kemungkinannya untuk mencapai tinggi badan normal, sedangkan anak dengan orang tua yang tinggi lebih mungkin untuk mencapai ketinggian orang dewasa normal .
2.7 Faktor-faktor yang Memengaruhi BBLR
Berbagai faktor yang memengaruhi BBLR antara lain meliputi jenis kelamin bayi, ras, keadaan plasenta, umur ibu, aktivitas ibu, kebiasaan merokok, paritas, jarak
kehamilan, tinggi badan dan berat badan ibu sebelum kehamilan, keadaan social ekonomi, gizi, pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pertambahan berat badan ibu
selama kehamilan Turhayati, 2006. 1.
Pendidikan Pendidikan adalah pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau
melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya Notoadmojdo, 2003. Pendidikan ibu mencerminkan keadaan sosial ekonomi
keluarga, variabel tersebut secara tidak langsung mempengaruhi terjadinya BBLR. Dengan pendidikan, seseorang dapat menerima lebih banyak informasi dan
memperluas cakrawala berpikir sehingga mudah untuk mengembangkan diri, mengambil keputusan dan bertindak.
Secara konsisten penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki ibu mempunyai pengaruh kuat pada perilaku reproduksi, kelahiran, kematian
anak dan bayi, kesakitan, dan sikap serta kesadaran atas kesehatan keluarga. Latar belakang pendidikan itu mempengaruhi sikapnya dalam pemilihan pelayanan
kesehatan dan pola konsumsi makan yang berhubungan juga dengan peningkatan
Universita Sumatera Utara
berat badan ibu semasa hamil yang pada saatnya akan mempengaruhi kejadian BBLR. Ibu yang berpendidikan rendah sulit untuk menerima inovasi dan sebagian
besar kurang mengetahui pentingnya perawatan pra kelahiran. Disamping itu juga mempunyai keterbatasan mendapatkan pelayanan antenatal yang adekuat,
keterbatasan mengkonsumsi makanan yang bergizi selama hamil. Kesemuanya ini akan mengganggu kesehatan ibu dan janin, bahkan sering mengalami keguguran atau
lahir mati Varney, 2003 Menurut Megawangi 1999 seperti dikutip Yustina 2007, mengatakan bahwa banyak studi membuktikan kaitan positif antara pendidikan
perempuan dan tingkat produktivitasnya, rasa percaya diri, rendahnya angka kematian
bayi, perbaikan status gizi balita dan lain-lain.
Menurut J. S Lesinki faktor pendidikan dan sosial ekonomi diperhitungkan sebagai faktor resiko tinggi yang dapat mempengaruhi kehamilan karena kedua faktor
ini menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan rahim, mempengaruhi cara pemilihan tempat dan penolong persalinan sehingga dapat
menimbulkan risiko saat persalinan atau saat hamil. Disamping hal tersebut Wanita dengan pendidikan yang tinggi cendrung untuk menikah pada usia yang lebih tua,
menunda kehamilan, mau mengikuti keluarga berencana KB dan mencari pelayanan antenatal.
2. Umur Ibu hamil yang terlalu muda atau terlalu tua biasanya akan banyak mengalami
komplikasi dalam kehamilan. Begitu juga dengan kondisi bayi yang dikandungnya. Ukuran umur muda adalah bila ibu mengandung pada usia kurang dari 20 tahun dan
Universita Sumatera Utara
tua apabila di atas 35 tahun. Rizvi dan kawan-kawan 2007 mengatakan bahwa faktor risiko seorang ibu untuk melahirkan bayi dengan BBLR adalah antara 15 – 35
tahun. Menurut Mutiara 2006 ibu hamil berusia 35 tahun berisiko melahirkan BBLR 1,8 kali lebih besar daripada ibu hamil berusia 20 – 34 tahun. Pengaruh
tersebut terlihat mengikuti fenomena huruf U terbalik yang berarti bahwa pada umur muda 20 tahun dan tua 35 tahun berat bayi yang dilahirkan cenderung lebih
dari pada umur 21 – 35 tahun. Menurut penelitian Afifah 2004 wanita hamil mempunyai risiko komplikasi,
terutama bagi kelompok wanita risiko tinggi yaitu wanita dengan keadaan “4 terlalu” 4T, dimana dua diantaranya adalah menyangkut dengan usia ibu, yakni kehamilan
yang terjadi pada usia terlalu muda, usia terlalu tua. Kehamilan yang terjadi pada usia terlalu muda adalah wanita yang hamil usianya kurang dari 20 tahun yang dapat
berisiko keguguran, preeklamsia tekanan darah tinggi, oedema, proteinuria, eklampsia keracunan kehamilan, timbulnya kesulitan persalinan, bayi lahir sebelum
waktunya, berat bayi lahir rendah. Selanjutnya yang dimaksud usia terlalu tua adalah yang kehamilannya diatas usia 35 tahun dengan resiko keguguran, preeklamsia,
eklamsia, timbulnya kesulitan kehamilan, bayi berat lahir rendah dan cacat bawaan Purnama, 2010.
1. Usia Kehamilan Saat Melahirkan
Kehamilan yang kurang dari 37 minggu merupakan penyebab utama terjadinya BBLR Nutrion Policy Paper N0 18, 2000. Semkain pendek usia
kehamilan maka pertumbuhan janin semakin belum sempurna, baik organ reproduksi
Universita Sumatera Utara
dan organ pernafasan oleh karena itu mengalami kesulitan untuk hidup di luar uterus ibunya.
Umur kehamilan adalah jumlah minggu lengkap dari haid pertama menstruasi terakhir sampai anak lahir. WHO 1997 membagi umur kehamilan dalam tiga
kelompok, yaitu: a.
Pre-term: kurang dari 37 minggu 259 hari b.
Term: mulai dari 37 minggu samapi kurang dari 42 minggu 259-293 hari c.
Post-term: 42 minggu atau lebih 294 hari Menurut Manuba 1998, menyatakan bahwa berat badan bayi bertambah sesuai
dengan usia kehamilan. Faktor umur kehamilan mempengaruhi kejadian BBLR karena semakin pendek masa kehamilan semakin kurang sempurna pertumbuhan alat-
alat tubuhnya sehingga turut mempengaruhi berat badan waktu lahir. 3. Paritas
Ibu dengan paritas 1 dan ≥ 4 berisiko melahirkan BBLR, terkait dengan belum
siapnya fungsi organ dalam menjaga kehamilan dan menerima kehadiran janin, keterampilan ibu untuk melaksanakan perawatan diri dan bayinya serta faktor
psikologis ibu yang masih belum stabil Rochyati, 2003, sedangkan ibu yang pernah melahirkan anak empat kali atau lebih karena paritas yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan terganggunya uterus terutama dalam hal fungsi pembuluh darah. Kehamilan yang berulang-ulang akan menyebabkan kerusakan pada dinding
mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya sehingga dapat
Universita Sumatera Utara
menyebabkan gangguan pertumbuhan yang selanjutnya akan melahirkan bayi dengan BBLR Wiknjosastro, 2002.
Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu dampak kesehatan
yang ditimbulkan adalah kejadian BBLR. Hasil penelitian Zaenab dan Juharno 2006 menunjukkan bahwa paritas berpengaruh terhadap kejadian BBLR dan merupakan
faktor risiko penyebab kejadian BBLR pada bayi. Hasil pengujian statistik dengan chi-square diperoleh nilai Odds Ratio OR = 2,44 sehingga dapat dikatakan bahwa
paritas merupakan faktor risik terhadap kejadian BBLR dimana ibu dengan paritas 3 anak berisiko 2 kali melahirkan bayi dengan BBLR.
4. Jarak Antar Kelahiran WHO 2005 menyebutkan bahwa karakteristik dan ukuran ibu dimana
didalamnya terdapat jarak antar kelahiran merupakan salah satu determinan terjadinya BBLR. Hasil penelitian Zaenab dan Juharno 2006 menunjukkan bahwa ibu dengan
jarak kelahiran yang rapat lebih banyak dengan kelahiran bayi dengan berat lahir yang tidak tergolong BBLR 54,7. Hasil uji statistik diperoleh nilai Odds Ratio
OR = 2,37 sehingga dapat dikatakan bahwa jarak kelahiran merupakan faktor risiko terhadap kejadian BBLR dimana ibu yang memiliki jarak kelahiran kurang dari 2
tahun berisiko melahirkan bayi dengan BBLR 2,3 kali dibandingkan dengan ibu yang memiliki jarak kelahiran lebih dari 2 tahun. Menurut Bobby Rawadi 1986
menyatakan bahwa jarak kehamilan yang terbaik adalah 25 – 48 bulan karena akan menghasilkan bayi dengan berat lahir 3000 – 3499 gram.
Universita Sumatera Utara
5. Antenatal Care
Perawatan ibu selama kehamilan sangat menentukan kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Selama kehamilan berbagai program yang termasuk dalam paket
pelayanan ANC adalah 7T timbang berat badan, ukur tekanan darah, pemberian tablet besi, imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri, lakukan tes penyakit menular
seksual PMS dan temu wicara dengan paket tersebut diharapkan ibu secara rutin mengontrol kehamilannya minimal 4 kali selama kehamilan dengan sebaran, 1 kali
pada trimester 1, 1 kali pada trimester ke dua dan 2 kali pada trimester ke tiga Depkes RI, 2006.
Khatun S. dan Rahman M. 2008 menyebutkan bahwa antenatal care memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap kejadian BBLR pada bayi dengan nilai
OR = 29,4 95 CI 12,61-68,48. Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali kemungkinan akan melahirkan bayi dengan BBLR 29,4 kali dibandingkan
dengan ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC 4 kali atau lebih pada masa kehamilan.
6. Usia Kehamilan Saat Melahirkan
Kehamilan yang kurang dari 37 minggu merupakan penyebab utama terjadinya BBLR Nutrion Policy Paper N0 18, 2000. Semkain pendek usia
kehamilan maka pertumbuhan janin semakin belum sempurna, baik organ reproduksi dan organ pernafasan oleh karena itu mengalami kesulitan untuk hidup di luar uterus
ibunya.
Universita Sumatera Utara
Umur kehamilan adalah jumlah minggu lengkap dari haid pertama menstruasi terakhir sampai anak lahir. WHO 1997 membagi umur kehamilan dalam tiga
kelompok, yaitu: d.
Pre-term: kurang dari 37 minggu 259 hari e.
Term: mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu 259-293 hari f.
Post-term: 42 minggu atau lebih 294 hari Menurut Manuba 1998, menyatakan bahwa berat badan bayi bertambah
sesuai dengan usia kehamilan. Faktor umur kehamilan mempengaruhi kejadian BBLR karena semakin pendek masa kehamilan semakin kurang sempurna
pertumbuhan alat-alat tubuhnya sehingga turut mempengaruhi berat badan waktu lahir.
2.8 Antenatal Care