BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendahuluan
Pubertas merupakan masa transisi antara anak-anak dengan dewasa yang dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks. Pada masa ini terjadi
perubahan-perubahan fisik maupun psikologis yang timbul karena adanya perubahan aktivitas endokrin secara sekuensial dan teratur. Ukuran dan
bentuk badan berubah dari ciri khas anak ke bentuk dewasa. Tinggi badan dan berat badan meningkat dengan cepat dan tanda-tanda seksual
sekunder mulai timbul. Organ-organ reproduksi berubah dari bentuk infantil menjadi bentuk dewasa.
2
Munculnya tanda-tanda seks sekunder ini segera diikuti dengan perubahan komposisi tubuh serta maturasi tulang
yang cepat, kemudian diakhiri dengan penyatuan epifisis dan perawakan akhir dewasa.
Perubahan yang terjadi pada masa pubertas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks. Pada masa ini terjadi perubahan fisik maupun
psikologis yang timbul akibat perubahan hormon seks yang dihasilkan oleh gonad dan kelenjar adrenal. Selain itu dipengaruhi oleh berbagai
banyak faktor seperti genetik, nutrisi, lingkungan, dan sosial ekonomi. Faktor-faktor ini berperan terhadap awitan pubertas dan perkembangan
selanjutnya menuju maturitas seksual yang lengkap.
2,7
2
Universitas Sumatera Utara
2.2. Perubahan Hormonal dan Awitan Pubertas
Awal pubertas memerlukan peningkatan pelepasan Gonadotropin Releasing Hormone GnRH secara pulsatil dari hipotalamus. Gonadostat
hipotalamus secara progresif menjadi kurang peka oleh efek supresi steroid seks terhadap sekresi gonadotropin. Akibatnya kadar Follicle
Simulating Hormone FSH dan Luteinizing Hormone LH meningkat yang selanjutnya akan menstimulasi gonad sehingga tercapai keadaan
homeostatik baru dari Hipothalamus-Pituitary-Gonadal Axis HPA. Gonadotropin LH dan FSH dilepas ke sirkulasi sesuai dengan
pola sekresi GnRH. Testosteron dan progesteron menghambat frekuensi pulsasi GnRH tetapi menurunkan sekresi gonadotropin selama masa
anak-anak. Selama masa remaja respon LH terhadap GnRH, meningkat dengan cepat, namun peningkatan FSH tidak sepesat kenaikan LH.
Follicle Simulating Hormone FSH dan LH bekerja secara sinergis untuk menimbulkan perubahan gonad pada masa pubertas. Penurunan
kepekaan hipotalamus dianggap penting dalam awitan pubertas.
1,2
Pada perempuan terjadi perubahan hormonal yang mencolok menjelang menarke yaitu penurunan sensitivitas mekanisme umpan balik
negatif hormon seks. Umpan balik negatif hormon seks terhadap FSH kurang peka sehingga kadar FSH meningkat yang akan merangsang
ovarium sehingga folikel-folikel primer berkembang dan kadar estradiol meningkat. Perubahan status hormanal ini akan tampak dari tanda-tanda
seks sekunder. Beberapa saat menjalang menarke, muncul mekanisme
2,7
Universitas Sumatera Utara
kontrol baru yaitu umpan balik positif estradiol terhadap hipofisis yang menghasilkan lonjakan LH. Peningkatan ini berkaitan dengan ovulasi. Bila
tidak terjadi ovulasi maka kadar estradiol menurun dan keadaan ini akan diikuti dengan perdarahan akibat deskuaminasi endometrium yang berupa
haid pertama menarke.
2
Gambar 2.1. Anatomi sistem gonadotropin dan gambaran sekresi LH dan FSH pada masa pubertas.
7
2.3. Perubahan Fisik pada Masa Pubertas