43
Saparua, disebelah Utara dengan patuanan atau tanah adat negeri Ullath dan disebelah selatan dengan teluk Saparua.
3.2.3 Iklim
Keadaan iklim di daerah Maluku, pada umumnya sama dengan di daerah Indonesia, begitu juga dengan Negeri Ouw, yakni beriklim tropis. Dimana terdapat 2
dua musim yaitu musim Timur musim hujan yang berlangsung dari bulan Mei sampai bulan September, dan musim Barat musim panas yang berlangsung dari bulan
November sampai bulan Maret. Sedangkan dari bulan april dan oktober merupakan musim pancaroban peralihanpertukaran.
9
3.2.4 Kependudukan
Berdasarkan data statistik negeri Ouw tahun 2015, maka jumlah penduduk Negeri Ouw seluruhnya adalah 1.555 jiwa dengan rincian yakni 743 laki-laki dan 812
perempuan dan jumlah kepala keluarga KK sebanyak 415 KK. Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
No. Nama Negeri
Laki-laki Perempuan
Jumlah Jumlah KK
1 OUW
743 812
1,555 415
Sumber data statistik Negeri Ouw Tahun 2015
10
3.2.5 Mata pencaharian
Secara Umum masyarakat Ouw memiliki 4 macam mata pencaharian petani, nelayan, tipar mayang dan pengrajin gerabah. Masyarakat Ouw manggantungkan
9
Diambil dari Data kantor desa negeri Ouw
10
Sumber data statistik negeri Ouw Tahun 2015
44
hidupnya kepada alam yakni, tanah, hutan dan laut. Sumber mata pencaharian utama masyarakat Ouw adalah bertani selain itu dari profesi petani masyarakat Ouw juga
memiliki profesi nelayan. Mata pencaharian seperti tipar mayang membuat minuman alkhol lokal
– Sopi dan pengrajin gerabah peralatan dapur-sempe, balanga, tajela, dll sebagai mata pencaharian sampingan.
11
3.2.6 Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan negeri Ouw, sama dengan yang umumnya berlaku di daerah Maluku. Ada 2 dua sistem pemerintahan yang ditemukan di negeri Ouw, yakni Sistem
pemerintahan yang didasarkan pada sistem pemerintahan adat, dan Sistem pemerintahan yang didasarkan pada sistem pemerintahan yang sesuai dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 52004 tentang Sistem Pemerintahan. Negeri Ouw pada masa ini tidak memiliki Raja kerena Raja Bpk. N. Pelupessy
yang dilantik pada 2013 diturunkan dari jabatan Raja karena ada permasalahan internal dalam negeri, dan sampai pada saat ini belum mendapat pengganti Raja yang baru.
Kedudukan pimpinan Raja ini dilakukan berdasarkan garis keturunan genologis secara turun-temurun, dan dalam pelaksanaan tugasnya dikenal dan ditentukan dengan
masa jabatan atau tanggung waktu dalam memerintah. Oleh karena itu masyarakat negeri Ouw melakukan musyawarah pada tahun 2015 untuk memilih pejabat sementara
Pjs untuk memimpin negeri Ouw dan pembentukan panitia untuk mempersiapkan
11
Diambil dari Data kantor desa
45
pengganti Raja baru. Dan pada saat ini negeri Ouw dipimpin oleh seorang pejabat sementara yang bernama Ny. J. C. SaptennoS.
12
Struktur organisasi pemerintahan negeri Ouw yang didasarkan pada sistem pemerintahan adat tergambar dalam sketsa sebagai berikut:
Struktur Pemerintah Negeri Ouw
Gambar 1. Struktur Organisasi Pemerintahan Negeri Ouw
13
Sistem pemerintahan negeri Ouw, dipimpin oleh Raja
14
Kepala Desa yang mempunyai fungsi pokok sebagai ketua masyarakat adat negeri desa dan aparat
12
Hasil wawancara dengan Ny. J. Saptenno, sebagai karteker negeri Ouw, 15 Mei 2016
13
Diambil dari Data kantor desa negeri Ouw
Pejabat Kepala Pemerintah Raja Negeri Ouw
Saniri Negeri Sekertaris Negeri
Kepala Urusan Pembangunan
Kepala Urusan Pemerintahan
Kepala Urusan Umum
Kepala Soa Lesiama
Kepala Soa Salahalu
Kepala Soa Pelitimu
Kepala Soa Salahitu
Kepala Soa Mayawa
Tuan Tanah Kapitang
Kewang Marinyo
46
terbawah dalam pemerintah umum. Tugas Raja secara adat dan aparat pemerintah dibantu oleh beberapa badan dalam pemerintahan negeri. Secara adat tugas raja dibantu
oleh Saniri negeri. Jumlah anggota saniri sebanyak 7 orang, masing-masing dari 5 mata rumah asli dan menjadi inti dalam pemerintah negeri. Disamping menjalankan
fungsi legislatif, Saniri Negeri
15
mengembangkan fungsi eksklusif, khsusunya dengan unsur-unsur adat
seperti “Kepala Soa” kepala dari mata rumah asli bertugas mengontrol dan bertanggung jawab terhadap masing-
masing soa. “Tuan Tanah” tuan adat bertugas memimpin acara adat yang berlang
sung di dalam negeri. “Kapitan” kepala bidang keamanan bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, menjaga
keamanan negeri dan pimpinan operasi- operasi militer. “Kewang” polisi desa atau
tenaga keamanan bertugas menjaga kebun dan hutan terhadap pelanggaran- pelangg
aran batas. “Marinyo” juru bicara bertugas menyampaikan instruksi-instruksi serta keputusan-keputusan musyawarah kepada rakyat.
Tugas Raja dalam bidang administrasi Negara dibantu oleh Sekertaris negeri dan dibantu oleh 3 tiga kepala bidang yakni pemerintahan, pembangunan dan umum
dibawah tanggung jawab sekertaris negeri. Tempat untuk melaksanakan pekerjaan pemerintahan sehari-hari adalah Kantor Negeri, sedangkan tempat untuk Saniri Besar
untuk mengadakan rapat adalah Baileu.
16
14
Raja berperan dan berfungsi mengatur semua yang menyangkut kepentingan masyarakat bertindak sebagai kepala pemimpin seluruh masyarakat dalam menentukan strategi pertahanan jika ada ancaman dari luar,
memerintah sesuai dengan kesepakatan rapat dan mengatur perjanjian dengan suku-suku lain. Raja diangkat berdasarkan keturunan dan bisaanya ditentukan oleh raja yang lagi berkuasan dan atas dasar marga-marga soa
yang telah ditetapkan dan dikukuhkan dalam pertemuan Saniri Negeri.
15
LembagaBadan Saniri disahkan oleh paraturan tahun 1824 zaman kolonialisme Belanda. “Saniri
Negeri” adalah lembaga musyawarah rakyat sekaligus lembaga peradilan yang menetapkan aturan-aturan dan memusatkan perkara-perkara yang berhubungan dengan masalah-masalah adat.
16
Baileu atau Balai desa merupakan tempat untuk melakukan upacara adat seperti pelantikan Raja Bapa Raja = pemimpin Negeri, upacara penyerahan harta kawin mas kawin dan digunakan sebagai tempat rapat negeri
desa.
47
3.2.7 Kehidupan Sosial, ekonomi dan Budaya