Penelitian Yang Relevan Kerangka Berpikir

35 1 Gas pembakar yang bersifat oksidasi misalnya udara O 2 atau campuran O 2 dan N 2 O. 2 Gas pembakar yang bersifat bahan bakar adalah gas alam, propane, butane, asetilen dan H 2 . Gas pembakar dapat pula berupa campuran udara dengan propane, udara dengan asetilen terbanyak dipakai dan N 2 O dengan asetilen. d. Kuvet Kuvet merupakan suatu tempat untuk nyala api dan atom-atom yang ada didalamnya, seolah-olah berfungsi sebagai kuvet. e. Detektor Detektor berfungsi sebagai mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh sampel dan mengukur intensitas radiasi tersebut dalam bentuk energi listrik. Syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah detektor adalah memiliki respon yang linear terhadap energi sinar dalam kawasan spektrum yang bersangkutan. Pada SSA detektor yang lazim dipakai adalah Detektor Tabung Pengadaan Foton atau Photon Multiplier Tube Detector PMTD Sari, 2010: 10-12.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang telah dilakukan oleh Samsudin Affandi, dkk. 2009 berjudul “A facile method for production of high-purity silica xerogels from bagasse ash” berhasil mensintesis silika xerogel dari abu bagasse tebu yang 36 memiliki luas permukaan sebesar 69-152 m2 g-1, volume pori sebesar 0,059- 0,137 cm3 g-1 dan diameter pori sebesar 32-34 Å atau 3,2-3,4 nm. Berdasarkan Sulastri 2013, dalam penelitiannya menggunkana spektrofotometer FTIR yang berjudul “Sintesis dari Abu Sekam Padi Melalui Proses Sol Gel sebagai Penukar Kation Logam Berat dalam Larutan” menyebutkan bahwa adanya puncak serapan gugus fungsi silanol ≡Si-OH dan siloksan =Si-O-Si=. Kristianingrum, dkk. 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Jenis Asam pada Sintesis Silika Gel dari Abu Bagasse dan Uji Sifat Adsorptifnya Terhadap Ion Logam Tembaga II” menyebutkan bahwa silika gel hasil sintesis dengan asam klorida, asam sulfat, asam asetat, dan asam sitrat 3M mempunyai nilai keasaman berturut-turut sebesar 8,320; 6,554; 6,836 dan 7,574 mmolg. Kadar air masing-masing 12,880; 15,118; 11,085 dan 17,423. Hasil karakterisasi dengan spektroskopi infra merah menunjukkan bahwa silika gel hasil sintesis mempunyai kemiripan dengan kiesel gel 60 G dan memiliki struktur amorf. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada tersebut, pada penelitian ini akan dilakukan sintesis silika gel dari bagasse tebu dengan menggunakan metode sol gel. Silika gel yang diperoleh digunakan untuk adsorpsi kation Ca 2+ pada berbagai variasi suhu. Sintesis ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap adsorpsi kation Ca 2+ . 37

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan siika yang terkandung dalam bagasse tebu karena hingga saat ini bagasse tebu belum dimanfaatkan dengan baik, hanya digunakan sebagai bahan bakar boiler dalam pabrik, sebagai bahan penunjang proses produksi maupun sebagai produk akhir, dan juga sebagai makanan ternak, namun pemanfaatan tersebut masih belum dapat mengatasi ketersediaan bagasse yang sangat meruah. Untuk itu perlu adanya pemanfaatan bagasse menjadi hasil yang lebih bermanfaat dan bernilai jual tinggi. Berdasarkan penelitian Akhinov, dkk. 2010: 1 dengan menggunakan XRF diketahui bahwa didalam bagasse tebu kandungan Si sangat tinggi yaitu mencapai 55,5. Oleh karena itu abu dari bagasse sangat berpotensi digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan silika gel untuk kepentingan adsorpsi. Silika gel memiliki kemampuan mengikat yang tinggi karena memiliki gugus silanol Si-OH dan siloksan Si-O-Si yang merupakan sisi aktif permukaannya sehingga baik untuk digunakan sebagai penjerap pada proses adsorpsi, di samping itu silika gel juga dapat melepaskan unsur hara yang lambat sehingga dapat diaplikasikan melalui prinsip pupuk slow release fertilizer SRF Ikhsan dkk., 2015. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan silika gel dari abu bagasse dengan menggunakan metode sol-gel. Hasil sintesis silika gel dikarakterisasi dengan menggunakan spektroskopi FTIR dan XRD. Silika gel yang telah disintesis digunakan sebagai adsorben pada proses adsorpsi kation Ca 2+ dalam 38 larutan pada berbagai variasi suhu. Berdasarkan proses adsorpsi ini akan diketahui pengaruh suhu terhadap adsorpsi kation Ca 2+ oleh adsorben silika dari bagasse tebu. Dimana suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi adsorpsi. Menurut Nurhasni, dkk. 2014: 133, tingkat adsorpsi akan meningkat seiring dengan menurunnya suhu. 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah adsorben silika gel dari bagasse tebu. 2. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah pengaruh suhu pada adsorpsi kation Ca 2+ oleh silika dari bagasse tebu.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas Variasi suhu yang digunakan selama proses adsorpsi adalah 27 o C, 32 o C, 37 o C, 42 o C, 47 o C dan 52 o C. 2. Variabel Kontrol Variabel kendali dalam penelitian ini adalah tekanan yang digunakan selama proses adsorpsi yakni 1 atm, pH yang digunakan yaitu 5 serta waktu adsorpsi yang digunakan yaitu 15 menit. 3. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah kation Ca 2+ yang terikat oleh silika dari bagasse tebu.