Prognosis BBLR Komplikasi BBLR

lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak kurus dan lebih panjang dengan tanda- tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat. Pada bayi IUGR perubahan tidak hanya terhadap ukuran panjang, berat dan lingkaran kepala akan tetapi organ-organ di dalam badan pun mengalami perubahan. Drillen 1975 menemukan berat otak, jantung, paru dan ginjal bertambah, sedangkan berat hati, limpa, kelenjar adrenal dan thimus berkurang dibandingkan pada bayi prematur dengan berat yang sama. Perkembangan dari otak, ginjal dan paru sesuai masa gestasinya. Wiknjosastro dkk, 2005.

2.5 Prognosis BBLR

Kematian perinatal pada BBLR 8 kali lebih besar dibandingkan bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Semakin rendah berat bayi lahir maka semakin buruk prognosisnya. Angka kematian yang tinggi sering dijumpai akibat terdapatnya komplikasi neonatus seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat, terkadang dijumpai kerusakan pada saraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya Mochtar, 1998.

2.6 Komplikasi BBLR

Konsekuensi kelahiran BBLR menimbulkan berbagai morbiditas yang harus segera ditangani. Banyak komplikasi terjadi pada BBLR saat lahir memerlukan Universita Sumatera Utara penanganan di Unit Perawatan Intensif Neonatus atau ruang gawat level III. Yang perlu diantisipasi diantaranya: 1. Sistem Pernafasan Penyakit yang paling sering ditemukan pada bayi kurang bulan adalah apnea of prematurity dan penyakit membran hialin. Apnea terjadi karena belum matangnya fungsi pernafasan. Pada bayi kecil masa kehamilan, bisa terjadi asfiksia maupun sindrom aspirasi mekonium. Distres pernafasan yang terjadi sering menyebabkan bayi harus dirawat di unit perawatan intensif Dep Kes RI, 2007. 2. Sistem Kardiovaskuler Kelainan yang sering dijumpai pada bayi kurang bulan adalah patent ductus arteriosus PDA. Selain prematuritas, faktor risiko yang sering berperan dalam gagalnya penutupan ductus tersebut adalah kelainan paru kronik dan hipertensi pulmonal yang dijumpai pada pasien yang di rawat di unit perawatan intensif neonatus Asril A, 2007. 3. Sistem Gastrointestinal Sebagian bayi kurang bulan menderita gangguan nutrisi disebabkan sistem organ gastrointestinal yang belum berkembang dengan baik. Pada bayi-bayi ini pemilihan pemberian nutrisi perlu dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya. Pada beberapa bayi memerlukan pemberian nutrisi khusus yang diberikan secara intravena karena bayi belum mampu mendapatkan nutrisi per oral. Kelainan gastrointestinal yang mungkin ditemukan pada BBLR yang mendapatkan perawatan intensif neonatus adalah refluks gastroesofagus dan Universita Sumatera Utara enterokolitis nekrotikans NEC. Refluks gastroesofagus terjadi karena otot spingter esofagus masih belum berfungsi dengan baik akibat tonus otot belum berkembang sempurna serta perkembangan sistem saraf yang belum matang menyebabkan berbagai refleks susunan saraf gastrointestinal termasuk spingter gastroesofagus belum berfungsi dengan baik. NEC merupakan kelainan gastrointestinal berupa kerusakan mukosa yang disertai tanda inflamasi usus yang ditemukan pada bayi kuran bulan yang dirawat di unit perawatan intensif neonatus. Salah satu penyebab NEC adalah faktor infeksi terutama bila sebelumnya bayi menderita hipoksia yang menimbulkan kelemahan saluran cerna. Pada keadaan ini jika terjadi infeksi akan menimbulkan kerusakan dinding usus dan berakhir perforasi. 4. Pertumbuhan Anak yang terlahir dengan kecil masa kehamilan KMK memiliki tinggi badan yang lebih pendek selama masa anak-anak dan dewasa, mencapai ketinggian orang dewasa rata-rata sekitar 1 SD lebih rendah dari pada rata-rata. Khas pada bayi yang lahir KMK yaitu mengalami periode pertumbuhan linier yang dipercepat selama 12 bulan pertama kehidupan, menyebabkan tinggi postur diatas 2 SD hingga 90 . Sebagian besar pertumbuhan tahap tumbuh kejar terjadi selama tahun pertama dan berakhir hingga mendekati usia 2 tahun. Mereka yang lahir sangat prematur dan dengan derajat retardasi perumbuhan yang berat, terutama dalam hal pengurangan panjang badan lahir, kecil Universita Sumatera Utara kemungkinannya untuk mencapai tinggi badan normal, sedangkan anak dengan orang tua yang tinggi lebih mungkin untuk mencapai ketinggian orang dewasa normal .

2.7 Faktor-faktor yang Memengaruhi BBLR

Dokumen yang terkait

Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2009-2013

6 80 114

Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RS Haji Medan Tahun 1997 - 2000

0 40 72

Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002

0 54 100

Faktor Yang Berhubungan Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Pada Bayi Yang Dilahirkan Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003 -2004

0 33 99

Karakteristik Kematian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2005-2009.

0 49 120

Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Saat Hamil dengan Berat Bayi Lahir di Praktik Bidan Sumiariani, AMKeb Kecamatan Medan Johor

2 37 67

Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Tobasamosir

4 59 53

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KARAKTERISTIK IBU DAN PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DESA BUKIT RATA KECAMATAN KEJURUAN MUDA KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2013

0 0 29

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah - Pengaruh Karakteristik Ibu dan Pelayanan Antenatal Care Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Desa Bukit Rata Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang

0 0 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Karakteristik Ibu dan Pelayanan Antenatal Care Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Desa Bukit Rata Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang

0 4 10