BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pubertas merupakan masa ketika anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan munculnya tanda-tanda seks sekunder. Perkembangan pubertas
pada anak perempuan biasanya dimulai dengan pertumbuhan payudara telarke, namun sekitar 10 dari perempuan normal mengalami
perkembangan rambut pubis adrenarke yang mendahului perkembangan payudara.
1
Rambut pubis mulai tumbuh sekitar usia 11 tahun. Bersamaan dengan tumbuhnya rambut pubis, tumbuh pula rambut aksila. Umumnya
menarke terjadi 2 tahun sejak perkembangan payudara dengan rerata usia 12,8 tahun dan rentang usia 10 sampai 16 tahun. Haid merupakan
tahap akhir pubertas pada perempuan. Dengan terjadinya haid secara periodik, maka akan berakhir pertumbuhan fisik perempuan. Tinggi badan
tidak akan bertambah lagi setelah haid berlangsung secara periodik.
2
Studi diberbagai negara menunjukkan perubahan onset pubertas bervariasi pada ras dan etnis, kondisi lingkungan, lokasi geografis, dan
nutrisi.
3
Di Amerika Serikat pubertas normal pada sebagian besar anak perempuan berlangsung pada usia 8 sampai 13 tahun, sedang anak laki-
laki pada usia 9 sampai 14 tahun.
2
Saat ini usia pubertas pada perempuan semakin cepat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, dimana usia menarke di
Universitas Sumatera Utara
negara-negara industri seperti di benua Eropa dan Amerika semakin berkurang dua sampai tiga bulan tiap dekade dari tahun 1840.
Dalam beberapa tahun belakangan ini juga terlihat di negara-negara
berkembang.
3
Banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain ras, genetik, perubahan lingkungan, peningkatan status nutrisi dan pendidikan,
perkembangan fisik, dan meningkatnya status sosial ekonomi terbukti sebagai penyebab perubahan ini.
2,4-6
Hubungan antara komposisi tubuh dengan perkembangan pubertas masih belum diketahui jelas. Beberapa studi menyatakan adanya
hubungan indeks massa tubuh IMT dengan maturitas seksual, dimana ditemukan adanya dampak obesitas terhadap awitan pubertas yang lebih
dini.
6
Namun sangat sedikit data yang menyatakan hubungan tersebut pada remaja perempuan di Indonesia sehingga masih diperlukan
penelitian lebih lanjut menilai hubungan antara perubahan komposisi tubuh, maturitas perkembangan seksual, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah