Hasil Wawancara Hasil Nontes Siklus I

90 Tanggapan siswa terhadap metode think pair share dalam pembelajaran menyimak dongeng, beberapa siswa masih mengalami kesulitan ketika mengobservasi dongeng secara berkelompok. Perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, meskipun ada banyak siswa berperilaku positif, ada juga beberapa siswa yang berperilaku negatif yaitu siswa masih ngobrol dan mengganggu teman sebangkunya. Hal itu akan mengganggu teman yang lain dalam mengerjakan tugas dari guru. Suasana kelas setelah diterapkannya pembelajaran menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share berlangsung respon siswa sangat antusias dan senang dalam menerima metode baru dalam pembelajaran menyimak dongeng, melalui metode think pair share akan semakin memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa mengerjakan tugas tersebut dengan sungguh-sungguh dan serius. Sementara itu, ada pula beberapa siswa yang mengeluh ketika diberi tugas dan melihat pekerjaan teman mereka.

4.1.1.2.3 Hasil Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan setelah pembelajaran siklus I selesai. Wawancara dilakukan terbatas kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share. Hal-hal yang diungkap dalam wawancara adalah 1 pendapat siswa tentang ketertarikan 91 pembelajaran keterampilan menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share, 2 pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share, 3 pendapat siswa tentang menyimak dongeng melalui media animasi audio visual dengan metode think pair share, 4 kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan media animasi audiovisual dengan metode think pair share dalam kegiatan menyimak dongeng, 5 perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share, dan 6 saran siswa terhadap pembelajaran menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share. Pertanyaan pertama adalah pendapat siswa dalam pembelajaran menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share. Untuk siswa yang memperoleh nilai tertinggi merasa senang dan tertarik menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share karena merupakan pembelajaran yang menarik dan menantang, dan juga dapat menambah pengalaman serta wawasan mereka. Untuk siswa yang mendapat nilai sedang merasa tertarik dengan menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share karena dengan pembelajaran tersebut dapat menambah wawasan dan memacu kita untuk bisa menyimak dongeng dengan baik. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah merasa kurang tertarik dengan pembelajaran menyimak dongeng melalui media animasi 92 audiovisual dengan metode think pair share karena kurang menyukai keterampilan menyimak dongeng. Pertanyaan kedua, pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode think pair share. Siswa yang mendapat nilai tertinggi merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena runtut dan disertai contoh. Siswa yang mendapat nilai sedang juga berpendapat bahwa penjelasan peneliti dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan selama proses pembelajaran. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah berpendapat bahwa penjelasan peneliti masih belum bisa dipahami karena masih belum paham tentang metode think pair share. Pertanyaan ketiga, pendapat siswa tentang menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share. Siswa yang mendapat nilai tertinggi merasa menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share karena baru pertama kali mencoba serta sangat membantu dalam menyimak dongeng yang menyenangkan. Siswa yang mendapat nilai sedang merasa tertarik dengan menyimak dongeng melalui media animasi audio visual dengan metode think pair share karena metode tersebut sangat membantu untuk menyimak dongeng. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah berpendapat bahwa menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share terlalu rumit karena harus menganalisis dan secara berkelompok. Pertanyaan keempat adalah kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan media animasi audiovisual dengan metode think pair share dalam kegiatan menyimak dongeng. Siswa yang mendapat nilai tertinggi dan sedang 93 merasa belum menghadapi kesulitan yang berarti. Sementara siswa yang mendapat nilai rendah merasa kesulitan dalam menerapkan media animasi audiovisual dengan metode think pair share karena merasa kurang tertarik. Siswa tersebut mengakui bahwa tidak mempunyai kebiasaan menyimak dongeng. Pertanyaan kelima adalah, perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran media animasi audiovisual dengan metode think pair share. Siswa yang mendapat nilai tertinggi merasa senang bisa media animasi audiovisual dengan metode think pair share, meskipun baru pertama kali dipelajari. Siswa yang mendapat nilai sedang merasa senang bisa menyimak dongeng secara berkelompok dengan menggunakan media animasi audiovisual dengan metode think pair share, walaupun harus berlatih lagi. Sementara siswa yang mendapat nilai rendah merasa senang ketika menerapkan menyimak dongeng dengan media animasi audiovisual dengan metode think pair share dan ingin berlatih lagi. Pertanyaan keenam adalah, saran siswa terhadap pembelajaran menyimak dongeng melalui media animasi audiovisual dengan metode think pair share. Siswa yang mendapat nilai tertinggi memberikan saran agar pembelajaran yang akan datang lebih menarik dan menyenangkan lagi. Siswa yang mendapat nilai sedang memberikan saran kepada peneliti agar tetap bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah memberikan saran agar dijelaskan kembali tentang media animasi audiovisual dengan metode think pair share dan dilatih kembali cara menganalisis dongeng. 94

4.1.1.2.4 Hasil Perekaman Kamera

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERPEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 1 RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG

0 6 316

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE INTEGRATIF DAN TEKNIK PERMAINAN INGATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 DEMAK

1 10 251

Keefektifan Penggunaan Media Ulead dan Media Wayang Dongeng dengan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dongeng pada Siswa Kelas VII SMP

2 38 212

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 0 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 02 KWANGSAN JUMAPOLO, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 2 6

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL DENGAN TEKNIK DENGAR CATAT DAN PENDEKATAN GAME SIMULATION PADA SISWA KELAS VII A SMP NU KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI AUDIOVISUAL MELALUI METODE THINK PAIRS SHARE PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 02 BATANG.

0 0 3

Peningkatan Keterampilan Menyimak Menggunakan Media Audio Visual Animasi pada Siswa Kelas VII D SMP 1 Margasari Kabupaten Tegal.

0 1 2

Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Peta Pikiran melalui Media Audiovisual pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 36 Semarang.

0 0 2