Besarnya bmep Pada Bahan Bakar LPG

88 • = x 3600 = x 3600 = 2,24334 kgjam • sfc = sfc = = 5608,35 gkW.h Dengan cara perhitungan yang sama untuk bahan bakar solar dan variasi putaran mesin, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini: Tabel 4.15 Konsumsi bahan bakar spesifik Sfc LPG pada beban 400 Watt Putaran rpm Laju aliran gas Ls kgjam sfc gkW.h 2400 0,25 2,24334 5608,35 2600 0,26 2,33307 5832,68 2800 0,29 2,60227 6505,68 3000 0,30 2,69200 6730,02 3200 0,34 3,05094 7627,35 3400 0,38 3,40987 8524,69 Tabel 4.16 Konsumsi bahan bakar spesifik Sfc LPG pada beban 800 Watt Putaran rpm Laju aliran gas Ls kgjam sfc gkW.h 2400 0,25 2,24334 2804,17 2600 0,30 2,69200 3365 2800 0,31 2,78174 3477,17 3000 0,37 3,32014 4150,18 3200 0,38 3,40987 4262,34 3400 0,43 3,85854 4823,18 89 Gambar 4.14 Grafik putaran mesin vs Konsumsi bahan bakar spesifik Sfc pada bahan bakar LPG Gambar 4.15 Grafik putaran mesin vs Konsumsi bahan bakar spesifik Sfc pada bahan beban 400 Watt 90 Gambar 4.16 Grafik putaran mesin vs Konsumsi bahan bakar spesifik Sfc pada beban 800 Watt Analisa : 1. Besarnya nilai SFC sangat dipengaruhi oleh besar kecil nilai laju aliran bahan bakar. Semakin besar nilai laju aliran bahan bakar, semakin besar pula konsumsi bahan bakar spesifiknya, demikian sebaliknya. 2. Pada pembebanan 400 Watt, SFC minimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 2400 rpm yakni sebesar 698,64 gkWh dan SFC maksimum dihasilkan pada pengujian LPG dengan putaran 3400 rpm yakni sebesar 8524,69 gkW.h 3. Pada pembebanan 800 Watt, SFC minimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 2400 rpm yakni sebesar 325,95 gkWh dan SFC maksimum dihasilkan pada pengujian LPG dengan putaran 3400 rpm yakni sebesar 4823,18 gkWh 4. SFC pada pengujian LPG lebih besar dibandingkan solar murni karena laju aliran volume bahan bakar menuju ruang bakar relatif besar. Dan menyebabkan laju aliran massa bahan bakar yang tinggi juga. 91

4.5 Rasio Udara Bahan Bakar AFR

Rasio Udara Bahan Bakar AFR dari masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dihitung menggunakan persamaan berikut Dimana: massa udara di dalam silinder per siklus massa bahan bakar di dalam silinder per siklus laju aliran udara didalam mesin laju aliran bahan bakar di dalam mesin Pada perhitungan sebelumnya telah diketahui nilai untuk setiap variasi putaran dan beban jumlah lampu, sehingga yang perlu di hitung berikutnya adalah dan yang dihitung menurut persamaan berikut: Dimana: Pi = Tekanan udara masuk silinder Ti = Temperatur udara masuk silinder R = Konstanta udara Vd = Volume silinder Vc = Volume sisa Dimana: B = Diameter Silinder S = Stroke Panjang Langkah Dimana: r c = Rasio Kompresi Didapat beberapa data yang digunakan untuk mencari nilai m a yaitu P i = 85 kPa R = 0,287 kJkg.K 92 T i = 333 K B = 70 mm = 0,07 m S = 55 mm = 0,055 m Maka untuk mencari nilai m a maka kita akan mencari nilai V d dan V c terlebih dahulu m 3 Kemudian kita mencari nilai V c m 3 Setelah mendapatkan nilai V d dan V c maka sekarang kita mencari nilai dari m a Maka: Untuk putaran 2400