Pengertian Mamözi Aramba

3.1 Pengertian Mamözi Aramba

Mamözi aramba adalah suatu seperangkat alat musik yang terdiri dari göndra, faritia dan aramba. Mamözi berasal dari kata bözi yaitu pukul/ memukul, dan aramba yaitu gong. Mamözi aramba adalah satu-satunya nama seperangkat alat musik Nias (ensambel), dengan arti bahwa hanya mamözi aramba yang mempunyai nama yang menunjukan bahwa ada 3 atau lebih alat musik Nias yang dipakai. Namun jika kita salah menyebut kata mamözi aramba menjadi mamözi garamba, maka pengertian dan makna yang didapat Ono Niha akan berbeda. Mamözi aramba berarti memukul seperangkat aramba (ensambel), sedangkan mamözi garamba adalah memukul 1 aramba (gong).

Perbedaan antara mamözi aramba dengan mamözi garamba bisa kita rasakan jika kita mendengar bunyi pukulan garamba sendiri dengan pukulan aramba. Contoh gambaran bunyi garamba jika ditulis seperti “Gooooong,” sedangkan jika bunyi seperangkat aramba jika

ditulis seperti “beng golo beng, golo beng, golo beng” (bunyi faritia) 3 . Menurut mite dan hoho (nyanyian rakyat Nias dalam bentuk syair) mamözi aramba

berasal dari langit bersama ke 7 benda lainnya yang diturunkan ke dunia oleh dewa Lasara yaitu dewa yang paling berkuasa sebelum ono Niha turun dari langit (Yas Harefa 31 Januari 2012). 7 benda itu menjadi bela (pohon dan margasatwa), nadaoya (sungai), tuharanöfa (air

3 Kedua musik tersebut selanjutnya akan ditranskripsi penulis pada bab berikutnya

berkesenian, sehingga suatu saat mereka membuat seperangkat aramba 4 . Dalam segi sejarah, dahulu masyarakat Nias jarang menggunakan alat musik. Alat

musik yang ada di Nias hanya Lagia (sejenis instrumen yang digesek yang menyerupai rebab, yang dimainkan sendirian sebagai ungkapan perasaan dan rintihan hati) dan fondrahi (alat musik sejenis gendang bersisi satu yang dipakai dukun untuk mengobati). Namun perlahan- lahan, masyarakat Nias membuat suatu alat musik yang baru, yaitu göndra yang hampir menyerupai fondrahi, namun membrannya dijadikan 2 sisi dan badannya dibuat menjadi bentuk yang lebih besar. Göndra tersebut dimainkan bersama faritia dan aramba. Faritia dan aramba adalah salah satu barang mahal dan dihargai tinggi pada zaman dahulu, karena bahan-bahan yang terbentuk dari logam termasuk garamba dan faritia tidak terdapat di Nias.

Sampai sekarang, pembuat faritia dan Aramba sangat sulit ditemukan di Pulau Nias. Mahal dan langkanya aramba ini dibuktikan dengan strata dan derajat orang yang mempunyai seperangkat aramba. Orang yang mempunyai alat tersebut biasanya hanya terdiri

dari kalangan Balugu 5 dan Salawa. Hal ini disebabkan karena kemampuan untuk membeli seperangkat alat musik aramba yang termasuk mahal. Di dalam sebuah banua, terdapat

minimal satu orang ataupun kelompok yang mempunyai seperangkat alat aramba (Yas Harefa februari 2012). Hal ini membuktikan bahwa dalam kebudayaan Nias, mamözi aramba sangatlah penting.

4 Wawancara dengan Bapak Yas Harefa feb 2012.

5 Balugu adalah kelompok bangsawan dalam sistem kebudayaan Nias. Kelompok ini diturunkan secara patrilineal kepada keturunannya. Dalam budaya Nias, kelompok Balugu ini mendapat penghormatan yang

besar, seperti yang tercermin di dalam upacara adat, kehidupan sosial sehari-hari, dan lain-lainnya.

Masyarakat nias mengenal sistem hutang piutang. Hal ini berlaku juga bagi teknik peminjaman mamözi aramba. Karena seperangkat Aramba adalah barang mahal, maka tidak semua masyarakat mempunyai seperangkat aramba tersebut. Biasanya masyarakat yang tidak punya alat tersebut maka mereka bisa menyewanya kepada orang yang punya, ataupun di balai desa. Dahulu sistem penyewaannya bukan berupa uang, tetapi berupa satabi bawi (sekitar 2 kilogram babi). Jadi jika masyarakat ingin meminjam seperangkat alat Aramba, maka dia harus memberi imbalan satabi bawi sebagai imbalan kepada orang ataupun kelompok yang mempunyai alat musik tersebut (Yas Harefa 3 Februari 2012). Namun sekarang tradisi itu telah berubah. Peminjaman alat musik aramba biasanya di bayar dengan uang. Berikut ini adalah alat musik yang termasuk dalam seperangkat aramba.