Teori Perubahan Struktur Ekonomi

commit to user 20 dimana penduduknya lebih banyak bekerja di sektor pertanian dan juga sektor pertambangan dan penggalian.

1. Teori Perubahan Struktur Ekonomi

Teori perubahan struktural menitikberatkan pembahasan pada mekanisme pergeserantransformasi ekonomi yang dihadapi oleh sebagian besar negara sedang berkembang, yang semua bersifat subsistence yang menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur yang lebih modern, yang menitikberatkan pada sektor industri dan sektor jasa Tambunan, 2003. Ada dua teori umum yang digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi, yaitu teori dari Arthur Lewis teori migrasi dan Hollis Cenery teori informasi struktural. Teori Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di pedesaan dan perkotaan. Di dalam teorinya, Lewis Todaro dan Smith, 2003 mengasumsikan bahwa perekonomian suatu Negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu perekonomian di pedesaan yang bersifat tradisional yang masih didominasi oleh sektor pertanian dan perekonomian di perkotaan yang bersifat modern yang didominasi oleh sektor industri. Di pedesaan karena pertumbuhan penduduknya tinggi, maka terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja dan kondisi kehidupan masyarakatnya subsitence akibat perekonomian yang subsitence pula. Kelebihan tenaga kerja ini ditandai dengan produk marjinalnya yang bernilai nol dan tingkat upah riil yang rendah. Nilai MP Marginal Product yang nol artinya fungsi produksi di sektor pertanian tersebut telah sampai commit to user 21 pada tingkat yang optimal, dan jika jumlah tenaga kerja lebih besar dari titik optimal itu maka akan berlaku hukum penghasilan menurun dimana semakin banyak orang yang bekerja di sektor tersebut akan semakin rendah tingkat produktivitas atau total produksi yang akan dihasilkan. Dalam kondisi yang demikian, pengurangan tenaga kerja tidak akan mengurangi jumlah output di sektor tesebut, karena proporsi tenaga kerja lebih besar dibandingkan proporsi input lain seperti modal dan teknologi. Akibat dari kelebihan tenaga kerja ini maka tingkat upah di sektor pertanian tersebut menjadi sangat rendah. Sebaliknya di perkotaan, sektor industri mengalami kekurangan tenaga kerja dan produktivitas tinggi, sesuai hokum pasar, tingginya produktivitas membuat tingkat upah yang tinggi. Kerangka pemikiran Chenery tidak terlalu berbeda dari apa yang diungkapkan Lewis. Teori Chenery dikenal dengan teori pattern of development, memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi di Negara-negara sedang berkembang, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sektor industri modern sebagai penggerak perekonomiannya. Chenery Todaro dan Smith, 2003 menjelaskan bahwa sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat akan ada perubahan-perubahan seperti dalam pola konsumsi dari penekanan pada makanan dan kebutuhan barang-barang kebutuhan pokok lain ke berbagai macam barang manufaktur dan jasa, akumulasi modal fisik dan SDM, perkembangan kota-kota dan industri bersamaan dengan proses migrasi penduduk dari pedesaan ke perkotaan, penurunan laju pertumbuhan commit to user 22 penduduk, ukuran keluarga yang semakin kecil dan perubahan struktur ekonomi yang semula didominasi oleh sektor pertanian menjadi didominasi oleh sektor industri. Menurut Chenery proses transformasi struktural akan mencapai tarafnya yang paling cepat apabila pergeseran pola permintaan domestic kea rah output industri manufaktur diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri ekspor. Jadi kenaikan output produksi sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh naiknya faktor- faktor seperti kenaikan permintaan domestic, perluasan ekspor komoditas industri manufaktur dan kemajuan teknologi.

2. Industrialisasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015

0 5 155

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH TAHUN Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah Tahun 2012-2014.

0 3 13

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH TAHUN Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah Tahun 2012-2014.

0 5 14

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK JAWA TENGAH Analisis Keterkaitan Antara Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Penduduk Jawa Tengah Tahun 2011.

0 1 12

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK JAWA TENGAH Analisis Keterkaitan Antara Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Penduduk Jawa Tengah Tahun 2011.

0 1 13

PENGARUH INVESTASI DAN JUMLAH PENDUDUK YANG BEKERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT PERIODE TAHUN 1990-2005.

0 1 6

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN DAN PDRB TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KAB/KOTA JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010.

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010

0 0 16

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN DAN PDRB TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABKOTA JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010

0 0 14

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2008-2015

0 0 22