Peranan Kebun Raya dalam Pembangunan

yang terdapat di kawasan tempat wisata tersebut. Jenis pekerjaan responden pengunjung sebagian besar berasal dari semua jenis pekerjaan, karena tingkat kemampuan ekonomi dari semua pekerjaan mampu untuk berwisata dengan tarif tiket masuk yang cukup terjangkau dengan tingkat pendapatan yang didominasi dengan kisaran antara Rp 500 001 sampai Rp 2 500 000 karena untuk berwisata ke KRB tidak membutuhkan biaya yang mahal. a. Karakteristik kunjungan Karakteristik berwisata responden pengunjung di KRB dapat diidentifikasi berdasarkan frekuensi kunjungan pengunjung selama satu tahun terakhir, motivasi kunjungan, kegiatan yang dilakukan, mengunjungi tempat wisata, kedatangan tempat dan jenis kendaraan yang digunakan oleh responden pengunjung. Karakteristik responden pengunjung dalam berwisata ke KRB dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Karakteristik kunjungan responden pengunjung kawasan wisata KRB Karakteristik Persentase 1. Frekuensi kunjungan Tahun 2013 1 kali 42 2kali 26 3 kali 14 4 kali 4 5 kali 14 2. Motivasi kunjungan Wisata 94 Pendidikan 2 Penelitian 2 Gathering keluargakantor 2 3. Kegiatan yang dilakukan -Duduk santai 100 -Pengamatan flora 9 -Jalan santai 26 -Bersepeda 6 -Fotografi 1 -Kuliner 1 4. Mengunjungi tempat wisata Sendiri 5 Keluarga 27 Rombongan 68 5. Kedatangan ke tempat wisata merupakan Tujuan utama 96 Tempat persinggahan 4 6. Frekuensi berkunjung Satu hari 99 Lebih satu hari 1 Tabel 7 Lanjutan Karakteristik Persentase 7. Keinginan untuk mengunjungi KRB kembali Ya 100 Tidak 8. Penyebab ingin kembali ke KRB kembali Letaknya dekat 18 Biaya rekreasi murah 12 Tempatnya indah dan menarik 17 Lainnya 53 Tabel 7 menunjukkan KRB telah menjadi salah satu tempat wisata strategis di Kota Bogor yang merupakan salah satu Lembaga Botani bersejarah di Indonesia, yang juga dikenal dengan baik di dunia Internasional. Hal ini terlihat dari frekuensi kunjungan sebesar 58 pengunjung telah berkunjung lebih dari satu kali. Berdasarkan hasil wawancara 100 reponden pengunjung mengatakan ingin untuk datang kembali ke KRB. Alasan keinginan kembalinya pengunjung salah satunya adalah letaknya yang strategis karena berada di pusat Kota Bogor dan juga dekat dari daerah Jakarta. Sebagian besar motivasi responden pengunjung yang datang KRB adalah untuk berwisata. Wisatawan KRB memilih berwisata pada akhir pekan. Namun sebagian responden lain memilih hari biasa untuk berwisata dikarenakan agar tidak ramai pengunung dan lebih menikmati suasana yang asri. Responden pengunjung hampir 100 berwisata bersama rombongan atau beserta keluarganya, karena wisata KRB sangat tepat untuk berekreasi dengan keluarga maupun dengan kerabat dekat.

6.1.2 Persepsi Responden Pengunjung terhadap Kawasan Wisata KRB

Pengembangan kawasan wisata KRB perlu didukung oleh minat pengunjung untuk datang ke kawasan wisata KRB oleh karena itu, diperlukan pengembangan agar bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi salah satu pilar perekomian bangsa Indonesia. Persepsi responden pengunjung KRB terhadap pengembangan yang telah dilakukan selama ini akan menjadi gambaran untuk pengembangan wisata selanjutnya. Dalam penelitian ini dilihat persepsi responden pengunjung terhadap pengembangan KRB yang dibedakan berdasarkan sarana atau prasarana dan kondisi Sumber Daya Alam dan Lingkungan SDAL kawasan wisata KRB. Persepsi terhadap pengembangan saranaprasarana KRB disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Persepsi responden pengunjung terhadap kawasan wisata KRB Persepsi responden Kriteria Persentase 1. Kemudahan dalam mencapai lokasi Sangat mudah Mudah Cukup mudah Sulit 57 24 16 3 2. Keindahan alam Sangat indah Indah Cukup indah Kurang indah 24 48 24 4 3. Fasilitas Sangat lengkap Lengkap Cukup lengkap Kurang lengkap 2 37 36 25 a. Toilet Sangat baik 4 Baik 85 Buruk 10 Sangat buruk 1 Tidak tersedia b. Mushola Sangat baik Baik Buruk Sangat buruk Tidak tersedia 11 81 7 1 c. Tempat sampah Sangat baik Baik Buruk Sangat buruk Tidak tersedia 2 64 29 3 2 d. Warung makan Sangat baik Baik Buruk Sangat buruk Tidak tersedia 49 47 1 3 e. Kios cinderamata Sangat baik Baik 53 Buruk 40 Sangat buruk 3 Tidak tersedia 4 Sebagian besar persepsi responden mengenai kemudahan dalam mencapai lokasi sangat mudah dan terjangkau, karena tempat wisata KRB yang strategis sehingga memudahkan wisatawan mengunjungi tempat wisata tersebut. Selain itu keindahan alamnya yang indah membuat wisatawan menikmati keasrian dan kesejukan KRB. Selain itu preferensi responden pengunjung terhadap kawasan wisata KRB, seperti toilet, mushola, dan tempat sampah tergolong baik dan cukup lengkap namun disamping itu fasilitasnya masih kurang terawat dan kesadaran pengunjung untuk menjaga kebersihan masih kurang. Fasilitas lain seperti warung makan dan kios cinderamata masih tergolong kurang lengkap dikarenakan pihak pengelola membatasi adanya warung makan guna mementingkan kegiatan konservasi. Sedangkan untuk kios cinderamata pengunjung masih banyak belum mengetahui keberadaan kios cinderamata di dalam KRB dikarenakan kurangnya informasi yang disampaikan di pintu utama masuk KRB. Tabel 9 Persepsi responden pengunjung terhadap kondisi Sumber Daya Alam dan Lingkungan SDAL di sekitar kawasan KRB Persepsi responden Kriteria Persentase 1. Kebersihan a. Terdapat timbunan sampah - Ya - Tidak 68 32 b. Kawasan yang anda kunjungi terdapat tempat sampah - Ya - Tidak 72 28 c. Tindakan yang dilakukan ketika ingin membuang sampah tetapi tidak ada tempat sampah - Dimasukkan kedalam plastik - Buang sampah sembarangan 96 4 d. Apakah vandalisme menimbulkan dampak negatif - Ya - Tidak 99 1 2. Polusi air Apakah suplly air di mushola lancar - Lancar - Tidak 95 5 3. Polusi udara a. Apakah lebih nyaman jalan kaki atau berkendara di dalam KRB - Jalan kaki - Berkendara 80 20 b. Apakah terdapat polusi yang tercemar di dalam KRB - Ada - Tidak 28 72 c. Apakah terdapat polusi yang tercemar di luar KRB - Ada - Tidak 96 4 Keindahan lingkungan perlu dijaga kebersihannya untuk mempertahankan keasrian dan kealamian suatu lingkungan. Oleh karena itu, penilaian terhadap kualitas SDAL perlu dilakukan . Sebagian besar pengunjung menilai SDAL kawasan tergolong sangat baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Tabel 9 pada indikator kebersihan menunjukan sebesar 68 responden pengunjung menemukan beberapa sampah tergeletak disepanjang jalan dari awal pintu masuk KRB. Hal ini terlihat bahwa sebagian besar tingkat kesadaran pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang. Responden pengunjung beranggapan bahwa tempat sampah di KRB kurang memadai dan tidak terjangkau oleh pengunjung yang akan membuang sampah pada tempatnya. Kegiatan merusak lingkungan lainnya adalah mencoret-coret kursi atau memetik daun sembarangan. Sebesar 99 pengunjung beranggapan kegiatan vandalisme ini menimbulkan dampak negatif yang mengakibatkan lingkungan menjadi tidak terlihat asri lagi. Sedangkan untuk kelancaran air di mushola atau toilet sebesar 95 responden pengunjung menjawab sudah cukup baik dan terjaga kebersihannya. Hal ini terlihat bahwa kondisi airnya yang jernih dan tidak terlalu mengantri lama untuk memakai air yang tersedia di area mushola tersebut. Pada indikator terakhir mengenai polusi udara menunjukkan sebesar 80 pengunjung lebih menikmati jalan kaki untuk mengitari wisata KRB dikarenakan suasana KRB yang masih asri membuat pengunjung nyaman untuk jalan santai mengitari kawasan tersebut. Namun disamping itu, wisatawan pengunjung secara tidak langsung merasakan adanya pencemaran polusi dari aktivitas wisata yang sedang berlangsung seperti terdapat asap rokok yang ditimbulkan oleh pengunjung, asap kendaraan yang masuk ke dalam kawasan KRB serta polusi udara yang tercemar di luar KRB.

6.1.3 Luas Area Wisata dan Waktu yang diperoleh Wisatawan

Menentukan daya dukung kawasan berdasarkan kegiatan wisata yang dilakukan di KRB diperlukan luas dan waktu yang digunakan berdasarkan kenyamanan pengunjung per kegiatan wisata serta waktu yang disediakan pengelola. Tabel di bawah ini merupakan preferensi pengunjung mengenai luas dan waktu yang dibutuhkan. Selanjutnya dipilih luas dan waktu yang paling dominan yang dapat mewakili kenyamanan pengunjung. Contohnya duduk santai, luas yang dipakai untuk perhitungan daya dukung adalah sebesar 2 m² karena berdasarkan hasil wawancara terdapat 82 pengunjung yang melakukan kegiatan wisata duduk santai dengan luasan dan waktu dominan tersebut. Preferensi kenyamanan pengunjung terhadap luas dan waktu per kegiatan wisata disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Preferensi responden pengunjung dalam hitungan luas dan waktu No Jenis kegiatan Luasan dominan yang dibutuhkan Waktu dominan yang dibutuhkan Per meter Frekuensi pemilih orang Menit Frekuensi pemilih orang 1. Duduk santai 1 18 30 14 2 82 60 32 - - 120 54 2. Pengamatan flora 4 9 90 9 3 Jalan santai 3 12 30 4 5 30 60 10 - - 90 28  Per unit Frekuensi pemilih orang Menit Frekuensi pemilih orang 4. Bersepeda 17 6 60 6 5. Kuliner 120 1 120 1 Berbeda dengan lima kegiatan wisata yang dibahas di atas, kegiatan wisata lain seperti fotografi memiliki perhitungan tersendiri. Hal ini dikarenakan kegiatan wisata yang dilakukan tidak hanya melakukan foto-foto biasa melainkan foto profesional yang ahli di bidang fotografi. Luasan yang digunakan pun berbeda seperti luasan yang digunakan pada kegiatan wisata pada Tabel 10 yaitu dengan mengetahui jumlah titik per spot untuk melihat perhitungan daya dukungnya. Preferensi kenyamanan pengunjung pada kegiatan fotografi disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Preferensi responden pengunjung dalam hitungan spot dan waktu untuk kegiatan fotografi No Jenis kegiatan Jumlah titik per spot yang dibutuhkan Frekuensi pemilih orang Waktu yang dibutuhkan menit Frekuensi pemilih orang 1. Fotografi 1 120 1 - Danau Gunting 3 - - - - Jl Kenari 2 - - - - Jembatan Gantung 1 - - - - Cafe De Daunan 5 - - - Jumlah 11 1 120 1 Tabel 10 menunjukkan duduk santai merupakan kegiatan wisata yang paling banyak dilakukan di KRB. Sebagian besar pengunjung memberikan alasan bahwa pemandangan yang indah dan menarik serta udara yang sejuk sangat mendukung untuk melakukan kegiatan wisata ini. Kegiatan wisata ini tentunya akan menjadi hal yang paling utama dalam perhitungan daya dukung karena banyaknya pengunjung yang melakukan kegitan wisata duduk santai. Perhitungan DDK untuk jenis kegiatan bersepeda dan kuliner dilakukan tidak menggunakan jumlah luasan yang disediakan melainkan jumlah unit yang disediakan oleh pihak pengelola. Berbeda dengan Tabel 11 untuk jenis kegiatan wisata fotografi tidak menggunakan luasan yang disediakan, namun memakai perhitungan kegiatan per spot. Hal ini dikarenakan kegiatan fotografi yang dilakukan bukan kegiatan foto- foto biasa melainkan fotografi profesional yang memakai spot-spot tertentu untuk mengambil objek foto.

6.1.4 Luas Area Wisata dan Waktu yang disediakan Pihak Pengelola

Selain perferensi pengunjung, untuk menentukan daya dukung kawasan diperlukan data dari pihak pengelola mengenai luas dan waktu yang disediakan. Pihak pengelola menyediakan waktu dan luas yang berbeda-beda untuk setiap kegiatan wisata. Pihak pengelola menyediakan waktu kunjungan untuk wisatawan sebanyak 9 jam dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 17.00. Luas dan waktu yang disediakan untuk setiap setiap kegiatan wisata berdasarkan pihak pengelola disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Luas dan waktu yang disediakan pengelola per kegiatan wisata dalam satu hari No Kegiatan wisata Luas yang disediakan m² Waktu yang disediakan Menit 1. Duduk santai 13 081 540 2. Pengamatan flora 800 540 3. Jalan santai 1 076 540  Per unit

4. Bersepeda

17 450 5. Kuliner 120 780 Perhitungan dilampiran 1 Pada Tabel 13 Luas dan waktu untuk kegiatan fotografi telah disediakan oleh pihak pengelola. Kegiatan fotografi profesional ini boleh mengambil objek foto disemua tempat, namun untuk perhitungannya diperhitungkan berdasarkan spot yang telah ditentukan oleh fotografer itu sendiri sesuai dengan waktu dan view yang bagus. Spot yang dibutuhkan dan waktu yang disediakan disajikan pada tabel 13. Tabel 13 Luas dan waktu yang disediakan pengelola kegiatan wisata fotografi profesional dalam satu hari No Kegiatan wisata Spot yang dibutuhkan Titik Waktu yang disediakan Menit Per spot 1. Fotografi 540 -Danau gunting 1 - -Jl Kenari 1 - -Jembatan gantung 1 - -Cafe de daunan 1 - Jumlah 4 540 Pihak pengelola kawasan wisata KRB menyediakan luas dan waktu yang sama kecuali untuk bersepeda dan kuliner. Dari 6 kegiatan wisata yang dapat dilakukan, pengelola menyediakan luasan yang paling besar untuk melakukan kegiatan wisata duduk santai, sedangkan untuk luas yang paling sedikit disediakan untuk kegiatan wisata fotografi dan kuliner. Sebenarnya dari pihak pengelola tidak membatasi pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata, ukuran luasan tersebut digunakan karena luasan tersebut sering digunakan oleh pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata tersebut kemudian pengelola baru menetapkan luasan untuk per kegiatan wisata. Berbeda dengan kegiatan wisata untuk fotografi dan kuliner, untuk fotografi dihitung berdasarkan kegiatan per spotnya sedangkan untuk kuliner dihitung berdasarkan pada jumlah unit bangku yang tersedia. Pihak pengelola KRB menyediakan waktu yang sama sesuai jam buka kunjungan yaitu selama 9 jam setara dengan 540 menit.

6.1.5 Daya Dukung untuk Setiap Kegiatan Wisata

Berdasarkan preferensi pengunjung dan data dari pihak pengelola, maka dapat dihitung daya dukung kawasan per kegiatan wisata. Berikut uraian masing- masing daya dukung kawasan sesuai dengan kegiatan wisata berdasarkan Tabel 14 dan 15. Tabel 14 Perhitungan daya dukung setiap kegiatan wisata Kegiatan wisata Kebutuhan pengunjung Disediakan oleh pengelola Daya dukung orang per hari e=ca Koefesien rotasi f=db Daya dukung kawasan per hari g=ef Luas unit a Waktu menit b Luas unit c Waktu menit d Duduk santai - RTH 2 - 13 001 - 6499 - - -T. Duduk unit 1 - 40 - 40 - - - Gazebo unit 1 - 40 - 40 - - Jumlah 4 120 13 081 540 6579 4 26 316 Pengamatan flora 4 90 800 540 200 6 1200 Jalan santai 5 90 1 076 540 215 6 1290 Bersepeda 1 90 17 450 17 5 85 Kuliner 1 120 120 780 120 6 720 Ket : data pihak pengelola Perhitungan dilampiran 1 Pada Tabel 15 untuk kegiatan fotografi, perhitungan yang dilakukan sama seperti pada Tabel 13. Daya dukung kawasan per hari yang diperoleh dari hasil perkalian daya dukung dan koefisien rotasi yang telah dihitung. Perhitungan daya dukung kawasan per hari untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 15 Perhitungan daya dukung kegiatan wisata fotografi Kegiatan wisata Waktu menit yang dibutuhkan a Waktu menit yang disediakan b Daya dukung orang per hari c Koefisien rotasi d=ba Daya dukung kawasan per hari e=cd Fotografi 120 540 4 -Danau gunting - - 3 - - -Jl Kenari 2 - - 2 - - -Jembatan gantung - - 1 - - -Cafe de daunan - - 5 - - Jumlah 120 540 11 4 44 Berdasarkan preferensi pengunjung dan data dari pihak pengelola serta diperoleh daya dukung kawasan kegiatan wisata per hari. Berikut uraian masing- masing daya dukung kawasan sesuai dengan kegiatan wisata dari tabel 14 dan 15.

1. Duduk Santai

Ruang Terbuka Hijau RTH Kebun Raya Bogor, merupakan salah satu tempat yang cukup digemari untuk melakukan kegiatan duduk santai. Pihak pengelola juga menyediakan fasilitas lain seperti tempat duduk sebanyak 40 buah di pinggir danau gunting, di kolam air mancur, dan di tepi danau teratai dan 4 buah gazebo. Berdasarkan preferensi pengunjung dan fasilitas yang disediakan pengelola maka daya dukung untuk kegiatan duduk santai adalah sebanyak 6 579 orang dan daya dukung kawasan per hari yang diperoleh untuk kegiatan ini adalah 26 316 oranghari. Perhitungan daya dukung kawasan untuk kegiatan duduk santai dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 1.

2. Jalan santai

Kegiatan kedua yang paling digemari adalah jalan santai. Suasana pemandangan KRB yang sangat sejuk dan asri sangat tepat dilakukan pengunjung untuk jalan santai. Hal ini didukung Tabel 7 yang menunjukkan banyak rombongan dari institusi ataupun sekolah yang mengadakan suatu acara untuk gerak jalan atau untuk manambah pengetahuan mengenai konservasi tumubhan yang ada di KRB. Berdasarkan Tabel 14 kegiatan wisata jalan santai memiliki daya dukung sebanyak 215 serta daya dukung kawasan kegiatan jalan santai sebanyak 1 290 orang per hari. Perhitungan daya dukung kawasan untuk kegiatan jalan santai dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 1.

3. Pengamatan Flora

Keindahan KRB yang asri dan sejuk membuat pengunjung nyaman untuk berwisata yang lokasinya cukup dijangkau oleh masyarakat khususnya yang berasal dari Bogor. Pohon-pohon yang besar dan rindang yang ada di KRB juga menarik minat pengunjung sehingga pengunjung betah untuk bersantai dan berlindung dari terik matahari. Jenis- jenis tumbuhan yang cukup kita kenal sampai saat ini salah satunya adalah Bunga Bangkai Amorphophalus Titanum. Bunga ini pada saat akan mendekati mekar, akan mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Tinggi bunga ini dapat mencapai setinggi 4 meter dengan diameter sekitar 1,5 meter dan merupakan bunga majemuk terbesar didunia tumbuhan. Berdasarkan Tabel 14 maka kegiatan wisata pengamatan flora memiliki daya dukung untuk kegiatan pengamatan flora adalah sebanyak 200 orang dan daya dukung kawasan per hari untuk kegiatan wisata ini sebanyak 1200 orang. Perhitungan daya dukung kawasan untuk kegiatan pengamatan flora dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 1.

4. Bersepeda

Beban kerja yang tinggi dan banyaknya waktu yang terbuang di jalan membuat orang-orang jarang menyempatkan diri untuk berolahraga. Kebun Raya Bogor salah satu tempat wisata wisata yang tidak hanya untuk kegiatan pendidikan lingkungan namun juga bisa untuk berolahraga, salah satunya bersepeda. Sebagian orang menikmati keindahan suasana KRB dengan berjalan kaki, namun ada juga yang ingin menggunakan sepeda untuk mengelilingi KRB. Namun pihak pengelola hanya menyediakan 17 unit sepeda dikarenakan keterbatasan persediaan unit sepeda untuk pengunjung. Wisatawan pengunjung berharap untuk adanya penambahan unit sepeda sehingga memudahkan wisatawan berkelilingi mengitari KRB. Berdasarkan Tabel 14 menunjukan bahwa kegiatan bersepeda memiliki daya dukung kawasan sebanyak 85 orang dalam sehari. Hal ini menunjukkan pengunjung yang masih jarang menggunakan sepeda untuk berwisata di dalam area KRB. Perhitungan daya dukung dan daya tampung untuk kegiatan bersepeda dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 1.

5. Fotografi

Kebun raya yang terletak di tengah kota Bogor menjadi tempat favorit sebagai tempat untuk berakhir pekan. Rerimbunan pohon yang telah berumur ratusan tahun di kebun raya juga menjadi tempat buruan untuk kegiatan foto hunting. Kegiatan fotografi ini merupakan fotografer profesional yang mencari objek foto dengan latar dan view yang bagus serta pengambilan teknik foto yang handal. Kegiatan fotografi diikuti dengan beberapa lomba dan tema yang mengembangkan keterampilan fotografinya. Selain kegiatan lomba-lomba fotografi, terdapat jasa pemotretan untuk pra wedding dengan ketentuan dan harga yang berlaku. Berdasarkan Tabel 15 daya dukung kegiatan fotografi sebesar 11 orang dan daya dukung kawasan per hari untuk fotografi sebanyak 44 kegiatan dalam sehari. Perhitungan daya dukung kawasan untuk kegiatan fotografi dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 1.

6. Kuliner

Salah satu tempat makan di KRB yang cukup diketahui masyarakat lokal adalah adalah cafe dedaunan yang terletak di Jl. Ir. Haji Juanda No. 13. Tempat makan yang menyajikan pemandangan pemandangan yang indah dan cukup jauh dari gerbang utama ini menawarkan berbagai macam menu baik nasional maupun internasional dari harga Rp 25 000-Rp 75 000. Keunikan dari cafe dedaunan ini adalah pengunjung dapat memasuki areal KRB dengan gratis bila ingin memasuki Kafe Dedaunan pada sore hari pukul 16.30 hingga 22.00 melalui Pintu 3. Sedangkan pukul 10.00 hingga 16.30 melalui Pintu 1 KRB, sama dengan pintu masuk pengunjung KRB lainnya. Berdasarkan Tabel 14 maka kegiatan wisata kuliner memiliki daya dukung sebanyak 120 orang dan daya dukung kawasan per hari untuk kegiatan wisata ini sebanyak 720 orang. Perhitungan daya dukung dan daya tampung untuk kegiatan kuliner dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 1. Berdasarkan uraian di atas maka daya dukung kegiatan wisata dan daya dukung kawasan per hari secara keseluruhan pada kawasan wisata KRB disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Daya dukung kawasan KRB Kegiatan Wisata Daya dukung orang per hari Koefisien rotasi Daya dukung kawasan per hari Jumlah pengunjung maksimal saat ini Rasio a B c = ab D e= dc100 Duduk santai 6 579 4 26 316 10 000 38.00 Pengamatan flora 200 6 1 200 500 41.67 Jalan santai 215 6 1 290 500 38.76 Bersepeda 17 5 85 17 20.00 Fotografi 11 4 44 8 18.18 Kuliner 120 6 720 120 16.67 Total 7 142 29 655 11 145 Tabel 16 menunjukan bahwa dari seluruh kegiatan yang dapat dilakukan di KRB, daya dukung kawasan per hari adalah sebanyak 29 655 orang. Daya dukung kawasan terbesar terdapat pada kegiatan duduk santai. Kegiatan wisata ini sangat diminati pengunjung karena sebagian besar pengunjung melakukan rekreasi bersama keluarga atau dengan teman-temannya dengan membawa bekal makanan dari luar lokasi wisata. Rasio yang paling besar terdapat pada kegiatan pengamatan flora yaitu sebesar 41.67. Hal ini dikarenakan kebutuhan luasan dan waktu yang digunakan pengunjung berbeda dengan kegiatan duduk santai. Angka rasio tersebut menunjukkan bahwa kondisi KRB masih dibawah daya dukung kawasan KRB, namun kondisi tersebut belum mempertimbangkan jumlah pengunjung pada saat peak season dan low season. Perbandingan daya dukung kawasan KRB dengan jumlah pengunjung pada saat kondisi low season dan peak season dengan daya dukung kawasan KRB disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Perbandingan daya dukung kawasan KRB dengan jumlah pengunjung saat low season dan peak season tahun 2013. Hari Kunjungan Jumlah pengunjung per hari a DDK b Rasio ab100 Senin 1 197 29 655 4.04 Selasa 1 213 29 655 4.09 Rabu 1 562 29 655 5.27 Kamis 1 400 29 655 4.72 Jumat 806 29 655 2.72 Sabtu 3 414 29 655 11.51 Minggu 7 044 29 655 23.75 Lebaran 24 104 29 655 81.28 Ket: data pihak pengelola Berdasarkan data pada Tabel 17 perbandingan jumlah pengunjung KRB pada hari kerja yaitu hari senin sampai dengan hari jumat menunjukkan saat kondisi low season masih di bawah batas ambang daya dukung kawasan KRB. Pada waktu pekan jumlah rasio meningkat dikarenakan pengunjung sudah libur kerja ataupun sekolah. Berbeda halnya pada saat hari-hari libur peak season seperti hari lebaran. Liburan lebaran juga termasuk libur panjang yang wisatawannya tidak hanya berasal dari jabodetabek saja namun juga berasal dari luar pulau. Hari lebaran tersebut menunjukkan angka rasio sebesar 81.28 yang artinya hampir mendekati over carrying capacity OCC atau hampir melebihi batas ambang daya dukung kawasan KRB. Namun hasil perbandingan low season dan peak season tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat ruang untuk mengembangkan KRB sesuai dengan daya dukung kawasan. Jika melihat kegiatan wisatawan di KRB, tidak semua area dikunjungi oleh pengunjung wisatawan, hanya titik-titik tertentu saja yang menjadi tempat favorit aktifitas wisata pengunjung. Lokasi area yang paling dominan dikunjungi diantaranya jembatan gantung, jembatan merah, lapangan di depan cafe de dauanan, area kolam teratai dan area danau gunting. Pada saat peak season wisatawan pengunjung sangat memadati lokasi area tersebut, sementara lokasi lainnya jarang sekali dikunjungi pengunjung. Hal ini dikhawatirkan adanya OCC pada titik tersebut walaupun secara keseluruhan KRB belum OCC. Oleh karena itu agar dapat terhindar dari OCC dititik-titik tersebut maka perlu adanya segmentasi wisata. Segmentasi wisata adalah salah satu strategi pengembangan pariwisata yang dapat memenuhi kebutuhan pengunjung, melindungi lingkungan konservasi dan mengembangkan masyarakat guna mencapai wisata yang berkelanjutan Ekayani dan Nuva 2013; Zografos dan Allcroft 2007. Manfaat segmentasi wisata akan menghasilkan tambahan penerimaan dari adanya tiket kembali selain pada gerbang utama tempat wisata. Selain adanya tambahan penerimaan, segmentasi wisata juga dapat melindungi sumberdaya alam karena pengunjung tersebar dan tidak terpusat di satu titik area wisata. Hal ini akan dijadikan saran untuk strategi pengembangan KRB selanjutnya dan masih perlu pengawasan agar wisata tersebut jika mendekati terjadinya over carrying capacity, pihak pengelola KRB mampu mengendalikan situasi tersebut agar tetap menjadi salah satu tempat wisata yang menarik minat pengunjung namun kelestarian dan keasriannya tetap terjaga. 6.2 Dampak Ekonomi Kebun Raya Bogor 6.2.1 Dampak Ekonomi Keberadaan suatu kawasan wisata dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Salah satu dampak yang timbul dari adanya aktivitas wisata adalah dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat. Vanhove 2005 mengklasifikasikan 3 jenis dampak ekonomi yang ditimbulkan dari adanya kegiatan wisata terhadap masyarakat yaitu dampak langsung direct impact, dampak tidak langsung indirect impact dan dampak lanjutan induce impact. Hasil proporsi pengeluaran pengunjung dapat dilihat pada Tabel 18 dan keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 18 Proporsi pengeluaran responden pengunjung di kawasan KRB per bulan Tahun 2013 Biaya 1 Rata-rata pengeluaran Rp 2 Persentase = 1c 100 Pengeluaran konsumsi di luar kawasan wisata - Konsumsi dari rumah 19 765 24.54 - Transportasi pribadi 11 745 14.58 - Transportasi umum 7 940 9.86 - Penginapan 1 500 1.86 Total kebocorankunjungan a 40 950 50.84 Pengeluaran di dalam kawasan wisata - Konsumsi di dalam kawasan 12 630 15.68 - Parkir 6500 8.07 - Biaya tiket 14 000 17.38 - Souvenir 5 250 6.52 - Biaya toilet 1 220 1.51 Total pengeluaran di lokasikunjungan b 39 600 49.16 Total pengeluaran pengunjung c = a+b 80 550 100.00 Total pengeluaran pengunjung per tahun c12 966 600 Rata-rata total kunjungan per tahun 2010- 2012 d 920 190 Total kebocoran tahun e = cproporsi a d 3 768 178 050 000 Berdasarkan data pihak pengelola KRB rata-rata jumlah kunjungan per tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2012 cukup tinggi yaitu sebesar 920 190 orang, sehingga total kebocoran dari pengeluaran pengunjung pertahun yang diperoleh sangat tinggi yaitu sebesar Rp 3 768 178 050 000tahun. Hasil ini diperoleh dari mengalikan total rata-rata pengeluaran pengunjung dengan proporsi kebocoran dan total kunjungan pertahun. Total rata-rata pengeluaran pengunjung per kunjungan di KRB cukup besar yaitu sebesar Rp 80 550bulan, tingkat kebocoran dari aktivitas pengeluaran pengunjungpun cukup besar yaitu dengan proporsi 50.84 , sehingga tingkat kebocoran di KRB sangat tinggi. Kebocoran yang terjadi berasal dari pengeluaran untuk konsumsi dari rumah dan pembelian biaya bahan bakar. Kebocoran terjadi karena sebagian besar pengunjung melakukan kegiatan wisata seperti piknik dengan keluarga ataupun kegiatan family gathering. Selain itu biaya bahan bakar yang cukup besar karena pengunjung wisatawan tidak hanya berasal dari Bogor tetapi juga berasal dari luar Bogor seperti Jakarta, Depok, Tanggerang dan sekitarnya.

6.2.2 Dampak Ekonomi Langsung Direct Effect

Dampak ekonomi langsung merupakan dampak yang langsung diperoleh dari pengeluaran aliran pengunjung saat berwisata. Dampak ekonomi secara langsung berasal dari transaksi pengunjung dengan unit usaha yang terdapat di kawasan objek wisata KRB. Rata-rata unit usaha yang terdapat pada KRB hanya ramai dikunjungi apabila akhir pekan dan hari libur nasional, namun pada hari kerja sebagian unit usaha masih tetap buka. Perhitungan dampak langsung yang dirasakan oleh unit usaha dapat dilihat pada Tabel 19 dan data perhitungan dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 3. Tabel 19 Dampak ekonomi langsung di kawasan wisata KRB per bulan Tahun 2013 Unit usaha Responden unit usaha Jumlah populasi Rata-rata pendapatan per bulan Dampak ekonomi langsung PendapatanRp Proporsi Rp a b c e=cd 100 f=bc 1. Cinderamata - Kios cinderamata 4 15 28 862 500 21.18 606 112 500 - Kaki lima cinderamata 2 21 7 375 000 5.41 110 625 000 Total 716 737 500 2. Makanan -Restaurant 1 1 82 970 000 60.87 82 970 000 -Kios makanan 6 8 4 602 500 3.38 36 820 000 -Warung tenda 6 38 969 167 0.71 36 828 346 -Pedagang asongan 2 5 732 500 0.54 3 662 500 Total 160 280 846 3. Pedagang kaki lima -PKL kelinci 3 6 5 973 333 4.38 35 839 998 -PKL talas 4 13 2 937 500 2.16 38 187 500 Total 74 027 498 4. Foto keliling 2 2 1 875 000 1.38 3 750 000 Total keseluruhan 136 297 500 d 100.00 954 759 844 Pendapatan pemilik unit usaha di KRB berbeda-beda sesuai dengan jenis unit usaha yang ada di dalam dan di luar KRB. Pendapatan pemilik unit usaha terbesar adalah unit usaha restaurant dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 82 970 000bulan. Hal ini disebabkan unit usaha tersebut cukup ramai dikunjungi oleh pengunjung dengan menu yang menarik dan fasilitas yang cukup memadai. Dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh unit usaha berupa pendapatan pemilik unit usaha. Dampak ekonomi langsung diperoleh dari hasil pengalian rata-rata pendapatan unit usaha perbulan dengan jumlah unit usaha di objek wisata KRB. Namun untuk nilai dampak ekonomi langsung paling besar dirasakan oleh unit usaha cinderamata sebesar Rp 716 737 500bulan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya populasi kios dan pedagang kaki lima cinderamata serta rata-rata pendapatan yang cukup besar yang dimiliki oleh unit usaha tersebut di KRB. Selain itu pengunjung wisatawan baik yang berasal dari Bogor maupun dari luar Bogor tertarik untuk membeli cinderamata sebagai oleh-oleh khas dari Bogor. Sehingga total dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh unit usaha di KRB sebesar Rp 954 759 844bulan.

6.2.3 Dampak Ekonomi Tidak Langsung Indirect Effect

Keberadaan wisata KRB memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendirikan unit usaha. Keberadaan unit usaha di lokasi wisata membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat lokal. Jenis unit usaha yang ada di dalam kawasan wisata KRB antara lain yaitu koperasi unit usaha, kantin dharma wanita, warung tenda, cafe de dauanan, dan garden shop. Sedangkan unit usaha yang ada di luar kawasan wisata diantaranya warung makanan, penjual souvenir, penjual bakso, penjual asinan bogor, penjual talas bogor, dan penjual kelinci. Dampak ekonomi tidak langsung didapatkan dari hasil pengeluaran unit usaha berupa biaya operasional unit usaha yang berada di Kawasan Wisata KRB. Keberadaan Kawasan Wisata KRB juga banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat lokal yang ada disana sehingga menimbulkan dampak ekonomi secara tidak langsung berupa upah yang diterima oleh tenaga kerja yang bekerja di sektor wisata tersebut. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh unit usaha di dalam dan di luar lokasi dapat dilihat pada Tabel 20 dan data perhitungan dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 3. Tabel 20 Pengeluaran unit usaha di kawasan KRB per bulan Tahun 2013 Keterangan Unit usaha cinderamata Unit usaha makanan Pedagang kaki lima Foto keliling Rp Kios Cinderamata Rp PKL cinderamata Rp Restaurant Rp Kios makanan Rp Warung tenda Rp Pedagang asongan makanan Rp PKL kelinci Rp PKL talas Rp 1 Pengeluaran di kawasan wisata Biaya sewa 150 000 35 000 000 283 333 33 333 616 667 150 000 Biaya gaji tenaga kerja 975 000 30 030 000 1 316 667 375 000 Biaya pemeliharaan alat 87 500 2 000 000 10 000 7 500 17 500 43 333 350 000 Biaya bahan baku 3 250 000 525 000 60 000 000 883 333 500 000 225 000 533 333 225 000 175 000 Biaya keamanan dan kebersihan 150 000 29 167 6 667 Jumlah a 4 612 500 525 000 127 030 000 2 522 500 922 500 242 500 1 193 333 375 000 525 000 Jumlah unit usaha b 15 21 1 8 38 5 6 13 2 Total pengeluaran di kawasan wisata c=axb 69 187 500 11 025 000 127 030 000 20 180 000 3 5055 000 1 212 500 7 159 998 4 875 000 1 050 000 2 Pengeluaran di luar kawasan wisata Biaya transportasi 275 000 350 000 291 667 233 333 125 000 500 000 187 500 350 000 Jumlah d 275 000 350 000 291 667 233 333 125 000 500 000 187 500 350 000 Total pengeluaran di luar lokasi e=bxd 4 125 000 7 350 000 2 333 336 8 866 654 625 000 3 000 000 2 437 500 700 000 44