Standar Pembiayaan Standar Penilaian Pendidikan

masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa, memiliki prasarana lainnya seperti sapu, pengepel, tempat sampah, jam dinding dan sebagainya untuk kelengkapan ruang kelas. Ruang guru berukuran 7 × 8 m 2 memuat 10 pasang meja dan kursi guru, 1 set kursi dan meja tamu, 2 rak buku, 4 lemari buku, 1 TV, 1 set sound system dan 1 buah jam dinding, komputer PC memiliki jaringan internet Wireless Network yang terkoneksi dengan modem prabayar. Ruang perpustakaan ukuran 5 x 6 m 2 dibangun secara swadaya sekolah bersebelahan dengan ruang kepala sekolah yang pembangunannya menyekat ruang kepala sekolah dengan koaki limateras bangunan sekolah yang dijadikan ruang perpustakaan, bangunan perpustakaan yang dari pemerintah belum ada, meja baca 2 pasang beralaskan tikar sebagai tempat duduk, 2 lemari rak buku. Ruang kepala sekolah berukuran 4 × 5m 2 terdapat 2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 lemari piala. Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang UKS, jamban WC Kepala sekolahGuru, tamu dan siswa.

6. Standar Pengelolaan

Rencana kerja sekolah RKS, rencana kerja tahunan RKT ataupun rencana kerja jangka menengah RKJM disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah RKAS disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah sudah melakukan pengisian instrumen EDS sehingga RKS dan RKJM yang disusun berdasarkan rekomendasi EDS sudah mengelompokkan ke dalam delapan standar yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan Pendidikan, Standar Penilaian Pendidikan. Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.

7. Standar Pembiayaan

Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis pemerintah provinsi Jawa Barat Barat. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri. Penyusunan RKAS melibatkan secara langsung pihak komite sekolah ataupun pemangku kepentingan yang relevan, lewat rapat dewan guru, kepala sekolah, beberapa guru dan bendahara sekolah, dengan tetap mempertimbangkan usulan-usulannya warga sekolah.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Sebagian guru sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan diinformasikan oleh guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian. Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional dengan memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yaitu objektif, terpadu, ekonomis, transparan, 8 akuntabel, dan edukatif. Penilaian melalui ulangan harian dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh guru. Guru kelas yang sudah melaksanakan kurikulum KTSP . Hasil penilaian guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah. Hasil penilaian dijadikan dasar bagi guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya. Dari ke 8 standar nasional diatas, 6 standar sudah terpenuhi dan 2 standar nasional yang terpenuhi secara maksimal. Data Dokumen Surat penunjukan terlampir di halaman .

Bab III Rencana Tindak Kepemimpinan A. Pelaksanaan Rencana Tndak Kepemimpinan RTK

1.Siklus Pertama Indikator keberhasilan RTK Mampu menyusun program inovasi untuk meningkatkan kinerja sekolah. a. Persiapan Mengintegrasikan program pengolahan barang bekas ke dalam proses pembelajaran.Menetapkan tema dan sub tema dalam menyusun program inovasi untuk meningkatkan kinerja sekolah yang diintergerasikan dalam proses pembelajaran. Membuat jadwal kegiatan. Membuat materi. Menetapkan bahan pembuatan alat peraga IP. Membuat lembar observasi. Membagi kelompok kerja siswa. Mensosialisasikan kegiatan pengolahan bahan bekas. b. Pelaksanaan Dilaksanakan pada satu kali pertemuan dengan waktu pertemuan 1 x 35 menit dengan urutan pelaksanaan yang di tetapkan. Dari kegiatan ini berhasil di observasi ternyata aktivitas fisik dalam mengumpulkan bahan baku mencapai 18 orang, yang membawa peralatan lengkap 18 orang, Aktivitas mental siswa melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk 22 orang, tepat waktu dalam bekerja 14 orang. Aktivitas emosional siswa bergembira melaksanakan kegiatan 20 orang, semangat dalam bekerja 16 orang dan menghargai hasil karya teman 12 orang dengan jumlah siswa 24 orang. c. Monev Berdasarkan observasi hasil monev aktivitas siswa yang baru mencapai 47,5 disebabkan karena siswa belum terbiasa pembuatan alat peraga IPA, peralatan yang tersedia kurang lengkap. d. Refleksi 9