A. Identifikasi Variabel Penelitian B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian C. Metode Pengambilan Sampel

39

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel. Pembahasan dalam metodelogi penelitian meliputi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, dan metode analisis Hadi, 2000.

III. A. Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel penelitian digunakan untuk menguji hipotesa penelitian. Variabel – variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah : a. Variabel Bebas : Persepsi siswa terhadap karakteristik guru bimbingan dan konseling b. Variabel Tergantung : Self disclosure pada siswa

III. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Defenisi operasional dari variabel penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Persepsi siswa terhadap karakteristik guru bimbingan dan konseling adalah pemahaman siswa terhadap karakteristik guru bimbingan dan konseling dari beberapa aspek – aspek, antara lain ; empati, respek, keaslian, kekongkretan, konfrontasi, membuka diri, kesanggupan, kesiapan, dan aktualisasi diri. Data tentang persepsi siswa terhadap karakteristik guru bimbingan dan konseling ini diperoleh melalui skala persepsi siswa Universitas Sumatera Utara 40 terhadap karakteristik guru bimbingan dan konseling. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek dalam skala persepsi siswa terhadap karakteristik guru bimbingan dan konseling maka semakin tinggi persepsi siswa terhadap karakteristik guru bimbingan dan konseling, dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek maka semakin rendah pula persepsi siswa terhadap karakteristik guru bimbingan dan konseling. 2. Self disclosure adalah bentuk komunikasi interpersonal yang didalamnya terdapat pengungkapan ide, perasaan, fantasi, informasi mengenai diri sendiri yang bersifat rahasia dan belum pernah diungkapkan kepada orang lain secara jujur. Data tentang self disclosure pada siswa ini diperoleh melalui skala self disclosure. Semakin tinggi skor yang dicapai subjek berarti semakin tinggi self disclosure yang dihadapinya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang dicapai subjek berarti semakin rendah self disclosure yang dihadapinya.

III. C. Metode Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini, populasi yang akan digunakan adalah keseluruhan siswa – siswi SMP Negeri 31 Medan. Dalam sebuah penelitian, jika kita hanya meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau waktu dari populasi yang akan diteliti. Penelitian sampel dilakukan untuk memperoleh kemudahan – kemudahan dari segi pelaksanaan, biaya , waktu dan tenaga. Penelitian sampel dilakukan adalah untuk menggeneralisasikan sampel, yaitu untuk menggangkat kesimpulan penelitian sampel sebagai sesuatu yang Universitas Sumatera Utara 41 berlaku bagi populasi Arikunto,1996. Menurut Hadi 2000 populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Survey sampel adalah suatu prosedur yang mana hanya sebagian dari populasi yang digunakan untuk menentukan sifat – sifat serta ciri – ciri yang dikendalikan dari populasi. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk yang sedikitnya memiliki satu sifat yang sama sebagai karakteristik. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling. Hal ini didasarkan atas pendapat Hadi 2000 yang mengemukakan bahwa purposive sampling ,yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri – ciri atau sifat – sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut-paut yang erat dengan ciri – ciri atau sifat – sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 31 Medan yang duduk di kelas VII dan VIII.

III. D. Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEMANDIRIAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Layanan Bimbingan Konseling Dengan Kemandirian Belajar Pada Siswa.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEMANDIRIAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Layanan Bimbingan Konseling Dengan Kemandirian Belajar Pada Siswa.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DENGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MINAT BERKONSULTASI SISWA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MINAT BERKONSULTASI SISWA.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MINAT BERKONSULTASI SISWA Hubunagn Antara Persepsi Terhadap Fungsi Bimbingan dan Konseling dengan Minat Berkonsultasi Siswa.

0 1 15

SELF DISCLOSURE SISWA SMP DENGAN GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) (Studi Kasus Deskriptif Kualitatif Tingkat Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa SMP dengan Guru Bimbingan Konseling serta Teknik Meningkatkan Self Disclosure di SMPK St. Stanislaus II Sura

1 6 113

HUBUNGAN ANTARA SELF - DISCLOSURE DENGAN STRES PADA REMAJA SISWA SMP NEGERI 8 SURAKARTA.

1 13 16

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KARAKTERISTIK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN SELF DISCLOSURE SISWA SMP NEGERI 2 BABAT.

1 4 95

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan Antara Self-Disclosure Dengan Stres Pada Remaja Siswa Smp Negeri 8 Surakarta

0 0 10

SELF DISCLOSURE SISWA SMP DENGAN GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) (Studi Kasus Deskriptif Kualitatif Tingkat Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa SMP dengan Guru Bimbingan Konseling serta Teknik Meningkatkan Self Disclosure di SMPK St. Stanislaus II Sura

0 0 21