Estimasi Potensi Air Hujan Pada Suatu Wilayah

lebih rendah daripada air murni oleh terlarutnya bahan dan juga oleh ikatan air ke permukaan oleh kekuatan matrik. Sirkulasi yang kontinu antara air laut dan air daratan berlangsung terus. Sirkulasi ini dinamakan sirklus hidrologi. Tapi sirkulasi air ini tidak merata, karena kita melihat perbedaan besar persipitasi dari tahun ke tahun, dari musim ke musim dan juga dari wilayah ke wilayah yang lain. Sirkulasi ini dipengaruhi oleh kondisi meteorology suhu, tekanan atmosfir, angin dan lain-lain dan kondisi topografi; kondisi meteorology adalah factor factor yang menentukan. Air permukaan tanah yang dibutuhkan untuk kehidupan dan produksi adalah air yang terdapat dalam proses sirkulasi ini. Jadi jika sirkulasi ini tidak merata, maka akan terjadi bermacam macam kesulitan. Jika terjadi sirkulasi yang lebih, seperti banjir, maka harus diadakan pengendalian banjir. Jika terjadi sirkulasi yang kurang, maka kekurangan air ini harus ditambah dalam suatu usaha pemanfaatan air. Untuk lebih jelasnya mengenai potensi air dari masing masing jenissumber air, maka dapat kita lihat sebagai berikut :

2.4.1. Estimasi Potensi Air Hujan Pada Suatu Wilayah

Air hujan juga merupakan sumber air baku untuk keperluan rumah tangga, pertanian, dan lain-lain. Air hujan dapat diperoleh dengan cara penampungan, air hujan dari atap rumah dialirkan ke tempat penampungan yang kemudian dapat dipergunakan untuk keperluan rumah tangga. Air hujan tidak selalu dapat digunakan secara langsung, diakibatkan kandungan elektrik yang dikandung awan serta tidak terjaminya sterilisasi wadah penampungan yang terbuka. Pemanenan air hujan rainwater harvesting sudah banyak dilakukan sejak lama, khususnya di pedesaaan dimana sumber air lainnya, yaitu air tanah tidak mencukupi, atau pengadaanya terlalu mahal. Pemanenean air hujan digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan ternak, terutama menjelang dan selama musim kemarau panjang. Cara yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan air hujan yang mengucur dari atap rumah. Untuk skala besar pemanenan air hujan dilakukan di daerah tangkapan air.Kodoatie dan Sjarief, 2005. Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rangkaian pengendalian banjir dalah curah hujan rata rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayahdaerah dan dinyatakan dalam mm.curah hujan suatu daerah harus diperkirakan Universitas Sumatera Utara dari beberapa titik pengamatan curah hujan. Cara perhitungan curah hujan yang paling sering digunakan adalah cara Thiessen. Cara thiessen digunakan jika titik titik pengamatan di dalam suatu daerah itu tidak tersebar merata, maka cara perhitungan curah hujan rata rata itu dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh tiap titik pengamatan. Berikut rumusnya : = = = Di mana : : curah hujan daerah : curah hujan di tiap titik pengamatan dan n adalah jumlah titik titik pengamatan. : bagian daerah yang mewakili tiap titik pengamatan. : , … Bagian bagian daerah ditentukan dengan cara seperti berikut : 1 Cantumkan titik titik pengamatan di dalam dan di sekitar daaerah itu pada peta topografi skala 1:50.000, kemudian hubungkan tiap titik yang berdekatan dengan sebuah garis lurus dengan demikian akan terlukis jaringan segi tiga yang menutupi seluruh daerah. 2 Daerah yang bersangkutan itu dibagi dalam polygon-poligon yang didapat dengan menggambar garis bagi tegak lurus pada tiap sisi segitiga tersebut di atas. Curah hujan dalam tiap polygon itu dianggap diwakili oleh curah hujan dari titik pengamatan dalam tiap polygon itu. Luas tiap polygon itu diukur dengan planimeter atau dengan cara lain. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Pembagian daerah dengan cara Thiessen

2.4.2. Estimasi Potensi Air Sungai Pada Suatu Wilayah