Domain Perilaku Karakteristik Personal

individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respons ini dapat bersifat pasif tanpa tindakan: berfikir, berpendapat, bersikap maupun aktif melakukan tindakan. Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan, sikap dan tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan Notoatmodjo, 2005 Menurut Notoatmodjo, semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu kepada Blumm. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang sudah maju, Blumm menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan, disusul oleh perilaku dan keturunan. Ahli lain, Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau sangat dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yakni: faktor-faktor predisposisi predisposing factors, faktor–faktor yang mendukung enabling factors dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong reinforcing factors.

2.2.1. Domain Perilaku

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut. Ini selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap si subjek terhadap objek yang diketahui. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respons lebih jauh Universitas Sumatera Utara lagi, yaitu berupa tindakan action terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian, di dalam kenyataan stimulus yang diterima subjek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa mengetahui terlebih dahulu makna stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan practice seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap. Tindakan atau praktek adalah respons atau reaksi kongkret seseorang terhadap stimulus atau objek. Penyebab seseorang berperilaku kesehatan atau tidak berperilaku kesehatan ada empat yaitu: 1 Pikiran dan perasaan dalam bentuk pengetahuan, perpeksi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap kesehatan. 2 Perilaku kesehatan dari orang lain yang menjadi panutan cenderung akan dicontoh. 3 Sumber daya yang mencakup fasilitas kesehatan, uang, waktu, tenaga, jarak ke fasilitas kesehatan akan berpengaruh positif maupun negatif terhadap perilaku seseorang. 4 Kebudayaan yang terbentuk dalam jangka waktu lama sebagai akibat kehidupan masyarakat bersama, akan berubah baik secara cepat maupun lambat sesuai dengan dinamika masyarakat Budiharto, 2010. Selain teori perilaku yang dikemukakan oleh Blumm, juga dikenal teori perilaku yang dikemukakan oleh Rosenstock 1974 yaitu teori Health Belief Model. Teori ini mengemukakan bahwa kepercayaan seseorang terhadap kerentanan dirinya dari suatu penyakit dan potensi penyakit, akan menjadi dasar seseorang melakukan tindakan untuk pencegahan atau pengobatan terhadap penyakit tersebut Budiharto, 2010 Universitas Sumatera Utara Beberapa teori perilaku yang dikemukakan tersebut secara umum dapat diamati pada orang dewasa. Hal ini akan berbeda jika melihat perilaku pada anak- anak. Menurut Davies 1984, perilaku anak sangat dipengaruhi oleh perilaku ibunya. Oleh sebab itu, ibu berperan dalam menentukan perilaku anak. Hal ini menjadi dasar keyakinan para ahli bahwa tingginya angka penyakit gigi pada anak SD sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, khususnya ibu. Hal ini disebabkan oleh tingkat ketergantungan anak yang sangat tinggi terhadap orang tua. Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan gigi baik, maka dapat dilihat bahwa status kesehatan gigi dan mulut anaknya akan baik Ambarwati, 2010. Orang tua adalah tokoh panutan anak-anak, oleh karena itu diharapkan agar orang tua dapat menjadi teladan, sehingga anak yang belum bersekolahpun sudah mau dan mampu untuk menyikat gigi dengan baik dan teratur melalui model yang ditiru dari orang tua atau ibunya Maulani Enterprise, 2005. Berdasarkan hasil penelitian Pamurnasih 2008 tentang perilaku ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah di wilayah Puskesmas Kedung Mundu Kota Semarang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap dan praktik ibu dengan status kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah. Demikian juga dengan hasil penelitian Ariningrum, R. dan Indriasih, E. 2006 menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang karies gigi dengan indeks DMF-T anak kelas VI di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Tindakan Pemeliharan Kesehatan Gigi dan Mulut

Dokumen yang terkait

Perbedaan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan Pengalaman Karies Pada Siswa Pendidikan Formal (Sdit Alif) Dan Nonformal (Sd Yayasan Amal Shaleh) Di Kecamatan Medan Polonia

1 48 71

Pengetahuan dan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu Anak Stella Maris Medan

13 188 57

Hubungan Perilaku Lansia Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Tahun 2004

0 38 79

Peran orangtua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan status kesehatan gigi dan mulut anak kelas II SD St. Yoseph 1 Medan

28 161 70

Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Status Karies Dan Ohis Pada Anak SMP

6 126 74

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Pengalaman Karies Dan Indeks Oral Higiene Pada Murid SMP

17 120 82

Perilaku kebersihan gigi dan perbedaan status oral higiene murid kelas V SD di daerah rural Kecamatan Pantai Cermin dan daerah urban Kecamatan Medan Barat.

3 71 67

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid

0 75 1

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid SMU Di Kabupaten Langkat Tahun 2004

4 82 135

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN BERGULA DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN BERGULA DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA MRANGG

0 5 16