Tak satupun pihak yang mengagendakan perubahan menuju keadilan gender kecuali kelompok perempuan sendiri. Artinya, kesempatan politik yang terbuka harus dilibati
secara langsung oleh kelompok perempuan. Penyelenggaraan pendidikan politik secara massal bagi para perempuan oleh
karenanya menjadi kebutuhan mendesak. Voter’s education yang tengah ramai berlangsung harus pula segera dilangsungkan bagi massa perempuan. Jika tidak, pada Pemilu mendatang
atau dalam masa transisi politik ini perempuan akan kehilangan peluang mengadakan perbaikan statusnya.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Perspektif Pendekatan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan bersifat kialitatif, dengan lebih menekankan kepada pencapaian penggambaran fenomena maksudnya, agar hasil penelitian
ini dapat memberikan gambaran atau mendeskripsikan secara sistematik, factual dan akurat tentang obyek yang akan diteliti. Menurut Singarimbun 1995 : 4 bahwa “Penelitian
deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, melalui pengembangan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian
Hipotesa”.
Sementara menurut Sugiyono 2000:10 “Metode deskriptif dalam jenis penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri artinya tanpa membuat perbandingan atau
mengembangkan dengan variable lain”. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka metode penelitian deskriptif dapat
dikatakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1.
Memusatkan perhatian pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa.
B. Fenomena Yang Diamati
Tabel 8 Fenomena Yang Diamati
NO FENOMENA DEFINISI
GEJALA YANG DIAMATI 1
2 Persepsi
terhadap Kesetaraan
Gender
Partisipasi Pembangunan
Tindakan-tindakan yang dilakukan politisi,
anggota legislatif baik secara individu maupun
kelompok yang diarahkan untuk mewujudkan
kesetaraan gender.
Keterlibatan atau keikutsertaan secara aktif
1. Kebijakan yang responsif gender 2. Kebijakan dalam kesetaraan
3. Meminimalisir kesenjangan 4. Akses menuju PUG
5. Persepsi anggota legislatif terhadap Kesetaraan gender
. 1. Partisipasi anggota legislatif dalam
Peningkatan SDM
Politik sejak dalam
penetapan, keputusan, komunikasi
kegiatan, implementasi, monitoring dan evaluasi
kegiatan pembangunan di bidang politik
2. Penghargaan peran perempuan 3. Peningkatan peran perempuan dalam
pembangunan politik. 4. Pengambilan keputusan
5. Posisi perempuan dalam keanggotaan legislatif
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan atau akan dipusatkan pada kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Adapun alasan dipilihnya daerah dan bagianunsur ini sebagai penelitian adalah sebagai berikut:
a. Penulis selama menempuh pendidikan bertempat tinggal sementara di daerah tersebut
dan lahir ditempat tersebut pula, sehingga tenaga, biaya dan waktu menjadi pertimbangan. b.
Pada bagian lembaga legislatif menyimpan beberapa fenomena yang perlu dikaji mengingat bahwa perempuan yang duduk dalam keanggotaan lembaga tersebut belum
representatif dibanding dengan jumlah penduduk perempuan yang ada.
E. Teknik Pengumpulan Data