Gingivitis Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Indeks OHI-S = Indeks Debris + Indeks Kalkulus Indeks Oral Hygiene rata-rata = Diperiksa yang Anak Jumlah S - OHI Jumlah Tingkat kebersihan mulut secara klinis pada OHI-S dikategorikan baik jika Indeks OHI-S: 0,0 - 1,2 , sedang: 1,3 – 3,0 dan buruk 3,1 – 6,0.

2.3.3. Gingivitis

Gingivitis merupakan sebuah proses peradangan yang terbatas pada jaringan epitel mukosa disekitar bagian servikal gigi. Gingivitis merupakan peradangan gusi yang paling sering tejadi dan merupakan respons inflamasi yang belum merusak jaringan pendukung. Gingivitis mengalami perubahan warna gusi mulai dari kemerahan sampai pada merah kebiruan sesuai dengan bertambahnya proses peradangan yang terus menerus. Rasa sakit atau nyeri jarang dirasakan, sehingga hal ini menjadi alasan utama gingivitis kronis kurang mendapat perhatian. Tanda-tanda dan gejala gingivitis secara umum meliputi: gusi bengkak, gusi lunak, mudah terluka dan mudah berdarah ketika disikat Manson dan Eley, 1993. Tingkat derajat gingivitis yang terjadi pada anak sekolah dasar dapat diukur dengan menggunakan Index Gingiva Ramfjord, 1959. Pemeriksaan dilakukan pada 6 gigi yang sudah ditentukan pada permukaan bukal, labial lingual. 6 1 4 4 1 6 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Kriteria Gingiva Skor Kriteria 1 2 3 Normal Mild Gingivitis Moderate Gingivitis Severe Gingivitis tidak ada peradangan gingiva ringan, tetapi tidak meluas mengelilingi gigi gingivitis sedang, dan gingivitis meluas melingkari gigi Gingivitis parah, ditandai dengan kemerahan, kemungkinan telah ada pendararhan spontan dan ulcerasi diperiksa yang gigi jumlah gigi tiap gingival indeks jumlah gingival Indeks = Kriteria keparahan inflamasi gingival secara klinis digolongkan atas gingivitis ringan: 0,0 – 1,0; gingivitis sedang: 1,1 – 2,0 dan gingivitis parah: 2,1 – 3,0 2.4. Landasan Teori Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan, khususnya anak usia sekolah dasar. Usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia tersebut. Rasa sakit pada gigi dan mulut jelas menurunkan selera makan mereka. Dampak lainnya, kemampuan belajar mereka pun turun sehingga berpengaruh pada prestasi belajar. Menurut Blumm derajat kesehatan sehat-sakit seseorang sangat dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: lingkungan, kelengkapan fasilitas kesehatan, perilaku dan genetika. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang sudah maju, Blumm menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan, Universitas Sumatera Utara disusul oleh perilaku dan keturunan. Perilaku yang terbentuk dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor internal umur, pendidikan, jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan berbagai faktor lainnya dan faktor eksternal budaya, nilai-nilai, sosial, politik. Faktor internal sering disebut sebagai karakteristik personal. Hal ini membuktikan bahwa karakteristik personal sangat berpengaruh terhadap sehat sakitnya seseorang Notoatmodjo, 2005 Menurut Davies 1984, perilaku anak sangat dipengaruhi oleh perilaku ibunya. Oleh sebab itu, ibu berperan dalam menentukan perilaku anak. Hal ini menjadi dasar keyakinan para ahli bahwa tingginya angka penyakit gigi pada anak SD sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, khususnya ibu. Hal ini disebabkan oleh tingkat ketergantungan anak yang sangat tinggi terhadap orang tua. Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan gigi baik, maka dapat dilihat bahwa status kesehatan gigi dan mulut anaknya akan baik. Semakin baik perilaku seorang ibu, maka akan semakin baik pula derajat kesehatan anaknya. Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan gigi baik, maka dapat diprediksi bahwa status kesehatan gigi anaknya akan baik. Perilaku ibu itu sendiri dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu internal umur, pendidikan, nilai, budaya, pendapatan dan eksternal lingkungan sosial, ekonomi, politik. Peran serta orang tua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Perilaku orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak Ambarwati, 2010. Universitas Sumatera Utara Beberapa cara menjaga kebersihan mulut yang dapat dilakukan ibu terhadap kesehatan gigi anaknya, yaitu: membantu menyikat gigi anak pada waktu balita, mengajari anak cara menyikat gigi sejak balita, mengawasi lamanya menyikat gigi sampai sekarang, menyediakan sikat gigi sesuai ukuran dan umur anak, mengganti sikat gigi anak tiga bulan sekali atau apabila bulu sikat gigi sudah melebarrusak, menyediakan pasta gigi yang mengandung fluor, memberi ukuran pasta gigi yang sesuai. Mengawasi jenis jajanan yang lengket dan manis, berkumur setelah makan makanan yang manis atau minum air putih, memeriksa gigi anak satu bulan sekali sejak usia 2 tahun untuk menemukan adanya lubang, karang gigi, gigi berlapis goyang, membawa anak ke dokter gigi 6 bulan sekali, melakukan penambalan gigi, pencabutan gigi, dan pembersihan karang gigi Panjaitan, 1997: Pintauli Hamada, 2008.

2.5. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Perbedaan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan Pengalaman Karies Pada Siswa Pendidikan Formal (Sdit Alif) Dan Nonformal (Sd Yayasan Amal Shaleh) Di Kecamatan Medan Polonia

1 48 71

Pengetahuan dan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu Anak Stella Maris Medan

13 188 57

Hubungan Perilaku Lansia Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Tahun 2004

0 38 79

Peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1 Medan

28 161 70

Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Status Karies Dan Ohis Pada Anak SMP

6 126 74

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Pengalaman Karies Dan Indeks Oral Higiene Pada Murid SMP

17 120 82

Perilaku kebersihan gigi dan perbedaan status oral higiene murid kelas V SD di daerah rural Kecamatan Pantai Cermin dan daerah urban Kecamatan Medan Barat.

3 71 67

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid

0 75 1

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid SMU Di Kabupaten Langkat Tahun 2004

4 82 135

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN BERGULA DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN BERGULA DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA MRANGG

0 5 16