Kajian Tentang Aktivitas Melukis
26
5. Penderita mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap sesuatu yang sedang dihadapinya. Perhatian anak mudah beralih dari satu
kegiatan pada kegiatan yang lain. Tidak jarang dijumpai anak dengan gangguan perilaku inattention lebih memilih melakukan hobi atau minat anak
daripada harus mengerjakan tugas yang diberikan. Munculnya perilaku inattention selama proses pembelajaran jika tidak dikendalikan maka akan
mengganggu berlangsungnya proses pembelajaran. Salah satu upaya untuk menangani perilaku inattention ialah dengan positive reinforcement.
Penggunaan aktivitas melukis sebagai positive reinforcement yang digunakan untuk mengurangi perilaku inattention mengacu pada modifikasi
perilaku yang diungkapkan oleh Martin dan Pear, 2015:96 yaitu mengamati individu tersebut dalam aktivitas-aktivitas kesehariannya dan mencatat
aktivitas atau objek apa yang paling sering terlibat dengannya. Metode tersebut memanfaatkan dari prinsip Premack dirumuskan David Premack
tahun 1959 bahwa jika peluang untuk terlibat di sebuah perilaku yang memiliki probabilitas tinggi kemunculan dibuat kontingen bagi sebuah
perilaku yang memiliki probabilitas rendah kemunculan, maka perilaku yang rendah probabilitas kemunculannya tersebut akan meningkat. Aplikasinya
ialah aktivitas yang diberikan pada anak autistik ialah aktivitas melukis sebagai kegiatan yang disenangi oleh anak ketika perilaku inattention muncul.
Positive reinforcement diberikan ketika anak muncul perilaku inattention pada pembelajaran. Ketika pemberian positive reinforcement, aktivitas melukis
27
diberikan kepada anak dalam durasi waktu tertentu sehingga aktivitas tersebut tidak berlebihan untuk anak autistik.
Di bawah ini ialah bagan kerangka pikir dalam penelitian ini tentang penggunaan aktivitas melukis untuk mengurangi perilaku inattention pada
anak autistik kelas II di Sekolah Luar Biasa Mardi Mulyo Kretek Bantul.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian