SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA USIA 6 9 TAHUN DAN USIA 10 12 TAHUN SEKOLAH DASAR NEGERI MANGUNREKSO 01 KEC. TAMBAKROMO KAB. PATI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

(1)

SURVEI

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA USIA

6-9 TAHUN DAN USIA 10-12 TAHUN SEKOLAH DASAR

NEGERI MANGUNREKSO 01 KEC. TAMBAKROMO

KAB. PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :

Nama : Sunarto

NIM : 6301909004

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

SARI

Sunarto. 2011.” Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Usia 6-9 Tahun dan Usia 10-12 Tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01

Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011.”

Skripsi. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah yang dikemas dalam suatu pertanyaan yaitu “Bagaimana tingkat kesegaran jasmani siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011.

Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa puteri SD Negeri Mangunrekso 01 usia 6-9 tahun dan usia 10-12 tahun sejumlah 180 siswa sampel dengan teknik total sampling 180 orang digunakan sebagai uji coba instrumen penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif persentasi dengan rancangan penelitian menggunakan metode survei tes dengan instrumen Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.i

Berdasarkan hasil penelitian tes kesegaran jasmani untuk siswa usia 6-9 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 88 siswa tingkat kesegaran jasmani klasifikasi kurang ada 45 siswa atau 51.13 %, Hasil penelitian test kesegaran jasmani untuk siswa usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 92 siswa tingkat kesegaran jasmani klasifikasi kurang ada 51 siswa atau 55.43%.

Simpulan dari hasil penelitian siswa usia 6-9 tahun SD Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam kategori kurang. Sedangkan siswa usia 10-12 tahun SD Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam kategori kurang. Saran yang diajukan antara lain: 1). untuk meningkatkan kesegaran jasmani perlu dukungan yang baik dari pemerintah yaitu adanya bantuan dana demi kelengkapan sarana prasarana khusunya di bidang olahraga, karena dengan sarana dan prasarana yang lengkap kegiatan belajar mengajar menjadi lancer, efektif dan semua siswa aktif, 2) Untuk lembaga pendidikan khususnya Sekolah dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo kabupaten Pati hendaknya setiap tahun mengadakan tes kesegaran jasmani, sehingga pihak sekolah dapat memantau kesegaran jasmani anak didiknya. Karena kesegaran jasmani siswa tidak hanya menunjang kegiatan di bidang olahraga saja tetapi juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada bidang studi yang lain. 3) Pihak keluarga dapat memberikan semangat pada anak-anaknya untuk memberi kesempatan agar mereka banyak melakukan aktifitas fisik (olahraga & bemain) karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang positif yang dapat membantu kesegaran jasmani siswa, 4) Untuk peneliti lain semoga skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan pembanding untuk melakukan penelitian selanjutnya


(3)

(4)

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

”Kepada Engkau aku menyembah dan kepada Engkau aku mohon Pertolongan”

(Surat Al-Fatihah :6)

Persembahan :

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Ayahnda Sarwi dan Ibunda Ngatmi tercinta,

2. Ayah Mertua Suparmin & Ibu Wagiyah tercinta,

3. Istriku Sudasih tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi,

4. Ananda Evi Endah Lestari & Arif Maulana Fadli tersayang yang saya banggakan 5. Almamater FIK UNNES


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin berhasil tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materiil. Untuk itu penulis dengan rasa rendah hati mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah menerima penulis sebagai mahasiswa di UNNES Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, atas ijin penelitian ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan memberikan arahan-arahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Soedjatmiko,S.Pd. M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membimbing dan memberikan arahan, saran dan meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi ini.

5. Arif Setiawan,S.Pd. M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membimbing dan memberikan arahan, saran dan meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Suparno,S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Mangunrekso 01 yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian ini


(7)

7. Rekan mahasiswa PKG-PKLO UNNES yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini..

8. Siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Yang telah bersedia menjadi sampel penelitian

Semoga bantuan, pengorbanan dan amal baik semuanya mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Semarang, Juni 2011

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

SARI……… ii

HALAMAN PERSETUJUAN ………... iii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………... v

KATA PENGANTAR ………. vi

DAFTAR ISI ………... DAFTAR TABEL……… DAFTAR LAMPIRAN……… viii xi xii BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ……… 6

1.4 Penegasan Istilah ……… 6

1.5 Manfaat Penelitian ……....……….. 8

BAB II LANDASAN TEORI………... 10

2.1 Landasan Teori………... 10

2.1.1.Hakekat Pendidikan Jasmani……… 10

2.1.2.Tujuan Pendidikan Jasmani………... 11

2.1.3.Kondisi Fisik………..…... 14

2.14. Pengertian Kesegaran Jasmani………….……….... 15


(9)

2.1.5 Kesegaran Jasmani……….. 2.1.6 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kesegaran Jasmani Kesegaran Jasmani

2.1.7. Kesegaran Jasmani dan Gerak Olahraga………

2.1.8. Latihan Kesegaran Jasmani………

2.1.9 Tes Kesegaran Jasmani……… 2.1.10. Manfaat Kesegaran Jasmani……….. 2.1.11 Profil SD Mangunrekso 01 ………

16 21 23 24 29 30 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….... 34

BAB IV

3.1 Metode Penelitian………

3.2 Populasi Penelitian …………..………

3.3 Sampel Penelitian……… 3.4.Variabel Penelitian……… 3.5. Instrumen Penelitian……..………..

3.6. Metode Pengumpulan Data..………

3.7 Metode Analisis Data ………. 3.8. Faktor yang Mempengaruhi Penelitian……… HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………

4.1 Hasil Penelitian………

4.2. Hasil Analisis Data………..

4.3.Pembahasan………. 34 34 34 35 35 36 37 37 39 39 40 47 50 ix


(10)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………

5.1. Simpulan………. 5.2 Saran……….. DAFTAR PUSTAKA……….

50 50 52


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani usia 6-9 Tahun……….

40

Tabel 2 Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani usia 6-9 Tahun Putera……..………

41

Tabel 3

Tabel 4

Tabel 5

Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani usia 6-9 Tahun Puteri……….. Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani usia 10-12 Tahun ………. Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani usia 10-12 Tahun Putera…….………

42

43 44

Tabel 6

Tabel 7

Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani usia 6-9 Tahun Puteri……….. Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani usia 6-9 Tahun dan usia 10-12 tahun……...

45

47


(12)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 6-9 Tahun…….. 41

Diagram 2 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 6-9 Tahun Putera 42

Diagram 3 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 6-9 Tahun Puteri 43

Diagram 4 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 10-12 Tahun…. 44

Diagram 5 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 10-12 Tahun Putera 45

Diagram 6 Diagram Batang Nilai TKJI Usia 10-12 Tahun Puteri 46


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3

Surat Penetapan Usulan Pembimbing……….

Surat Keputusan Dosen Pembimbing………..

Surat Ijin Penelitian dari UNNES ………

53 54 55 Lampiran 4

Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran13

Surat Ijin Penelitian dari Kepala SD Negeri

Mangunrekso 01 ………..

Daftar petugas Pengambil Tes TKJI……… Instrumen Tes TKJI Usia 6-9 Tahun…………... Instrumen Tes TKJI Usia 10-12 Tahun………

56

57 58 64 Lampiran19

Lampiran20 Lampiran21

Hasil Tes TKJI Usia 6-9 Tahun Putera……… Hasil Tes TKJI Usia 6-9 Tahun Puteri………. Hasil Tes TKJI Usia 10-12 Tahun Puteri………….

70 71 72 Lampiran23 Hasil Tes TKJI Usia 6-9 Tahun Putera………. 74 Lampiran24 Dokumentasi Pelaksanaan Tes TKJI……… 75


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya, yang meliputi semua segi kehidupan, termasuk segi kesehatan. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Langkah pemerintah mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat yaitu memberikan perhatian yang besar terhadap olahraga, karena olahraga dipandang mempunyai peran penting dalam pembangunan yaitu untuk meningkatkan kesegaran jasmani seseorang. Titik berat upaya meningkatkan kesegaran jasmani adalah mendidik dan membudayakan masyarakat sehingga tercipta suatu iklim yang mendorong dan menyadarkan setiap individu akan pentingnya kesegaran jasmani dalam kehidupan, baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah, melalui organisasi olahraga dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Sehubungan dengan hal tersebut diatas pendidikan olahraga yang diarahkan guna terbentuknya jasmani yang sehat dan mental yang baik, agar dapat dihasilkan manusia yang produktif. Pembinaan kesegaran jasmani disekolah diarahkan untuk terus ditingkatkan.

Peningkatan kesegaran jasmani di lingkungan sekolah perlu dibina untuk menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang optimal. Karena


(15)

semua siswa yang mempunyai kesegaran jasmani yang baik akan dapat melaksanakan tugas belajar yang baik. (Engkos Kosasih, 1993 : 10) yang dikutip Sukirno (1992 : 2). Kesegaran jasmani atau kondisi fisik yang baik bagi siswa berfungsi untuk mempertinggi kemampuan dan keamanan belajar. Oleh Karena itu dapat dimungkinkan jika mempunyai kesegaran jasmani yang jelek akan berpengaruh pada penampilan fisik maupun pikiran siswa yang tidak siap atau sudah tidak sanggup untuk menerima beban kerja yang berupa aktivitas belajar, yang merupakan kewajiban bagi siswa / seseorang pada setiap harinya, dan masih mempunyai sisa tenaga yang dapat digunakan untuk mengisi waktu luangnya.

Fungsi kesegaran jasmani bagi pelajar maka kesegaran jasmani akan memberikan manfaat bagi pencapaian tujuan pendidikan. Seorang siswa yang mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik akan dengan mudah melakukan aktivitas belajar dengan lancar. Dengan demikian semangat belajar mahasiswa meningkat karena jasmani yang baik.

Mengingat pentingnya kesegaran jasmani bagi siswa dengan sendirinya tak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani itu diantaranya adalah : makanan dan gizi, tidur dan istirahat, latihan dan olahraga, kebiasaan hidup sehat serta faktor lingkungan.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan Kesegaran jasmani siswa yang bermuara pada peningkatan kualitas belajarnya, baik peningkatan afektif, kognitif, dan


(16)

psikomotorik. Peningkatan kesegaran jasmani siswa, hanya dapat diperolah melalui suatu proses pembelajaran Penjasorkes yang baik di sekolah. Proses pembelajaran Penjasorkes yang baik akan menjamin pencapaian tujuan instruksional yang terus berlanjut pada pencapaian tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu, guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategi, demi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas dan aksinya menjadi pemeran utama pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi , keagamaan, dan khusus.

Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madsrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Menengah atas terdiri dari SMA, SMK, MA dan yang sederajat.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang


(17)

berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lembaga pendidikan yang ada di Indonesia dibagi 3 lembaga formal yaitu lembaga formal meliputi sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, lembaga non formal meliputi kursus-kursus, kelompok belajar luar sekolah serta lembaga informal adalah pendidikan yang ada di keluarga.

Proses pembelajaran Penjasorkes yang baik akan menjamin pencapaian tujuan instruksional yang terus berlanjut pada pencapaian tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu, guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategi, demi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas dan aksinya menjadi pemeran utama pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia.

Kesegaran jasmani merupakan hal yang sudah populer dikalangan masyarakat saat ini. Untuk mempertegas agar pengertian lebih sesuai dengan apa yang dimaksud, ada beberapa pendapat para ahli atau pakar kesegaran jasmani.

Kesegaran jasmani adalah suatu aspek, yaitu aspek fisik dari kesegaran jasmani yang menyeluruh atau total fitness yang memberikan kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan yang banyak.


(18)

Kesegaran jasmani menurut ahli faal dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular dimana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli pendidikan jasmani menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukam sesuatu kerja tertentu dengan hasi baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1992 : 9).

Seseorang yang memilik kasegaran jasmani baik dapat diartikan yang cukup mempunyai kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki sisa tenaga untuk mengisi waktu luangnya dan tugaas-tugas mendadak lainnya.

Menurut M. Sajoto (1995:8-11) kondisi fisik atau kesegaran jasmani adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja.

Faktor yang mungkin berpengaruh pada peningkatan kesegaran jasmani siswa di Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati adalah banyak siswa yang tinggal dibersama nenek atau keluarga dekat lainnya karena banyak yang ditinggal merantau oleh orangtuanya sehingga tidak terkontrol oleh orang tua, pola makan yang tidak teratur, dan banyaknya kegiatan keagamaan yang harus diikuti luar jam pelajaran, kesibukan yang dilakukan siswa tersebut membuat kurang istirahat sehingga berdampak pada kegiatan pembelajaran esok harinya, di samping itu sarana dan prasarana serta perlengkapan alat-alat olahraga yang ada belum memadai.


(19)

Berdasarkan uraian di atas , akan dilakukan penelitian “Survei tingkat kesegaran jasmani siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar balakang di atas, permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimana tingkat kesegaran jasmani siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011.

1.4. PENEGASAN ISTILAH

Penegasan istilah dalam penelitian ini adalah agar tidak salah penafsiran isi judul skripsi ini dan untuk memperoleh gambaran yang jelas sesuai tujuan penelitian, istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :

1)Survei

Survei yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap kualitas belajar-mengajar, kemudian menganalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya terhadap


(20)

prestasi (Suharsimi Arikunto,2006:108). Dalam penelitian ini survei diartikan sebagai alat atau metode dalam memperoleh data dengan tehnik tes kesegaran jasmani .

2)Tingkat

Tingkat yang dimaksud adalah jenjang (tinggi rendah martabat, kedudukan (Depdikbud,1993:950). Tingkat dalam penelitian ini adalah kategori kesegaran jasmani siswa Sekolah Dasar Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo kabupaten Pati tahun 2010/2011 siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-12 tahun (sangat baik, baik, sedang, kurang, kurang sekali ).

3)Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan sesuatu kerja tertentu dengan hasil baik/ memuaskan dan tanpa kelelahan yang berarti (Sudarno SP:1992:9). Kesegaran jasmani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesegaran jasmani siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-12 tahun SD Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo kabupaten Pati tahun 2010/2011.

4)Siswa

Siswa atau murid terutama tingkat Sekolah Dasar dan Menengah Pelajar) (Depdikbud,1993:849). Yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun pelajaran 2010/2011.


(21)

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat bagi peneliti, para pendidik dan para pembaca pada umumnya, di mana manfaat itu adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam bidang olahraga khususnya tentang pentingnya kesegaran jasmani .

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti, bagi sekolah, mupun bagi masyarakat sebagai berikut:

1)Bagi Peneliti

Kegiatan penelitian ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengaplikasikan berbagai disiplin ilmu yang selama ini telah dipelajari di bangku perkuliahan.

2)Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pembina atau guru olahraga dalam menyusun progam latihan khususnya untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan juga dapat memberikan pengetahuan kepada siswa tentang tingkat kesegaran jasmani.


(22)

3)Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi yang memberikan motivasi masyarakat untuk dapat lebih berperan dalam peningkatan kesegaran jasmani.


(23)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. LANDASAN TEORI

2.1.1.Hakekat Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan Kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan pancasila.

Menurut pandangan modern menerangkan bahwa manusia adalah kesatuan dari berbagai bagian yang terpadu. Oleh karena itu pendidikan jasmani tidak dapat hanya berorientasi pada kepentingan satu komponen saja (Adang Suherman,2000:19). Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Sudah barang tentu proses ini dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendidikan jasmani menurut Nash dalam Harsuki (2003:26) adalah satu fase dari pendidikan keseluruhan dan memberikan sumbangan kepada


(24)

semua tujuan dari pendidikan. Menurut Bookwalter dalam Harsuki (2003:26) mengatakan pendidikan jasmani, sebagai satu proses adalah satu fase dari pendidikan yang mempunyai kepedulian terhadap penyesuaian dan perkembangan dari individu dan kelompok melalui aktivitas-aktivitas jasmani, terutama tipe aktivitas berunsurkan permainan.

2.1.2.Tujuan Pendidikan Jasmani

Aktivitas olahraga yang dilaksanakan di lembaga pendidikan bermuara pada pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang memfasilitasi siswa untuk menyalurkan potensinya agar dapat berprestasi dalam bidang olahraga. Bahwa dalam kurikulum sekolah dasar status mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah berada pada urutan terbawah dan dianggap tidak penting berdasarkan presepsi masyarakat atau orang tua siswa, bahkan penilaian guru mata pelajaran lainnya.

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan, maka tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.


(25)

Pentingnya tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, dipahami terutama bagi oleh para pendidik pada umumnya dan guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada khususnya. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan adalah bagian integral dari pendidikan keseluruhan yang memberikan sumbangan terhadap perkembangan individu melalui media aktivitas jasmani (gerak) manusia. Sehingga pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus dirancang dengan hati-hati untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan, perkembangan dan prilaku peserta didik.

Pertumbuhan jiwa dan raga harus mendapat tuntunan menuju ke arah keselarasan untuk menghindari pendidikan yang hanya mengarah kepada intelektualisme. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan usaha untuk menjadikan bangsa Indonesia sehat dan kuat lahir bathin. Menurut Harsuki (2003: 22) bahwa Soudan dan Everett (1981:16-17) merumuskan tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan sebagai berikut: (1) mengembangkan organ-organ tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani, (2) memperoleh kesenangan dan kegembiraan, (3) mengembangkan mental yang positif, 4) mengembangkan sosial, dan (5) mengembangkan intelektual, (6) mengembangkan portifitas, (7) mengembangkan kemampuan memimpin”

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan adalah perkembangan optimal dari individu yang utuh dan berkemampuan menyesuaikan diri secara jasmaniah, sosial, dan mental melalui pelajaran yang terpimpin dan partisipasi olahraga yang dipilih dan dilaksanakan sesuai dengan standar sosial dan kesehatan

dengan tujuan “untuk memelihara, meningkatkan daya tahan, kesegaran jasmani,

dan kesehatan”


(26)

Tujuan pendidikan yang sifatnya menyeluruh, maka tidak jarang ditemukan rumusan tujuan jasmani yang penuturan dan pengklasifikasiannya beraneka ragam. Secara umum tujuan pendidikan jasmani ada empat kategori yaitu: 1) tujuan pendidikan jasmani yang berubungan dengan kemampuan melakukan aktifitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang, 2) tujuan yang berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful), 3) tujuan yang berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang jasmani ke dalam lingkungan pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa, 4) tujuan ang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Aktivitas olahraga yang dilaksanakan di lembaga pendidikan bermuara pada pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang memfasilitasi siswa untuk menyalurkan potensinya agar dapat berprestasi dalam bidang olahraga. Bahwa dalam kurikulum sekolah dasar status mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah berada pada urutan terbawah dan dianggap tidak penting berdasarkan presepsi masyarakat atau orang tua siswa,

Olahraga adalah setiap kegiatan fisik mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan dengan diri sendiri atau orang lain, atau konfrontasi dengan unsure-unsur alaam, atau pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui olahraga dan proses pendidikan melslui olahraga dan proses untuk olahraga.

Apabila ditinjau dari tujuannya pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga sama-sama dtujukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun


(27)

pendidikan olahraga sekaligus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jasmani, yang termasuk didalamnya olahraga. Oleh karena itu olahraga dan pendidikan pendidikan olahraga merupakan bagian dari pendidikan jasmani.

2.1.3. Kondisi Fisik

Secara etimologi kondisi fisik berarti keadaan fisik. Keadaan tersebut meliputi sebelum (kemampuan awal), pada saat latihan dan setelah mengalami suatu proses latihan. Kondisi fisik dalam olahraga didifinisikan sebagai kamampuan seseorang dalam melaksanakan kegiatan olahraga. Kondisi fisik terbagi atas :

1). Kondisi fisik secara umum.

Kondisi fisik secara umum merupakan kemampuan dasar untuk mengembangkan kemampuan prestasi tmenurut Martin (1977) terdiri dari komponen kekuatan, kecepatan, daya tahan dan kelentukan. Frohner Cs (1982) mengatakan bahwa latihan fisik umum berarti latihan-latihan yang beraneka ragam untuk mengembangkan kemampuan prestasi tubuh dan merupakan dasar untuk meningkatkan kemampuan kondisi fisik khusus. Kemampuan tersebut meliputi kekuatan umum, kecepatan umum, daya tahan umum dan kekuatan umum (Depdiknas, 2000:102)

2) Kondisi fisik secara khusus.

Kondisi fisik secara khusus merupakan kemampuan langsung yang dikaitkan dengan kebutuhan suatu cabang olahraga tertentu. Jonath dan Krempel (1981) mengatakan bahwa bila kondisi fisik dihubungkan dengan kemampuan prestasi cabang olahraga tertentu, maka kondisi ini disebut sebagai kondisi fisik khusus. Komponen kondisi fisik tersebut di atas merupakan kualitas fisik yang 14


(28)

menentukan untuk mencapai hasil dalam olahraga.kondisi fisik adalah prasyarat yang diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar (M.Sajoto, 1995:8)

2.1.4. Pengertian Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani merupakan hal yang sudah popular di kalangan masyarakat saat ini. Untuk mempertegas agar pengertiannya lebih sesuai penelitian ini, maka penulis mencantumkan beberapa pendapat para ahli atau pakar kesegaran jasmani.

Kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan sesuatu kerja tertentu dengan hasil baik / memuaskan dan tanpa kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani bercirikan semua bagian tubuh dapat berfungsi secara efisien saat tubuh menyesuaikan diri dengan tuntutan sekitar (Sudarno.SP 1992:9)

Pembebanan fisik pada seseorang adalah sangat individual dan tergantung tugasnya, maka kesegaran jasmani yang dimilikinya harus sesuai dengan pembenanan dalam kehidupannya. Semakin berat tugas fisik yang harus dilakukannya, maka tinggi pula kesegaran jasmani yang harus dimilikinya. Oleh karena itu tubuh masih dapat melakukan kegiatan lain yang bersifat rekreatif dan telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama pada esok harinya.

Pengertian di atas bahwa pada dasarnya kesegaran jasmani merupakan derajat sehat yang sesuai dengan tuntutan tugas jasmaniah seseorang. Sebagai 15


(29)

konsekwensinya dari pengertian di atas, maka pengertian olah raga, kesehatan dapat dianggap sama dengan olahraga kesegaran jasmani.

Menurut Sudarno.SP (1992:9) mengutip dari Morehouse dan Miller menyatakan bahwa seseorang dinyatakan fit untuk sesuatu tugas atau aktivitas bila mampu mengatasi tugas tersebut cukup efisien dan tanpa kelelahan yang berlebihan, dan dapat pulih-asal dengan segera. Atau kesegaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan , baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak, maupun untuk menikmati waktu senggang dengan rekreasi aktif.

Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menuaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan-keperluan mendadak.

2.1.5. Kesegaran jasmani

Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti; untuk dapat mencapai kondisi Kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen Kesegaran jasmani dengan pembelajaran dan latihan yang benar.

Difinisi kesegaran jasmani menurut ahli faal sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular dimana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut


(30)

ahli-ahli pendidikan jasmani menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukam sesuatu kerja tertentu dengan hasi baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1992 : 9).

Kondisi hidup sehat harus di bangun dan diimbangi dengan peningkatan Kesegaran jasmani sehingga memungkinkan seseorang memiliki tingkat daya tahan untuk mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah dan menghasilkan kerja fisik atau non fisik secara maksimal. Seseorang yang memiliki Kesegaran jasmani yang baik akan mempunyai peluang, antara lain dalam prestasi akademik, produktivitas dan efesensi kerja serta prestasi olahraga. Selain itu, kondisi Kesegaran jasmani yang baik juga akan menentukan status kesehatan seseorang sehingga tidak mudah sakit, energik dan disiplin dalam beraktivitas.

Kesegaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti Kesegaran juga dapat diartikan kemampuan otot skeletal tubuh untuk melakukan kontraksi atau tegangan maksimal sewaktu menerima beban tertentu .

a. Komponen-komponen kesegaran jasmani.

Kesegaran jasmani terdapat beberapa komponen yang dibagi dalam tiga kelompok yaitu: 1) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, 2) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan motorik, 3) kesegaran jasmani yang berhubungan dengan wellness (Harsuki:2003:273).


(31)

Komponen-komponen Kesegaran jasmani di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan; terdiri dari lima komponen dasar saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain yaitu: 1) daya tahan kardiovaskuler mengambarkan kemampuan dan kesanggupan melakukan kerja dalam keadaan aerob, 2) Kekuatan otot banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk tungkai yang harus menahan berat badan, 3) daya tahan otot adalah kemampuan dan kesanggupan otot untuk kerja berulang-ulang tanpa mengalami kelelahan, 4) fleksibilitas adalah kemampuan gerak maksimal suatu persendian, 5) komposisi tubuh berhubungan dengan pendistribusian otot dan lemak diseluruh tubuh .

2. Kesegaran Jasmani yang berhubugan dengan keterampilan motorik terdiri dari 6 komponen yakni :1) keseimbangan ,2) Daya Ledak (power) 3) kecepatan, 4) kelincahan, 5) koordinasi 6) kecepatan reaksi

3. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan Wellness . Wellness diberikan pengertian sebagai suatu tingkat dinamis dan terintegrasi dari fungsi-fungsi organ tubuh yang beroirentasi terhadap upaya memaksimalkan potensi yang memiliki ketergantungan pada tanggungjawab diri sendiri (Robibins, Powers and Burgess :1994)

Kesegaran jasmani mencakup pengertian yang komplek maka baru dapat dipahami jika mengetahui tentang komponen-komponen kesegaran jasmani, yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, namun setiap


(32)

komponen memiliki ciri-ciri tersendiri yang berfungsi pokok pada kesegaran jasmani seseorang. Agar seseorang dapat dikatakan kondisi fisiknya atau kesegaran jasmaninya baik, maka status setiap komponennya harus dalam kategori baik.

Komponen-komponen kesegaran jasmani menurut M.Sajoto (1995:8-9) yaitu sebagi berikut : 1) kekuatan (strength) komponen seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja, 2)daya tahan (endurance) umum (kemampuan seseorang dalam mempergunakan system jantung, paru-paru peredaran secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja terus menerus yang melibatkan kontruksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu ysng cukup lama) Daya tahan otot (kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontruksi secara terus menerus dalam waktu yang relative lama dengan beban tertentu), 3) Daya Otot (muscular power) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya, 4) kecepatan (speed) adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, panahan, dan lain-lainnya. Dalam hal ini ada kecepatan gerak dan kecepatan exsplosie, 5) daya lentur (flexibility) adalah efektifitad seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada tubuh. Dengan kelenturan tubuh atau penguluran tubuh lebih luas , sehingga semakin sedikit tenaga yang


(33)

dibutuhkan untuk melakukan aktifitas sehari-hari, 6) kelincahan (Agility) adalah kemampuan seseorang merubah posisi di arena tertentu. Seseorang yang mampu merubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan kondisi yang baik, berarti kelincahan cukup baik , 7) Koordinasi (Coordination) adalah kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif, misalnya dalam bermain tennis, seseorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi yang baik, bila ia dapat bergerak kea rah bola sambil mengayun raket kemudian memukulnya dengan tehnik yang benar, 8) keseimbangan (balance) adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot seperti dalam handstand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu misalnya tergelincir dan lain-lain, 9) Ketepatan (Accuracy) adalah kemampuan tubuh seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap sasaran. Sasaran ini dapat suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan bagian tubuh, 10) Reaksi (Reaction) adalah kemampuan seseorang untuk bertindak secepat mungkin dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf, atau feeling lainnya, seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lainnya .

Kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari, maka harus dikembangkan kesepuluh komponen kesegaran jasmani tersebut dalam posisi yang sama, tetapi yang perlu dikembangkan adalah sesuai dengan pekerjaan sehari-hari. Dari sepuluh


(34)

komponen kesegaran jasmani dalam olahraga adalah kekuatan, daya tahan, daya ledak, daya lentur, keseimbangan, sedangkan unsur yang lain juga berpengaruh namun tidak sama besarnya dengan keenam unsur kesegaran jasmani tersebut di atas.

2.1.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani umumnya dipengaruhi oleh factor utama yaitu internal dan eksternal. Faktor internal adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang sifatnya menetap ( genetik, umur, jenis kelamin). Faktor eksternal misalnya latihan , faktor gizi, faktor pola hidup sehat.

Faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani, dan faktor-faktor tersebut saling melengkapi. Faktor utama yang mempengaruhi kesegaran jasmani antara lain: faktor latihan, faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, lingkungan serta makanan dan gizi.

1. Faktor latihan

Faktor latihan disini adalah yaitu pengulangan dari beberapa aspek gerakan tertentu, secara sistematis dan teratur berirama dengan tujuan untuk memelihara atau meningkatkan kemampuan seseorang dalam mencapai prestasi maksimal .

2. Faktor Istirahat

Tubuh akan merasa lelah setelah melakukan aktifitas,hal ini disebabkan oleh karena pemakaian tenaga untuk aktifitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan tenaga yang telah terpakai, diperlukan istirahat. Dengan istirahat tubuh akan menyusun kembali tenaga yang hilang. Mengingat pentingnya istirahat dalam proses pengembalian tenaga diperlukan 21


(35)

pengaturan antara istirahat dan aktifitas yang dilakukan. Sedangkan istirahat yang baik dan yang ideal adalah tidur.

3. Faktor kebiasaan hidup sehat

Seseorang apabila menginginkan kesegaran jasmaninya tetap terjaga, maka ia harus menerapkan cara hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, meliputi: 1) makan makanan yang bersih dan mengandung gizi yang baik, 2) selalu menjaga kebersihan diri, mandi teratur, kebersihan gigi, kebersihan rambut, kebersihan kuku dan kebersihan pakaian, 3) hindari rokok dan minum-minuman keras atau beralkohol tinggi.

4. Faktor lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seorang itu tinggal dalam waktu yang lama, dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik, serta sosial mulai dari lingkungan perumahan, lingkungan pelayanan daerah tempat tinggal dan sebagainya. Kualitas kesehatan seseorang dapat dilihat dengan keadaan status kesegaran jasmani bagian yang paling kelihatan kesegaran secara umum adalah kesegaran jasmani.

5. Faktor Makanan dan Gizi

Faktor makanan dalam pembinaan kesegaran jasmani tubuh haruslah cukup makanan yang bergisi yang mengandung unsure-unsur protein,lemak,karbohidarat mineral, vitamin dan air.


(36)

2.1.1. Kesegaran jasmani dan Gerak Olahraga

Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan satu bentuk pembinaan kesegaran jasmani bagi anak. Bila pelaksanaan kegiatannya dilakukan dengan baik dan teratur niscaya pembinaannya akan tercapai. Aktivitas jasmani yang sering disebut dengan olahraga merupakan istilah yang komplek. Menurut Adang Suherman (2000:28) dalam Haag (1994) dalam bahwa 10 Aktivitas jasmani sebagai perilaku gerak manusia yang berada di bawah payung konsep gerak (movement science) .Aktivitas jasmani sebagai olahraga ditinjau berdasarkan disiplin olahraga (sport disciplince).

Pada dasarnya olahraga adalah suatu aktivitas fisik atau gerakan anggota tubuh yang berlangsung secara berulang dalam waktu tertentu. Organ yang paling aktif pada saat aktivitas adalah otot rangka. Agar otot rangka dapat kontraksi dengan baik dan dapat ditingkatkan kinerjanya, maka perlu suatu kesatuan yang baik dengan sistem saraf yang melayaninya (menginervasinya). Akibat aktivitas otot rangka yang dilakukan secara teratur dan terukur, maka memberi pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap fungsi organ tubuh yang lain. Selanjutnya akan meningkatkan taraf kesehatan dan kebugaran.

Penyelenggraan kegiatan jasmani ini akan terkait erat dengan klasifikasi kegiatan jasmani di atas. Berikut ini klasifikasi berdasarkan penekanan fungsi aktivitas jasmani, yang antara lain berfungsi sebagai berikut :1)medium Pengembangan karakteristik dasar yang terkait dengan kondisi seperti daya tahan, kekuatan, power, kelincahan ,kelentukan, koordinasi, flsibilitas.2)medium pengembangan pola gerak dasar sering dijumpai pada waktu bekerja, rekreasi, dan


(37)

rutinitas sehari-hari seperti tercermin dalam gerak lokomotor, stability, manipulatif. 3)medium pengembangan skill tehnik-tehnik gerakan yang terkait langsung dengan olahraga seperti lempar lembing, jumspshoot dalam basket.4)medium pengembangan kombinasi dari ketiga hal di atas untuk menguasai berbagai cabang dalam olahraga seperti basket, selancar, sepakbola dsb

2.1.7. Latihan Kesegaran Jasmani

Latihan yang baik dan berhasil adalah yang dilakukan secara teratur, seksama, sistematis, serta berkesinambungan/kontinyu, sepanjang tahun, dengan pembebanan latihan (training load) yang selalu meningkat dan bertahap setiap tahun. Latihan yang dilakukan secara insidentil atau dilakukan beberapa bulan menjelang pertandingan saja, tidak ada artinya sama sekali, hal tersebut dapat merusak perkembangan atlet dikemudian hari. Latihan adalah proses sistematis yang harus menganut prinsip-prinsip latihan tertentu, sehingga organisasi dan mekanisme neuro physiological atlet akan bertambah baik.

Progam latihan yang baik harus dapat memberikan tehnik-tehnik latihan secara fisiologis dapat meningkatkan kualitas fisik orang yang melakukan. Sehingga gerakan-gerakan yang mulanya sukar dilakukan, lambat laun akan menjadigerakan yang otomatis dan refleksif yang semakin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf dari sebelum latihan tersebut. Untuk menjaga agar kesegaran jasmani seseorang terjaga dengan baik maka perlu dilakukan latihan-latihan fisik.

2.1.7.1. Progam latihan

Agar berhasil progam latihan berhasil dengan baik maka harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yaitu :


(38)

1. Over Load

Prinsip latihan yang paling mendasar adalah”over load”yaitu suatu prinsip

latian dimana perbedaan dalam latihan harus melebihi ambang rangsangan terhadap fungsi fisiologi yang dilatih.Perbedaan latihan harus selalu ditambah pada waktu tertentu sehingga secara teratur latihan itu semakin berat dengan ketentuan-ketentuan tertentu pula. Dalam melakukan latihan porsi latihan harus bervariasi, hari-hari latihan berat harus diselingi dengan hari-hari latihan ringan. 2. Konsistensi

Konsistensi adalah keajengan untuk melakukan latihan dalam waktu yang cukup lama. Untuk mencapai kondisi fisik yang baik diperlukan latihan setidaknya 3 kali per minggu. Latihan 1 kali per minggu tidak akan meningkatkan kualitas fisik, sedangkan latihan 2 kali per minggu hanya menghasilkan peningkatan yang kecil. Sebaliknya latihan 5-6 kali per minggu tidak disarankan, karena mengakibatkan kerusakan fungsi.

Latihan atau exercise yang spesifik atau khusus akan mengambangkan efek biologis dan menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dalam tubuh. Sebagai contoh: latihan melempar bola agar lemparannya dapat lebih baik dan sebagainya. Jadi latihan dengan fakta-fakta biomekanis dan tiap-tiap bentuk atau tipe latihan mempinyai sumber energi dan kebutuhan oksigen yang berbeda-beda.

1) Macam atau bentuk latihan

2) Ukuran atau perimbangan yang berbeda-beda 3) Waktu latihan


(39)

Prisip latihan spesifik bahwa adalah latihan harus mirip atau menyerupai gerakan-gerakan olah raga yang dilakukan, juga dalam latihan fisik.

3. Progresif

Latihan secara progresif adalah suatu latihan dimana pembenanan yang diberikan pada seorang atlet harus ditingkatkan secara berangsur-angsur disesuaikan kemajuan dan kemampuan atlet. Peningkatan beban latihan yang terlalu cepat dapat mempersulit proses adaptasi fisiologis dan dapat mengakibatkan kerusakan fisik. Perbedaan (volume dan intensitas) harus ditambahkan pada latihan umum maupun latihan spesifik.

4. Individual

Sebenarnya tidak ada program latihan yang langsung cocok pada semua atlet. Masing-masing latihan harus dibuat yang cocok bagi individu atau perorangan Karena tidak ada dua orang yang persis sama, yang ada adalah mendekati sama. Untuk memberikan yang terbaik dalam proses individu ini, perlu diperhatikan penyusunan latihan sebagai berikut:

1) Bagaimana individual tersebut mempunyai respon terhadap traning (latihan) itu?

2) Pembebanan latihan (traning) tidak akan menimbulkan ketegangan (stain). 3) Badan tidak akan kehilangan kemampuannya untuk dapat menyesuaikan

diri.

Di samping 3 hal tersebut di atas, perlu diperhatikan pula faktor-faktor berikut ini:

1) Jenis kelamin 2) usia


(40)

3) tingkat kesegaran jasmani 4) komposisi tubuh

5) tipe tubuh

6) karakter pesikologi

7) komponen kesegaran jasmani yang akan diperbaiki atau dikembangkan. Pada prakteknya sulit untuk melatih seseorang secara indifidual, tetapi masih dapat diatasi dengan latihan secara kelompok homogen. Dalam hal ini pengaturan jadwal latian harus diprogram untuk masing-masing kelompok homogeny yang berlatih tertentu.

2.1.6.2. Tahap Latihan

Respon peserta terhadap latihan oleh tahap latihan. Peserta pemula sebaiknya dimulai dengan dosis beban latihan sedang, semakin lama semakin dosisnya ditingkatkan. Untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani yang baik maka perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini:

1) Periodisasi

Yang disebut periodisasi program latihan adalah program jangka pendek dengan berjangka dan bertahap (period). Jangka waktu program jangka pendek harus dibuat bertahap sepanjang tahun. Bentuk-bentuk latihan dan komponennya harus menurut tingkat dan jenjang yang bertahap dan meningkat menuju prestasi puncak dalam tahap dan periode pertandingan.

2) Kestatisan

Pada saat awal tahun secara teratur dalam prestasi, prestasi dapat meningkat cepat, namun setelah mencapai tingkatan tertentu, terasa bahwa prestasi sulit meningkat lagi.


(41)

2.1.7.2. Pembebanan latihan

Aktivitas fisik dilakukan seseorang berpengaruh terhadap kondisi fisiologis, anatomis, biomekanik dan psikologi. Dalam proses latihan efektif dan efisieansi sangat penting, kedua unsure itu dipengaruhi oleh :

1) Volume latihan adalah sejumlah kegiatan olahraga yang harus dilakukan seseorang untuk mewujudkan bermacam-macam gerakan yang intensitas dan lama waktu yang berbeda-beda. Kalau sejumlah tenaga dipergunakan untuk melakukan aktivitas olahraga tertentu dengan intensitas yang tinggi , maka lama waktu latihan pelaksanaannya hanya sedikit saja, sebaliknya bila intensitas rendah maka maka perlu latihan dengan waktu yang lama.

2) Intensitas latihan merupakan komponen kualitas yang mengacu pada sejumlah kera yang dilakukan dalam unit watu tertentu. Makin banyak kerja yang dilakukan, maka tinggi intensitas kerjanya. Intensitas tercermin dari kuatnya stimuli (rangsangan) syaraf dalam latihan. Kuatnya stimuli tergantung dari beban, kecepatan gerakan dan variasi interval atau istirahat antar ulangan. Kuatnya stimuli berpengaruh terhadap kuatnya peningkatan. Antara intensitas latihan dengan volume latihan sulit untuk dipisahan. Karena latihan selalu mengkaitkan antara kuantitas dan kualitas latihan. Intensitas latihan dapat diklasifikasikan tinggi rendahnya berdasarkan beberapa indikator, antara lain: 1) berdasarkan persentase kecepatan atau kekuatan yang digunakan dalam latihan, 2) berdasarkan jmlah denyut nadi dalam mereaksi beban latihan.

3) Densitas latihan adalah frekuensi (kekerapan) dalam melakukan rangkaian stimuli (rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan. Densitas menunjukan hubungan yang mencerminkan dalam waktu antara 28


(42)

aktifitas dan pemulihan. Perimbangan ini berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan seseorang. Lama waktu istirahat atau interval antar aktivitas tergantung pada berbagai faktor seperti: intensitas latihan, status kemampuan peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang ditingkatkan.

4) Kompleksitas latihan menunjukkan tingkat keragaman unsure yang dilakukan dalam latihan.

2.1.7.3. Prinsip-prinsip latihan: Tahap Latihan yaitu pada tingkatan untuk mencapai kesegaran jasmani yang baik perlu dosis yang cukup berat. Tahapan latihan itu antara lain : 1) periodesasi maksudnya adalah program latihan jangka pendek dengan berjangka dan bertahap, 2) kestatisan artinya pada awal tahun secara teratur dalam olahraga prestasi dapat meningkat, namun mencapai tingkatan prestasi tertentu (Depdiknas 2000:103)

2.1.8. Tes Kesegaran Jasmani

Tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui, maka perlu dilakukan evaluasi pengukuran secara berkala dan berkelanjutan dengan metode yang sama. Tes pengukukuran kesegaran jasmani ada bermacam-macam antara lain: 1) pengukuran daya tahan jantung – paru dengan tes: a) tes lari 2,4 Km, b) Tes lari 15 menit, c) Tes Lari multi Tahap, 2) Pengukuran kekuatan otot dites dengan a) tes genggaman (grip streng test), b) tes kekuatan tarik dan dorong (pull and push strength test), c) tes kekuatan otot punggung (back streng test) ( Depdiknas 63-75). Tingkat kesegaran jasmani sseorang dapat diketahui dengan mengadakan tes kesegaran jasmani. Tes kesegaran jasmani dalam penelitian ini digunakan Tes


(43)

Kesegaran Jasmani yang sesuai dengan kondisi atlet di Indonesia maka disebut Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 6-9 tahun dan usia 10 – 12 tahun (Khomsin,2010:3). Tes kesegaran jasmani untuk anak usia sekolah dasar adalah untuk umur 6-9 tahun dengan tes lari 30 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk, tes loncat tegak, tes lari 600 m, dan untuk umur 10-12 tahun tes lari 40 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk, tes loncat tegak, tes lari 600 m. Alasan pemilihan tes ini adalah :

a. siswa tidak terlalu sulit dalam melaksanakan tes, karena tidak dituntut kemampuan khusus yang berupa ketangkasan dan ketrampilan istimewa.

b. Mudah dalam penggunaan alat tes, karena dengan stop wacth dan roll meter. Untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani tidak terlalu besar resiko kesalahannya dibanding dengan alat tes lainnya.

c. Tes kesegaran jasmani telah disepakati dan ditetapkan menjadi tolok ukur ( kelompok umur tertentu ) yang berlaku di Indonesia dengan pertimbangan disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. Tes Kesegaran jasmani ini dilakukan untuk siswa putera kelas IV dan kelas V SD Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Wirun Kecamatan Winong Kabupaten Pati tahun 2010/2011, dan tidak dalam keadaan sakit, sehingga mampu melakukan tes ini dengan baik.

2.1.9. Manfaat Kesegaran Jasmani

Kesegaran Jasmani selain untuk menunjukkan kondisi fisik juga berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan seseorang sesuai dengan keadaanya masing-masing. Manfaat kesegaran jasmani diantara adalah sebagai berikut :


(44)

1. Manfaat fisiologi: a) Dampak langsung: 1) mengatur kadar gula darah, 2) merangsang adrenalin dan noradrenalin, 3) peningkatan kualitas dan kuantitas tidur, b) dampak jangka panjang dpt meningkatkan: 1) daya tahan aerobik/kardiovaskuler, 2) kekuatan otot rangka, 3) kelenturan, 4) keseimbangan dan koordinasi gerak , 5) kelincahan gerak

2. Manfaat Psikologi: a) dampak langsung: 1) memberi perasaan santai, 2) mengurangi ketegangan dan kecemasan, 3) meningkatkan perasaan senang. b) dampak jangka panjang dpt meningkatkan: 1) kesegaran jasmani dan rohani secara utuh 2) kesehatan jiwa.

3. Fungsi kognitif : 1) penampilan dan fungsi motorik, 2) ketrampilan.

4. Manfaat sosial a) dampak langsung dpt membantu: 1) pemberdayaan usia lanjut, 2) peningkatan integritas sosial, b) dampak jangka panjang meningkatakan: 1) keterpaduan, 2) hubungan kesetiakawanan sosial, 3) jaringan kerja sama sosial budaya, 4) pertahanan peranan dan pembentukan peran baru, 5) kegiatan antar generasi.

5.

2.1.10.Profil Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01

Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 adalah salah satu sekolah yang terletak di Desa Mangunrekso. Desa Mangunrekso yang merupakan daerah pedesaan jauh dari kota kabupaten kira-kira 17 Km dari kota Kabupaten dan 5 Km dari kota kecamatan. Gedung sekolah terdiri dari 6 ruang untuk belajar mengajar, 1 ruang kantor guru, satu ruang UKS, satu ruang gudang, dan ada juga ruang untuk kegiatan olahraga (ruang untuk tenis meja dan senam). Untuk tenaga pendidik ada 31


(45)

6 rang , satu kepala sekolah, satu guru agama, satu guru olahraga, dibantu guru mata pelajaran yang lain ( guru komputer, guru Bahasa Inggris), satu penjaga.

Sarana prasarana khususnya untuk mata pelajaran olahraga adalah ada satu lapangan takrow dan sekaligus menjadi lapangan bulutangkis karena memang halaman Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 agak sempit. Untuk melakukan olahraga permainan bola besar dilaksanakan di lapangan milik Desa mangunrekso yang jaraknya dari sekolah kira-kira 500 meter. Untuk peralatan olahraga yang sudah dimiliki adalah: bola sepak, bola voli, bola takrow, meja tenis beserta bad dan bola, ada juga raket, net dan sutle kok.

Sebagai sekolah dasar yang terletak di pedesaan tahun pelajaran 2010/2011 ini untuk prestasi tidak mengecewakan baik di bidang akademik (lomba olympiade Ilmu Pengetahuan Alam maupun Matematika) pernah menjadi juara tiga tingkat kecamatan, untuk lomba sekolah sehat pernah menjadi juara satu tingkat kecamatan. Untuk prestasi di bidang olahraga pernah menjadi juara satu tingkat kecamatan untuk tenis meja dan bulutangkis, lomba catur menduduki juara dua tingkat kecamatan. Untuk lomba cabang sepak bola, bola voli, dan takrow siswa sekolah ini selalu mewakili menjadi tim kecamatan dalam kegiatan POPDA tingkat Kabupaten Pati.

Kebiasaan siswa yang berangkat sekolah di Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati sebagian besar mengendarai sepeda dan adajuga yang berjalan kaki. Mata pencaharian penduduk Desa Mangunrekso beragam, tetapi yang banyak adalah sebagai buruh tani . Siswa yang bersekolah disini rata-rata berasal dari keluarga yang tingkat kesejahteraannya (ekonomi) dalam kategori sedang dan banyk warga miskin (berdasarkan hasil


(46)

sensus ekonomi yang pernah dilakukan di Desa Mangunrekso). Dengan keadaan ekonomi yang demikian itu, sehingga banyak penduduknya yang pergi merantau. Karena mereka pergi merantau maka anak-anaknya biasanya dititipkan pada saudara dekat atau neneknya. Keadaan ekonomi dan mata pencaharian orang tua yang demikian itu berpengaruh terhadap kesegaran jasmani anak, karena kemungkinan gizi dan waktu istirahat anak jauh dari pengawasan orang tua.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

2.1. METODE PENELITIAN

Suatu penelitian, khususnya di bidang ilmu pengetahuan umumnya untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan adalah memperluas dari yang sudah ada sedang menguji kebenaran dilakukan jika yang sudah ada diragukan kebenarannya.

2.2. POPULASI

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:108). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas I sampai dengan Kelas VI SD Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun 2010/2011 yang berusia antara 6–9 tahun dan usia 10-12 tahun yang berjumlah 180 siswa.

2.3. SAMPEL

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006:131) Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa SD Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Tahun 2010/2011 dengan teknik pengambilan sample adalah secara total sampling, yang berjumlah 180 siswa ( 80 Putera dan 100 Puteri).


(48)

2.4. VARIABELPENELITIAN

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah tingkat kesegaran jasmani siswa Sekolah dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati. Dalam penelitian ini tidak menggunakan variable, karena berbentuk survei kualitatif ( hanya hasil dari tes kesegaran jasmani untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa).

2.5. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk usia 6 -9 tahun dan usia 10-12 tahun.

Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 6-9 tahun terdiri dari : 1. Tes lari 30 meter.

2. Tes gantung siku tekuk. 3. Tes baring duduk (30 detik). 4. Tes loncat tegak

5. Tes lari 600 meter.

Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun terdiri dari : 1. Tes lari 40 meter.

2. Tes gantung siku tekuk. 3. Tes baring duduk (30 detik). 4. Tes loncat tegak

5. Tes lari 600 meter.


(49)

2.6. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data juga merupakan variabel yang penting dalam sebuah penelitian, karena berhubungan langsung dengan data yang diperoleh. Untuk memperoleh data yang sesuai maka penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik tes.

Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data mengenai tingkat kesegaran jasmani Indonesia anak kelas I sampai dengan kelas VI SD Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011 dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 6 – 9 tahun dan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk usia anak 10 – 12 tahun.

1. Waktu penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2011 tepatnya : Hari : Kamis –Jum’at

Tanggal : 16-17 Juni 2011

Pukul : 08.00 sampai dengan selesai 2. Lokasi Penelitian

Tes dilaksanakan sekali dan dipusatkan di komplek SD Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati.

3. Tenaga Pembantu saat Penelitian.

Tenaga pembantu saat penelitian ini berlangsung adalah 10 orang. Terdiri dari guru penjaskes di Kecamatan Tambakromo.

36 30


(50)

2.7. METODE ANALISIS DATA

Analisis data merupakan suatu langkah yang penting dalam penelitian. Data yang sudah terkumpul tidak berarti apa-apa bila tidak diolah, karena itu perlu analisis data tersebut.

Data dari penelitian ini karena ada yang terkumpul berupa angka-angka maka penulis menggunakan analisis statistik. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sutrisno Hadi ( 1987:221) yang menyatakan “ cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data dengan menganalisis data penyelidikan yang berwujud angka-angka adalah tehnik statistik . Dengan analisis statistik maka obyektifitas dari hasil penelitian akan lebih terjamin. Analisis statistik dapat memberikan efisiensi dan efektifitas kerja dapat membuat data lebih ringkas bentuknya. Sutrisno

Hadi ( 1987:221) yang menyatakan “ cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data dengan menganalisis data penyelidikan yang berwujud angka-angka adalah tehnik statistic. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

%=

% 100

x N

n

Keterangan :

n = nilai yang diperoleh

N = Jumlah Seluruh nilai (Muhammad Ali, 1993:184)

2.8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENELITIAN

Dengan harapan mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan landasan teori, maka usaha untuk memperkecil kendala yang timbul dalam penelitian harus dilakukan. Adapun kendala atau faktor-faktor tersebut yaitu:


(51)

a. Faktor Kesungguhan Hati

Faktor kesungguhan hati dari setiap peserta sampel yang mengikuti tes kesegaran jasmani ini tentunya tidak sama, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Untuk menghindari hal tersebut, maka usaha yang dilakukan peneliti terhadap sampel adalah dengan memberi informasi dan motivasi bahwa dalam tes ini sifatnya berlomba antar siswa. Sehingga hal ini akan memacu siswa untuk melakukan tes secara bersungguh-sungguh.

b. Faktor Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini diupayakan selengkap mungkin dan dipersiapkan secara tepat dan akurat sebelum dimulai. Hal ini untuk menunjang sukses jalannya tes penelitian.

c. Faktor Cuaca

Pelaksanaan tes dilakukan di lapangan terbuka, maka faktor cuaca khususnya hujan dan panas dapat menggangu jalannya penelitian.

d. Faktor Petugas Pengambil Data

Petugas pengambil data merupakan salah satu bagian yang sangat menentukan untuk mencapai suatu hasil penelitian yang baik. Usaha yang dilakukan peneliti untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan hasil tes penelitian adalah : menyampaikan materi kepada petugas dalam pengambil data , peneliti menyampaikan tentang tugas dari masing-masing petugas dan tata cara pelaksanaan tes secara singkat, agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan hasil tes.

38 30


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang tingkat kebugaran jasmani peserta didik di Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun pelajaran 2010/2011 sesuai petunjuk pelaksanaan tes TKJI dan berdasarkan tabel norma tingkat kebugaran jasmani, maka penelitian ini juga telah dilakukan dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

Untuk melihat tingkat kesegaran jasmani siswa dari hasil penelitian didapatkan antara skor tertinggi dan skor terendah untuk setiap ítem tes dan hasil penelitian kemudian dalam menganalisis data diolah menggunakan analisis deskriptif prosentase. Terdiri dari 5 tes yaitu tes lari 30 meter, tes gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter untuk kelompok umur 6-9 tahun dan tes lari 40 meter, tes gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter untuk kelompok umur 10-12 tahun. Ketetapan aturan urutan pelaksanaan tes pengukuran tingkat kebugaran jasmani tersebut berupa urutan item yang diujikan yang merupakan suatu rangkaian tes yang dilaksanakan secara berurutan.

Hasil penelitian sesuai nilai norma diketahui bahwa siswa usia 6-9 tahun rata-rata dalam kategori kurang (13.25), siswa putera dalam kategori sedang (14)


(53)

dan siswa puteri juga dalam kategori kurang (12.5 ) sedangkan untuk siswa usia 10-12 tahun rata-rata dalam kategori kurang (11.20), siswa putera dalam kategori kurang (10.46) dan siswa puteri juga dalam kategori kurang (11.60).

4.2 Hasil Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian di atas dapat dianalisis bahwa masing-masing item tes kesegaran jasmani yang diberikan pada siswa usia 6-9 tahun dan usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati selanjutnya dianalisis dengan deskriptif prosentase diperoleh klasifikasi atau kategori kesegaran jasmani pada siswa usia 6-9 tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 1.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa siswa usia 6-9 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011

No. Nilai Norma Klasifikasi Frekuensi Prosentase

1. 2. 3. 4. 5.

22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5  9

Baik Sekali (BS) Baik (B)

Sedang (S) Kurang (K)

Kurang Sekali (KS)

0 3 35 45 5 0.0 % 3.40 % 39.77 % 51.13 % 5.68 %

Jumlah 88 100

Berdasarkan hasil penelitian tes kesegaran jasmani untuk siswa usia 6-9 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 88 siswa tingkat kesegaran jasmani yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali terdapat 0 atau 0.00%, klasifikasi baik ada 3 siswa atau 3.40 %, klasifikasi sedang ada 35 siswa atau 39.77 %, klasifikasi kurang ada 45 siswa atau 51.13 %, dan klasifikasi kurang sekali ada 5 siswa atau 5.68 %. Jadi berdasarkan hasil penelitian siswa usia 6-9


(54)

tahun SD Mangunrekso 01 dalam kategori kurang. Dan hasilnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Diagram 1.Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa usia 6-9 sampai SD Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati

Tabel 2.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa putera usia 6-9 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011

No.

Nilai Norma Klasifikasi frekuensi Prosentase

1. 2. 3. 4. 5.

22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5  9

Baik Sekali (BS) Baik (B)

Sedang (S) Kurang (K)

Kurang Sekali (KS)

0 3 23 20 2 0.00% 6.25 % 47.91 % 41.66% 4.16 %

Jumlah 48 100 %

Hasil penelitian test kesegaran jasmani untuk siswa putera usia 6-9 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 48 siswa tingkat kesegaran jasmani yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali terdapat 0 atau 0.00%, klasifikasi baik ada 3 siswa atau 6.25 %, klasifikasi sedang ada 23 siswa atau 47.91 %, klasifikasi

kurang ada 20 siswa atau 41.66 %, dan klasifikasi kurang sekali ada 2

0.00% 3.40%

39.77% 51.13% 5.68% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%

BS B S K KS

H a s i Kriteria 41


(55)

siswa atau 4.16 %. Jadi berdasarkan hasil penelitian siswa putera usia 6-9 tahun SD Mangunrekso 01 dalam kategori sedang . Dan hasilnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Diagram 2.Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa putera usia 6-9 sampai SD Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011

Tabel 3.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa puteri usia 6-9 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011

No. Nilai Norma Klasifikasi frekuensi Prosentase

1. 2. 3. 4. 5.

22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5  9

Baik Sekali (BS) Baik (B)

Sedang (S) Kurang (K)

Kurang Sekali (KS)

0 0 12 25 3 0.0 % 0.00 % 30.00 % 62.50 % 7.50 %

Jumlah 40 100

Hasil penelitian test kesegaran jasmani untuk siswa puteri usia 6-9 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 40 siswa tingkat kesegaran jasmani yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali terdapat 0 atau 0.00%, klasifikasi

0.00%

6.25%

47.91% 41.66%

4.16% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%

BS BS S K KS

H a s i Kriteria 42


(56)

baik ada 0 siswa atau 0.00 %, klasifikasi sedang ada 12 siswa atau 30.00 %, klasifikasi kurang ada 25 siswa atau 62.50 %, dan klasifikasi kurang sekali ada 3 siswa atau 7.50 %. Jadi berdasarkan hasil penelitian siswa puteri usia 6-9 tahun SD Mangunrekso 01 dalam kategori kurang. Dan hasilnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Diagram 3.Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa puteri usia 6-9 sampai SD Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati

Tabel 4.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011

No. Nilai Norma Klasifikasi Frekuensi Prosentase

1. 2. 3. 4. 5.

22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5  9

Baik Sekali (BS) Baik (B)

Sedang (S) Kurang (K)

Kurang Sekali (KS)

0 0 17 51 24 0.00% 0.00 % 18.47 % 55.43 % 26.08 %

Jumlah 92 100

Hasil penelitian test kesegaran jasmani untuk siswa usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 92 siswa tingkat kesegaran jasmani

0% 0%

30% 62.50% 7.50% 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

BS B S K KS

H a s i Kriteria 43


(57)

yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali terdapat 0 atau 0.00%, klasifikasi baik ada 0 siswa atau 0.00 %, klasifikasi sedang ada 17 siswa atau 18.47 %, klasifikasi kurang ada 51 siswa atau 55.43 %, dan klasifikasi kurang sekali ada 24 siswa atau 26.08 %. Jadi berdasarkan hasil penelitian siswa usia 10-12 tahun SD Mangunrekso 01 dalam kategori kurang. Dan hasilnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Diagram 4.Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa usia 10-12 SD Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati

Tabel 5.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa putera usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011

No.

Nilai Norma Klasifikasi frekuensi Prosentase

1. 2. 3. 4. 5.

22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5  9

Baik Sekali (BS) Baik (B)

Sedang (S) Kurang (K)

Kurang Sekali (KS)

0 0 4 16 12 0.00% 0.00 % 12.50 % 50.00% 37.50%

Jumlah 32 100 %

0.00% 3.40%

39.77% 51.13% 5.68% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%

BS B S K KS

H a s i Kriteria 44


(58)

Hasil penelitian test kesegaran jasmani untuk siswa putera usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 dari 32 siswa tingkat kesegaran jasmani yang termasuk dalam klasifikasi baik sekali terdapat 0 atau 0.00%, klasifikasi baik ada 0 siswa atau 0.00 %, klasifikasi sedang ada 4 siswa atau 12.50 %, klasifikasi kurang ada 16 siswa atau 50.00 %, dan klasifikasi kurang sekali ada 12 siswa atau 37.50 %. Jadi berdasarkan hasil penelitian siswa putera usia 10-12 tahun SD Mangunrekso 01 dalam kategori kurang . Dan hasilnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Diagram 5.Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa putera usia 10-12 sampai SD Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011

Tabel 6.Tabel Deskripsi Prosentase Tingkat Kesegaran Jasmani siswa puteri usia 10-12 tahun Sekolah Dasar Negeri Mangunrekso 01 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati tahun 2010/2011

No. Nilai Norma Klasifikasi frekuensi Prosentase

1. 2. 3. 4. 5.

22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5  9

Baik Sekali (BS) Baik (B)

Sedang (S) Kurang (K)

Kurang Sekali (KS)

0 0 13 35 12 0.00% 0.00 % 21.66% 58.33% 20.00%

Jumlah 60 100

0.00% 0.00%

12.50% 50.00% 37.50% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%

BS BS S K KS

H a s i Kriteria 45


(1)

HASIL TES TKJI SD MANGUNREKSO 01

TAHUN 2010 / 2011 ( SISWA PUTERi USIA 10-12 TAHUN )

NO

NAMA

KLS

L.40

m

N GST

N

B

D

N LT

N

L.600

m

N

NA

Ket

1 Alfina Damayanti IV 8.60 2 33.36 4 8 3 15 1 3.30 3 13 K 2 Vela Lisa M.D IV 9.00 2 10.85 3 8 3 14 1 4.14 2 11 K 3 Anis Maharani IV 8.47 2 4.11 2 19 4 15 1 3.2 5 14 S 4 Khoiriyatul K.S. IV 9.70 1 2.97 2 7 3 25 2 3.48 2 10 K 5 Septia Lestari IV 8.65 2 14.15 3 11 3 16 1 4.25 1 10 K 6 Endang Sri L. IV 8.14 3 24.0 4 7 3 18 1 2.51 4 15 S 7 Iin Nurpila Sari IV 9.90 1 9.39 3 4 2 20 1 4.05 2 9 KS 8 Tri Ayu Widiasari IV 8.73 2 23.42 4 15 4 18 1 3.27 3 14 K 9 Kiki D. IV 8.30 3 13.28 3 12 3 16 1 3.00 3 13 K 10 Nur Lusiana A. IV 8.95 2 24.17 4 9 3 14 1 4.18 2 12 K 11 Handriyana IV 9.50 2 8.97 3 9 3 20 1 3.40 3 12 K 12 Sintia Nur Aina IV 9.35 2 9.59 3 13 3 22 2 3.23 3 13 K 13 Sintia Yona Bela IV 8.48 3 5.54 2 6 2 21 2 4.25 1 10 K 14 Puspita Sari IV 9.90 1 17.74 3 9 3 20 1 4.21 2 10 KS 15 Putri Wulan Dari IV 12.00 1 04.35 2 12 3 21 2 4.50 1 9 KS 16 Fitri Nur. H IV 8.87 2 7.47 2 2 2 18 1 3.45 2 9 K 17 Evi Tiastuti K. IV 9.24 2 2.23 2 13 3 22 2 5.00 1 10 KS 18 Wahyu Nurpita S. IV 9.07 2 6.77 2 13 3 17 1 3.10 3 11 K 19 Mafel Ani M. IV 7.04 4 37.39 4 18 4 16 1 2.37 4 17 S 20 Ullatun Nadalia IV 9.50 2 6.98 2 2 2 17 1 5.10 1 8 KS 21 Nurpila Sari IV 9.90 1 15.29 3 2 2 20 1 4.16 2 9 KS 22 Ika DWI Puji L. IV 8.30 3 6.77 2 11 3 21 2 4.23 1 11 K 23 Carin Nur Rasti V. IV 9.04 2 8.17 3 15 4 22 2 3.40 2 13 K 24 Handayani. I IV 9.07 2 8.97 3 12 3 20 1 3.46 2 11 K 25 Selvana N.A IV 10.72 1 2.83 2 2 2 21 2 3.37 2 9 KS 26 Ayu Nurpila Sari V 10.05 1 33.36 4 7 3 18 1 4.14 3 11 K 27 Rika Okvita Sari V 9.25 2 10.05 3 11 3 20 1 4.2 2 11 K 28 Rukayatun V 8.38 3 39.28 4 6 2 18 1 3.20 1 11 K 29 Evi Novita Sari V 8.07 2 4.11 2 16 4 17 1 4.25 5 14 S 30 Indah Puji Lestari V 9.10 2 2.97 2 13 3 19 1 2.51 2 10 K 31 Fira Styana V 9.04 2 14.15 3 13 3 20 1 4.50 1 10 K 32 Anisa Dewi P V 8.93 2 42.00 4 12 3 19 1 3.27 4 14 S 33 Krismonia A V 8.29 3 9.39 3 11 3 18 1 4.18 2 12 K 34 Irmawati K. V 7.50 3 23.42 4 13 3 17 1 4.25 3 14 S 35 Suci Fitriana V 8.15 3 11.28 3 19 4 19 1 3.00 3 14 S 36 Sri Widya Wulan V 8.70 2 24.17 4 19 4 19 1 3.40 2 13 K 37 Ani Anggi M V 10.35 1 8.97 3 13 3 21 2 3.23 3 12 K 38 Yunita Puspita S V 8.30 3 9.59 3 8 3 20 1 4.21 3 13 K 39 Fransiska Puput V 7.50 3 5.54 2 9 3 23 2 4.50 1 11 K 40 Sulis Iyadah V 9.17 2 17.75 3 8 3 18 1 3.45 2 11 K 41 Ekas Wulan Sari V 10.15 1 4.35 2 9 3 20 1 5.00 1 8 KS 42 Laela Putri S V 9.22 2 7.42 2 6 2 17 1 3.10 2 9 KS 43 Nurul Anisa V 8.22 3 2.23 2 14 4 21 2 2.37 1 12 K 44 Tri Vironika M. VI 8.020 3 19.6 3 17 4 20 1 3.27 3 14 S 45 Wahyu Catur S. VI 9.65 2 5.10 2 15 4 20 1 3.40 2 11 K

72

Lampiran 21


(2)

HASIL TES TKJI SD MANGUNREKSO 01

USIA 10-12 TAHUN ( SISWA PUTERI)

NO NAMA KLS L.40

m N GST N BD N LT N L.600

m N NA Ket 46 Evi Aryana Okta VI 9.71 1 8.80. 3 16 4 23 2 3.30 2 12 K 47 Mulikatun. N VI 9.60 2 5.10 3 9 3 15 1 3.35 2 10 K 48 Ameliya Agustina VI 8.93 2 20.25 2 10 3 25 2 3.30 2 13 K 49 Nova Caca M. VI 8.60 2 4.05 4 7 3 24 2 3.31 2 11 K 50 Eko Puspitasari VI 9.50 2 7.77 2 12 3 20 1 3.45 2 10 K 51 Wahyu Dinda VI 11.51 1 15.21 2 1 1 20 1 3.46 2 8 KS 52 Lina Dian K. VI 11.00 1 3.74 3 4 2 25 2 3.50 2 9 KS 53 Ana . L VI 8.48 2 21.22 2 17 4 32 3 3.30 2 15 S 54 Diah Eka Sapitri VI 9.34 2 4.05 4 1 1 20 1 3.24 3 9 KS 55 Ulfa Feriyanti VI 8.48 2 12.17 2 10 3 32 3 3.22 3 14 S 56 Ika Septiani W. VI 8.96 2 10.77 3 16 4 31 3 3.52 2 14 S 57 Alfitah Hayati VI 8.03 3 15.23 3 16 4 29 3 3.45 2 15 S 58 Fatimatus Zahro VI 8.46 2 12.84 3 14 4 18 1 3.32 2 12 K 59 Sundari S VI 9.15 2 16.59 3 6 2 27 2 3.54 2 11 K 60 Vila Alfur Khorida VI 7.70 3 11.55 3 12 3 29 3 3.01 3 15 S

73

Lampiran 22


(3)

HASIL TES TKJI SD MANGUNREKSO 01 KEC. TAMBAKROMO KAB. PATI

TAHUN 2010 / 2011 ( SISWA PUTERA USIA 10-12 TAHUN )

NO

NAMA

KLS

L.40

m

N

GST

N BD N LT

N

L.600

m

N NA

Ket

1

Ahmad Eko S.

IV

9.30

1 13.55

2 12

3 16

1

2.58

2

9

KS

2

Alvin Ariyanto P.

IV

9.50

1

1.72

1 14

3 24

3

3.33

2

9

KS

3

Moh Irwan

IV

8.55

1

4.77

1 11

2 23

1

3.45

1

6

KS

4

Agus Irimali H.

IV

9.20

1

7.86

2 19

4 20

1

4.25

1

9

KS

5

Ahmad Abdul

IV

9.13

1 05.11

2 16

3 14

1

3.47

1

8

KS

6

Ahmad Khoirul

IV

7.77

1 19.47

3 18

4 12

1

2.47

2 11

K

7

Ahmad Dedi

IV

8.90

1 20.67

3

9

2 20

1

2.56

2

9

KS

8

Aris Budiyono

IV

8.80

1 27.47

3 11

2 18

1

2.59

2

9

KS

9

Dwi Santoso

IV

9.05

1 12.43

2 21

4 25

3

3.10

2 12

K

10

M. Seto Stiawan

IV

8.87

1 24.73

3 19

4 21

1

3.30

2 11

K

11

Nurul Bayu S. IV 8.17 3 39.28 4 18 4 20 1 4.27 1 13 K

12

Dikey Rian W.

IV

8.75

1

5.67

2

5

2 19

1

4.17

1

7

KS

13

Moh. Sahril Sidik

V

7.14

3 13.55

2 11

2 22

1

2.58

2 10

K

14

Ahmad Muklisin

V

8.34

2

1.72

1 22

4 20

1

3.33

2 10

K

15

Toni Verdialdino

V

8.00

2

4.77

1 19

4 23

1

3.45

1

9

KS

16

Sudani Mispang

V

7.50

3

7.86

2 13

3 22

1

4.25

1 10

K

17

Dwi Angga K

V

06.83 4 05.11

2 17

3 23

1

3.47

1 11

K

18

Haqqi Ikbal P

V

9.30

1 19.47

3

9

2 17

1

2.47

2

8

KS

19

Dikey Fidiatmoko

V

7.20

3 20.67

3 15

3 17

1

2.56

2 12

K

20

Robitu Saroni

V

7.50

3 27.47

3

8

2 18

1

2.59

2 10

K

21

Dimas Alwi M.A

V

8.10

2 12.43

2 12

3 20

1

3.10

2 10

K

22

Agung

V

8.10

2 24.73

3 23

5 20

1

3.30

2 13

K

23

Ragil Fitrianto

V

9.01

1

5.67

2 19

4 21

1

4.17

1

9

KS

24

Teguh Hari Mukti

V

7.00

3 58.66

5 22

4 20

1

2.43

3 10

K

25

Dani Oktian N.

V

9.00

1 13.55

2 22

4 20

1

2.56

2 10

K

26

Ariyo Ali M

V

7.80

3

4.77

1 18

4 19

1

3.10

1

9

KS

27

Imam Suryadi

VI

6.01

5 10.10

2 19

4 27

2

3.04

2 15

S

28

Dwi Cahyadi

VI

7.91

2

7.15

2 14

3 10

1

3.25

2 10

K

29

Afiq

VI

7.78

3 26.61

3 24

4 25

2

3.05

2 14

S

30

Rofik

VI

7.79

3

8.52

2 18

5 27

2

3.06

2 14

S

31

Sutriman

VI

7.47

3 27.35

3 18

4 32

3

3.03

2 15

S

32

Dedi

VI

6.80

4 13.40

2 17

3 30

2

3.08

2 13

K

74

Lampiran 23


(4)

FOTO TES KESEGARAN JASMANI SISWA SD MANGUNREKSO 01

KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI TAHUN 2010/2011

FOTO PEMANASAN SEBELUM TES KESEGARAN JASMANI DIMULAI

UNTUK MENGHINDARI CIDERA

TES KE 1. LARI 30 METER / 40 METER

75

Lampiran 24


(5)

TES KE 2. TES GANTUNG SIKU TEKUK

TES BARING DUDUK SELAMA 30 DETIK

76

Lampiran25


(6)

TES KE 4. TES LONCAT TEGAK

TES KE 5. TES LARI 600 METER

77

Lampiran 26