Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Risiko (Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

(1)

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO

(Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Rifqi Rif’an Fauzi NIM: 1112082000056

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO

(Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Rifqi Rif’an Fauzi NIM: 1112082000056

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM Putriesti Mandasari Sp, M.Si NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19840608 201101 2 010

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 7 Agustus 2012 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi 2. NIM : 1112082000056 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi :“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko ( Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Agustus 2012

1. Herni Ali HT. SE., MM ( _____________________ )

NIDN. 0422125902 Ketua

2. Rahmawati, SE., MM ( _____________________ ) NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris

3. Erika Amelia, SE., M.Si. ( _____________________ ) NIP. 19771109 2009 12 2 003 Penguji Ahli


(4)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rifqi Rif’an Fauzi

No. Induk Mahasiswa : 1112082000056

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 27 November 2015 Yang Menyatakan,


(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 22 Maret 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi

2. NIM : 1112082000056

3. Jurusan : Akuntansi

4.

Judul Skripsi :“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko ( Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Maret 2016

1. Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA ( _____________________ ) NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua

2. Putriesti Mandasari,SP.,M.Si. ( _____________________ ) NIP. 19840608 201101 2 010 Sekretaris

3. Dr, Yahya Hamja, MM ( _____________________ )

NIP. 19490602 197803 1 001 Pembimbing I

4. Putriesti Mandasari, SP., M.Si. ( _____________________ )

NIP. 19840608 201101 2 010 Pembimbing II

5. Dr. Rini.,Ak.,CA. ( _____________________ ) NIP. 19760315 200501 2 002 Penguji Ahli


(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 13 Januari 1993

3. Alamat : Dsn Panjen, Ds Cengkok, Kec Ngronggot, Kab Nganjuk, Jawa Timur. Kode Pos 64395

4. Telepon : 089602498495

5. Email : rifqirifanfauzi@rocketmail.com rifqirifanfauzi44@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. MIN Nanggungan Prambon Nganjuk Tahun 2001-2006 2. MTsN Tanjung Tani Prambon Nganjuk Tahun 2006-2009 3. SMA Darul ‘Ulum 2 Unggulan BPPT RSBI Jombang Tahun 2009-2012 4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Koordiantor Tim Soal SSO (Science and Social Olimpyads) X SMA Darul Ulum 2, Event Nasional (2010)

2. Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Ponpes Darul Ulum (IKAPPDAR) Jombang (2010-2011)


(7)

vii

4. Ketua Asrama Ponpes AL-Ghozali Darul Ulum Jombang (2010-2011) 5. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai

Departemen Kemahasiswaan (2013-2014)

6. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai Koordinator Kemahasiswaan (2014-2015)

7. President Bidikmisi UIN Jakarta (2014 – 2015)

8. Sekretaris Jendral Lingkar Bidikmisi Nasional (LINKDIKSI) PTAIN (2015-2016)

9. Ketua Ikatan Mahasiswa Darul Ulum Jabodetabek (2015-2016)

10. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai Ketua Umum (2015-2016)

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Samsul Hadi

Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 25 Januari 1965

2. Ibu : Khusnul Kotimah

Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 23 Maret 1970

3. Alamat : Dsn Panjen, Ds Cengkok, Kec Ngronggot, Kab Nganjuk, Jawa Timur. Kode Pos 64395


(8)

viii

MOTTO dan PERSEMBAHAN

ا يأٓ ي

ني لٱ

يف ْاوحسفت ۡمكل ليق اذإ ْا ٓونماء

سل ج ۡلٱ

ف

ْاوحسۡفٱ

حسۡفي

ّٱ

ۖۡمكل

ليق اذإ

ْا زشنٱ

ف

ْا زشنٱ

عف ۡري

ّٱ

ني لٱ

ۡمكنم ْاونماء

ني لٱ

ْاوت أ

مۡلعۡلٱ

ۚ ت ج د

ّٱ

ٞريبخ ول ۡعت ا ب

١١

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S Al – Mujadallah : 11)

Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk :

Allah SWT

Kedua Orang Tuaku

Adikku Tersayang

Adinda Siti Mamluatus Sa’adah


(9)

ix

THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE AND FIRM CHARACTERISTIC AGAINST RISK DISCLOSURE

ABSTRACT

This research aimed to get empirical evidence about the influence of corporate governance (public ownership structure, board size of comissioner) and firm characteristic (profitability level, firm size) against

Risk Disclosure at the company’s annual report.

This research uses purposive sampling in sample selection. The sample in this research are 34 of 50 property and real estate firms which are listed in IDX (Indonesian Stock Excange) from 2010 until 2014. Stakeholder theory and agency theory are used to explain the relation beetwen variables. Risk disclosure in this research using content analysis is based upon on identifying sentences risk disclosure in the annual report. The Statistical method used to examine hypothesis is multiple linear regression analysis.

The result of this research find that firm size influence the risk disclosure, while public ownership structure, board size of commisioer and profitability level does not influence act of risk disclosure. This research is able to provide knowledge for investors to determine the factors that influence the company’s risk disclosure.

Keywords : Risk, Risk disclosure, risk management, corporate governance, characteristic of firm, stakeholder theory and agency theory.


(10)

x

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh corporate governance (struktur kepemilikan saham publik, ukuran dewan komisaris) dan karakteristik perusahaan (profitabilitas, ukuran perusahaan) terhadap pengungkapan risiko pada laporan tahunan perusahaan.

Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam melakukan pemilihan sampel. Sebanyak 34 dari 50 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2010 sampai 2014 dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Teori stakeholder dan agency theory digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Pengungkapan risiko dalam penelitian ini menggunakan content analysis didasarkan pada pengindentifikasian kalimat-kalimat pengungkapan risiko dalam laporan tahunan. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menemukan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko perusahaan, sedangkan struktur kepemilikan saham publik, ukuran dewan komisaris dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko. Penelitian ini mampu memberikan pengetahuan bagi para investor untuk mengetahui pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan risiko.

Kata kunci : Risiko, pengungkapan risiko, manajemen risiko, corporate governance, karakteristik perusahaan, teori stakeholder dan agency theory.


(11)

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO ”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, Nabi Muhammad SAW yang menjadi inspirasi dalam perjalanan hidup ini.

2. Kedua orang tua saya, Samsul Hadi dan Khusnul Kotimah tersayang yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis. You Are every Thing, Love You.

3. Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus untuk Adik ku Hasna Fauziana semoga bisa meraih apa seperti yang Mas mu ini raih.

4. Spesial Thanks to Adinda Siti Mamluatus Sa’adah terimakasih atas dukungannya selama ini. Terimakasih telah menemani perjalanan hidup selama ini.

5. Keluarga Besar di Nganjuk, Alm. Pak Sapuan, dan Mak Ngariyah, serta Pak Poh No dan Bek Rom.

6. Keluarga Besar di Banyuwangi, Pak Lasemo, Mak Tarmijah, Mas Ari dan Mbak Mila, Mbak Tim dan Mas Nani, Mbak Is dan Mas Fran, Mbak Iin dan Mas ardi dan semua sepupu-sepupuku yang imut-imut.

7. Keluarga Besar di Jakarta, Mbak Rom dan Mas Anas, Mbak Um dan Mas

Su’ud, Mbak Ut dan Mas Baha, terimakasih sudah membimbingku untuk


(12)

xii

8. Teruntuk Kyai dan Pendiri Ponpes Darul Ulum Jombang atas doa dan ilmunya yang telah diberikan kepada saya. Teruntuk Bu Nurul Alfiyah, SE, Mpd dan Pak Budi, SPd, berkat bimbingan dan arahan beliau lah saya mampu menyelesaikan progam Sarjana Akuntansi.

9. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

12. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.

13. Ibu Putriesti Mandasari, Sp, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat di Nganjuk temen seperjuangan SUPER 8, Rukhi, Zusna,

Septi, Beti, Anwar, Uma, Imro’ dan Alm Faizin.

15. Sahabat-sahabat Fosil PMII Komfeis yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Makasih banyak bimbingan dan pengalamannya.

16. Angkatan 2012 Seperjuangan di PMII sahabat Sekum Jaty, Bendum Bram, Rahmi, kak Ve, Hakim, Ajay, Sofyan, Adit Kiting, Bama, Dimas, Galih, Komeng, Irvan, Ichi, Ncang Amir, Bani, Adit ndut, Nida, Tuti, Lulu, Elsa, Tomi, Albab, Ari, Rafi, Hafizah, dan semuanya maaf kalo ada kelewat.. See You on Top Gaes.

17. Sahabat-Sahabat ade kelas yang rese, boy Hilyatun, Barjun, Botel, Zekha, Yoga, Alfi, Pay, Ayu, Yuni, Ali, Dhanti, BA, Rizki jamed, Tias, Puspa, Zuhdi semoga cepet nyusul yaa,,,,

18. Ade-ade Akuntansi Ema, Dio, Fifi, Liana, Riana, Najah, Fatin, Bambang, Pepi, Risda, Pratiwi, Dwi, Andyn, dan semuanya Akuntansi Juara!!!!!


(13)

xiii

19. Akuntansi 2012 kelas B, Galih, Dita, Yudhi, Kia, Fadil, Mayeda, Fajar, Diena, Jian, Randi, Dara, Ida, Fitri, Farid, Hery, Ilman, Seren, Dwi, Rita, Latul, Vivi, Annisa, dan Rifai, terimakasih atas waktunya selama ini, atas kekompakan kelas kita, see you on top gaes.., .

20. Keluarga besar akuntansi 2012 Kalian yang terbaik dan kita buktikan kualitas Alumni akuntansi UIN Syarif Hidayatullah..

21. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 22 Maret 2016


(14)

xiv DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Motto dan Persembahan ... viii

Abstract ... ix

Abstrak ... x

Kata Pengantar ... xi

Daftar Isi ... xiv

Daftar Tabel ... ..xviii

Daftar Gambar ... ....xix

Daftar Lampiran ... .. xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 15

1. Tujuan Penelitian ... 15


(15)

xv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17

A. Tinjauan Literatur ... 17

1. Teori Agency ... 17

2. Teori Stakeholder ... 21

3. Laporan Keuangan ... 24

4. Manajemen Risiko ... 34

5. Pengungkapan Risiko ... 37

6. Corporate Governance ... 43

6.1 Struktur Kepemilikan Publik ... 43

6.2 Ukuran Dewan Komisaris... 44

7. Profitabilitas ... 45

8. Ukuran Perusahaan ... 46

B. Hipotesis dan Keterkaitan Antar Variabel ... 47

1. Struktur Kepemilikan dengan Pengungkapan Risiko ... 47

2. Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan Risiko 48 3. Profitabilitas dengan Pengungkapan Risiko ... 49

4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Risiko ... 51

C. Penelitian Terdahulu ... 53

D. Kerangka Pemikiran ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 58

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 58

B. Metode Penentuan Sampel ... 58


(16)

xvi

D. Metode Pengumpulan Data ... 60

E. Operasionalisasi Variabel ... 51

1. Variabel Dependen ... 60

a. Struktur Kepemilikan Publik (X1) ... 60

b. Ukuran Dewan Komisaris (X2) ... 61

c. Profitabilias (X3) ... 61

d. Ukuran Perusahaan ... 62

2. Variabel Independen ... 62

F. Metode Analisis Data ... 64

1. Statistik Deskriptif ... 64

2. Uji Asumsi Klasik ... 65

3. Uji Hipotesis ... 68

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ... 71

B. Deskriptif Statistik Data Penelitian ... 72

C. Uji Asumsi Klasik ... 74

1. Hasil Uji Normalitas ... 74

2. Hasil Uji Multikolinieritas ... 76

3. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 78

4. Hasil Uji Autokorelasi ... 80

D. Koefisien Determinasi ... 82

E. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 83


(17)

xvii

2. Hasil Uji t ... 84

3. Hasil Persamaan Regresi ... 89

BAB V PENUTUP ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

C. Kontribusi Penelitian ... 94

D. Keterbatasan Penelitian ... 94

Daftar Pustaka ... 95


(18)

xviii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan ` Halaman

2.1 Peraturan Pengungkapan Risiko di Dunia ... 39

2.2 Peruaturan Pengungkapan Risiko di Indonesia ... 41

2.3 Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya ... 54

3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel ... 63

4.1 Data Sampel Penelitian ... 71

4.2 Hasil Uji Data Deskripsi Variabel Dependen dan Independen .. 72

4.3 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 76

4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 77

4.5 Hasil Uji Rank Spearman ... 79

4.6 Hasil Uji Durbin Watson ... 80

4.7 Tabel Durbin Watson ... 81

4.8 Hasil Uji Run T Test... 82

4.9 Hasil Uji Koefisisen Determinasi ... 82

4.10 Hasil Uji F ... 83

4.11 Hasil Uji t ... 85


(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 57

4.1 Grafik Histogram ………... 74

4.2 Grafik Normal P Plot ... 75


(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Daftar Purposive Sampling ... 100

2 Daftar Sampel Penelitian ... 104

3 Tabel Pengungkapan Risiko ... 105

4 Hasil Input Data ... 111


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kebutuhan akan sektor property dan real estate lainnya juga mengalami kenaikan. Selain itu, harga tanah tidaklah ditentukan oleh pasar, tetapi oleh orang yang memiliki tanah. Akhir-akhir ini property dan real estate tumbuh dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembangunan rumah dan toko (ruko), apartemen, pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, dan perumahan.

Maraknya pembangunan ini menandakan bahwa terdapat pasar yang cukup besar bagi sektor property dan real estate di Indonesia. Hal ini merupakan informasi yang positif bagi para investor, yang kemudian meresponnya dengan membeli saham perusahaan property dan real estate di pasar modal.

Terlepas semakin pesatnya pertumbuhan pasar bisnis property dan real estate. Tentunya disana akan selalu ada Risiko. Semakin besar risiko semakin besar pula pengembalian yang diperoleh. Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya kejadian yang menyebabkan kerugian (Kountur, 2006). Namun, bagaimana reaksi perusahaan dalam menghadapi risiko yang ada merupakan suatu hal yang sangat penting.


(22)

2 Reaksi perusahaan terhadap risiko tersebut dapat berupa menghindari, mencegah, mengurangi, atau mengalihkan risiko ke pihak lain. Namun demikian, mengelola risiko merupakan salah satu cara yang baik dalam menghadapi risiko.

Menghadapi risiko yang ada, perusahaan harus memiliki kemampuan dalam mengelola risiko dengan baik agar mengurangi kerugian. Salah satu tindakan dalam mengelola risiko adalah melakukan manajemen risiko. Menurut Kountur (2006) manajemen risiko yang baik dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu diantaranya mencegah terjadinya risiko dan mengurangi akibat yang ditimbulkannya yaitu kerugian. Salah satu aspek penting dalam perusahaan yang melakukan manajemen risiko adalah pengungkapan risiko.

Pengungkapan risiko merupakan bagian dari perusahaan dalam melakukan manajemen risiko. Perubahan dalam lingkungan bisnis saat ini membuat perusahaan-perusahaan lebih mengandalkan pada instrumen-instrumen keuangan dan transaksi-transaksi internasional yang meningkatkan pentingnya pengungkapan risiko perusahaan, khususnya pada perusahaan-perusahaan non keuangan (Dobler, 2008). Perusahaan-perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari pengguna informasi akuntansi untuk mengungkapan informasi secara lebih mengenai risiko-risiko yang berbeda yang dihadapi dan keberlanjutan operasionalnya. Pengguna informasi akuntansi tersebut dalam hal ini adalah perusahaan, investor, kreditur dan lain-lain. Menurut ICAEW 1997, dalam Abraham dan Cox, 2007 informasi mengenai risiko dapat memberikan manfaat bagi pengguna informasi akuntansi. Bagi perusahaan, informasi mengenai risiko dapat membantu untuk mengelola perubahan, menurunkan biaya modal dan


(23)

3 pedoman mengenai alur bisnis di masa mendatang. Bagi investor, informasi mengenai risiko dapat membantu dalam menentukan profil risiko perusahaan, estimasi nilai pasar dan ketepatan perkiraan harga sekuritas. Selanjutnya, bagi kreditur, informasi mengenai risiko dapat membantu dalam menentukan keputusan kredit yang diberikan kepada perusahaan.

Menurut Solomon et al 2000. (dalam Elzahar dan Hussainey, 2012) menunjukkan permintaan yang kuat terhadap peningkatan pengungkapan risiko dari investor untuk meningkatkan keputusan investasi mereka. Pengungkapan risiko membantu investor dalam proses pengambilan keputusan investasi dengan mengevaluasi informasi yang diungkapkan oleh suatu perusahaan dalam halnya membangun tingkatan-tingkatan risiko yang dihadapinya. Selanjutnya, Cabedo dan Tirado (2004) menyatakan bahwa keputusan-keputusan investor tersebut akan diambil berdasarkan pertimbangan atas pengembalian yang diharapkan dan risiko. Pengungkapan risiko akan mendorong perusahaan untuk melakukan manajemen risiko yang baik, berikut dalam peningkatan terhadap akuntabilitas dari pertanggungjawaban manajemen (stewardship), perlindungan investor dan manfaat pelaporan keuangan (ICAEW, 1997 dalam Elzahar dan Hussainey, 2012). Hal ini akan membantu pengguna laporan keuangan untuk mengidentifikasi masalah (atau peluang) manajerial yang potensial dan menilai keefektifan dalam menghadapi isu-isu tersebut (Lajili dan Zeghal, 2005). Namun, di lain pihak, perusahaan juga memperoleh manfaat dari pengungkapan risiko yaitu dapat mengurangi kemungkinan mengalami kegagalan keuangan (Beretta dan Bozzolan, 2004).


(24)

4 Pengungkapan manajemen risiko di beberapa negara telah diteliti untuk mengetahui sejauh mana pengungkapan manajemen risiko. Penelitian yang dilakukan Lajili dan Zegal (2005) dengan memeriksa laporan tahunan perusahaan Kanada mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan hanya ada 82.46 % pengungkapan manajemen risiko, ditemukan pula bahwa risiko keuangan merupakan risiko yang paling sering diungkapkan oleh perusahaan dan yang termasuk diantaranya berkaitan dengan risiko dalam mata uang asing.

Penelitian yang dilakukan oleh Barreta dan Bonzzolan (2004) meneliti mengenai kualitas pengungkapan risiko di bursa efek Italia dengan menggunakan sampel 85 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Italia, di dalam penelitian ini di temukan bahwa perusahaan-perusahaan umumnya menghindari mengungkapkan dampak dari risiko bagi perusahaan dan juga pengaruh dari risiko bagi perusahaan baik berpengaruh secara positif maupun negatif. Penelitian lainnya oleh Linsley dan Shrives (2005) yang menemukan sebanyak 6168 jumlah kalimat pengungkapan risiko di perusahaan United Kingdom, penelitian ini mengungkapkan bahwa risiko keuangan adalah jenis yang paling sering ditemukan dalam sampel pengungkapan diikuti dengan risiko strategis dan risiko integritas. Penelitian yang dilakukan Amran et al (2009) meneliti mengenai pengungkapan manajemen risiko dalam annual report perusahaan di Malaysia, menemukan hubungan signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko.


(25)

5 Penelitian tentang pengungkapan manajemen risiko di Indonesia masih terbatas pada karakteristik pengungkapan risiko secara umum. Beberapa penelitian tentang pengungkapan risiko di Indonesia hanya membahas praktik pengungkapan secara umum seperti penelitian yang dilakukan oleh Retno Angraini (2006) yang melakukan penelitian tentang pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan, Anggraini menemukan variabel kepemilikan manajemen, financial leverage, biaya politis, profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan. Almilia dan Retrinasari (2007) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, Almilia menemukan rasio leverage, rasio likuiditas, dan ukuran perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan wajib berpengaruh signifikan terhadap karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Sudarmadji dan Sularto (2007) meneliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikkan perusahaan terhadap luas voluntary disclosure laporan tahunan perusahaan dan menemukan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikan perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan dengan luas voluntary disclosure.


(26)

6 Kurangnya penelitian mengenai pengungkapan manajemen risiko di Indonesia dan tingginya permintaan tentang pengungkapan manajemen risiko oleh investor dan pemegang saham membuat penelitian mengenai manajemen risiko ini menarik untuk diteliti di Indonesia. Pengungkapan manajemen risiko yang akan diteliti adalah pengungkapan risiko pada laporan tahunan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Amran et al (2009) dengan menggunakan objek sampel yang diambil perusahaan-perusahaan propery dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 mengakibatkan para investor dan kreditor berhati-hati dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan demi mengantisipasi risiko yang akan terjadi (Ginting, 2010). Sebelum melakukan investasi, investor akan menelaah secara teliti laporan keuangan yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan publik, investor akan menilai bagaimana manajemen perusahaan melakukan pengungkapan yang lebih luas mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam laporan keuangan untuk meyakinkan dirinya bahwa mereka mempercayakan dananya pada keputusan investasi yang tepat. Dasar pengambilan keputusan bagi para investor, kreditor dan pengguna informasi lainnya adalah informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dipercaya, relevan dan transparan (Rinny 2011).


(27)

7 Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (Stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Pengungkapan dalam laporan tahunan merupakan sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi (Susilo, 2008). Untuk itu dalam hal ini para investor dituntut untuk lebih kritis dalam menilai suatu laporan keuangan dan mengambil keputusan, karena kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan yang mengandung risiko dan ketidakpastian.

Pengungkapan (disclosure) didefinisi-kan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian optimal pasar modal secara efisien (Hendriksen, 1998). Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan (Suwardjono, 2005). Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Disclosure yang luas dibutuhkan oleh para pengguna informasi khususnya investor dan kreditor, namun tidak semua informasi perusahaan diungkapkan secara detail dan transparan.

Evans (2003) dalam Soewardjono (2005) mengidentifikasi tiga tingkat pengungkapan, yaitu memadai (adequate disclosure), wajar atau etis (fair or ethical disclosure), dan penuh (full disclosure). Tingkat ini mempunyai implikasi terhadap apa yang harus diungkapkan. Tingkat memadai (adequate disclosure) merupakan


(28)

8 tingkatan minimum yang harus dipenuhi agar laporan keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk pengambilan keputusan yang terarah. Tingkat wajar atau etis (fair or ethical disclosure) adalah tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang sama. Tingkat penuh (full disclosure) menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut dengan pengambilan keputusan yang terarah. Informasi yang penyajian rincian terlalu banyak justru akan mengaburkan informasi yang signifikan dan menimbulkan kontroversi, sehingga laporan keuangan menjadi sulit untuk dipahami, oleh karena itu pengungkapan yang tepat mengenai informasi yang penting bagi para investor dan pihak lainnya hendaknya bersifat cukup, wajar dan lengkap.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Diantaranya adalah tingkat likuiditas, tingkat leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, porsi saham public, operating profit margin, return on equity dan status modal perusahaan (Binsar dan Lusy, 2004). Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan. Karena dalam 2 tema tersebut mempunyai variabel - variabel yang tidak konsisten terhadap hasil penelitian terdahulu.


(29)

9 Pengungkapan risiko merupakan salah satu bentuk dalam penerapan mekanisme corporate governance. Corporate governance adalah seperangkat hubungan diantara manajemen, direksi, dewan komisaris, investor dan stakeholders yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (Choi dan Meek, 2011).

Pengungkapan risiko mendorong terwujudnya good corporate governance yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Good corporate governance dilakukan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan (Choi dan Meek, 2011). Perkembangan penelitian saat ini telah menimbulkan ketertarikan diantara para peneliti untuk meneliti praktik pengungkapan perusahaan di bidang pertanggungjawaban sosial dan lingkungan.

Karakteristik yang mungkin berpengaruh dan ditambahkan penelitian ini adalah tingkat profitabilitas, hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Aljifri dan Hussainey (2007) yang menemukan hubungan yang positif antara tingkat profitabilitas dengan luas pengungkapan informasi forward-looking dalam laporan tahunan perusahaan di UAE. Semakin tinggi profit margin maka akan semakin tinggi pengungkapannya (Almilia dan Retrinasari, 2007). Profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan kompensasi terhadap manajemen (Shingvi dan Desai, 1971 dalam Almilia dan Retrinasari). Selain Profitabilitas juga terdapat ukuran perusahaan.


(30)

10 Ukuran perusahaan disini diartikan secara harfiah, yaitu seberapa besar suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata aktiva. Ukuran perusahaan dipandang penting karena semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka “daya jual” sebuah perusahaan akan lebih baik. Para stakeholder akan menganggap perusahaan besar akan lebih tahan dari badai finansial. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki publik demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil (Irawan 2006). Karena para stakeholder mengharapkan pos-pos yang ada selengkap mungkin ditampilkan.

Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan, seperti banyaknya jumlah pegawai yang digunakan perusahaan untuk melakukan aktivitas operasi perusahaan, nilai penjualan/pendapatan yang diperoleh perusahaan dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Perusahaan besar yang mempunyai sumber daya yang besar akan melakukan pengungkapan yang lebih luas dan akan mampu membiayai penyediaaan informasi yang diperlukan pihak internal sekaligus untuk pihak eksternal. Sehingga tidak memerlukan tambahan biaya lagi untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas. Dengan demikian perusahaan besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah dari perusahaan kecil.

Pengaruh ukuran perusahaan dengan luas pengungkapan dijelaskan melalui hubungan agensi Jensen dan Meckling (1976). Dalam hubungan keagenan yang terjadi antara principle dan agency telah membebani manajer untuk mempertanggung jawabkan sumber daya yang dikelolanya. Semakin besar sumber


(31)

11 daya yang dikelola perusahaan, maka semakin besar pula aktivitas suatu usaha bisnis tersebut. Perusahaan yang berukuran besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak dibanding perusahaan kecil sebagai upaya mengurangi biaya keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Benardi, dkk 2009). Dalam penelitian ini digunakan total aktiva sebagai proksi ukuran perusahaan, karena nilai total aktiva yang disajikan secara historis dapat mencerminkan ukuran perusahaan, dan perusahaan besar seperti perusahan manufaktur akan mendapat lebih banyak perhatian dari investor.

Oliviera, et al (2011) menilai praktik pengungkapan risiko dalam laporan tahunan perusahaan di Portugal tahun 2005 pada sektor non keuangan. Oliviera, et al (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan, sensitivitas lingkungan dan leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko.

Sejalan dengan Abraham dan Cox (2007), jumlah komisaris independen juga berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko dalam penelitian yang dilakukan oleh Oliviera, et al (2011).

Penelitian sebelumnya yang kebanyakan berfokus pada laporan tahunan seperti penelitian yang dilakukan oleh Linsley dan Shrives (2006); Hassan (2009); Amran, et al (2009); menghasilkan temuan-temuan yang berbeda mengenai pengaruhnya terhadap pengungkapan risiko. Misalnya, pada penelitian Linsley dan Shrives (2006) menghasilkan hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dan tingkat risiko lingkungan dengan luas pengungkapan risiko. Berbeda dengan Linsley dan Shrives (2006), Hassan (2009) yang menguji karakteristik spesifik perusahaan, seperti ukuran perusahaan, jenis industri dan


(32)

12 tingkat risiko di UEA dengan tingkat pengungkapan risiko menemukan hubungan signifikan antara tingkat risiko dan jenis industri dengan pengungkapan risiko, namun tidak menemukan hubungan yang signifikan pada ukuran perusahaan. Sebaliknya, Amran, et al (2009) yang meneliti pengungkapan manajemen risiko dalam laporan tahunan perusahaan di Malaysia hanya ukuran perusahaan yang signifikan.

Penelitian mengenai pengungkapan risiko telah dilakukan oleh Taures (2011) yang meneliti karakteristik perusahaan pada laporan tahunan perusahaan nonkeuangan di Indonesia. Taures (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan dan jenis industri secara signifikan berhubungan dengan pengungkapan risiko. Selanjutnya, Anisa (2012) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko menemukan bahwa ukuran perusahaan dan tingkat leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan risiko. Hal ini berbeda dengan temuan yang dihasilkan oleh Taures (2011), dimana jenis industri signifikan terhadap pengungkapan risiko.

Taures (2011) dan Anisa (2012) merupakan penelitian yang mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Amran, et al (2009). Perbedaan penelitian dari kedua replikasi tersebut adalah salah satunya terletak pada penambahan dan atau pengurangan dari variabel penelitian dari Amran, et al (2009). Misalnya, Taures (2011) yang menambahkan variabel profitabilitas, sedangkan Anisa (2012) selain menambahkan variabel profitabilitas juga mengganti variabel diversifikasi produk dan diversifikasi pasar dengan variabel struktur kepemilikan publik.


(33)

13 Berdasarkan dari penelitian sebelumnya masih perlu diteliti lebih lanjut mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi Pengunkapan Risiko, mengingat masih minimnya pengungkapan risiko pada sebuah perusahan, disisi lain juga masih minimnya faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Risiko pada perusahaan property dan real estate. Terlebih lagi akhir - akhir ini semakin meningkatnya pasar bagi bisnis property dan real estate, yang juga menuntut pengungkapan risiko pada Laporan Tahunan perusahaan untuk mengurangi asymetri informasi perusahaan.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko”. Studi empiris pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.

Penelitian ini merupakan adaptasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dirk (2011). Mengenai “Investigating Pengungkapan Risiko Practices in the European Insurance Industry”. Adapun perbedaan dari penelitian ini dibandingkan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Variable independen

Penelitian sebelumnya menggunakan karakteristik perusahaan seperti ukuran perusahaan, risiko, profitability, stuktur kepemilikan, cross-listing, home country, dan type of insurance sold. Sedangkan penelitian ini dengan menambah Corprate Governance, dan meniadakan variable home country, cross-listing dan type of insurance sold.


(34)

14 Sample penelitian kali ini adalah perusahaan Property dan Real Estate sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dirk (2011) adalah perusahaan Asuransi.

3. Periode Penelitian

Periode Penelitian yang digunakan tahun sebelumnya lima tahun yaitu pada tahun tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti kali ini lima tahun yaitu pada tahun 2010 sampai dengan 2014.

B. Perumusan Masalah

Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh Corporate governance pada pengungkapan risiko, Corporate governance sendiri memakai 2 unsur sebagai proksi yaitu Struktur Kepemilkan Publik dan Ukuran Dewan Komisaris. Selain itu, Karakteristik perusahaan yang mungkin mempengaruhi praktik pengungkapan risiko di Indonesia antara lain, tingkat profitabilitas dan ukuran perusahaan, maka masalah-masalah di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Struktur Kepemilikan Publik perusahaan memiliki pengaruh terhadap Pengungkapan Risiko perusahaan?

2. Apakah Ukuran Dewan Komisaris memiliki pengaruh terhadap Pengungkapan Risiko perusahaan?

3. Apakah Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko perusahaan?

4. Apakah Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh dengan pengungkapan risiko perusahaan?


(35)

15 5. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai Struktur

Kepemilikan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan secara simultan memiliki pengaruh dengan pengungkapan risiko.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dari perumusan permasalahan di atas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh antara Struktur Kepemilikan Publik dengan pengungkapan risiko perusahaan.

2. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh antara Ukuran Dewan Komisaris, dengan pengungkapan risiko perusahaan.

3. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh antara tingkat Profitabiitas dengan pengungkapan risiko perusahaan. 4. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh

antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko perusahaan. 5. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai Struktur

Kepemilikan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan secara simultan memiliki pengaruh dengan pengungkapan risiko.


(36)

16 2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya bidang akuntansi. Selain itu penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan ide dan gagasan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan risiko

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor maupun kreditor untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit kepada perusahaan yang memiliki pelaporan risiko.

3. Bagi Manajemen Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang pengungkapan risiko untuk membantu memperbaiki praktik pengungkapan risiko di perusahaan.


(37)

17 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agency

Agency theory menjelaskan bahwa organisasi merupakan jaringan hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemilik, kreditur dan pihak lain (principal). Di dalam teori ini, agen diasumsikan sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan pribadi dan berusaha untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya. Manajer sebagai agen bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain manajer juga mempunyai kepentingan memaksimumkan kesejahteraan mereka sehingga ada kemungkinan besar agen tidak selalu bertindak demi kepentingan terbaik principal (Jensen dan Meckling,1976).

Agency Theory dibangun berdasarkan hubungan yang terjadi dalamhubungan keagenan (agency relationship). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency relationship sebagai

“a contract under which one or more persons (the principal(s))

engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the


(38)

18 Hubungan keagenan merupakan hubungan yang timbul dari adanyaperjanjian oleh satu orang atau lebih, dimana principal mengikat pihak lain (agen) untuk melaksanakan kegiatan demi kepentingan principal. Agen juga diberikan kewenangan oleh principal dalam hal pengambilan keputusan demi terpenuhinya kepentingan principal tersebut. Namun, hubungan ini tidak selamanya berjalan dengan baik. Ketidakselarasan ini tercipta karena adanya perbedaan kepentingan antara pihak principal yang menginginkan tingkat pengembalian atas investasi yang telah dilakukan (return on investment), sedangkan pihak manajemen ingin memaksimalkan kompensasi yang bisa diperoleh dari perusahaan sesuai dengan kontrak.

Dalam lingkup organisasi, teori keagenan menjelaskan munculnya ketidakseimbangan informasi (asimetri informasi) dan konflik kepentingan. Asimetri informasi adalah kondisi dimana pihak principal tidak memperoleh informasi yang sama banyak dengan informasi yang dimiliki oleh pihak agen. Kedua hal tersebut akan menimbulkan konflik yang disebut dengan agency problem. Dalam agency problem, dikenal adanya conflict of interest yang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu moral hazard dan adverse selection. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan tersebut adalah: 1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak


(39)

19 2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen didasarkan pada informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai kelalaian dalam tugas. Konflik ini membutuhkan agency cost untuk mengatasinya. Agency cost digunakan sebagai mekanisme monitoring dan bonding terhadap perilaku agent. Namun, keberadaan agency cost yang terlalu tinggi akan mengakibatkan perusahaan tidak bisa maksimal dalam efisiensi anggaran. Sehingga perlu dibentuk suatu mekanisme untuk menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang ada. Contoh dari mekanisme-mekanisme tersebut adalah pemberian insentif dan kompensasi yang menarik bagi manajemen yang memungkinkan berkurangnya konflik dan pemberlakuan peraturan-peraturan oleh dewan komisaris (Fama andJensen, 1983).

Teori keagenan dapat digunakan sebagai dasar pemahaman dalam praktik pengungkapan risiko. Manajer sebagai pihak agen, memiliki informasi perusahaan yang lebih banyak dan lebih akurat, dibandingkan dengan stakeholder. Informasi tersebut mencakup seluruh kondisi perusahaan, termasuk kondisi-kondisi yang mungkin akan dihadapi perusahaan di masa datang. Pemegang saham, kreditur dan stakeholder lainnya memerlukan informasi-informasi tersebut untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang akan dilakukan. Apabila terdapat asimetri informasi antara pihak agen dan principal,


(40)

20 maka keputusan yang diambil bias berdampak buruk dan merugikan berbagai pihak. Manajer seharusnya menjamin ketersediaan informasi yang relevan dan lengkap mengenai risiko yang dihadapi perusahaan, salah satunya dengan menggunakan mekanisme pengungkapan. Kesimpulannya, pengungkapan risiko yang baik akan mengurangi terjadinya asimetri informasi antara pihak agen dan principal (Belkoui 2000).

Dalam menjalankan perusahaan manajer juga dapat dimonitor oleh para pemegang saham. Tetapi pada kenyataannya tidak semua tindakan manajer dapat dimonitor oleh pemegang saham karena kompleknya aktifitas perusahaan serta semakin besarnya ukuran perusahaan. Menurut Slamet Haryono (2005) terdapat tiga macam biaya dalam teori agency yaitu :

1). Biaya monitoring yang dikeluarkan oleh principal untuk mengawasi aktifitas dan perilaku manajer antara lain membayar auditor untuk mengaudit laporan keuangan dan premi asuransi untuk melindungi assetperusahaan.

2). Biaya bonding yang ditanggung manajer untuk memberikan jaminan kepada pemilik bahwa manajer tidak melakukan tindakan yang merugikan perusahaan.

3). Residual loss adalah biaya yang ditanggung oleh principal untuk mempengaruhi keputusan manajer supaya meningkatkan kesejahteraan principal.


(41)

21 2. Teori Stakeholder

Dalam teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan tidak hanya beroperasi untuk pencapaian tujuannya saja tetapi harus memberikan manfaat bagi para stakeholdernya (lukviarman, 2005). Stakeholder yang dimaksud adalah pemegang saham, kreditur, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya yang ikut serta dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan kata lain kemakmuran suatu perusahaan sangat bergantung kepada dukungan dari para stakeholdernya.

Stakeholder merupakan pemangku kepentingan di dalam sebuah perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap pencapai tujuan suatu perusahaan. Menurut Clarkson (1994), terdapat dua golongan stakeholder yaitu stakeholder sukarela dan stakeholder non-sukarela. Stakeholder sukarela adalah suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis risiko karena mereka telah melakukan investasi di dalam suatu perusahaan, sedangkan stakeholder non-sukarela adalah suatu kelompok atau individu yang mengalami risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut. Dengan kata lain stakeholder adalah pihak yang mempengaruhi atau akan dipengaruhi oleh keputusan dan strategi perusahaan.


(42)

22 Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, dan untuk mendapatkan dukungan dari stakeholder perusahaan harus memberikan manfaat bagi para stakeholdernya. Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea (2001) adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholdernya dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholder, terutama stakeholder yang mempunyai kekuatan terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas produk perusahaan dan lain-lain (Chariri dan Ghozali, 2007). Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder perusahaan adalah dengan melaksanakan pengungkapan risiko.

Pengungkapan risiko oleh perusahaan sangat berguna bagi para stakeholder untuk pengambilan keputusan dalam menanamkan saham. Pengungkapan risiko juga merupakan salah satu cara perusahaan untuk berkomunikasi dengan para stakeholdernya. Melalui pengungkapan risiko, perusahaan dapat memberikan informasi khususnya informasi mengenai risiko yang terjadi di perusahaan. Dengan mengungkapkan informasi risiko secara lebih mendalam dan luas menunjukkan bahwa perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholder (Taures, 2011).


(43)

23 Menurut Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) (2002) tidak ada standar khusus yang mengatur tentang bagaimana pengukuran risiko yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih banyak dalam melakukan pengungkapan risiko di bandingkan perusahaan berskala kecil. Semakin banyak suatu perusahaan dalam mengungkapkan risiko yang dimilikinya maka semakin ia mempunyai kemampuan untuk menghindari risiko tersebut. Menurut Amran et al (2009) pengungkapan risiko perusahaan diantaranya:

1. Risiko keuangan merupakan risiko yang berkaitan dengan instrumen keuangan perusahaan seperti risiko pasar, kredit, likuiditas, serta tingkat bunga atas arus kas.

2. Risiko operasi merupakan risiko yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan, pengembangan produk, pencarian sumber daya, kegagalan produk, dan lingkungan.

3. Risiko kekuasaan merupakan risiko yang berkaitan dengan sumberdaya manusia dan kinerja para karyawan.

4. Risiko tekhnologi dan pengolahan informasi merupakan risiko yang berkaitan dengan akses, ketersediaan, dan infrastruktur tekhnologi dan informasi yang dimiliki perusahaan.

5. Risiko integritas merupakan risiko yang berkaitan dengan kecurangan manajemen dan karyawan, tindakan ilegal, dan reputasi.


(44)

24 6. Risiko strategi merupakan risiko yang berkaitan dengan pengamatan lingkungan, industri, portofolio bisnis, pesaing, peraturan, politik dan kekuasaan.

Semua informasi mengenai pengungkapan risiko dalam laporan tahunan perusahaan akan sangat membantu dan dibutuhkan stakeholders dalam pengambilan keputusan. Menurut Amran et al (2009), laporan tahunan yang dibuat oleh perusahaan diharapkan menunjukkan informasi yang berguna bagi para stakeholder dalam pengambilan keputusan.

3. Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas”.

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Laporan keuangan terdiri dari:

a. Laporan Laba Rugi Komprehensif 1) Definisi

Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan keuangan yang disajikan oleh suatu entitas mengenai seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode akuntansi (IAI, 2011).


(45)

25 Laporan laba rugi (income statement) adalah suatu laporan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam suatu periode akuntansi atau satu tahun. Secara umum laporan laba rugi terdiri dari dua unsur pendapatan dan unsur beban usaha. Pendapatan usaha dikurangi dengan beban usaha akan menghasilkan laba usaha (Rudianto, 2009).

Lebih lanjut menurut Rudianto (2009), pendapatan adalah kenaikan kekayaan perusahaan akibat penjualan produk perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normal. Beban usaha adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang digunakan di dalam usaha normal perusahaan dan bermanfaat pada suatu periode tertentu. Beban usaha terdiri dari berbagai beban yang berbeda antara satu perusahaan dengan yang lainnya: seperti beban gaji, beban transportasi, beban listrik dan telepon, dan sebagainya. Dalam Bazley dkk. (2010) dijelaskan:

An income statement is a financial statement that summarizes the

result of a company’s operations (i.e., net income) for a period

of time (generally a one-year or one-quarter accounting

period). A company’s operations (sometimes called the earning process) include its purchasing, producing, selling, delivering, servicing, and administrating activities.


(46)

26 Berdasarkan uraian di atas, laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang merangkum hasil operasi perusahaan untuk satu periode akuntansi. Yang termasuk di dalam laporan laba rugi antara lain: pembelian, produksi, penjualan, pelayanan, dan kegiatan pengadministrasian.

2) Pos-pos Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi komprehensif, sekurang-kurangnya mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama suatu periode (IAI, 2011: 01.29):

a) Pendapatan. b) Biaya keuangan.

c) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.

d) Beban pajak.

e) Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:

(i) Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan. (ii) Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui

dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan.


(47)

27 g) Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h)).

h) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. i) Total laba rugi komprehensif.

Menurut Bazley dkk. (2010:58-59), terdapat empat unsur di dalam laporan laba rugi, yaitu:

a) Revenue are inflows of assets of a company or settlement of its liabilities (or a combination of both) during a period from delivering or producing good, rendering services, or other

activities that are the company’s on going or major central

operations. Revenues increase the equity of a company. b) Expenses are outflows of assets of accompany or

incurrences of liabilities (or a combination of both) during a period from delivering or producing good, rendering services, or carrying out other activities that are the

company’s on going or major central operations. Expenses

decrease the equity of accompany.

c) Gains are increases in the equity of a company from peripheral or incidental transactions, and from all other events and circumstances during a period, except those that result from revenues or investments by owners.

d) Losses are decreases in the equity of company from peripheral or incidental transactions, and from all other events and circumstances during a period, except those that result from revenues or investments by owners.

b. Laporan Perubahan Ekuitas atau Laba Ditahan

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang menyajikan perubahan ekuitas yang menunjukkan total laba rugi komprehensif selama suatu periode, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui dan rekonsiliasi


(48)

28 antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan (IAI, 2011).

Menurut Wild dan Winston (2011) dijelaskan bahwa:

The statement of retained earnings explains changes in retained earnings from net income (or loss) and from any dividens. The statement of retained earnings reports information about how retained earnings changes over the reporting period. This statement shows beginning retained earnings, even that increase it (net income), and even that decrease it (dividens and net loss). Ending retained earnings is computed in this statement and is carried over and reported on the balance sheet.

Berdasarkan uraian tersebut, pernyataan laba ditahan merupakan perubahan laba ditahan yang berasal dari laba bersih/rugi dan dari dividen selama periode pelaporan. Akhir atau total dari laba ditahan dihitung dalam pernyataan ini dan dilaporkan pada neraca.

c. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Secara umum laporan posisi keuangan dibagi ke dalam 2 sisi, yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva. Sisi aktiva merupakan daftar kekayaan yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Sedangkan sisi pasiva merupakan sumber dari mana harta kekayaan tersebut diperoleh. Sumber kekayaan tersebut terdiri dari 2 kelompok besar, yaitu hutang dan modal. Karena itu jumlah aktiva dan pasiva harus selalu samadan seimbang (balance) (Rudianto, 2009). Sedangkan menurut Wild dan Winston (2011), balance sheet is


(49)

29

describes a company’s financial position (types and amounts of assets,

liabilities, and equity) at the point in time.

Informasi keuangan pada laporan posisi keuangan minimal berisi (IAI, 2009):

1) Aset tetap.

2) Properti investasi. 3) Aset tidak berwujud.

4) Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (5), (8) dan (9).

5) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas. 6) Aset biolojik.

7) Persediaan.

8) Piutang dagang dan piutang lainnya. 9) Kas dan setara kas.

10) Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58.

11) Utang dagang dan terutang lainnya. 12) Kewajiban diestimasi.

13) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (11) dan (12).


(50)

30 14) Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan

dalam PSAK 46.

15) Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46.

16) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58.

17) Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas.

18) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas (statement of cash flows) adalah suatu laporan yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan di dalam suatu periode akuntansi beserta sumber- sumbernya (Rudianto, 2009).

Sedangkan menurut Bazley (2010) dijelaskan:

A statement of cash flows is a financial statement that summarizes the cash inflows and outflows of a company for a period of time (generally one year or one quarter). There are three elements of statement of cash flows: 1) Operating cash flows are the inflows and outflows of cash from acquiring, selling, and delivering goods for sale, as well as providing services, 2) Investing cash flows are the inflows and outflows of cash from acquiring and selling investments, property, plant, and equipment, and intangibles, as well as from lending money and collecting on loans, and 3) Financing cash flows are the inflows and outflows of cash from obtaining resources from owners and paying the dividens, as well as obtaining and repaying resources from creditors on long-term credit.


(51)

31 Berdasarkan penjelasan di atas, sebuah laporan arus kasadalahlaporan keuangan yang merangkum arus kas masuk dan keluar sebuah perusahaan untuk jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Ada tigaunsurlaporan arus kas: 1) arus kas dari aktivitas operasi, 2) arus kas dari aktivitas investasi, dan 3) arus kas dari aktivitas pendanaan. e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan (IAI, 2011:01.3).

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan

ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7


(52)

32 laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik

dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut,

beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan buku bersangkutan.

Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba adalah adalah:

1) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit, dan lainnya.

2) Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo.


(53)

33 3) Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva dan kewajiban.

4) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode.

5) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi yang mempengaruhi modal, termasuk dividen dan pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.

6) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.

7) Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.

Berdasarkan tujuan laporan keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan tersebut secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan


(54)

34 perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan. 4. Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mencegah terjadinya risiko. Menurut Smith (1990) manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.

Tindakan manajemen risiko diambil perusahaan untuk merespon bermacam-macam risiko. Dalam melakukan respon risiko yang dilakukan oleh manajemen risiko adalah dengan cara mencegah dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau mentransfer risiko pada tahap awal proyek konstruksi. Menurut Darmawi (2005) manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :

1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.

2. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba. 3. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.


(55)

35 4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non-material bagi perusahaan itu.

5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public image.

Manajemen risiko memang sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam mengelola suatu risiko yang dimiliki. Menurut Amran et al (2009) manajemen risiko digunakan perusahaan untuk mengelola risikonya atau menangkap kesempatan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan.

Risiko sebagai bagian yang melekat pada aktivitas bisnis, memaksa perusahaan agar selalu siap untuk menghadapinya. Dalam usaha mengantisipasi risiko tersebut, perusahaan berinisiatif melakukan pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko yang baik dapat menghindarkan kemungkinan - kemungkinan buruk yang dapat terjadi. Salah satu cara untuk mengelola risiko adalah dengan membuat suatu manajemen risiko dalam perusahaan (Dirk, 2011).

Manajemen risiko adalah suatu proses menyeluruh yang dilengkapidengan alat, teknik dan sains yang diperlukan untuk mengenali, mengukur dan mengelola risiko secara lebih transparan (Pratika, 2011). Proses ini bertujuan untuk mengelola risiko sehingga


(56)

36 organisasi bisa bertahan atau barangkali mengoptimalkan risiko (Hanafi, 2009). Dalam melakukan manajemen risiko, terdapat beberapa tahap yang harus dilalui. Hanafi (2009) membagi proses ini ke dalam 3 tahap berikut :

1. Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apasajayang dihadapi oleh suatu organisasi.

2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko

Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik.

3. Pengelolaan Risiko

Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola risiko, makakonsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar. Apabila dilaksanakan dengan baik, manajemen risiko dapat menciptakan inovasi, kinerja dan keunggulan kompetitif (Liu, 2006). Perusahaan yang menerapkan strategi manajemen risiko yang efektif, dapat menjadi dasar pertimbangan stakeholder untuk mengambil keputusan secara tepat, dengan ketentuan bahwa praktik manajemen risiko dan hasilnya dikomunikasikan dengan baik.


(57)

37 5. Pengungkapan risiko

Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam kehidupan sehari-hari risiko sering dikaitkan dengan konotasi negatif seperti bahaya, ancaman, atau kerugian. Risiko juga dapat disebut sebagai ketidakpastian yang dapat menimbulkan perubahan. Perubahan yang terjadi dari risiko ternyata bukan hanya perubahan yang bersifat negatif tapi juga yang bersifat positif. Pengertian risiko menurut Silalahi (dalam Husien Umar, 2001) adalah:

- Risiko adalah kesempatan timbulnya kerugian - Risiko adalah probabilitas timbulnya kerugian - Risiko adalah ketidakpastian

- Risiko adalah penyimpangan aktual dari yang diharapkan

- Risiko adalah probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan

Oleh karena risiko merupakan hal yang ditakuti oleh perusahaan, maka di butuhkan proses pencegahan risiko dengan cara pengungkapan risiko. Pengungkapan risiko adalah suatu upaya perusahaan untuk memberitahukan kepada pengguna laporan tahunan tentang apa yang mengancam perusahaan,sehingga dapat dijadikan faktor pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Menurut


(58)

38 Hendriksen (dalam Zuhroh dan Pande, 2003) pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal efisien. Wolk dan Tearney (dalam Marwata, 2000) menyatakan pengungkapan mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh badan berwenang maupun yang secara sukarela dilakukan perusahaan.

Pengungkapan risiko dalam laporan keuangan dikelompokkan menjadi dua yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang diisyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk meberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pengambilan keputusan oleh investor dan pengguna laporan keuangan. Tujuan pengungkapan risiko menurut Belkaoui (2000) adalah:

1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan.

2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut. 3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan

kreditor dalam menentukan risiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui.


(59)

39 4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antarperusahaan dan antartahun.

5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang.

6. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya.

Tabel 2.1

Peraturan Pengungkapan Risiko di Dunia

Negara Peraturan (Tahun) Penjelasan Australia ASX Corporate

Governance Principles and Recommendations

(Principles 7)

Berisikan tentang

pengakuan dan manajemen risiko.

Malaysia The Financial Reporting Act, 1997

Bursa Malaysia

mensyaratkan perusahaan terdaftar untuk

menyertakan laporan tentang kondisi pengendalian internal, pengendalian risiko dan manajemen risiko dalam laporan tahunannya.

United Kingdom (UK)

Operating and Financial Review (OFR), 1993

OFR merekomendasikan perusahaan terdaftar untuk mengikutsertakan tinjauan risiko kunci.


(60)

40 Combined Code on

Corporate Governance, 1998

LSE mensyaratkan perusahan terdaftar untukmengelola sistem pengendalian internal dan menjelaskan bagaimana sistem tersebut bekerja. Pedoman ini menekankan pada kebutuhan prosedur manajemen risiko internal dan mendorong perusahaan untuk melaporkan risiko kuncinya.

USA Financial Reporting

Release No.48 (FRR 48), 1997

FRR 48 mensyaratkan perusahaan yang terdaftar di bursa untuk mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang risiko pasar (kerugian potensial akibat perubahan yang merugikan pada tingkat bunga, tingkat mata uang asing, harga komoditas, dan harga ekuitas).


(61)

41 Peraturan pengungkapan risiko di beberapa negara telah menunjukkan keseriusan dunia terhadap pengungkapan manajemen risiko.Pengungkapan risiko menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan sebagai bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban perusahaan terhadap para pengguna laporan tahunan perusahaan.

Pengungkapan risiko di Indonesia juga sudah mulai serius di laporkan, ini terbukti dari peraturan pemerintah antara lain PSAK No 50 (revisi 2006) tentang instrumen keuangan : pengungkapan dan keputusan ketua BAPEPAM dan LK Nomor:Kep-134/BL/2006 tentang : kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten dan perusahaan publik.

Tabel 2.2

Peraturan Pengungkapan Risiko di Indonesia Hal yang diatur Keputusan ketua

BAPEPAM & LK nomor: Kep-134/BL/2006

PSAK NO 50 (REVISI 2006)

Isi Informasi mengenai

risiko yang di hadapi serta upaya-upaya yang dilakukan untuk

mengelola risiko tersebut.

Informasi risiko yang terkait dengan instrumen keuangan

Luas pengungkapan Tidak ada aturan secara spesifik

Memerlukan

pertimbangan dengan memperhatikan signifikansi instrumen tersebut


(62)

42

Sifat Perusahaan publik

diwajibkan melakukan pengungkapan

Untuk perusahaan yang melakukan transaksi menggunakan instrumen keuangan

Format pengungkapan Tidak ada aturan secara spesifik

Pengungkapan dapat mencankup kombinasi dari penjelasan secara narasi dan data kuantitatif, sepanjang dianggap sesuai dengan sifat instrumen tersebut serta signifikasinya bagi perusahaan

Tempat Pengungkapan informasi mengenai risiko dan usaha dalam pengelolaan risiko secara khusus disajikan dalam tata kelola perusahaan

Apabila informasi risiko tersebut telah di sajikan dalam laporan

keuangan,maka tidak perlu di sajikan dalam catatan laporan keuangan Sumber: PSAK No 50 dan Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor:Kep-134/BL/2006

Banyaknya peraturan mengenai pengungkapan risiko di Indonesia membuktikan bahwa pengungkapan risiko di Indonesia sudah mulai serius di laksanakan. Peraturan pengungkapan risiko di indonesia seperti PSAK No 50 (revisi 2006) dan Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor:Kep-134/BL/2006 umumnya mengatur mengenai prosedur pengungkapan risiko yang harus di lakukan oleh perusahaan di Indonesia


(63)

43 6. Corporate Governance

Corporate governance menurut Taylor dalam Elzahar dan Hussainey (2012) yang berpendapat bahwa perusahaan dengan struktur corporate governance yang kuat itu lebih efektif dalam manajemen risiko keuangan. Hal tersebut digambarkan sebagai pendukung pengungkapan manajemen risiko keuangan. corporate governance yang mungkin berpengaruh dengan pengungkapan risiko dalam laporan keuangan perusahaan adalah Struktur Kepemilikan, ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris dan ukuran komite audit. Dalam peneltian ini peneliti menggunakan proksi Struktur Kepemilikan Publik dan Ukuran Dewan Komisaris.

6.1 Struktur Kepemilikan Publik

Tipe kepemilikkan saham publik adalah perbandingan jumlah pemegang saham publik dengan yang dimiliki perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Semakin besar tingkat kepemilikkan saham pihak publik maka akan semakin banyak pengungkapan informasi yang diberikan perusahaan guna memenuhi kebutuhan para pemilik saham. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Gray et al, 1998).


(64)

44 Struktur kepemilikkan saham terbagi menjadi dua yaitu, kepemilikkan saham internal dan kepemilikkan saham eksternal. Pihak pemilik saham internal yang di maksud adalah kepemilikkan saham yang dimiliki manajerial perusahaan (Sudarma, 2003). Pihak pemilik saham eksternal yang dimaksud adalah investor instutional, masyarakat luas dan sebagainya (Friend dan Hasbrouk, 1988).

6.2 Ukuran dewan Komisaris

Dewan komisaris memainkan peran penting dalam tata kelola di perusahaan yang listing di Bursa Efek. Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan berperan terhadap aktivitas pengawasan. Dengan peran dewan komisaris tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengungkapan risiko oleh manajemen melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Besar kecilnya ukuran dewan komisaris bukanlah menjadi factor penentu utama dari efektivitas pengawasan terhadap manajemen perusahaan.

Akan tetapi, mekanisme pengendalian tergantung pada nilai, norma dan kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi serta peran dewan komisaris dalam aktivitas pengendaliaan terhadap manajemen (Ujiyantho, 2007).


(1)

xxxvi

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Predicted Value

Unstandardized Residual

N 170 170

Normal Parametersa,b Mean ,7004118 ,0000000

Std. Deviation ,05147986 ,06709489 Most Extreme Differences Absolute ,055 ,068

Positive ,055 ,068

Negative -,055 -,060

Test Statistic ,055 ,068

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,055c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


(2)

xxxvii

Uji Multikolinieritas

Uji Autokerelasi

Uji durbin watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,609a ,371 ,355 ,06790 2,084

a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK b. Dependent Variable: RISK

Uji Run t Test

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea ,00716

Cases < Test Value 85 Cases >= Test Value 85

Total Cases 170

Number of Runs 82

Z -,615

Asymp. Sig. (2-tailed) ,538

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086

SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119 ,803 1,246

UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196 ,797 1,254

NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052 ,917 1,090

SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000 ,748 1,336


(3)

xxxviii

a. Median

Uji Heterokedasitas


(4)

xxxix

Uji rank Spearman

Correlations ABS_RE

S SK UDK NPM SIZE

Spearman's rho

ABS_RES Correlation

Coefficient 1,000 ,145 -,020 -,051 -,074 Sig. (2-tailed) . ,060 ,794 ,509 ,339

N 170 170 170 170 170

SK Correlation

Coefficient ,145 1,000 ,376

** -,034 ,366**

Sig. (2-tailed) ,060 . ,000 ,656 ,000

N 170 170 170 170 170

UDK Correlation

Coefficient -,020 ,376

** 1,000 ,203** ,482**

Sig. (2-tailed) ,794 ,000 . ,008 ,000

N 170 170 170 170 170

NPM Correlation

Coefficient -,051 -,034 ,203

** 1,000 ,328**

Sig. (2-tailed) ,509 ,656 ,008 . ,000

N 170 170 170 170 170

SIZE Correlation

Coefficient -,074 ,366

** ,482** ,328** 1,000

Sig. (2-tailed) ,339 ,000 ,000 ,000 .

N 170 170 170 170 170


(5)

xl

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,448 4 ,112 24,284 ,000b

Residual ,761 165 ,005

Total 1,209 169

a. Dependent Variable: RISK

b. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK

Hasil Uji t

Hasil Persamaan Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086

SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119 ,803 1,246

UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196 ,797 1,254

NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052 ,917 1,090

SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000 ,748 1,336

a. Dependent Variable: RISK

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086

SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119 ,803 1,246

UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196 ,797 1,254

NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052 ,917 1,090

SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000 ,748 1,336


(6)

xli

Nilai Adjusted R Square

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,609a ,371 ,355 ,06790 2,084

a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK b. Dependent Variable: RISK


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 93

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010

2 60 84

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 96

Pengaruh Karakteristik Spesifik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 30 88

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variable Permoderasi pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013

1 69 88

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014

0 14 135

Pengaruh Pengungkapan Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2014

0 8 104

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 71

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010

0 0 12

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14