Aspek Potensi Wisata Perencanaan Lanskap Wisata Alam di Wana Wisata Penangkaran Rusa Kecamatan Tanjung Sari Bogor
kemiringanlereng yang digunakan sebagai parameter untuk proses analisis, dimana lahan dengan kemiringan antara 0-
8 dikategorikan “baik” dengan skor 3, kemiringan 8-
15 dikategorikan “sedang” dengan skor 2, dan kemiringan lebih dari 15 dikategorikan
“buruk” dengan skor 1. Adapun yang dimaksud dengan lahan dengan kategori “baik” merupakan area yang
dapat dilakukan aktivitas pengembangan sarana rekreasi. Lahan dengan kategori “sedang” merupakan area yang dapat dilakukan aktivitas
pengembangan sarana rekreasi secara terbatas. Lahan dengan kategori “buruk” merupakan area yang tidak dapat dikembangkan untuk sarana
rekreasi dan diperlukan adanya konservasi. 2.
Aspek Wisata Analisis terhadap aspek wisata dilakukan dengan metode deskriptif dan
spasial. Analisis dilakukan pada 3 tiga komponen yaitu keindahan visual, potensi objek dan atraksi eksisting, akses dan fasilitas Gunn 1994.
Keindahan visual pada tapak dipertimbangkan untuk menunjang pengembangan program wisata. Metode yang digunakan adalah metode
analisis deskriptif dan spasial dengan menentukan area-area dengan kualitas visual baik good view yang dapat dijadikan sebagai potensi pendukung
wisata dan area-area dengan kualitas visual buruk bad view yang merupakan kendala yang harus diatasi. Analisis terhadap objek wisata dan
fasilitas wisata dilakukan secara spasial dengan mengindentifikasi titik-titik yang dianggap berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata serta
beberapa titik fasilitas yang telah tersedia di kawasan WWPR.
Penilaian daya dukung wisata juga dilakukan untuk menghitung luas areal yang dibutuhkan untuk kegiatan wisata, sehingga akan diketahui
jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan
pada lingkungan yang dimanfaatkan maupun mengurangi kenyamanan pengunjungnya. Perhitungan daya dukung wisata yang digunakan mengacu
pada rumus Boulon dalamWTO dan UNEP 1992 dalam Nurisjah et al. 2003 sebagai berikut:
Keterangan: DD = Daya Dukung
A = Area yang digunakan wisatawan S = Standar rata-rata individu
T = Total hari kunjungan yang diperkenankan K = Koefisien rotasi
N = Jam kunjungan per hari area yang diizinkan R = Rata-rata waktu kunjungan
3. Aspek Sosial Masyarakat
Analisis pada aspek sosial dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan dengan 2 dua cara yaitu
wawancara dan penyebaran kuisioner. Wawancara dilakukan terhadap beberapa narasumber dari pihak pengelola terkait dan tokoh masyarakat
setempat untuk menggali informasi mengenai sejarah kawasan wana wisata dan karakter sosial ekonomi masyarakat lokal. Kuisioner diberikan kepada
30 pengunjung dan masyarakat sekitar secara acak di lokasi objek WWPR untuk mengetahui tingkat kepuasan dan kenyamanan serta persepsi terhadap
fasilitas yang tersedia di kawasan tersebut. Hasil analisis didapatkan supply kawasan wisata sehingga dapat dirumuskan mengenai pengembangan wisata
sesuai dengan tujuanperencanaan.
Dari analisis tiga aspek diatas, kemudian disajikan dalam bentuk hasil analisis deskriptif dan spasial. Hasil analisis deskriptif berupa tabel analisis dan
solusi sedangkan hasil analisis spasial berupa peta komposit hasil overlay dari analisis di atas. Hasil akhir dari analisis tersebut kemudian akan digunakan
selanjutnya pada tahap sintesis. Sintesis
Sintesis merupakan tahap pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi dari suatu tapak yang disesuaikan dengan tujuan perencanaan. Pada tahap ini
ditentukan objek yang potensial untuk dikembangkan dalam kegiatan wisata alam yang akan direncanakan. Analisis yang telah dilakukan akan menunjukkan area
dengan kemiringan lahan dan daya dukung yang sesuai untuk aktivitas wisata aktif dan pasif serta area konservasi.
Konsep dan Pengembangan Konsep
Tahapan ini merupakan pembuatan konsep berdasarkan data yang diperoleh di lapang dengan mempertimbangkan permasalahan-permasalahan yang ada.
Rencana konsep awal terdiri dari konsep dasar, konsep pengembangan ruang, jalur wisata, aktivitas dan fasilitas, serta pengembangan wisata. Konsep tersebut
dibuat secara deskripsi maupun spasial. Perencanaan Lanskap
Pada proses ini dibuat rencana pengembangan lanskap. Pengembangan ini meliputi rencana ruang, rencana jalur wisata, rencana aktivitas dan rencana
fasilitas yang menunjang pengembangan kawasan wisata alam. Dengan demikian, akan dihasilkan laporan tertulis secara deskripsi dari masing-masing rencana
pengembangan dan laporan grafis berupa rencana ruang, rencana fasilitas, rencana jalur wisata touring plan, gambar rencana lanskap landscape plan, dan gambar
ilustrasi.