Curah Hujan Kelembaban Relatif RH
Ga mbar
12 . P
eta hidrolo
gi
Ga mbar
13. P eta p
enutupan la ha
n
Gambar 14. Grafik fluktuasi suhu
Biofisik 1.
Vegetasi Tipe vegetasi alam yang terdapat di lokasi penangkaran rusa adalah hutan
hujan pegunungan bawah, umumnya berupa hutan sekunder. Selain hutan alam, sebagian kecil dari areal merupakan hutan tanaman pinus, puspa, dan tegakan jati.
Luas total hutan tamanan ini diperkirakan kurang dari 10 dari keseluruhan komplek hutan Gunung Sanggabuana.
WWPR memiliki 55 jenis vegetasi yang terdiri dari 21 jenis pepohonan dan 34 jenis non-pepohonan. Wana Wisata Penangkaran Rusa ini merupakan bekas
areal tanaman pinus Pinus merkusii milik Perhutani dari tahun 1945 yang telah mendominasi areal bagian dalam penangkaran rusa serta terdapat beberapa jenis
lain seperti nangka Arthocarpus heterophylla, bambu Giganthochloa apus, karet Havea brazilliensis, asam Tamarindus indica, jati Tectona grandis,
kluih Artocarpus communis dan sebagian besar adalah semak-semak terdiri dari kirinyuh Eupatorium spp, saliara Lantana camara, gelaguh Saccharum
spontaneum, takokak hutan Solanum torvum, harendong bulu Clidemia hirta, dan ki beletrak Eupatorium inulifolium.
Spesies tumbuhan yang dominan di bawah tegakan pinus adalah jukut babi Ichaemum sp., jukut pahit Paspalum conjugatum, dan jukut bengala Leersia
hexandra.Di bawah tegakan puspa,spesies tumbuhan bawah yang dominan adalah alang-alang Imperata cylindrica, jukut babi Ichaemum sp., dan
nampong Siegesbeckia orientalis. Di bawah tegakan kaliandra, spesies tumbuhan bawah yang dominan adalah kibeletrak Eupatorium odoratum,
seuseureuhan Piper aduncum, dan jukut pahit Paspalum conjugatum.
Di beberapa tempat di dalam kawasan terdapat kelompok pepohonan yang ditanam rapat dan tidak rapat. Kelompok pepohonan yang ditanam rapat ini
membentuk kawasan hutan yang relatif alami terdapat di beberapa daerah penyangga yang membatasi kawasan dengan lingkungan sekitar. Pohon-pohon
yang terdapat di dalamnya antara lain Tectona grandis, Swietenia mahogani, falcataria, Filicium decipiens, Alstonia scholaris, Acacia auriculiformis. Hutan
alami di daerah penyangga ini berfungsi sebagai RTH penyangga yang akan memberikan dampak positif terhadap perbaikan lingkungan kawasan.
Diantaranya, dalam hal meningkatkan produksi oksigen, mengurangi pencemaran udara, meningkatkan kualitas iklim mikro dan juga dapat bermanfaat bagi tempat
kehidupan manusia dan satwa.Jenis pohon yang biasa digunakan untuk habitat
satwa khususnya burung adalah yang menghasilkan bunga, buah, dan mengundang serangga. Sedangkan untuk burung-burung pemakan biji-bijian,
sumber biji-bijian didapat dari berbagai jenis varietas rumput-rumputan.Pohon yang bertekstur daun halus Pelthoporom pterocarpum, berbuah Ficus
benjamina, dan berbunga Bauhinia acuminata banyak mengundang serangga.
Penilaian terhadap vegetasi sebagai salah satu sumber daya wisata yang dapat dikembangkan, perlu dievaluasi kesesuaian lahannya terhadap jenis tanaman
yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata. Penilaian ini meliputi kondisi, heterogenitas, dan nilai kualitas visual yang diklasifikasikan pada Tabel 7 dan
Gambar 15
Tabel 7.Penilaian potensi vegetasi
Peubah Kategori
Nilai Skor
Vegetasi -
Tegakan pohon alami, kondisi dan kualitas visual vegetasi baik dan beragam
3 S1
- Tegakan pohon budidaya, kondisi vegetasi
cukup baik, kualitas visual baik, cukup beragam
2 S2
- Persawahan,lapangan rumput, kondisi vegetasi
cukup baik, kualitas visual baik, cukup beragam
1 S3
Keterangan : Kelas S1=sesuai, S2= cukup sesuai, S3=kurang sesuai Sumber
: USDA 1968;modifikasi