Biaya penyusutan yang dikeluarkan Rp 1,353.071. Rincian biaya penyusutan terdapat pada Lampiran 8.
b. Sumber Modal
Modal yang digunakan dalam pendirian dan operasional Warung Surabi berasal dari modal sendiri. Jadi tidak terdapat peminjaman dan
kewajiban pengembalian bunga kepada pihak Bank atau kreditor. Seluruh modal akan digunakan untuk membiayai semua keperluan
baik untuk biaya investasi dan biaya operasional pada periode pertama.
c. Identifikasi Manfaat dan Penerimaan
Dalam suatu analisis cash flow finansial, manfaat yang diterima adalah penerimaan dari penjualan output serta nilai sisa dari
komponen-komponen investasi. Penerimaan diperoleh dari hasil
perkalian antara jumlah output dengan harga jual per satuannya.
Penerimaan pada usaha Warung Surabi didapat dari penjualan makanan dan nilai sisa pada akhir periode jangka waktu analisis
kelayakan finansial. Pada tahun pertama pendapatan yang diperoleh Rp 67,803.210. Penerimaan dari nilai sisa diperoleh dari sisa umur
ekonomis pada akhir jangka waktu analisis kelayakan finansial. Nilai akhir yang diperoleh Rp 1,908.643. Rincian penerimaan Warung
Surabi pada tahun pertama dapat dilihat pada Lampiran 2. Pendapatan diperoleh dari selisih antara penerimaan total Total
Revenue dengan biaya total Total Cost. Biaya total adalah penjumlahan dari biaya tetap total dan biaya variabel total per periode.
Total biaya operasional tahun pertama adalah Rp 65,720.831. Berdasarkan perhitungan penerimaan dan pengeluaran tersebut maka
keuntungan yang diperoleh Warung Surabi dalam kurun waktu tahun pertama Rp 2,082.379. Proyeksi laba rugi Warung Surabi dapat dilihat
pada Lampiran 7. Empat 4 kriteria umum yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi suatu usaha, yaitu NPV, Profitability
Index PI, IRR, dan PBP Umar, 2003. Hasil perhitungan analisis tersebut dapat dilihat pada perhitungan cashflow kelayakan usaha
Warung Surabi dapat dilihat pada Lampiran 3. Nilai dari kriteria investasi pengembangan usaha Warung Surabi dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8. Hasil analisis kelayakan usaha Warung Surabi
No Kriteria
Kelayakan Kelayakan
Keterangan 1.
NPV NPV 0
Rp 12,658.281 layak 2.
IRR IRR DR
34 layak 3.
Net BC Net BC 1
1,97 layak 4.
PBP PBP jangka waktu
1.07 tahun layak
1. NPV
Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh selama umur usaha yang
direncanakan. Pada hasil analisis kelayakan finansial yang dilakukan pada Warung Surabi menunjukkan nilai NPV positif Rp
12,658.281. Nilai tersebut merupakan penjumlahan net benefit keuntungan bersih setiap periode yang telah didiskontokan pada
rencana usaha Warung Surabi. Nilai NPV yang positif menunjukkan bahwa usaha tersebut layak dijalankan karena usaha
tersebut dapat menghasilkan arus kas masuk dengan persentase lebih
besar dibandingkan
opportunity cost
biaya yang
dikorbankan modal yang ditanamkan, sehingga usaha ini layak dikembangkan dalam jangka panjang. Perhitungan kriteria NPV
dapat dilihat pada Lampiran 3.
2. IRR
IRR merupakan tingkat suku bunga dari suatu usaha dalam jangka waktu tertentu yang membuat nilai NPV dari usaha tersebut
sama dengan nol. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengembalian internal yang dihasilkan dari investasi pada usaha
yang bersangkutan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai IRR 34. Nilai ini lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang
digunakan dalam perhitungan sebesar 7. Hal ini berarti, tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada rencana usaha ini
lebih besar nilainya dibandingkan tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan pada bank. Dengan
demikian, investor lebih baik menginvestasikan modalnya pada rencana usaha ini daripada menabungkan dananya di bank.
Nilai IRR diperoleh dengan menggunakan metode coba- coba trial and error. Caranya adalah dengan menghitung jumlah
nilai sekarang dari arus kas bersih masa depan selama umur usaha dengan menggunakan tingkat suku bunga tertentu. Kemudian
nilainya dibandingkan dengan biaya investasi awal. Jika nilai investasi awal lebih kecil, maka dicoba lagi dengan tingkat suku
bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika nilai investasi awal lebih besar, maka dicoba lagi dengan tingkat suku bunga yang lebih
rendah. Begitu seterusnya hingga ditemukan nilai yang sama besar atau mendekati Umar, 2003.
3. Net BC
Net BC atau disebut juga Profitability Index merupakan perbandingan antara jumlah net benefit dan total cost berdasarkan
nilai relatif kas. Rumusnya adalah PV positif dibagi dengan jumlah PV negatif. Kriteria Net BC menunjukkan berapa kali lipat
perbandingan jumlah benefit netto yang diperoleh dari proyek terhadap capital expenditure. Untuk nilai Net BC pada analisis
kelayakan usaha Warung Surabi diperoleh nilai 1,97. Dengan demikian menurut kriteria Net BC usaha tersebut dinyatakan layak
untuk dijalankan karena memiliki Net BC sebanyak 1,97 kali lipat dari capital expenditure. Dengan kata lain setiap Rp 1 biaya yang
akan dikeluarkan akan menghasilakan manfaat Rp 0,97, sehingga manfaat yang didapat lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
Nilai PI 1, maka pendirian usaha ini menguntungkan dan layak diimplementasikan.
4. PBP
PBP Payback Period merupakan jumlah lama tahun yang dibutuhkan bagi suatu usaha untuk menutupi biaya investasi awal
dengan jumlah keuntungan bersih yang telah didiskontokan. PBP menunjukkan jangka waktu kembalinya dana investasi proyek,
melalui akumulasi net benefit yang diperoleh dari proyek tersebut Umar, 2003. Nilai PBP yang diperoleh adalah 0.97 tahun. Angka
tersebut menunjukkan bahwa usaha ini dapat menutupi pengeluaran biaya investasinya dengan jumlah keuntungan bersih yang telah
didiskontokan setelah rencana usaha ini berjalan sekitar 12 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini layak dijalankan karena
kemampuan mengembalikan modal usaha lebih cepat daripada jangka waktu analisis yang direncanakan yaitu 5 tahun.
d. Analisis Sensitivitas