Pembiayaan dengan Skema Non-APBD

372 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Dalam hal ada kecenderungan terjadinya defisit anggaran, harus diantisipasi kebijakan-kebijakan yang akan berdampak pada pos penerimaan pembiayaan daerah, sebaliknya jika ada kecenderungan akan terjadinya surplus anggaran, harus diantisipasi kebijakan-kebijakan yang akan berdampak pada pos pengeluaran pembiayaan daerah, seperti penyelesaian pembayaran pokok utang dan penyertaan modal.

3.2.3.2 Pembiayaan dengan Skema Non-APBD

Pembiayaan dengan Skema Non-APBD diarahkan pada Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Dunia Usaha TSLDU, di mana berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 112 Tahun 2013 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Dunia Usaha, disebutkan bahwa penyelenggaraan TSLDU dimaksudkan untuk mengoptimalisasi program pembangunan daerah, dengan prinsip bahwa TSLDU merupakan kegiatan sukarela dimana perusahaan memiliki kebebasan mutlak untuk menentukan bentuk kegiatan, besarnya dana yang akan dialokasikan atau dibelanjakan dan lokasi kegiatan, serta dengan cara pola kegiatan TSLDU dilaksanakan. TSLDU bukan merupakan kewajiban kompensasi persyaratan insentif atas diberikannya pelayanan perizinan terhadap kegiatan atau aktivitas perusahaan. Ruang lingkup Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Dunia Usaha TSLDU meliputi: a. bina sosial dan budaya; b. bina ekonomi; c. bina fisik lingkungan, dan; d. penanggulangan bencana. TSLDU dapat berupa kegiatan langsung kepada masyarakat atau melalui keikutsertaan dalam program pemerintah daerah berupa kegiatan TSLDU terkait barang milik daerah dan atau jasanon barang milik daerah. Kegiatan TSLDU yang terkait barang milik daerah merupakan kegiatan yang berdampak pada adanya penambahan dan atau penggunaan barang milik daerah. Sedangkan TSLDU yang terkait jasanon barang milik daerah merupakan kegiatan yang tidak berdampak pada adanya penambahan danatau penggunaan barang milik daerah. Adapun prosedur pelaksanaan TSLDU terkait barang milik daerah dilaksanakan melalui mekanisme hibah. Setelah 373 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH pelaksanaan TSLDU selesai, ditindaklanjuti dengan serah terima dan dibuatkan Berita Acara Serah Terima BAST dan dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan. 1 Pengenaan Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai Koefisien Lantai Bangunan Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 175 Tahun 2015 tentang Pengenaan Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai Koefisien Lantai Bangunan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 119 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Gubernur Nomor 175 Tahun 2015 tentang Pengenaan Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai Koefisien Lantai Bangunan, disebutkan bahwa pemanfaatan ruang yang dapat diberikan pelampauan KLB dimungkinkan pada lokasi : a. Pusat Kegiatan Primer; b. Pusat Kegiatan Sekunder; c. Kawasan Strategis Kepentingan Ekonomi; d. Kawasan Terpadu Kompak dengan Pengembangan Konsep TOD; e. Kawasan yang memiliki fungsi sebagai fasilitas parkir perpindahan moda park and ride; dan f. Lokasi pertemuan angkutan umum massal. Pengenaan kompensasi terhadap pelampauan KLB diberikan dengan tetap menghormati hak orang lain sesuai ketentuan perundangan dimana bentuk pengenaan kompensasi dimaksud ditetapkan dengan Keputusan Gubernur setelah mendapat pertimbangan dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRD. Kompensasi terhadap pelampauan KLB ditetapkan dalam bentuk penyediaan fasilitas publik antara lain : a. penyediaan lahan danatau membangun RTH publik; b. penyediaan lahan danatau membangun rumah susun sewa; c. penyediaan lahan danatau membangun waduk atau situ; d. pembangunan danatau perbaikan prasarana dan sarana kota; e. perbaikan danatau pemugaran bangunan cagar budaya; f. penyediaan moda angkutan umum; g. pembangunan danatau perbaikan fasilitas penyeberangan orang danatau multiguna; 374 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH h. penyediaan jalur dan peningkatan kualitas fasilitas pejalan kaki; i. penyediaan jalur sepeda serta fasilitas pendukungnya; danatau j. penyediaan lahan danatau pembangunan danatau perbaikan sarana dan prasarana pemerintah lainnya. Penyediaan fasilitas publik dapat berada di dalam wilayah Provinsi DKI Jakarta maupun di luar wilayah Provinsi DKI Jakarta, pada aset Pemerintah Provinsi DKI JakartaPemerintah PusatPemerintah Daerah lainnya atau pada lahan yang wajib diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan untuk rumah susun sewa yang akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus memenuhi ketentuan khusus untuk rumah susun sewa sesuai ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi. Adapun yang diberikan dalam bentuk sebagaimana point a sampai dengan point j diatas, sesuai prioritas Pemerintah Daerah harus diserahkan kepemilikannya kepada Pemerintah Daerah untuk menjadi aset. Selain pengenaan kompensasi sebagaimana dimaksud dalam point a sampai dengan point j, dikenakan kompensasi tambahan dalam bentuk penyediaan jalur dan peningkatan kualitas pejalan kaki dengan lebar minimal 5 lima meter.

3.3 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Pada subbab ini memuat penjelasan tentang analisis dan perkiraan sumber- sumber pendapatan daerah berdasarkan realisasi tahun-tahun sebelumnya, yang mencakup Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah; Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah.

3.3.1 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah

Secara umum, Pendapatan Daerah diproyeksikan akan mengalami peningkatan, mengingat dalam kurun tahun terakhir telah terjadi kenaikan tingkat Pendapatan Daerah. Selain itu, Pemerintah Daerah terus mengupayakan peningkatan Pendapatan Daerah