0 1 0 0 1 0 0 M 3 / 1 1 1 2 1 2
(20)
u n i t / b u l a n
9 0 1
M 3 / b u l a n 1 1 8 7 6 . 1 9 1 1 9 7 6 . 1 9 1 2 0 7 6 . 1 9 Ju ml ah sa mb un gan 2 7 7 2 8 4 2 9 1
Tabel 3.5.Pelayanan Non Domestik
3.4. SARANA DAN PRASARANA KOTA TEBING TINGGI 3.4.1. JUMLAH FASILITAS KOTA
a. Fasilitas Pendidikan
Sarana/fasilitas pendidikan yang terdapat di Kotamadya Tebing Tinggi sudah cukup memadai mulai dari Taman kanak-kanak sampai dengan Sekolah menengah atas. Jenis dan fasilitas pendidikan di Kotamadya Tebing Tinggi dirinci dalam tabel berikut
(21)
Fasilitas-fasilitas Pendidikan di Kotamadya Tebing Tinggi
No Tingkat Pendidikan Negeri Swasta Jumlah
1 Taman kanak-kanak 4 22 26
2 Raudhatul Athfal 0 24 24
3 Sekolah Dasar 76 17 93
4 Sekolah Dasar Luar Biasa 1 1 2
5 Madrasah Ibtidaiyah 2 8 10
6 Sekolah Menengah Tingkat Pertama 10 13 23
7 Madrasah Tsanawiyah 1 8 9
8 Sekolah Menengah Pertama Terbuka 1 0 1
9 Sekolah Menengah Umum 4 11 15
10 Madrasah Aliyah 1 6 7
11 Sekolah Menengah Atas Kejuruan 4 11 15 Jumlah
Total
2013 104 121 225
2012 104 114 218
2011 103 113 216
Tabel 3.6. Fasilitas-fasilitas Pendidikan di Kotamadya Tebing Tinggi (Sumber : Badan Pusat Statistik 2014, Kota Tebing Tinggi Dalam Angka)
b. Fasilitas Peribadatan
Kotamadya Tebing Tinggi penduduknya sebagian besar beragama Islam, selain itu agama Kristen Protestan dan Katolik juga terdapat di daerah ini. Jumlah dan Rincian fasilitas peribadatan di Kotamadya Tebing Tinggi dapat dilihat dalam tabel berikut
Fasilitas-fasilitas peribadatan Kotamadya Tebing Tinggi (2013)
No Kecamatan Mesjid Gereja Kuil
1 Padang Hulu 15 8 2
2 Tebing Tinggi Kota 21 6 0
3 Rambutan 22 5 6
4 Bajenis 27 8 3
5 Padang Hilir 18 12 4
Total 101 39 15
Tabel 3.7. Fasilitas-fasilitas Peribadatan di Kotamadya Tebing Tinggi (Sumber : Badan Pusat Statistik 2014, Kota Tebing Tinggi Dalam Angka)
(22)
c. Fasilitas Kesehatan.
Fasilitas kesehatan yang melayani kebutuhan masyarakat Kotamadya Tebing Tinggi terdiri dari Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Posyandu, Polindes, Klinik/Balai Kesehatan dan Puskesmas. Rinciannya dan jumlah fasilitas kesehatan masyarakat Kotamadya Tebing Tinggi dapat dilihat dalam tabel berikut :
Fasilitas-fasilitas Kesehatan Kotamadya Tebing Tinggi (2010-2013) Tahun
Rumah Sakit
Rumah Sakit
Bersalin Puskesmas Posyandu
Klinik/Balai
Kesehatan Polindes
2010 5 6 9 125 0 35
2011 5 2 9 126 0 35
2012 5 6 9 126 0 35
2013 5 2 9 126 13 35
Tabel 3.8. Fasilitas-fasilitas kesehatan di Kotamadya Tebing Tinggi (Sumber : Badan Pusat Statistik 2014, Kota Tebing Tinggi Dalam Angka)
d. Fasilitas Perindustrian
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kotamadya Tebing Tinggi 2013 jumlah perusahaan indsutri besar/sedang dapat dilihat dalam tabel berikut .
Jumlah Industri Sedang/Besar Kota Tebing Tinggi Menurut Kecamatan
No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013
1 Padang hulu 99 94 98 68 70
2 Rambutan 42 49 52 79 83
3 Padang hilir 357 433 435 804 807
4 Tebing Tinggi kota 647 622 623 79 81
5 Bajenis 454 454 453 440 442
Jumlah total 1559 1652 1661 1470 1483 Tabel 3.9. Fasilitas-fasilitas industri di Kotamadya Tebing Tinggi (Sumber : Badan Pusat Statistik 2014, Kota Tebing Tinggi Dalam Angka)
3.5. PROFIL PDAM TIRTA BULIAN
Sejarah
Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Bulian Kota Tebing Tinggi merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang
(23)
didirikan berdasarkan peraturan daerah kotamadya daerah tingkat II Tebing Tinggi yang disahkan oleh Gubernur Sumatera Utara dengan surat keputusan nomor 877/I/GSU tanggal 08 desember 1977 dan telah diundangkan dalam lembaran daerah Kota Tebing Tinggi nomor 1 seri c tanggal 22 desember 1977. Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Bulian Kota Tebing Tinggi bergerak dalam bidang penyediaan air minum.
Umum
Sistem penyediaan air minum (SPAM) Kota Tebing Tinggi saat ini dikelola oleh PDAM Tirta Bulian yang melayani masyarakat Kota Tebing Tinggi. Kedepan perluasan pelayanan air minum di Kota Tebing Tinggi akan terus dilanjutkan dan perluasan pelayanan ke wilayah Serdang Bedagai juga akan dilakukan. Rencana pelayanan air minum di Kota Serdang Bedagai seiring dengan program rekonsiliasi air minum yang tengah didorong oleh pemerintah pusat.
SPAM yang ada saat ini terdiri dari unit baku dengan bangunan intake, instalasi pengolahan/WTP, Reservoir, dan bangunan-bangunan lain seperti kantor operasional, ruang pompa, ruang genset, ruang zat kimia, dan gudang. Instalasi pengolahan air/WTP Kota Tebing Tinggi saat ini ada 2 lokasi yaitu WTP I di jl.K.F.Tendean kapasitas 3x20 lpd dengan bahan dari tangki baja dibangun diatas lahan 2800 m2 dan WTP II di jl. Kutilang kapasitas 4x20 lpd dengan luas lahan 7000 m2 .
3.6. SISTEM AIR BERSIH KOTA TEBING TINGGI 3.6.1. Sistem Air Bersih PDAM TIRTA BULIAN
PDAM Kotamadya Tebing Tinggi berbentuk perusahaan daerah
dengan volume air yang diproduksi pada tahun 2013 sebesar 140 l/d. Sumber air PDAM Kotamadya Tebing Tinggi berasal dari Sungai padang yang mengalir ditengah wilayah kota Tebing Tinggi dengan perkiraan debit 5000 l/d cukup layak apabila dijadikan sumber air baku. Secara kewilayahan posisi sungai juga memudahkan dalam pendistribusian air minum jika dijadikan sumber air baku yang langsung didistribusikan kepada masyarakat setelah melalui proses penjernihan. Saat ini terdapat 2 intake pengambilan air baku oleh PDAM Kota Tebing Tinggi yang diambil dari
(24)
pengambilan air dari Sungai Padang seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Lokasi Intake Dan Kapasitas Terpasang Pengambilan Air Baku
No Lokasi Kapasitas Terpasang
1 Jl. Tendean Kel. Bandar Sakti 60 l/d
2 Jl. Kutilang Kel. Durian 80 l/d
Kapasitas Total 140 l/d
Tabel 3.10. Lokasi Intake Dan Kapasitas Terpasang Pengambilan Air Baku
(Sumber : Bussines Plan PDAM Tirta Bulian 2014)
Sumber air baku untuk WTP I diambil dari Sungai Padang di desa Bandar Sakti sejauh 100 m dari jalan umum dengan 2 (dua) buah intake; Dimensi Sungai Padang tempat penyadapan adalah lebar sungai sekitar 40 m dengan kedalaman antara 1 -2 m dan kecepatan sungai antara 1 -1,6 m/det serta disadap pada bagian sungai yang lurusdan kondisi kekeruhan sungai saat ini antara 10 – 80 NTU. Sungai ini berfluktuasi besar antara musim kemarau dan hujan di hulu. Sementara untuk Water Treatment Plant (WTP II) kondisi Intake untuk WTP II ini pada awalnya berbentuk sumuran dengan diameter 3 m, kedalaman 6 m dengan jarak 4 m dari sungai. Namun dikarenakan kondisi intake sumuran ini sudah Rusak, dimana diniding sumuran longsor dan sekarang sudah dibangun sumuran baru dengan diameter 4 m, kedalaman 6 m dan sekitar 10 m jarak dari sungai.
Sumber
WTP I : Air permukaan Jalan Kutilang di hulu Sei Padang Kelurahan Durian
Kapasitas produksi : 60 l/det Kemampuan operasional : 60 l/det
WTP II : Air permukaan Sei Padang pada daerah hlir Jalan Kapiten Tandean Kelurahan Bandar Sakti
Kapasitas produksi : 80 l/det Kemampuan operasional : 60 l/det
(25)
Total Kapasitas Produksi : 140 l/det
3.6.2. Unit Pelayanan PDAM TIRTA BULIAN
Jumlah sambungan pelanggan PDAM TIRTA BULIAN kota TEBING TINGGI hingga akhir bulan juli 2015 adalah 14671 sambungan. Kondisi air tanah dangkal pada daerah pelayanan sebagian baik secara kualitas namun demikian berdasarkan survdei kualitas air yang dilakukan USAID-IUWASH pada tahun 2012 secara umum kurang baik. Sehingga hal ini merupakan peluang pasar bagi PDAM untuk meningkatkan jumlah pelanggan.
Kode
Jenis pelanggan Jumlah
sambunga n
IP
INST.PEM/TNI/POLRI
295
N1
NIAGA KECIL 782
N2
NIAGA MENENGAH 489
N3
NIAGA BESAR 328
R1
RUMAH TANGGA 1 1345
R2
RUMAH TANGGA 2 6164
R3
RUMAH TANGGA 3 2924
R4 RUMAH TANGGA 4 2044
S K
SOSIAL KHUSUS 109
S U
SOSIAL UMUM 191
JUMLAH BULANAN 14671
Tabel 3.11. Jumlah sambungan pelanggan PDAM TIRTA BULIAN
3.6.3. Sistem Transmisi Dan Distribusi PDAMTIRTA BULIAN
PDAM kota Tebing Tinggi mengalirkan air pada sistem transmisi dan
distribusi dengan menggunakan sistem pompa. Pompa distribusi di WTP I berjumlah 4(empat) unit yaitu :
(26)
• 3 pompa kapasitas 40 l/dt, Head = 45 m (operasi)
• 1 pompa kapasitas 20 l/dt, Head = 45 m (standby) Pompa distribusi di WTP II berjumlah 4(empat) yaitu :
• Kapasitas 40 l/dt, Head = 50 m (1 unit)
• Kapasitas 60 l/dt, Head = 50 m (1 unit)
• Kapasitas 70 l/dt, Head = 50 m (1 unit)
• Kapasitas 80 l/dt, Head = 50 m (1 unit)
Pipa transmisi yang dipakai dalam sistem penyediaan air minum PDAM kota tebing Tinggi untuk mengalirkan air baku maupun air minum bervariasi antara diameter 250 mm sampai diameter 500 mm dengan panjang pipa sekitar 5,1km. jenis pipa yang digunakan adalah Ductile Iron, Steel dan PVC. Sementara itu jaringan pipa distribusi bervariasi antara diameter 50 mm sampai dengan 200 mm. Jenis atau bahan yang digunakan adalah pipa Ductile Cast Iron (DCIP), Galvanized Steel Pipe (GSP) dan PVC.
3.6.4. Kapasitas Reservoir PDAM TIRTA BULIAN
Adapun jumlah reservoir di kota Tebing Tinggi yang dioperasikan oleh PDAM TIRTA BULIAN adalah 5 buah reservoir yang dimana reservoir ini berfungsi sebagai wadah penampungan air yang nantinya akan didistribusikan ke masyarakat. Dua reservoir berada pada WTP I di jalan kpt.tandean yang masing-masing reservoir memiliki daya tampung sebesar 700 m3 dengan total kapasitas 1400 m3 sedangkan 3 reservoir lainnya berada pada WTP II di jalan kutilang/ kecamatan bajenis yang masing-masing memiliki daya tampung 500 m3 ; 700 m3 ; 500 m3 dengan total kapasitas 1700 m3.
3.6.4. Sistem Pengolahan air bersih kota tebing tinggi
Sistem penyediaan air minum kota Tebing Tinggi menggunakan sistem pengolahan
lengkap (Water Treatment Plant) yang mengambil Sungai Padang sebagai air baku. Sungai Padang disadap dengan bangunan intake kemudian diolah memakai Water Treatment Plant dari mulai unit pra sedimentasi, floculasi, sedimentasi dan filtrasi kemudian dimasukkan ke reservoir lalu didistribusikan kepada pelanggan.
(27)
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih kota Tebing Tinggi menggunakan 2 unit WTP yang berbeda lokasi WTP I dengan kapasitas 60 l/det, terdapat di desa Bandar Sakti dan WTP II dengan kapasitas 60 l/det terdapat di kelurahan Bulian.
3.6.4.1. Unit Pengolahan WTP I
Adapun unit pengolahan pada water treatmaent plan I adalah sebagai berikut : 1. Unit Pradimentasi
Pada Intake 2 WTP I dibangun Bah Pradimentasi dengan Dimensi panjang 19 m, Lebar 4,5 m kedalaman = 2 m dan = 1, 85 jam. Ketinggian permukaan ini pada bak pradimentasi ini sama dengan permukaan sungai padang.
2. Unit Koagulator
bahan koagulator pembentukan flow dilakukan dengan cara injeksi pada pipa transmisian baku kira-kira 7 m sebelum masuk bak floculasi.
3. Unit Floculasi
Sistim floculasi dilakukan dengan sistim Baffel Chamel dimana panjang bah 3 m, lebar 3 m dan kedalaman 1 m.
4. Unit Sedimentasi
Sistim penyedapan pada unit WTP I digunakan dengan sistim High Rate Plate Settler dengan panjang Bah 4 m, lebar 3 m dan kedalaman 1,2 m.
5. Unit Filtrasi
Sistim penyaringan menggunakan sistim Dawa Flow dengan Panjang Bak 3 m, lebar 3 m dan kedalaman 2 m.
3.6.4.2. Unit Pengolahan WTP II
Adapun unit pengolahan pada water treatmaent plan II adalah sebagai berikut: 1. Unit Prasedimentasi
WTP II belum ada unit prasedimentasi. 2. Unit Koagulasi
Pencampuran bahan koagulasi dilakukan dengan cara injeksi pada pipa transmasi air baku.
(28)
Sistim floculasi WTP II adalah dengan Baffel Chamel untuk 2 unit instalasi sedangkan 1 unit lagi dengan up flow. Ukuran Bah Baffel Chamel = panjang 4 m, lebar 3 m, kedalaman 1 m sedangkan sistim Up flow diameter 2 m.
4. Unit Sedimentasi
Sistim pengendapan pada WTP II ini dengan panjang Bak 3 m, lebar 3 m, dan kedalaman 1,20 m.
5. Unit Filtrasi
Sistim penyaringan WTP II adalah dengan sistim saringan pasir cepat down flow dengan ukuran panjang Bak 3 m, lebar 3 m dan kedalaman 2 m.
3.6.4.3. Pemompaan
Pompa yang ada pada sistem SPAM kota Tebing Tinggi terdapat pada intake dan instalasi pengolahan. Fungsi pompa ini adalah pada lokasi intake untuk mengangkat air baku dari intake sungai ke instalasi pengolahan sedangkan pada instalasi pengolahan adalah untuk mendistribusikan air bersih kepada konsumen.
- Pompa Air Baku
Pada WTP I
Di lokasi intake yang memakai prased ada 3 unit pompa air baku dengan masing masing kapasitas 20 l/det. Total head = 50 m, rata – rata tekanan sebesar 4 atm, dipasang pada tahun 1997. Untuk sekali operasi sebanyak 2 buah.
Pada lokasi intake biasa terdapat 2 buah pompa submersible dan 1 buah pompa dalam keadaan rusak, masing – masing kapasitas 60 l/det.
Di WTP II
Pada lokasi intake sumuran terdapat 2 buah pompa submersible masing masing kapasitas 40 l/det.
(29)
Pompa distribusi air bersih pada WTP I terdapat 4 unit pompa sentrifugal masing – masing dengan kapasitas 40 l/det dan 2 unit kapasuitas 20 l/det. Head rata – rata sebesar 45 m dengan tekanan rata – rata 70 kg/cm2 .
Sekali operasi digunakan 2 buah pompa yakni kapasitas 40 l/det dan 20 l/det, kondisi pompa pada saat ini 1 buah mengalami kerusakan.
- Pompa Bahan Kimia
Bahan kimia yang dipompakan saat ini adalah pompa atau dosing untuk Almunium Sulfat AL2(SO4)3 dan Kaporit (Cl).
(30)
Gambar 3.6. Skema Diagram Hidrolisis SPAM Kota Tebing Tinggi Pada WTP I
Gambar 3.7. Skema Diagram Hidrolisis SPAM Kota Tebing Tinggi Pada WTP II
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Jumlah Penduduk
Perkiraan Jumlah Penduduk Pada Tahun 2040 Yang Akan Datang
Dalam membuat perkiraan jumlah penduduk sampai tahun 2040, terlebih dahulu harus dicari data data jumlah penduduknya tahun sebelumnya beserta persen pertumbuhannya untuk mempermudah dalam memproyeksi jumlah penduduk yang akan dating. Dalam hal ini
(31)
digunakan data dari tahun 2003 sampai tahun 2013 yang didapat dari Badan Pusat Statistik kota Tebing Tinggi.Adapun data yang didapat adalah sebagai berikut.
Tahun
Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk Jiwa Persen
2003 132760 - -
2004 134976 2216 1.64%
2005 135320 344 0.25%
2006 137959 2639 1.91%
2007 139409 1450 1.04%
2008 141059 1650 1.17%
2009 142717 1658 1.16%
2010 145248 2531 1.74%
2011 146606 1358 0.93%
2012 147771 1165 0.79%
2013 149065 1294 0.87%
Total 1552890 16305 11.51%
R rata rata 1,151%
Tabel 4.1.Jumlah penduduk Kota Tebing tinggi dari tahun 2003 -2013 beserta angka pertumbuhan penduduknya dari tahun 2003.
(Sumber : Badan Pusat Statistik 2014, Kota Tebing Tinggi Dalam Angka)
Ada 3 metode yang biasanya digunakan dalam menghitung jumlah penduduk.Metode tersebut antara lain, Metode aritmatik, metode geometric, dan metode least square. Adapun rumus dari ketiga metode tersebut adalah sebagai berikut :
a. Metode Arithmatik : Pn = Po + Ka (Tn – To) dimana:
(32)
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n; Po = jumlah penduduk pada tahun dasar; Tn = tahun ke n;
To = tahun dasar;
Ka = konstanta arithmatik;
P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I; P2 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir; T1 = tahun ke I yang diketahui;
T2 = tahun ke II yang diketahui.
b. Metode Geometrik : Pn = P x (1+ r)n dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n; Po = jumlah penduduk pada tahun dasar; r = laju pertumbuhan penduduk;
n = jumlah interval
c. Metode Least Square : Ŷ = a + bX dimana:
Ŷ = nilai variabel berdasarkan garis regresi; X = variabel independen;
a = kotanta;
b = koefisien arah regresi linear
Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut:
Dari data jumlah penduduk tahun tahun sebelumnya yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Tebing tinggi, maka dapat diproyeksi data jumlah penduduk yang akan datang dari tahun 2014-2040. Dimana angka/hasil yang diperoleh pada Tabel 4.2.merupakan hasil perhitungan menggunakan rumus diatas dengan menngunakan Microsoft excel.
(33)
Untuk lebih jelasnya berikut keterangan akan hasil proyeksi tersebut untuk masing masing metode :
a. Metode Aritmatika untuk tahun 2014, MetodeArithmatik :Pn = Po + Ka (Tn – To) P2014=P2013+ka (T2014-T2013)
P2014= 149065 + 1631 (2014-2013) P2014= 149065 + 1631(1)
P2014= 150696 jiwa
Begitu seterusnya untuk P2015-P2040 pada metode aritmatika dimana:
Ka = konstanta arithmatik;
Ka = (jumlah penduduk tahun 2013 - jumlah penduduk tahun 2003)/ jumlah interval (2013-2003)
Ka =(149065 – 132760)/10
Ka = 1630,5 = 1631 jiwa (angka ini akan selalu sama untuk memproyeksikan tahun tahun berikutnya pada metode aritmatika)
b. Metode Geometrik : Pn = P x (1+ r)n P2014 = P2003 x (1+ r)n
P2014 = 132760 x (1+0,01150573)11 P2014 = 150563.2789
P2014 = 150563 jiwa
dimana:
r = laju pertumbuhan penduduk, r telah didapat dari tabel jumlah penduduk sebesar 1,15 % (0,01150573)(angka ini akan selalu sama untuk memproyeksikan tahun tahun berikutnya pada metode geometrik)
(34)
c. Metode Least Square : Ŷ = a + bX dimana:
X Y(Jumlah Penduduk) X2 XY
2003 1 132760 1 132760
2004 2 134976 4 269952
2005 3 135320 9 405960
2006 4 137959 16 551836
2007 5 139409 25 697045
2008 6 141059 36 846354
2009 7 142717 49 999019
2010 8 145248 64 1161984
2011 9 146606 81 1319454
2012 10 147771 100 1477710
2013 11 149065 121 1639715
∑ 66 1552890 506 9501789
Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut:
a = = 1676.809091 (angka ini akan berlaku untuk semua tahun yang angka diproyeksi dengan mennggunakan Least Square)
b = = 131110.9636 angka ini akan berlaku untuk semua tahun yang angka diproyeksi dengan mennggunakan Least Square)
(35)
Maka untuk jumlah penduduk 2014 pada metode least square : Y2014 = 1676.809091 + ((131110.9636)(X))
Y2014 = 1676.809091 + ((131110.9636)(11)) Y2014 = 149555.9
Y2014 = 149556 jiwa
Dimana x = Selisih antara tahun y dengan tahun dasar =2014-2003= 11
Dengan demikian maka didapatlah hasil proyeksi ketiga metode tersebut dalam memproyeksikan jumlah penduduk tahun 2014-2040 dengan menngunakan Microsoft excel. Berikut tabelnya :
Tahun Aritmatika Geometrik Least Square
2014 150696 150563 149556
2015 152326 152296 151233
2016 153957 154048 152909
2017 155587 155820 154586
2018 157218 157613 156263
2019 158848 159427 157940
2020 160479 161261 159617
2021 162109 163116 161294
2022 163740 164993 162970
2023 165370 166891 164647
2024 167001 168812 166324
2025 168631 170754 168001
2026 170262 172719 169678
2027 171892 174706 171354
2028 173523 176716 173031
2029 175153 178749 174708
2030 176784 180806 176385
2031 178414 182886 178062
2032 180045 184990 179738
2033 181675 187119 181415
2034 183306 189272 183092
(36)
2036 186567 193652 186446
2037 188197 195880 188122
2038 189828 198134 189799
2039 191458 200414 191476
2040 193089 202720 193153
Tabel 4.2. Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Menggunakan Metode Aritmatika, Geometrik Dan Least Square
4.2 MenentukanMetode Proyeksi Yang Akan Digunakan
Untuk menentukan metode proyeksi jumlah penduduk yang paling mendekati kebenaran terlebih dahulu perlu dihitung standar deviasi dari hasil perhitungan ketiga metoda di atas.
dimana:
S = standar deviasi;
Yi = variabel independen Y (jumlah penduduk); Ymean = rata-rata Y;
n = jumlah data;
Hasil perhitungan standar deviasi dari ketiga metoda perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Tahun Tahun Jumlah Penduduk (Yi)
Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk
(Ymean)
Yi-Ymean (Yi-Ymean)2
2003 1 132760 132755 -8416.818182 70842828.31
(37)
2005 3 135320 136017 -5154.818182 26572150.49
2006 4 137959 137648 -3523.818182 12417294.58
2007 5 139409 139279 -1892.818182 3582760.669
2008 6 141059 140910 -261.8181818 68548.76033
2009 7 142717 142541 1369.181818 1874658.851
2010 8 145248 144172 3000.181818 9001090.942
2011 9 146606 145803 4631.181818 21447845.03
2012 10 147771 147434 6262.181818 39214921.12
2013 11 149065 149065 7893.181818 62302319.21
Jumlah 66 1552890 293371746.4
Y Mean 141172
Standartd Deviasi
2.862422002
Tabel 4.3. Standard deviasi metode aritmatika
Tahun Tahu n
Jumlah Penduduk
(Y)
Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk
(Ymean)
Yi-Ymean
(Yi-Ymean)2
2003 1 132760 132951 -8221 67578807.57
2004 2 134976 134481 -6691 44768579.79
2005 3 135320 136028 -5144 26456949.64
2006 4 137959 137593 -3579 12805865.67
2007 5 139409 139176 -1995 3981689.953
2008 6 141059 140778 -394 155307.8764
2009 7 142717 142397 1226 1502240.611
2010 8 145248 144036 2864 8202760.208
2011 9 146606 145693 4521 20442007.48
2012 10 147771 147369 6198 38410112.71
2013 11 149065 149065 7893 62302319.21
Jumlah 66 1552890 286606640.7
Y Mean 141171.818
Standartd Deviasi
2.796415008 Tabel. 4.4. Standard deviasi metode geometrik
(38)
Tahun Tahun Jumlah Penduduk (Yi)
Hasil Proyeksi jumlah penduduk
(Ymean)
Yi-Ymean (Yi-Ymean)2
2003 1 132760 131111 -10061 101220794
2004 2 134976 132788 -8384 70292218.2
2005 3 135320 134465 -6707 44987019.6
2006 4 137959 136141 -5030 25305198.5
2007 5 139409 137818 -3354 11246754.9
2008 6 141059 139495 -1677 2811688.73
2009 7 142717 141172 0 0
2010 8 145248 142849 1677 2811688.73
2011 9 146606 144525 3354 11246754.9
2012 10 147771 146202 5030 25305198.5
2013 11 149065 147879 6707 44987019.6
Jumlah 66 1552890 340214336
Y Mean 141171.8182
Standartd Deviasi
3.31946417 Tabel.4.5. Standard Deviasi Metode LeastSquare
Hasil perhitungan standar deviasi memperlihatkan angka yang berbeda untuk ketiga metoda proyeksi. Angka standar deviasi terkecil adalah hasil perhitungan proyeksi dengan metoda Geometrik dengan nilai standar deviasi 2,7964. Sesuai dengan literatus Sudjana (2006) yang menyatakan bahwa Semakin besar nilai standar deviasi maka data sampel semakin menyebar (bervariasi) dari rata-ratanya. Sebaliknya jika semakin kecil maka data sampel semakin homogen (hampir sama). Jadi untuk memperkirakan jumlah kotaTebing Tinggi 25 tahun mendatang dipilih metode Geometrik.
Tahun Jumlah Penduduk
2015 152296
2016 154048
2017 155820
2018 157613
2019 159427
2020 161261
2021 163116
2022 164993
2023 166891
(39)
2025 170754
2026 172719
2027 174706
2028 176716
2029 178749
2030 180806
2031 182886
2032 184990
2033 187119
2034 189272
2035 191450
2036 193652
2037 195880
2038 198134
2039 200414
2040 202720
Tabel 4.6. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Tahun 2015 – 2040
Grafik 1.. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Tahun 2015 – 2040
Dari grafik 1 diatas diketahui bahwa hubungan tahun dengan jumlah penduduk menunjukkan pola linier positif. Hal ini berarti semakin tinggi jumlah tahun yang akan diproyeksi maka pertumbuhan penduduk Kota Tebing Tinggi pun semakin meningkat.
Kota tebing tinggi termasuk kedalam kategori kota sedang dengan jumlah penduduk untuk tahun 2013 sebesar 149065 jiwa. Dilihat dari grafik dan tabel diatas hasil proyeksi kota
(40)
tebing tinggi untuk tahun 2040 masih dalam kategori kota sedang yaitu sebesar 202720 jiwa. Sesuai dengan literatur Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU (1996) yang menyatakan bahwa Kota Kecil penduduknya antara 20.000-100.000 jiwa, Kota sedang penduduknya antara 100.000-500.000 jiwa,Kota besar penduduknya antara 500.000-1.000.000 jiwa dan Metropolitan penduduknya >500.000-1.000.000jiwa.
Kota tebing tinggi pada tahun 2013 termasuk kedalam kota yang tidak padat penduduk yakni sebesar 3,878 jiwa/km2{149065jiwa(jumlah penduduk tahun 2013 )/ 38438 km2(luas kota tebing tinggi)}. Dilihat dari grafik dan tabel diatas hasil proyeksi kota tebing tinggi 2040 kota tebing tinggi masih dalam katagori kota yang tidak padat penduduk yakni sebesar 5,273 jiwa/km2{202720 jiwa (hasil proyeksi penduduk 2040) / 38438 km2 (luas kota tebing tinggi)}. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor:56/PRP/1960 yang membagi empat klasifikasi kepadatan penduduk, yaitu:tidak padat, dengan tingkat kepadatan 1 – 50 jiwa/ km2; kurang padat antara 51 – 250 jiwa/ km2; cukup padat 251 – 400 jiwa/ km2; dan sangat padat dengan tingkat kepadatan lebih besar dari 401 jiwa/km2.
4.3. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Domestik
Perkiraan kebutuhan air bersih masyarakat Kota Tebing Tinggi, sampai tahun 2040 dapat diketahui dengan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada kota Tebing Tinggi.
4.3.1. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Seluruh Masyarakat (Domestik)
Dari hasil perkiraan jumlah penduduk, proyeksi yang akurat ditunjukkan oleh metode Geometri, diperoleh bahwa jumlah penduduk kota Tebing Tinggi sampai tahun 2040 sekitar 202.720 jiwa. Sesuai dengan Kriterian Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU (1996) {(telah terlampir sebelumnya pada bab 2 tabel 2.5)} Konsumsi unit sambungan rumah kebutuhan air kota sedang untuk setiap orang dengan jumlah penduduk antara 100.000 – 500.000 jiwa adalah 120 liter/orang/hari. Maka kebutuhan air penduduk Kota Tebing Tinggiadalah :
(41)
= 202720 jiwa × 120 liter/orang/hari = 24.326.400 liter/hari
= 281.555 liter/detik = 0,281555 m3/detik
Agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tahun
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kebutuhan Air Bersih (L/orang/Hari)
Debit Kebutuhan Air Domestik (Liter/Hari)
Debit Kebutuhan Air Domestik
(Liter/detik)
2015 152296 120 18275520 211.5222
2016 154048 120 18485760 213.9556
2017 155820 120 18698400 216.4167
2018 157613 120 18913560 218.9069
2019 159427 120 19131240 221.4264
2020 161261 120 19351320 223.9736
2021 163116 120 19573920 226.55
2022 164993 120 19799160 229.1569
2023 166891 120 20026920 231.7931
2024 168812 120 20257440 234.4611
2025 170754 120 20490480 237.1583
2026 172719 120 20726280 239.8875
2027 174706 120 20964720 242.6472
2028 176716 120 21205920 245.4389
2029 178749 120 21449880 248.2625
2030 180806 120 21696720 251.1194
2031 182886 120 21946320 254.0083
2032 184990 120 22198800 256.9306
2033 187119 120 22454280 259.8875
2034 189272 120 22712640 262.8778
2035 191450 120 22974000 265.9028
2036 193652 120 23238240 268.9611
2037 195880 120 23505600 272.0556
2038 198134 120 23776080 275.1861
2039 200414 120 24049680 278.3528
2040 202720 120 24326400 281.5556 Tabel. 4.7. Perkiraan Kebutuhan Air Domestik Kota Tebing Tinggi Tahun 2015-2040
(42)
ini disebabkan karena kondisi petumbuhan penduduknya yang semakin meningkat. Dapat dilihat dari tabel diatas, jumlah penduduk kota tebing tinggi dari tahun 2015 sampai tahun 2040 yakni sebesar 152296 jiwa menjadi 202720 jiwa. Maka debit kebutuhan air dari tahun 2015 sebesar 18275474 liter/hari menjadi sebesar 24326371liter/hari pada tahun 2040.
4.4.Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Non-Domestik
4.4.1. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Pendidikan
Perkiraan kebutuhan air untuk fasilitas pendidikan Kota Tebing Tinggi, dengan menggunakan data tahun sebelumnya yang tercantum pada tabel 3.5 (bab 3) , dapat dihitung sampai tahun 2040 digunakan Persamaan,
Pn = Po ( 1 + r )n Pn = Po ( 1 + 0.0115)n
Karena fasilitas peribadatan terdiri dari berbagai macam unit maka proyeksinya diuraikan satu per satu.
Untuk TK :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 1969( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 2015unit
Untuk RA :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 970( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 992 unit
Untuk SD :
(43)
P2015 = 19715 unit Untuk SDLB :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 251( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 257 unit
Untuk MI :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 1370( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 1402 unit
Untuk SMTP :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 9715( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 9940 unit
Untuk MTS :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 1261( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 1290 unit
Untuk SMPT :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 21( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 =21 unit
Untuk SMU :
(44)
P2015 = 6027( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 6166 unit
Untuk MA :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 840( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 =859 unit
Untuk SMK :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 6617( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 =6770 unit
(begitu seterunya untuk memprediksi berbagai unit fasilitas pendidikan kota tebing tinggi 2015-2040)
Sesuai dengan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU (1996) {(telah terlampir sebelumnya pada bab 2 tabel 2.5)} standar kebutuhan airkota sedang untuk fasilitas pendidikan adalah 10 Liter/orang/hari.
T ah un
Jumlah siswa, guru dan pegawai Juml ah Kebut uhan air Kebut uhan air
TK RA SD 10 Liter /oran g/har i
MI SMT
P MTs
S M PT SM U M A S M K 10 Liter/ orang /hari Liter/ detik 20 15 20
15 992
1971
5 257 1402 9940 1290 21 6166 85 9 67 70 4942 8 4942
(45)
20 16
20
38 1004 1994
2 260 1418 1005
4 1305 22 6237 86 9 68 48 4999 7 4999
70 5.78669 20
17 20
61 1015 2017
1 263 1434 1017
0 1320 22 6309 87 9 69 27 5057 2 5057
20 853241 20
18 20
85 1027 2040
3 266 1451 1028
7 1335 22 6382 88 9 70 07 5115 4 5115
4 0.59206 20
19 21
09 1039 2063
8 269 1467 1040
5 1351 22 6455 90 0 70 87 5174 2 5174
20 988657 20
20 21
33 1051 2087
6 272 1484 1052
5 1366 23 6529 91 0 71 69 5233 8 5233
80 057639 20
21 21
58 1063 2111
6 275 1501 1064
6 1382 23 6605 92 1 72 51 5294 0 5294
00 127315 20
22 21
83 1075 2135
9 278 1519 1076
9 1398 23 6681 93 1 73 35 5354 9 5354
90 197801 20
23 22
08 1088 2160
4 281 1536 1089
2 1414 24 6757 94 2 74 19 5416 5 5416
50 269097 20
24 22
33 1100 2185
3 285 1554 1101
8 1430 24 6835 95 3 75 04 5478 8 5478
80 341204 20
25 22
59 1113 2210
4 288 1572 1114
5 1447 24 6914 96 4 75 91 5541 9 5541
90 414236 20
26 22
85 1126 2235
9 291 1590 1127
3 1463 24 6993 97 5 76 78 5605 6 5605
60 487963 20
27 23
11 1138 2261
6 295 1608 1140
2 1480 25 7074 98 6 77 66 5670 1 5670
10 562616 20
28 23
64 1165 2313
9 301 1645 1166
6 1514 25 7238 10 09 79 46 5801 4 5801
40 714583 20
29 23
92 1178 2340
6 305 1664 1180
1 1532 26 7321 10 20 80 38 5868 1 5868
10 791782 20
30 24
19 1192 2367
5 308 1683 1193
6 1549 26 7405 10 32 81 30 5935 6 5935
60 869907 20
31 24
47 1206 2394
7 312 1703 1207
4 1567 26 7490 10 44 82 24 6003 9 6003
(46)
Tabel 4.8. Perkiraan Kebutuhan Air Non-Domestik Fasilitas Pendidikan tahun 2015-2040
Jadi total kebutuhan air untuk fasilitas pendidikan sampai tahun 2040adalah : = 665.50 orang x 10 liter / orang / hari
= 665.500 liter /hari = 7.702546 liter/detik = 0.0077 m3 /s
20 32
24
75 1219 2422
3 316 1722 1221
3 1585 26 7576 10 56 83 18 6073 0 6073
00 028935 20
33 25
04 1233 2450
2 319 1742 1235
3 1603 27 7664 10 68 84 14 6142 9 6142
90 109838 20
34 25
32 1248 2478
4 323 1762 1249
5 1622 27 7752 10 80 85 11 6213 6 6213
60 191667 20
35 25
62 1262 2506
9 327 1782 1263
9 1641 27 7841 10 93 86 09 6285 1 6285
10 274421 20
36 25
91 1276 2535
7 330 1803 1278
4 1659 28 7931 11 05 87 08 6357 4 6357
40 358102 20
37 26
21 1291 2564
9 334 1824 1293
2 1679 28 8023 11 18 88 08 6430 5 6430
50 442708 20
38 26
51 1306 2594
4 338 1845 1308
0 1698 28 8115 11 31 89 09 6504 5 6504
50 528356 20
39 26
82 1321 2624
2 342 1866 1323
1 1717 29 8208 11 44 90 12 6579 3 6579
30 614931 20
40 27
12 1336 2654
4 346 1887 1338
3 1737 29 8303 11 57 91 15 6655 0 6655
(47)
4.4.2. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Peribadatan
Untuk perkiraan jumlah kebutuhan air pada fasilitas Peribadatan dengan menggunakan data tahun sebelumnya yang tercantum pada tabel 3.6 (bab 3), dapat dihitung menggunakan persamaan yang sama dengan fasilitas pendidikan yaitu :
Pn = Po ( 1 + r )n Pn = Po ( 1 + 0.0115)n
Karena fasilitas peribadatan terdiri dari berbagai macam unit maka proyeksinya diuraikan satu per satu.
Untuk mesjid :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 111( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 114 unit
Untuk musholla :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 64( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 65 unit
Untuk gereja katolik :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 1( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 1unit
Untuk gereja protestan :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 30( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 30 unit
(48)
Untuk vihara :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 24( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 25 unit
Untuk kuil :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 3( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 =3 unit
(begitu seterunya untuk memprediksi berbagai unit fasilitas peribadatan kota tebing tinggi 2015-2040)
Sesuai dengan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU (1996) {(telah terlampir sebelumnya pada bab 2 tabel 2.5)} standar kebutuhan air kota sedang untuk fasilitas peribadatan 2 m3/unit/hari atau 2000 l/unit/hari.
Tahun
Mesjid
(unit)
Langg
ar Gereja
Viha ra
(unit)
Kuil
(unit)
Jumla h
Kebutuh an air
Kebutuhan air
Mush olla
(unit)
Protes tan (unit)
Kath olik (unit)
(unit)
3000 liter/unit
/hari
Liter/detik
2015 114 65 30 1 25 3 238 714000 8.263889
2016 115 66 31 1 25 3 241 723000 8.368056
2017 116 67 31 1 25 3 244 732000 8.472222
2018 118 67 31 1 26 3 247 741000 8.576389
2019 119 68 32 1 26 3 250 750000 8.680556
2020 120 69 32 1 26 3 252 756000 8.75
(49)
Tabel 4.9.Perkiraan Kebutuhan Air Non-Domestik Fasilitas Peribadatan tahun 2015-2040. Jadi total kebutuhan air bersih untuk fasilitas peribadatan tahun 2040
Adalah :
= 317 unit x 3000 l/unit/hari = 951000 l/hari
= 11.00694 l/detik
2022 123 70 33 1 27 4 258 774000 8.958333
2023 125 71 33 1 27 4 261 783000 9.0625
2024 126 72 34 1 28 4 264 792000 9.166667
2025 128 73 34 1 28 4 267 801000 9.270833
2026 129 74 34 1 28 4 270 810000 9.375
2027 130 75 35 1 29 4 273 819000 9.479167
2028 132 75 35 1 26 4 273 819000 9.479167
2029 134 76 36 1 29 4 280 840000 9.722222
2030 135 77 36 1 30 4 283 849000 9.826389
2031 137 78 36 1 30 4 286 858000 9.930556
2032 138 79 37 1 30 4 290 870000 10.06944
2033 140 80 37 1 31 4 293 879000 10.17361
2034 141 81 38 1 31 4 296 888000 10.27778
2035 143 82 38 1 31 4 300 900000 10.41667
2036 145 83 39 1 32 4 303 909000 10.52083
2037 146 84 39 1 32 4 307 921000 10.65972
2038 148 85 39 1 32 4 310 930000 10.76389
2039 150 86 40 1 33 4 314 942000 10.90278
(50)
= 0,011 m3/detik
4.4.3. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Kesehatan
Dengan menggunakan persamaan yang sama dengan fasilitas sebelumnya, dengan menggunakan data tahun sebelumnya yang tercantum pada tabel 3.7 (bab 3) maka proyeksi jumlah fasilitas kesehatan di Kota Tebing Tinggi dapat di hitung dengan persamaan,
Pn = Po ( 1 + r )n Pn = Po ( 1 + 0.0115)
Karena fasilitas kesehatan kota tebing tinggi ada banyak maka proyeksinya diuraikan satu per satu.
Untuk rumah sakit :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 5( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 5.115 = 5 unit
Untuk rumah sakit bersalin :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 2( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 2.0462 = 2 unit
Untuk puskesmas :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 9( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 9.208 = 9 unit
(51)
P2015 = 126( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 128.916 = 128 unit
Untuk klinik :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 13( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 13.300 = 13 unit
Untuk polindes :
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 35( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 =35.810 = 5 unit
(begitu seterunya untuk memprediksi fasilitas kesehatan kota tebing tinggi 2015-2040)
Sesuai dengan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU (1996) {(telah terlampir sebelumnya pada bab 2 tabel 2.5)} standar kebutuhan air kota sedang untuk fasilitas kesehatan 2000 l/unit//hari.
Fasilitas-fasilitas Kesehatan Kotamadya Tebing Tinggi Juml ah
Kebutuha
n Air Kebutuhan Air
Tahun Rumah
Sakit Rumah Sakit Bersalin
Puske smas
Posy andu
Klini k/Bal ai Kese hatan
Poli ndes
2000 l/unit/hari
Liter/detik
2015 5 2 9 129 13 36 194 388000 4.490741
2016 5 2 9 130 13 36 197 394000 4.560185
2017 5 2 9 132 14 37 199 398000 4.606481
2018 5 2 10 133 14 37 201 402000 4.652778
(52)
2020 5 2 10 137 14 38 206 412000 4.768519
2021 5 2 10 138 14 38 208 416000 4.814815
2022 6 2 10 140 14 39 211 422000 4.884259
2023 6 2 10 141 15 39 213 426000 4.930556
2024 6 2 10 143 15 40 215 430000 4.976852
2025 6 2 10 145 15 40 218 436000 5.046296
2026 6 2 10 146 15 41 220 440000 5.092593
2027 6 2 11 148 15 41 223 446000 5.162037
2028 6 2 11 150 15 42 226 452000 5.231481
2029 6 2 11 151 16 42 228 456000 5.277778
2030 6 2 11 153 16 43 231 462000 5.347222
2031 6 2 11 155 16 43 233 466000 5.393519
2032 6 2 11 157 16 43 236 472000 5.462963
2033 6 3 11 158 16 44 239 478000 5.532407
2034 6 3 11 160 17 45 242 484000 5.601852
2035 6 3 12 162 17 45 244 488000 5.648148
2036 7 3 12 164 17 46 247 494000 5.717593
2037 7 3 12 166 17 46 250 500000 5.787037
2038 7 3 12 168 17 47 253 506000 5.856481
2039 7 3 12 170 18 47 256 512000 5.925926
2040 7 3 12 172 18 48 259 518000 5.99537 Tabel 4.10.Perkiraan Kebutuhan Air Non-Domestik Fasilitas Kesehatan Tahun 2015-2040. Jadi total perkiraan air bersih untuk fasilitas kesehatan tahun 2040adalah :
= 259 unit ×2000 l/ unit / hari = 518000 l/ hari
(53)
= 0,0059 m3 / s
4.4.4. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Perindustrian
Dengan menggunakan persamaan yang sama dengan fasilitas sebelumnya, dengan menggunakan data tahun sebelumnya yang tercantum pada tabel 3.9 (bab 3) maka proyeksi jumlah fasilitas kesehatan di Kota Tebing Tinggi dapat di hitung dengan persamaan,
Pn = Po ( 1 + r )n Pn = Po ( 1 + 0.0115)n
P2015 = P2013( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 14( 1 + 0.0115)(2015-2013) P2015 = 14 (1.0115)(2)
P2015 = 14.32401 = 14 unit
(begitu seterusnya untuk menprediksi Fasilitas Perindustrian PDAM tahun 2015-2040)
Sesuai dengan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU (1996) {(telah terlampir sebelumnya pada bab 2 tabel 2.5)} standar kebutuhan air kota sedang untuk fasilitas perindustrian0,8 liter/detik/hektar.
Tahun Jumlah Fasilitas Industri Sedang/Besar
Kebutuhan Air 0,8 Liter/Detik/Hektar
2015 14 11.2
2016 14 11.2
2017 15 12
2018 15 12
2019 15 12
2020 15 12
(54)
2022 16 12.8
2023 16 12.8
2024 16 12.8
2025 16 12.8
2026 16 12.8
2027 16 12.8
2028 17 13.6
2029 17 13.6
2030 17 13.6
2031 17 13.6
2032 17 13.6
2033 18 14.4
2034 18 14.4
2035 18 14.4
2036 18 14.4
2037 18 14.4
2038 19 15.2
2039 19 15.2
2040 19 15.2
Tabel 4.11.Perkiraan Kebutuhan Air Non-Domestik Fasilitas Perindustrian Tahun 2015-2040.
Jadi total perkiraan air bersih untuk fasilitas perindustrian tahun 2040adalah : = 19 × 0.8 l/ detik/hektar
= 15.2 l/ detik = 0.0152 m3 /detik
(55)
4.6. Analisa Kehilangan Air
Kehilangan air pada PDAM TIRTA BULIAN umumnya disebabkan oleh banyaknya sambungan-sambungan liar, masih banyaknya kebocoran-kebocoran pipa yang terjadi.Penentuan kebocoran-kebocoran/kehilangan air dilakukan dengan asumsi yaitu sebesar 20% (ra) dari kebutuhan rata-rata dimana kebutuhan rata-rata adalah jumlah dari kebutuhan domestik ditambah dengan kebutuhan non domestik. Maka dapat dilihat analisi kehilangan air kota Tebing Tinggi pada tabel 4.11 berikut :
Tahun
Debit kebutuhan air domestik
(Qd) (liter/detik)
Debit kebutuhan air non domestik
(Qn)
Fasilitas pendidikan + kesehatan + peribadatan +
industry (liter/detik)
Kehilangan air (Qs) Qs = (Qd+Qn) x ra
(20%) (liter/detik)
(a) (b) (c ) (d)
2015 211.5222 29.67546 48.23953
2016 213.9556 29.91493 48.77411
2017 216.4167 30.93194 49.46973
2018 218.9069 25.82123 48.94563
2019 221.4264 31.36829 50.55894
2020 223.9736 31.57616 51.10995
2021 226.55 31.7963 51.66926
2022 229.1569 32.84039 52.39946
2023 231.7931 33.06215 52.97105
2024 234.4611 33.28472 53.54916
(56)
2026 239.8875 33.75556 54.72861
2027 242.6472 34.00382 55.3302
2028 245.4389 35.02523 56.09283
2029 248.2625 35.39178 56.73086
2030 251.1194 35.64352 57.35258
2031 254.0083 35.87303 57.97627
2032 256.9306 36.16134 58.61839
2033 259.8875 37.21586 59.42067
2034 262.8778 37.4713 60.06982
2035 265.9028 37.73924 60.72841
2036 268.9611 37.99653 61.39153
2037 272.0556 38.28947 62.06901
2038 275.1861 39.34873 62.90697
2039 278.3528 39.64363 63.59929
2040 281.5556 39.90486 64.29209 Tabel 4.12. Total Kehilangan Air Masyarakat Kota Tebing Tinggi Tahun
2015-2040
Keterangam : (a) : tahun proyeksi
(b) :jumlah penduduk tahun proyeksi (a) x standar kebutuhan air minum masayrakat kota sedang (120 L/O/Hari)………….{lihat tabel 4.6 kolom 4 (debit kebutuhan air domestik (l/d))}
(b) : penjumlahan semua debit kebutuhan air non demestik { tabel 4.7 (debit kebutuhan air fasilitas pendidikan (l/d)) + tabel 4.8 (debit kebutuhan air fasilitas peribadatan (l/d)) + tabel 4.9 (debit kebutuhan air fasilitas kesehatan (l/d) + tabel 4.10 (debit kebuthan air fasilitas perindustrian (l/d)}
(57)
(d) :{ (b) +(c)} x 20%
Maka total kehilangan air sampai dengan tahun 2040 adalah : (281.5556 +39.90486) x 20% = 64.29209 liter/detik
4.7. Analisa Kebutuhan Air Total
Total Kebutuhan air adalah total kebutuhan air baik domestik, non domestik ditambah kehilangan air. Maka analisis kebutuhan air total kota Tebing Tinggi dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut :
Tahun
Debit kebutuhan air domestik
(Qd) (liter/detik)
Debit kebutuhan air non-domestik
(Qn) (liter/detik)
Kehilangan air (Qa) (liter/detik)
Debit total (Ot) Qt = Qd + Qn
+Qa (liter/detik)
(a) (b) ( c) (d) (e)
2015 211.5222 29.67546 48.23953 289.4372 2016 213.9556 29.91493 48.77411 292.6446 2017 216.4167 30.93194 49.46973 296.8184 2018 218.9069 25.82123 48.94563 293.6738 2019 221.4264 31.36829 50.55894 303.3536 2020 223.9736 31.57616 51.10995 306.6597
2021 226.55 31.7963 51.66926 310.0156
2022 229.1569 32.84039 52.39946 314.3968 2023 231.7931 33.06215 52.97105 317.8263 2024 234.4611 33.28472 53.54916 321.295 2025 237.1583 33.53137 54.13793 324.8276 2026 239.8875 33.75556 54.72861 328.3717
2027 242.6472 34.00382 55.3302 331.9812
(58)
2029 248.2625 35.39178 56.73086 340.3851 2030 251.1194 35.64352 57.35258 344.1155 2031 254.0083 35.87303 57.97627 347.8576 2032 256.9306 36.16134 58.61839 351.7103 2033 259.8875 37.21586 59.42067 356.524
2034 262.8778 37.4713 60.06982 360.4189
2035 265.9028 37.73924 60.72841 364.3704 2036 268.9611 37.99653 61.39153 368.3492 2037 272.0556 38.28947 62.06901 372.4141 2038 275.1861 39.34873 62.90697 377.4418 2039 278.3528 39.64363 63.59929 381.5957 2040 281.5556 39.90486 64.29209 385.7526 Tabel 4.13. Total Kebutuhan Air Masyarakat Kota Tebing Tinggi Tahun 2015-2040
Keterangam : (a) : tahun proyeksi
(b) :jumlah penduduk tahun proyeksi (a) x standar kebutuhan air minum masayrakat kota sedang (120 L/O/Hari)………….{lihat tabel 4.6 kolom 4 (debit kebutuhan air domestik (l/d))}
(c) : penjumlahan semua debit kebutuhan air non demestik { tabel 4.7 (debit kebutuhan air fasilitas pendidikan (l/d)) + tabel 4.8 (debit kebutuhan air fasilitas peribadatan (l/d)) + tabel 4.9 (debit kebutuhan air fasilitas kesehatan (l/d) + tabel 4.10 (debit kebuthan air fasilitas perindustrian (l/d)}
(d) :{ (b) +(c)} x 20% (e) : (b) + (c)+ (d)
(59)
4.8. Kebutuhan Air Bersih kota Tebing Tinggi Sampai Tahun 2040
Dari hasil perhitungan kebutuhan air bersih di kota Tebing Tinggi, maka dapat diketahui kebutuhan air bersih domestik untuk tahun 2040 adalah 281.556 liter/detik (dapat dilihat pada tabel 4.7) dan untuk hasil kebutuhan non domestic pada tahun 2040, yakni total debit kebuthan air fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan dan industri adalah 39.90486 liter/detik (dapat dilihat detailnya pada tabel 4.8, tabel 4.9,tabel 4.10 dan tael 4.11).
Dari hasil perhitungan kebutuhan air domestic dan non domestic dapat dicari kehilangan air nya sebesar 20% dari total kedua kebutuhan air tersebut, maka didapatlah kehilangan air untuk tahun 2040 sebesar 64.29209 liter/detik. Sehingga untuk mengetahui total kebutuhan air Kota Tebing Tinggi adalah total penjumlahan ketiganya baik debit kebutuhan air domestik, non domestic serta kehilangan air nya, didapatlah debit total kebutuhan air untuk tahun 2040 sebesar 385.7526 liter/detik
Untuk kapasitas produksi air bersih sendiri, PDAM Tirta bulian untuk saat ini hanya mencakup 140 l/d, sehingga diperlukan penambahan kapasitas produksi air sebesar 245.7526 l/d untuk mencukupi kebutuhan air bersih tahun 2040 nantinya.
Dalam melakukan analisis berikutnya maka dari hasil perhitungan total kebutuhan air bersih (kebutuhan normal), selanjutnya dihitung untuk kebutuhan air bersih pada hari maksimum dan jam puncak. Kebutuhan air bersih pada hari maksimum dengan mengalikan factor 1,15 pada tahun (awal tahun perencanaan )2015 sebesar 332.8528 liter/detik dan pada tahun 2040(proyeksi 25 tahun) sebesar 443.6154 liter/detik. Sedangkan kebutuhan pada jampuncak dengan mengalikan faktor 1,75 tahun 2015 sebesar 506.5151liter/detik dan pada tahun 2040 (proyeksi 25 tahun) didapat sebesar 675.067 liter/detik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 4.14 berikut :
Tahun
Satuan Total Kebtuhan
Air
Factor Harian Max (1.15)
Factor Jam Puncak (1.75) 2015 Liter/Detik 289.4372 332.8528 506.5151 2016 Liter/Detik 292.6446 336.5413 512.1281 2017 Liter/Detik 296.8184 341.3411 519.4322 2018 Liter/Detik 293.6738 337.7248 513.9291
(60)
2019 Liter/Detik 303.3536 348.8567 530.8688 2020 Liter/Detik 306.6597 352.6587 536.6545 2021 Liter/Detik 310.0156 356.5179 542.5272 2022 Liter/Detik 314.3968 361.5563 550.1943 2023 Liter/Detik 317.8263 365.5002 556.196 2024 Liter/Detik 321.295 369.4892 562.2662 2025 Liter/Detik 324.8276 373.5517 568.4483 2026 Liter/Detik 328.3717 377.6274 574.6504 2027 Liter/Detik 331.9812 381.7784 580.9671 2028 Liter/Detik 336.557 387.0405 588.9747 2029 Liter/Detik 340.3851 391.4429 595.674 2030 Liter/Detik 344.1155 395.7328 602.2021 2031 Liter/Detik 347.8576 400.0362 608.7508 2032 Liter/Detik 351.7103 404.4669 615.4931 2033 Liter/Detik 356.524 410.0026 623.917 2034 Liter/Detik 360.4189 414.4818 630.7331 2035 Liter/Detik 364.3704 419.026 637.6483 2036 Liter/Detik 368.3492 423.6015 644.611 2037 Liter/Detik 372.4141 428.2762 651.7246 2038 Liter/Detik 377.4418 434.0581 660.5231 2039 Liter/Detik 381.5957 438.8351 667.7925 2040 Liter/Detik 385.7526 443.6154 675.067
(61)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis kebutuhan air bersih pada instansi PDAM Kota Tebing Tinggi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kapasitas air yang dibutuhkan masyarakat Kota Tebing Tinggi sampai tahun 2040 yaitu sekitar 385.7526 l/d, sedangkan kapasitas produksi saat ini 140 l/d, sehingga diperlukan lagi penambahan kapasitas air bersih sebesar 245.7526 l/d.
2. Rincian kebutuhan air sampai tahun 2040 adalah : a. Penduduk = 281.555 l/d
b. Fasilitas pendidikan = 7,7 l/d c. Fasilitas peribadatan = 11 l/d d. Fasilitas kesehatan = 5,9 l/d e. Fasilitas industri = 15,2 l/d
3. Berdasarkan hasil analisis jumlah penduduk maka digunakan metode Geometri untuk menghitung kebutuhan air Kota Tebing Tinggi, dimana jumlah penduduk pada tahun 2040 sebesar 202.720 jiwa.
5.2 Saran
Dari hasil analisa diatas, untuk dapat melayani kebutuhan air masyarakat Kota Tebing Tingi dalam kurun waktu 25 tahun ke depan perlu dilakukan penambahan suplai air baku dan perluasan sistem jaringan distribusi pada daerah yang potensi pelanggannya cukup besar.
(62)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Hidrologi
Siklus Hidrologi adalah suatu proses yang berkaitan, dimana air diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat dan kembali lagi ke laut.
Air di lautan menguap sebagai akibat penyinaran surya, dan awan uap air bergerak melewati daratan. Pencurahan terjadi sebagai salju, butiran es, dan hujan di atas daratan, dan air pun mulai mengalir kembali ke laut. Salju dan es di daratan adalah air dalam simpanan sementara. Hujan yang tercurah di permukaan darataan mungkin tercegat oleh tumbuhan dan menguap kembali ke udara. Ada sedikit yang meresap ke dalam tanah dab bergerak ke bawah atau meneus masuk ke dalam jalur tanah dibawah yang jenuh, dibwah muka air tanah atau muka freatik. Air dalam jalur ini mengalir perlahan lahan melalui akuifer atau lapisan pembawa air ke alur sungai atu kadang kadang langsung ke laut. Air yang meresap juga memberi makan kepada kehidupan tumbuhan yang di permukaan dan ada pula air yang tersedot ke atas tumbuhan itu, dan disanalah berlangsunng pemeluhan dari permukaan
tumbuhan berdaun.( Wilson, 1993).
Air yang tertinggal di permukaan ada sebagian yang menguap kembali menjadi uap, tetapi bagian terbesar bergabung ke dalam anak air dan melimpas sebagai larian atau limpasanpermukaaan ke alur sungai. Permukaan sungai dan danau pun menguap, dan makin banyak lagi yang dipindahkan dari sini. Akhirnya, air yang tersisa yang tidak meresap atau menguap tiba kembali di laut lewat alur sungai. Air tanah, bergerak lebih perlahan lahan, mungkin muncul kembali ke dalam alur sir atau sungai di dekat garis pantai dan merembes ke dalam laut, dan seluruh daur pun berulang lagi.(Wilson, 1993).
Air yang jatuh di permukaaan tanah terpisah menjadi dua bagian, yaitu bagian yang mengalir di permukaan yang selanjutnya mejadi aliran limpasan (overland flow) yang selanjutnya dapat menjadi limpasan (run-off), yang seterusnya merupakan aliran sungai dan ke laut. Aliran limpasan sebelum mencapai saluran dan sungai, mengalir dan tertahan di permukaan tanah dalam cekungan cekungan dan sampai jumlah tertentu merupakan bagian air yang hilang karena proses infiltrasi, yang disebut sebagai tampungan-cekungan
(depression storage). (Harto, 1993).
(63)
(interflow, subsurface flow). Bagian air ini juga mencapai sungai dan atau laut. Bagian lain dari air yang terinfiltrasi dapat diteruskan sebgai air perkolasi yang mencakup akuifer (aquifer, ground water storage). Air ini selanjutnya juga mengalir sebagai aliran air tanah mencapai sungai/laut (Harto, 1993).
Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi). Bagian lain yang merupakan kelebihan akan mengisi lekuk lekuk permukaan tanah, kemudian mengalir ke daerah daerah yang rendah, masuk ke sungai sungai dan
akhirnya ke laut. Tidak semua butir air yang mengalir akan tiba ke laut. Dalam perjalanan ke laut sebagian akan menguap dan kembali ke udara. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah keluar kembali segera ke sungai sungai (disebut aliran intra=interflow). Tetapi sebagian besar akan ersimpan sebgai air tanah (groundwater) yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke permukaan tanah di daerah daerah yang rendah (disebut groundwater runnof= limpasan air tanah). Jadi sungai itu mengumpulkan 3 jenis limpasan, yakni limpasan permukaan (surface runoff), aliran imntra (interflow) dan limpasan air tanah (groundwater runoff) yang akhirnya akan mngalir ke laut. (Suryono, 2003)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1. Proses perjalanan air dalam siklus hidrologi (Kodoatie & Sjarief, 2007) dengan modifikasi)
Perjalanan air tersebut berada dalam ruang baik; ruang darat, ruang laut dan ruang udara termasuk ruang didalam bumi. Dikaitkan dengan istilah dalam penataan ruang, air dalam proses perjalanannya ada berinteraksi dan dalam tata ruang yang berupa wujud struktur ruang dan pola ruang. Dalam wujud struktur
(64)
jaringan prasarana dan sarana (infrastruktur). Dalam wujud pola ruang, perjalanan air melalui dan berinteraksi dengan distribusi peruntukan ruang untuk
fungsilindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Di daerah
tangkapan/imbuhan (recharge area) air tanah, air dari permukaan tanah meresap ke dalam tanah mengisi akuifer bebas (unconfined acuifer) maupun akuifer tertekan (confined acuifer). Di daerah pelepasan/luahan (discharge area) air tanah keluar dengan berbagai cara, misalnya menjadi mata air, air dalam sumur dangkal maupun air dalam sumur bor (sumur dalam) tau menjadi aliran dasar (base flow).
2.2.Air
Air adalah sumber daya berupa
Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang
aktivitas
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Ada beberapa sumber air bersih yang bias di manfaatkan antara lain yaitu sungai. Sungai rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak.
Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan
adalah
dalam bentuk es di
terutama di dalam tanah berupa
tanah dan di udara. Air tawar adalah
(65)
Perhatian terhadap kepentingan global dalam mempertahankan air untuk telah bermunculan, terutama sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah
dibandingkan dengan
dipisahkan dari umat manusia, yakni demi perdaban manusia. Bahkan dapat dipastikan, tanpa pengembangan sumber daya air secara konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan pengelolaan sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia. (Sunaryo,Walujo dan Aris,2004)
2.2.1. Perkiraan Volume Air Secara Global Di Bumi
Secara garis besar total volume air yang ada yaitu air asin dan air tawar di dunia adalah 1.385.984.619 km3, terdiri atas (UNESCO, 1978 dalam Chow dkk.,1988) :
• Air laut (air asin) : 1.338.000.000 km3 atau 96,54 %
• Lainnya (air tawar+asin) : 47.984.610 km3 atau 3,46 %
• Air asin diluar air laut : 12.955.400 km3 atau 0,93 %
• Air tawar : 35.029.210 km3 atau 2,53 %
Jumlah total air tawar di dunia, diluar es di kutub, diluar es lainnya dan salju adalah 10.665,11 x 103 km3 dengan rincian air tanah tawar 98,73% dan air tanah dangkal 0,15%. Sisanya sebanyak 1,11% terdiri dari: danau tawar (0,85%), rawa/payau (0,11%), sungai (0,02%), air biologi (0,01%), dan air udara (0,12%). Perinciannya ditunjukkan dalam tabel 2.1
N o
Tempat Ar
ea (1 06 K m2 )
Volume (103 Km3)
% Thd. Total Air Yang Ada
% Thd. Total Air Tawa r
1 Laut 3
6 1,
3
1.338.0 00
96,5 379
(66)
2 Air tanah a.tawar b.asin 1 3 4, 8 1 3 4, 8 10.530 12.870 0,75 97 0,92 86 30,0 61
3 Air di
tanah dangka l (soil moistur e 8 2
16,50 0,00
12
0,04 7
4 Es di
kutub 1 6 24.023, 50 1,73 33 68,5 81
5 Es
lainnya di salju
0, 3
340,60 0,00
66
0,97 2
6 Danau
a.tawar b.asin 1, 2 0, 8 91,00 85,40 0,00 66 0,00 62 0,26 0
7 Rawa/p
ayau
2, 7
11,47 0,00
08
0,03 3
8 sungai 1
4 8,
8
2,12 0,00
02
0,00 6
9 Air
biologi
5 1
1,12 0,00
01
0,00 3
(67)
0 1 0 Air di udara 5 1 0
12,90 0,00
09 0,03 7 Total air yang ada 5 1 0 1.385.9 84,61
100 -
Total air tawar 1 4 8, 8 35.029, 21 2,52 74 100
Tabel 2.1 Jumlah Air Di Dunia (UNESCO, 1978 dalam Chow dkk, 1988) Tabel 2.1 menunjukkan es di kutub (baik utara maupun selatan) merupakan sumber terbesar air tawar lalu diikuti air tanah.
Dari tabel 2.1 bila hanya dilihat jumlah air tawar di luar kutub dan diluar es lainnya maka perinciannya ditunjukkan dalam tabel 2.2
N o Tem pat L u a s A r e a ( 1 0 6 K m 2 ) Vol um e (106 Km 2) Ked ala man / Keti nggi an (M) %T hd.T otal Air Taw ar T o t a l %
(68)
1 Air tana h tawa r 1 3 4 , 8 10. 53 0 78. 12 98. 73 9 8 . 8 9
2 Air
tana h dang kal 8 2 16. 50 0.2 0 0.1 5
3 Dan
au air tawa r 1 . 2
91 75.
83 0.8 5 1 . 1 1
4 Raw
a/pa yau 2 . 7 11. 47 4.2 5 0.1 1
5 Sung
ai 1 4 8 . 8 2.1 2 0.0 1 0.0 2
6 Air
biolo gi 5 1 0 1.1 2 0.0 022 0.0 1
7 Air
di udar a 5 1 0 12. 90 0.0 253 0.1 2 Tota l air tawa 5 1 0 10. 66 5,1 158 ,44
100 1
0 0
(69)
r 1
Tabel 2.2 Jumlah Air Tawar Diluar Kutub Dan Diluar Es Lainnya Dan Salju (UNESCO, 1987 dalam Chow dkk., 1988)
Tabel 2.2 menunjukkan bahwa air tanah diluar es merupakan sumber air terbesar, yaitu 98.89% dibandingkan dengan total air permukaan yang hanya 1.11%.
2.3. Sumber Daya Air
Menurut Sutrisno (2004) sumber-sumber air ada empat yaitu: 1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl, dimana kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2. Air atmosfir, air meteriologik
Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang
disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menempung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran.
Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi (karatan).
3. Air permukaan
Adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya.
Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air permukaan akan berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi. Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu air permukaan itu akan mengalami suatu proses pembersihan sendiri yang dapat dijelaskan sebagai berikut : udara yang mengandung Oksigen atau gas O2 akan membantu mengalami proses
pembusukan yang terjadi pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran, karena selama dalam perjalan , O2 akan meresap ke dalam air permukaan.
Panjangnya daerah perusakan ini tergantung pada : • Sifat dan banyak pengotoran
- Aliran sungai (cepat atau lambat) - Suhu/temperature
(70)
• Kadar Oksigen yang terlarut Air permukaan ada 2 macam yaitu :
Air sungai
Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derejat pengotoran yang tinggi sekali. debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi.
Air rawa/danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka kadar Fe dan Mn akan tinggi dan dalam keadaan kelarutan O2 sangat kurang (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae (lumut) karena adanya sinar matahari dan O2.
Untuk pengambilan air, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah-tengah agar endapan-endapan Fe dan Mn tak terbawa, demikian pula pada lumut yang ada pada permukaan rawa/telaga.
4. Air Tanah
Menurut Soemarto (1995) Yang dimaksud dengan air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan air tanah dinamakan daerah jenuh (saturated zone), sedangkan daerah tidak jenuh terletak di atas daerah jenuh sampai ke permukaan tanah, yang rongga-rongganya berisi air dan udara. Karena air tersebut meliputi lengas tanah (soil moisture) dalam daerah perakaran (root zone), maka air mempunyai arti yang sangat penting bagi pertanian,botani dan ilmu tanah. Antara daerah jenuh dan daerah tidak jenuh tidak ada garis batas yang tegas, karena keduanya mempunyai batas yang independen, di mana air dari kedua daerah tersebut dapat bergerak ke daerah yang lain atau sebaliknya. Air tanah merupakan sumber daya penting dalam
penyediaan air di seluruh dunia. Penggunaannya dalam irigasi, industri dan air minum makin meluas.
Sedangkan menurut Sutrisno (2004) air tanah terbagi atas :
• Air tanah dangkal
(71)
mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah di sini berfungsi sebagai saringan. Di samping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul merupakan air tanah dangkal di mana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.
• Air tanah dalam
Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa
kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air.
Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur ke luar dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artetis. Jika air tak dapat ke luar dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini.
• Mata Air
Adalah air tanah yang ke luar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hamper tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.
Berdasarkan keluarnya ( mata air) terbagi atas :
o Rembesan, dimana air ke luar dari lereng-lereng gunung. o Umbul, di mana air ke luar ke permukaan pada suatu dataran.
2.4. Potensi Sumber Daya Air
Air yang mengalir ke bawah di lereng bukit dapat memutarkan roda roda air, yang mengahsilkan tenaga yang berguna. Air pada sutu lereng dapat kehilangan sebagian kapasitasnya untuk kerja dan mempunyai sutu kandungan energy bebas yang lebih rendah daripada air di puncaknya. Jadi kita mempunyai satu aliran air yang bertenaga penggeraknya adalah perbedaan dalam energy bebas di antara puncak, leeng dan dasar lereng.
Karena potensial air bertambah dengan naiknya suhu, adalah penting
(1)
3.2. ORIENTASI WILAYAH ...
35
3.2.1. Geografis ...
35
3.2.2. Wilayah Administrasi ...
35
3.2.3. Topografi...
36
3.2.4. Klimatologi ...
36
3.2.5. Kependudukan ...
36
3.2.6 Sumber air baku ...
37
3.2.6.1. Sungai ...
37
3.2.6.2. Sumber-Sumber Air Lain ...
39
BAB 4 KEBUTUHAN AIR BERSIH
4.1. STUDI KEBUTUHAN AIR BERSIH ...
41
4.1.1. Kebutuhan Domestik ...
41
4.1.2. Kebutuhan Non Domestik...
44
4.2. JUMLAH PEMAKAIAN AIR ...
45
4.3 . PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR ...
47
4.3.1. Kebutuhan Harian Rata-Rata ...
47
4.3.2. Kebutuhan Harian Maksimum ...
47
4.3.3. Kebutuhan Pada Jam Puncak ...
48
4.3.4. Kebutuhan Total Air ...
48
4.4. METODE PROYEKSI PENDUDUK
4.4.1. Metode Geometrik ...
48
4.4.2. Metode Aritmatik ...
49
4.4.3. Metode Least Square...
49
4.4.4. Standar Deviasi ...
50
4.5. METODE ANALISA SARANA DAN PRASARANA
4.5.1. Jumlah Fasilitas Kota ...
50
4.6. PROFIL PDAM TIRTA BULIAN. ...
52
4.7. SISTEM AIR BERSIH KOTA TEBING TINGGI
4.7.1. Sistem Air Bersih Pdam Tirta Bulian ...
53
4.7.2. Unit Pelayanan Pdam Tirta Bulian ...
55
4.7.3. Hidran Umum Kota Tebing Tinggi...
55
4.7.4. Sistem Transmisi Dan Distribusi Pdam
Tirta Bulian ...
56
BAB.5. ANALISIS HASIL dan PEMBAHASAN KEBUTUHAN AIR KOTA
TEBING TINGGI
5.1. PROYEKSI DAN DAYA TAMPUNG PENDUDUK ...
5.2. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH ...
5.3. PROYEKSI SARANA DAN PRASARANA UMUM ...
5.4. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS ...
BAB.6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN ...
6.2. SARAN ...
DAFTAR PUSTAKA
(2)
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Jumlah Air Di Dunia ... 17
2. Jumlah Air Tawar Diluar Kutub Dan Diluar Es Lainnya Dan Salju ... 18
3. Kategori kota berdasarkan jumlah penduduk ... 40
4. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, IV ... 43
5. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V (Desa) ... 43
6. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lainnya ... 44
7. Tabel standard kebutuhan air india ... 45
8. Tabel Standard kebutuhan air di Eropa... 46
9. Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi ... 60
10. Sungai-Sungai Di Tebing Tinggi ... 62
11. Pelayanan domestic sambungan rumah ... 64
12. Pelayanan domestic hidran umum ... 64
13. Pelayanan non-domestic ... 65
14. Fasilitas-fasilitas Pendidikan di Kotamadya Tebing Tinggi ... 66
15. Fasilitas-fasilitas Peribadatan di Kotamadya Tebing Tinggi ... 67
16. Fasilitas-fasilitas kesehatan di Kotamadya Tebing Tinggi ... 67
(3)
18. Lokasi Intake Dan Kapasitas Terpasang Pengambilan Air Baku ... 69
19. Jumlah sambungan pelanggan PDAM TIRTA BULIAN ... 71
20. Jumlah penduduk Kota Tebing tinggi dari tahun 2003 -2013 beserta angka pertumbuhan penduduknya dari tahun 2003 ... 77
21. Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Menggunakan Metode Aritmatika, Geometrik Dan Least Square ... 81
22. Standard deviasi metode aritmatika ... 82
23. Standard deviasi metode geometrik ... 83
24. Standard Deviasi Metode LeastSquare ... 83
25. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Tahun 2015 – 2040 ... 84
26. Perkiraan Kebutuhan Air Domestik Kota Tebing Tinggi Tahun 2015-2040 ... 85
27. Perkiraan Kebutuhan Air Non-Domestik Fasilitas Pendidikan tahun 2015-2040 ... 90
28. Perkiraan Kebutuhan Air Non-Domestik Fasilitas Peribadatan tahun 2015-2040 ... 93
29. Perkiraan Kebutuhan Air Non-Domestik Fasilitas Kesehatan tahun 2015-2040... 95
30. Perkiraan Kebutuhan Air Non-Domestik Fasilitas Perindustrian tahun 2015-2040 ... 97
31. Jumlah Pelangan PDAM TIRTA BULIAN ... 99
32. Perkiraan Kebutuhan Air Pelanggan PDAM Dari Tahun 2015-2040 ... 99
33. Analisa Kehilangan Air ... 100
34. Analisa Kehilangan Air Pelanggan PDAM Tirta Bulian ... 101
(4)
(5)
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
1. Peta Administrasi Kota Tebing Tinggi ... 3
2. Proses perjalanan air dalam siklus hidrologi dengan modifikasi ... 15
3. Pembagian daerah dengan cara Thiessen ... 24
4. Wilayah Sungai ... 25
5. Kurva distribusi frekuensi normal ... 26
6. Lapisan Air Tanah ... 30
7. Jenis akuifer ... 32
8. Peta Geografis Kota Tebing Tinggi ... 55
9. Peta Administrasi Kota Tebing Tinggi ... 56
10. Peta Wilayah Kota Tebing Tinggi ... 57
11. Peta Topografi Kota Tebing Tinggi ... 59
12. Sungai Padang ... 61
13. Sungai-Sungai Di Tebing Tinggi ... 62
14. Skema Diagram Hidrolisis SPAM Kota Tebing Tinggi Pada WTP I ... 75
(6)
DAFTAR GRAFIK
No. Hal.