dan air. Kemudian dalam membuat adonan dilakukan dengan manual yaitu menggunakan sebuah alat yang diaduk dengan
menggunakan tangan tidak menggunakan alat pengaduk seperti mixer. Cara tradisional ini masih dilakukan karena untuk
mempertahankan rasa khas serabi yang enak dan gurih. Adonan tersebut selanjutnya dituang kedalam cetakan yang sudah
dipanaskan. Saat surabi menjadi setengah matang tahap selanjutnya adalah pemberian toping. Setelah menjadi matang kemudian surabi
disajikan kepada konsumen. Untuk
jumlah produksi
yang dihasilkan
tergantung permintaan dan penawaran konsumen setiap harinya. Pembuatan
adonan biasa dilakukan sebelum memulai kegiatan penjualan. Biasanya Warung Surabi membuat adonan secukupnya, 1 adonan
tersebut menghasilkan 20 buah surabi. Apabila jumlah pengunjung saat itu mulai bertambah, maka akan dibuat adonan lagi.
4.2.3 Aspek Manajemen dan Operasional
a. Kepemilikan
Usaha yang mengolah bahan baku makanan menjadi makanan produk jadi yaitu produk serabi ini berada di bawah kepemilikan satu
1 orang yang merupakan pemilik modal usaha.
b. Struktur Organisasi
Aspek manajemen sangatlah penting karena merupakan aspek yang mengelola dan menggerakan suatu bisnis. Manajemen yang akan
dilakukan dalam usaha ini terdiri dari satu orang pemegang kendali perusahaan dan di tambah dua orang karyawan. Dalam perusahaan
Warung Surabi tidak terdapat struktur organisasi yang jelas. Warung Surabi membentuk struktur organisasi yang masih bersifat sederhana.
Pembagian pekerjaannya pun di buat fleksibel sehingga diharapkan semua karyawan dapat berperan pada semua posisi, bagian persiapan
produk harus dapat berganti peran pelayan atau sebaliknya. Struktur organisasi Gambar 4 di bawah merupakan struktur
organisasi yang dibuat sendiri untuk menggambarkan keadaan
organisasi di perusahaan Warung Surabi. Berdasarkan pengamatan, semua jabatan dapat beralih fungsi pada saat kapan pun menyesuaikan
dengan kondisi dan situasi yang ada. Rangkap jabatan pun terjadi dalam usaha ini. Bapak Sugeng selaku pendiri perusahaan tersebut.
menjalankan tugas sebagai pemimpin, pengawas, serta pemegang tanggung jawab penuh untuk seluruh kegiatan, dan bagian kasir yang
mencangkup bagian keuangan bertugas melayani proses pembayaran para konsumen dan mencatat keuangan masuk dan keluar pada usaha
ini. Juru masak memiliki kewajiban memproduksi pesanan makanan
yang ditawarkan, serta menjaga agar rasa yang dihasilkan sama pada setiap produk. Pada bagian ini dikerjakan oleh satu orang karyawan.
Bagian ini juga juga harus selalu mengawasi persediaan bahan baku yang diperlukan.
Pelayan bertugas melayani para pengunjung, mulai dari pemesanan menu hingga penyajiannya serta merapikan meja setelah
para pengunjung selesai menyantap hidangan. Selain itu pelayan juga memiliki kewajiban memberikan informasi menu spesial dan deskripsi
dari setiap menu agar para pengunjung mendapatkan gambaran tentang menu yang akan dipesan nantinya.
Gambar 4. Struktur organisasi Warung Surabi
Struktur organisasi yang dijalankan oleh Warung Surabi bersifat sederhana sehingga tidak membutuhkan banyak tenaga kerja. Pada
pemilik
pegawai 1
pegawai 2
usaha Warung Surabi, struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi lini atau garis Gambar 4. Struktur organisasi ini
merupakan ketetapan dan telah disepakati bersama oleh seluruh karyawan pada perusahaan ini. Alasan dari Warung Surabi
menggunakan struktur organisasi lini atau garis, agar memudahkan dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan dan
melakukan pengontrolan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat.
c. Tenaga Kerja