Pengujian Ekonometrika Uji Asumsi Klasik

commit to user 45

2. Pengujian Ekonometrika Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah model yang diteliti akan mengalami penyimpangan asumsi klasik atau tidak, maka pengadaan pemeriksaan terhadap penyimpangan asumsi klasik tersebut harus dilakukan melalui uji Multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji Autokorelasi. a. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana satu fungsi atau lebih variabel independen merupakan fungsi linear dari variabel independen yang lain. Menurut L.R Klein, masalah multikolinearitas baru menjadi masalah apabila derajtnya lebih tinggi dibandingkan dengan koreksi diantara seluruh variabel secara serentak Gujarati, 1997. Metode Klein membandingkan r 2 dengan nilai R 2 . Apabila R 2 r 2 berarti ada gejala multikolinearitas dan apabila R 2 r 2 berarti tidak ada gejala multikolinearitas. R 2 adalah koefisien determinasi antara seluruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. r 2 adalah koefisien determinasi antara satu variabel bebas dengan sisa variabel bebas lainnya. b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan suatu fenomena dimana estimator regresi tidak bias, namun varian tidak efisien semakin besar sampel, semakin besar varian. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan Uji White. Uji White ini dilakukan dengan membandingkan χ2 hitung dengan χ2 tabel, apabila χ2 hitung χ2 tabel berarti hipotesis yang commit to user 46 mengatakan bahwa terjadi masalah heteroskedastisitas diterima, dan sebaliknya apabila χ2 hitung χ2 tabel maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi masalah heteroskedastisitas ditolak artinya tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model yang sedang diestimasi. c. Uji Autokorelasi Adalah keadaan dimana faktor-faktor pengganggu yang satu dengan yang lain saling berhubungan, pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson DW, yaitu dengan cara membandingkan antara DW statistik d dengan dL dan dU, jika DW statistik berada diantara dU dan 4- dU maka tidak ada autokorelasi. Autokorelasi positif Daerah keragu- raguan Tidak ada autokorelasi Daerah Keragu- raguan Autokorelasi negatif 0 dl du 4-du 4-dl 4 Gambar 3.3 Statistik d Durbin Watson Sumber: Gujarati 2003 Hipotesis yang digunakan adalah: - Jika 0ddl = Menolak Ho autokorelasi positif - Jika dlddu = Daerah keragu-raguan; pengujian tidak meyakinkan - Jika dud4-du = Menerima Ho tidak ada autokorelasi - Jika 4-dud4-dl = Daerah keragu-raguan; pengujian tidak meyakinkan - Jika 4-dld4 = Menolak Ho autokorelasi negatif commit to user 47

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripisi Daerah Penelitian 1. Keadaan Wilayah

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, dan laut jawa di sebelah utara. Letaknya antara 5 ° 40 dan 8°30 Lintang Selatan dan antara 108°30 dan 111°30 Bujur Timur termasuk Pulau Karimun Jawa. Jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke Selatan 226 Km tidak termasuk Pulau Karimun Jawa. Secara administratif Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 kecamatan dan 8.490 desakelurahan. Luas wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah 32.548 km 2 atau sekitar 25,04 dari luas Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Karimun jawa di laut jawa, serta Pulau Nusakambangan di sebelah selatan dekat dengan perbatasan Jawa Barat. Luas yang ada terdiri dari 991 ribu hektar 30,45 persen lahan sawah dan 2,26 juta hektar 69,55 persen bukan lahan sawah. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, luas lahan sawah tahun 2008 turun sebesar 0,02 persen, sebaliknya luas bukan lahan 47

Dokumen yang terkait

PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015

0 5 155

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH TAHUN Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah Tahun 2012-2014.

0 3 13

PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH TAHUN Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah Tahun 2012-2014.

0 5 14

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK JAWA TENGAH Analisis Keterkaitan Antara Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Penduduk Jawa Tengah Tahun 2011.

0 1 12

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH PENDUDUK JAWA TENGAH Analisis Keterkaitan Antara Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Penduduk Jawa Tengah Tahun 2011.

0 1 13

PENGARUH INVESTASI DAN JUMLAH PENDUDUK YANG BEKERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT PERIODE TAHUN 1990-2005.

0 1 6

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN DAN PDRB TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KAB/KOTA JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010.

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010

0 0 16

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN DAN PDRB TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABKOTA JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010

0 0 14

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2008-2015

0 0 22