63
3.4.3 Fungsi Sempe
Kerajinan seni rupa atau gerabah yang dibudidayakan oleh masyarakat negeri Ouw, memiliki banyak jenis dan memiliki fungsi dari tiap jenisnya. Begitu banyak hasil gerabah
yang dibuat di negeri Ouw, yang lebih menonjol dari dahulu hingga saat ini adalah sempe. Sempe sendiri tidak terlepas dari sebuah seni dan memiliki fungsi tersendiri bagi negeri Ouw
maupun masyrakat sekitar. Fungsi sempe akan dilihat dari dasar pembuatannya, dimana dilihat dari ekonomi dalam halnya sempe diperjual-belikan, domestik fungsi sempe bagi
negeri Ouw sendiri sebagai penghasilnya dan fungsi sempe sebagai sosial dalam arti hubungan negeri Ouw dengan kehidupan sosial dalam bermasyarakat, serta fungsi gerabah
dalam ritual keagamaan. a. Fungsi Ekonomi.
Sebuah karya seni pada hakikatnya memiliki nilai, baik itu nilai artistik maupun nilai komersial. Dalam arti bahwa sempe yang dibuat untuk pelengkap
kehidupan masyarakat tidak terlepas dari nilai artistik, yang akan dihargai dengan nilai komersial. Secara mendasar sifat seni disamping mempunyai nilai estetika juga
nilai komersil. Nilai komersil dari seni murni adalah imbas atau efek yang ditimbulkan pada ketertarikan penikmat seni itu sendiri. Ketika seniman membuat
karya dengan jenis media dan ukuran yang berbeda, tentunya nilai komersil dari sebuah karya seni itu akan berbeda. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat praktis
kegunaan, yaitu karya yang fungsi pokoknya sebagai benda pakai, selain juga memiliki nilai hias.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sempe bagi masyarakat negeri Ouw merupakan sebuah budaya dan seni, namun dalam hal yang lebih spesifik bahwa sempe sendiri
64
menjadi urat nadi bagi masyarakat negeri Ouw untuk kelangsungan hidup. Dapat dikatakan “pengrajin sempe juga membutuhkan makan dan tempat tinggal”. Sempe
dibuat dengan tujuan sebagai pelengkap kehidupan masyarakat, dengan melihat pada nilai estetika yang akan dihargai oleh penikmat sempe berdasarkan ukuran ataupun
bentuk dari sempe itu sendiri. Sebagai benda pakai, sempe yang diciptakan mengutamakan fungsinya,
adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung. Sebagai benda hias, sempe yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek
keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya. b. Fungsi Sosial.
Manusia pada umumnya adalah makhluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup seorang diri, oleh karena itu ia membutuhkan manusia lain untuk saling
melengkapi satu sama lain. Begitupun dengan setiap karya seni yang dibuat oleh seniman maupun pengrajin, pada umumnya akan disajikan kepada masyarakat atau
audiens. Ketika karya seni itu disajikan di dalam masyarakat, maka disitulah terjadi interaksi antara audiens dan karya seni tersebut. Disitu karya seni di nikmati, diamati,
diapresiasi, sehingga timbulah proses komunikasi. Bagi masyarakat negeri Ouw, sempe adalah alat atau jembatan penghubung
antara masyarakat negeri Ouw maupun dari negeri lainnya. Sempe yang dibuat oleh masyarakat negeri Ouw tidak dapat digunakan sendiri, walaupun hal itu terjadi bagi
masyarakat negeri Ouw itulah hal yang tidak berguna. Pembuatan sempe pada umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan masnusia, bukan hanya kebutuhan
masyarakat negeri Ouw semata, melainkan kebutuhan masyarakat luas yang
65
membutuhkan sempe itu sendiri. Artinya bahwa melalui sempe negeri Ouw dikenal luas oleh masyarakat Ambon-Lease.
c. Fungsi keagamaan. Selain memiliki begitu banyak fungsi yang didapatkan dari kerajinan tangan
yang dimiliki oleh masyarakat negeri Ouw, juga memiliki fungsi dalam keagamaan. Sama halnya pada karya seni pada umumnya, dimana dapat dilihat sejak zaman
Renansians, para seniman yang berkarya untuk kepentingan gereja, seperti Philipo Brunelesci, Leonardo da Vinci seniman terkemuka, mereka melukis dan membuat
patung untuk kepentingan gereja. Karya-karya mereka menghiasi gereja-gereja sebagai representasi terhadap Tuhan Yesus. Begitupun dengan di wilayah Timur yang
sebagian besar menganut ajaran Islam, memang tidak begitu dominan memunculkan seniman, walaupun itu ada tapi mungkin tidak terekspos. Karya seni yang bernuansa
islami ini, dapat dijumpai pada masjid-masjid berupa kaligrafi Arab. Tidak dilupakan dengan penganut agama Hindu-Budha yang menampilkan karya seni pada patung dan
tempat beribadah mereka. Berdasarkan pemaparan bapak Maramua Silahooy pada saat diwawancara
beliau mengatakan bahwa, ketika pada tahun 1615an agama Kristen masuk di negeri Ouw yang dibawakan oleh misionaris asal Belanda dan pada saat sebagian kecil
masyarakat negeri Ouw menjadi seorang Kristen, ketika pembaptisan dan perjamuan dilakukan secara tradisional. Dalam arti bahwa tempat atau wadah air baptisan pada
saat itu terbuat dari tanah liat, dan perjamuan pada pertama kali tidak menggunakan cawan gelas perak seperti pada saat ini, melainkan menggunakan wadah berupah
gelas yang terbuat dari tanah liat. Namun ketika perubahan waktu semua itu diganti
66
dengan peralatan yang lebih modern.
40
Dapat dilihat bahwa pada awalnya masyarakat negeri Ouw sudah menerapkan Teologi Kontekstual dalam arti bahwa, budaya yang
melekat dalam kehidupan mereka, diterapkan atau dituangkan dalam ritual keagamaan.
d. Fungsi Domestik. Adapun sempe memberikan nilai tambah bagi masyarakat negeri Ouw, di
mana sempe yang merupakan budaya dilestarikan hingga saat ini menjadikan negeri Ouw satu-satunya negeri penghasil sempe di Maluku. Oleh karena itu melalui sempe
negeri Ouw dikenal sebagai Ouw negeri sempe oleh masyarakat sekitarnya, secara tidak langsung budaya sempe menjadi identitas untuk negeri Ouw. Budaya sempe
atau gerabah menjadi salah satu seni atau kerajinan tangan asli Maluku yang terus dilestarikan, serta budaya ini dimanfaatkan oleh masyarakat negeri Ouw sebagai mata
pencaharian, dan tidak dapat dipungkiri bahwa pelestarian yang terus dilakukan oleh pengrajin sempe negeri Ouw adalah bentuk upaya menjaga warisan budaya dari para
leluhur. Adapun juga budaya sempe ataupun hasil gerabah yang dimiliki oleh masyarakat negeri Ouw menjadi sumber incom bagi masyarakat negeri Ouw. Dalam
artian bahwa melalui budaya gerabah ini, menarik masyarakat luar datang langsung untuk melihat secara langsung cara pembuatannya.
Berdasarkan fungsinya, hasil kerajinan tangan atau gerabah di negeri Ouw dapat digunakan berdasarkan nilai praktis dan nilai estetis. Nilai praktis dalam karya seni adalah
semua nilai yang terkandung dari pemanfaatan dan pemakaian karya seni rupa tersebut, misalnya seni yang menghiasi perabotan rumah tangga, seperti sempe, tajela, balanga, porna,
40
Hasil wawancara dengan Bpk M. Silahooy. sebagai penulis sejarah negeri Ouw, 28 April 2016
67
dan lain-lain. Sedangkan nilai estetis adalah semua keindahan yang sengaja dibuat dan dimasukan ke dalam benda pakai dengan tujuan sekedar untuk memberikan kesan estetis,
misalnya vas, pot, miniatur sempe-balanga-tajela, dan lain sebagainya.
3.5 Pemaknaan simbol Sempe sebagai identitas negeri Ouw.