PUG Dan Pemberdayaan Perempuan

Pengarusutamaan Gender merupakan strategi untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender. Kesetaraan gender merupakan kemitrasejajaran perempuan dan laki-laki dalam nilai kehidupan sosial budaya yang mencerminkan perannya masing-masing dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat atau suatu pemahaman sosial budaya tentang apa dan bagaimana perempuan dan laki-laki harus berperilaku dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, seharusnya berbagai posisi pada setiap bidangaspek kehidupan baik bidang pemerintahan, publik bahkan politik sekalipun diharapkan memiliki proporsi yang seimbang.

2. PUG Dan Pemberdayaan Perempuan

Kata pemberdayaan impowerment dan penguatan strengthening sering digunakan banyak pihak termasuk LSM ketika melakukan kegiatan-kegiatan pendampingan pada kelompok-kelompok marginal atau terpinggir dan perempuan. Pemberdayaan berarti usaha untuk memperbesar akses dan kontrol kelompok-kelompok marginal atas sumber daya ekonomi, politik pengambil keputusan, an budaya perumusan nilai, simbol, ideologi . Penguatan atau pemberdayaan perempuan dapat dilakukan melalui banyak strategi, misalnya dengan pengorganisasian dan mobilisasi sumber daya local. Sumber daya local itu termasuk sumber daya finansial, tenaga, dan pengetahuan, intelektualitas, rasa saling percaya dan saling menghargai, serta solidaritas. Pengorganissian kegiatan pemberdayaan ini biasanya dilakukan dalam dua tataran. Pertama; di tingkat komunitas berupa pembentukan kelompok-kelompok perempuan yang menjadi konsumen kritis dan produsen kebutuhan sehari-hari bagi diri, keluarga dan komunitasnya. Kedua; di tingkat regional dan nasional melalui dibentuknya organisasi jaringan yang dapat memberi kekuatan politis bagi perempuan. Organisasi ini harus peka terhadap isu-isu politik kontemporer, dan siap melakukan advokasi kapan saja. Sejak beberapa tahun terakhir ini, LSM-LSM di Indonesia telah menggunakan pendekatan baru dalam usaha Pemberdayaan Perempuan engan mengarusutamakan gender gender mainstreamingPUG. PUG berusaha menghapus ketidakadilan gender menggunakan “kerangka analisis gender”, yaitu kerangka konseptual menyadari kemungkinan adanya perbedaan kapasitas, potensi, aspirasi, kepentingan, dan kebutuhan antara perempuan dan laki-laki. PUG adalah strategi yang dirancang untuk menjamin bahwa seluruh proses perencanaan, palaksanaan, monitoring, dan evaluasi semua kebijakan dan program pemberdayaan telah memperhitungkan dimensi gender. Namun hal tersebut ditanggapi secara datar oleh Ny. Niken Herminningsih, M.Hum, seorang peneliti Pusat Studi Wanita PSW UGM mengatakan : “PUG secara data memang sudah direspon oleh masyarakat luas, tapi secara nyata kayaknya kok belum ya, dalam arti belum maksimal, karena masih sangat sulit akibat faktor budaya. Tapi mungkin kalau dari dalam diri sendiri bisa ditularkan kepada orang lain. Jadi kalau dikatakan sudah merespon itu belum. Karena dari aparatur pemerintah itu sendiri juga belum betul-betul merespon”. Wawancara Tanggal :10-07-2008

3. PUG Menjadi Aksi Nasional