tingkat signifikansi lebih kecil dibanding taraf signifikansi yang telah ditetapkan 0,000 0,05.
3. Variabel Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Modal Intelektual, walaupun tandanya sudah sesuai dengan yang
diharapkan, yaitu positif. Hal ini dibuktikan dengan melihat koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,206. Hasil uji t untuk
variabel Ukuran Perusahaan diperoleh nilai sebesar 0,532 dengan tingkat signifikansi lebih besar dibanding taraf signifikansi yang
telah ditetapkan 0,597 0,05.
B. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyadari bahwa masih ada keterbatasan dalam penelitian ini, yakni:
1. Penelitian hanya menggunakan rentang waktu yang masih terlalu singkat yaitu selama 3 tahun dengan jumlah sampel yang masih
terbatas juga, yaitu sebanyak 21 perusahaan sektor perdagangan, jasa, dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Penelitian ini hanya meneliti Umur Perusahaan, Tingkat Keuntungan, dan Ukuran Perusahaan sebagai variabel independen
dalam menjelaskan Kinerja Modal Intelektual. Masih ada faktor lain yang dapat memengaruhi Kinerja Modal Intelektual,
misalnya: leverage,
investasi terhadap teknologi, struktur kepemilikan, rintangan masuk ke pasar, dll.
3. Penelitian ini menggunakan total beban gaji dan upah dalam perhitungan VA Value Added dan HCE Human Capital
Eficciency, dimana seharusnya terdapat pemisahan antara beban tenaga kerja langsung dan tidak langsung agar perhitungannya
lebih akurat.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi para investor sebaiknya mempertimbangkan Tingkat Keuntungan suatu perusahaan sebelum melakukan investasi.
Semakin baik Tingkat Keuntungan yang dimiliki perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja modal intelektual
perusahaan tersebut juga semakin baik. 2. Bagi manajemen sebaiknya meningkatkan perhatian terhadap
kinerja modal intelektual perusahaannya. Perhatian tersebut dapat dimulai dari upaya meningkatkan Tingkat Keuntungan
perusahaan yang terbukti dapat meningkatkan kinerja modal intelektual.
3. Bagi Akademisi sebaiknya mengembangkan penelitian mengenai Kinerja Modal Intelektual dengan menambah jumlah
sampel, menambah jumlah sektor perusahaan, menambah variabel bebas lain, dan mencermati definisi operasional dari
perhitungan Kinerja Modal Intelektual itu sendiri, terutama pada bagian Biaya Tenaga Kerja.