Uji Asumsi Klasik Hasil Analisis 1. Pemilihan Model Estimasi

commit to user 68 Hasil perhitungan yang didapat F hitung = 170,5396, sedangkan F tabel = 2,2811 α = 0,05 ; 5 ; 134, sehingga F-hitung F-tabel 170,5396 2,2811. Perbandingan antara F-hitung dengan F-tabel yang menunjukkan bahwa F-hitung F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menandakan bahwa variabel Industrialisasi Ind, variable Pertumbuhan Penduduk PP, dan variable dummy waktu Dm, variabel industrialisasi yang berinteraksi dengan waktu IndD, variabel pertumbuhan penduduk yang berinteraksi dengan waktu PPD secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Urbanisasi Urb di Jawa Tengah. c. Koefisien Determinasi R 2 Goodness Of Fit Uji Goodness Of Fit dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable terikat dependen. Berdasarkan hasil estimasi didapat nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,985187 yang menunjukkan bahwa variable independen yaitu Industrialisasi Ind, Pertumbuhan Penduduk PP, dan variable dummy waktu Dm berpengaruh terhadap variable dependen yaitu Tingkat Urbanisasi sebesar 98,52 dan sisanya 1,38 dipengaruhi oleh variable lain diluar model.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas Multikolinieritas adalah hubungan yang terjadi diantara variabel- variabel independen atau variabel independen yang satu fungsi dari commit to user 69 variabel independen yang lain. Pengujian terhadap gejala multikolinieritas dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien determinasi parsial r 2 dengan koefisien determinasi majemuk R 2 , jika r 2 lebih kecil dari R 2 maka tidak ada multikolinieritas. Biasanya multikolinearitas terjadi pada estimasi yang menggunakan data runtut waktu, sehingga dengan mengkombinasikan data yang ada dengan data lintas sektoral mengakibatkan masalah multikolinearitas secara teknis dapat dikurangi. Penelitian ini menggunakan data panel, jadi sebenarnya secara teknis sudaha dapat dikatakan masalah multikolinearitas sudah tidak ada. Hal ini juga diperkuat dengan hasil uji Kleins. Tabel 4. 9 Hasil Uji Kleins Multikolinearitas Variabel r 2 R 2 keterangan Ind dengan PP, Dm, IndD, PPD 0.912758 0,985187 Tidak ada multikolinearitas PP dengan Ind, Dm, IndD, PPD 0.314733 0,985187 Tidak ada multikolinearitas Dm dengan Ind, PP, IndD, PPD 0.804947 0,985187 Tidak ada multikolinearitas IndD dengan Ind, PP, Dm, PPD 0.855791 0,985187 Tidak ada multikolinearitas PPD dengan Ind, PP, Dm, IndD 0.462891 0,985187 Tidak ada multikolinearitas Sumber: Hasil olahan Eviews Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dari semua hasil uji multikolinearitas nilai R 2 r 2 sehingga dapat dikatakan dalam analisa ini tidak terdapat masalah multikolinearitas. commit to user 70 b. Uji Heteroskedastisitas Masalah besar yang dijumpai data panel adalah masalah heteroskedastisitas yang bersumber dari variasi data lintas sektoral yang digunakan. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang tersedia dari program eviews dengan menggunakan White Heteroskedasticity – Consistent Covariance. Dengan tingginya nilai R 2 berarti variasi dari model dependen Tingkat Urbanisasi dapat dijelaskan oleh variable independen Industrialisasi, Pertumbuhan Penduduk, dan Dummy waktu sebesar 98,49 mengindikasikan bahwa variable independen yang diuji ini cukup baik dalam menjelaskan variable dependennya. c. Uji Autokorelasi Permodelan dengan panel data dengan menggunakan metode fixed effect adalah satu permodelan yang tidak membutuhkan pemodelan asumsi klasik terbebasnya model dari serial autokorelasi, maka uji asumsi klasik tentang autokorelasi dapat diabaikan Nachrowi, 2007. Dari hasil estimasi diperoleh DW statistik sebesar 1,85, dengan n = 140, k=5, level signifikan α=5 maka nilai dl = 1,65 dan du = 1,8 sehingga 4-dl = 2,39 dan 4-du = 2,23. commit to user 71 Autokorel asi positif Daerah keragu- raguan Tidak ada autokorelasi Daerah Keragu- raguan Autokorelasi negatif 0 1,65 1,8 2,2 2,35 4 Gambar 4.3 Statistik d Durbin Watson Sumber: Gujarati 2003 Ternyata nilai Dw statistik sebesar 1,85 terletak di daerah penerimaan Ho. Hal ini berarti model yang diestimasi terbebas dari autokorelasi

4. Interpretasi Hasil

Dokumen yang terkait

PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015

0 5 155

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH TAHUN Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah Tahun 2012-2014.

0 3 13

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH TAHUN Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah Tahun 2012-2014.

0 5 14

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK JAWA TENGAH Analisis Keterkaitan Antara Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Penduduk Jawa Tengah Tahun 2011.

0 1 12

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK JAWA TENGAH Analisis Keterkaitan Antara Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Penduduk Jawa Tengah Tahun 2011.

0 1 13

PENGARUH INVESTASI DAN JUMLAH PENDUDUK YANG BEKERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT PERIODE TAHUN 1990-2005.

0 1 6

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN DAN PDRB TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KAB/KOTA JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010.

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010

0 0 16

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN DAN PDRB TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABKOTA JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010

0 0 14

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2008-2015

0 0 22