3. Meminta kepada Presiden RI sebagai kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan  untuk  membuat  kepeloporan  dalam  perang terhadap  kejahatan  narkoba,  mengeluarkan  intruksi  yang  lebih
keras  dan  intensif  terhadap  penaggulangan  poenyalahgunaan narkotika  serta  memberikabn  hukuman  yang  keras  dan  tegas
untuk kepentinga efek kerja. 4.
Meminta  masyarakat  agar  terlibat  aktf  dalam  melakuakan pencegahan  dan  pemberantsan  peredaran  narkoba  dikalangan
masyarakat 5.
Menghimbau  kepada  para  ulama,  tokoh  agama,  da’I  dana muballigh,  pendidik,  klepada  Alaim  Ulama,  Guru-guru,
Miuballigh  dan  pendidik  untuk  lebih  giat  memberikan pendidikanpenerangan
terhadap masyarakat
mengenai penyalahgunaan  narkotika  sertabersama-sama  seluruh  elemen
masyarakat berusaha menyatak an “Perang Melawan Narkotika”.
BAB IV ANALISA TERHADAP FATWA MAJELIS ULAMA
INDONESIA MUI TENTANGSANKSI HUKUMAN MATI BAGI PENYALAHGUNA NARKOBA
A. Analisa  Terhadap  Fatwa  Majelis  Ulam  Indonenesia  MUI  Tentang
Hukuman Mati Bagi Penyalahguna Narkoba
Untuk  menganalisa  hasil  istinbath  hukum  fatwa  Majelis  Ulama  Indonesia MUI  dalam  menetapkan  hukumnya,  yakni  hukuman  Bagi  Produsen,  Bandar,
Pengedar  Dan  Penyalahguna  Narkoba  yang  sanksi  hukumannya  itu  sampai  kepada hukuman  mati,  Maksud  dari  penetapan  sanksi  hukuman  Bagi  penyalahgunaan
Narkoba yaitu MUI sudah merapatkan hasil ketentuan sanksi hukuman tersebut, yang dimana  ketetapan  Fatwa  tersebut  hasil  pembaharuan  dari  fatwa  MUI  Nomor
10MUNASVIIMUI142005 tentang Hukuman Mati dalam Tindak Pidana Tertentu, Maka  daripada  itu  diperlukannya  uraian-uraian  yang  berdasarkan  pada  Bab  II  dan
Bab  III  yang telah mengemukakan hal-hal  yang  menjadikan landasan ditentukannya subyek hukum. Sebelum membahas lebih lanjut tentang analisa penulis terhadap hasil
istinbath  Majelis  Ulama  Indonesia  MUI  dalam  menetapkan  hukuman  bagi produsen, bandar, pngedar dan penyalahguna narkoba.
perlu  diketahui  bahwa  efek  dari  pengaruh  obat-obatan  terlarang    tersebut sungguh  sangat  berbahaya  jika  dikonsumsi  dengan  berlebihan.  Karena  Narkoba  itu
memiliki illat kesamaan hukum dengan khamr yang bisa menimbulkan rasa mabuk dan  membuat  akal  tidak  terkontrol  dan  juga  dapat  mencelakakan  diri  sendiri  dan
orang  lain,  bahkan  yang  lebih  bahanya  lagi  dapat  menyebabkan  kematian  apabila mengonsumsinya dengan sangat berlebihan.
Adapun penggunaan Narkotika sebenarnya tidak ada masalah jika itu memang untuk  kepentingan pengobatan dan penelitian, namun  itu semua harus berada dalam
pengawasan  dokter  atau  seseoarng  yang  ahli  dalam  bidangnya.  Namun  karena  pada saat ini indonesia telah menjadi pasar tujuan peredaran narkoba, dan bahkan menjadi
produsennya  sehingga  semakin  banyak  korban  berjatuhan  sebagai  pencandu narkotika tanpa batasan usia, maka hukum penggunaan Narkoba  itu haram jika untuk
kepentingan pribadi, karena efek dari penggunan narkoba itu sangatlah berbahaya. Maka  dari  penjelasan  diatas  itu,  akhirnya  MUI  pusat  mengistinbatkan
hukuman  bagi  produsen,  pengedar,  Bandar  dan  penyalahgunaan  narkoba  bagi  orang yang salah dalam menggunakan obat-obatan tersebut,  yang mana keputusan tersebut
tertera  dalam  Fatwa  NO.53  Tahun  2014  tentang  Hukuman  Bagi  Produsen,.  Bandar, Pengedar  dan  Penyalahguna  Narkoba,  yang  dimana  rapat  tersebut  telah
diselenggarakan  oleh  Komisi  Fatwa    MUI  pada  tanggal  30  Desember  2014,  MUI menyatakan;  Memproduksi,  mengedarkan  dan  menyalahgunakan  narkoba  tanpa  hak
hukumnya  haram,  dan  merupakan  tindak  pidana  yang  harus  dikenai  had  danatau ta’zir  bahkan  juga  sampai  kepada  hukuman  mati  jika  penyalahgunaanya  tersebut
dilakukannya dengan berulang kali dan kadarnya juga melebihi ketentuan. Dengan  menggunakan  Dasar  Hukum  al-
Qur’an,  Dan  Hadits,    Kemudian metode      yang      dipakainya      menggunakan  metode  istinbath  yang  berupa  qaidah
fiqihiyah  dan  pendapat  para  fuqaha  Ulama  terdahulu,  akhirnya  pada  tanggal  30
Desember  2014  dengan  penuh  pertimbangan  MUI  mengeluarkan  Fatwa  tentang keharaman  bagi  Penyalahguna  narkoba,  karena  dalam  al-
Qur’an,  al  Hadits,  dan kaedah fiqhiyyah sudah sangat jelas diterangkan agar kita menjauhkan diri dari segala
sesuatu  yang  memabukkan  yang  dapat  mentup  akal  dan  membawa  kita  dalm kebinasaan yang dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri bahkan orang lain.
Karena  fatwa    MUI    merupakan  suatu  bentuk  pedoman  hukum  bagi pemerintah,  umat  Islam  dan  pihak-pihak  lain  yang  memerlukannya,  Sehingga  MUI
perlu  mengistinbatkan  kembali  hukuman  bagi  produsen,  pengedar,  Bandar  dan Penyalahguna narkoba, berikut metode atau landasan hukum yang diambil oleh MUI:
Firman Allah Ta’ala antara lain: Surat Al-Baqarah ayat 195, yang berbunyi:
 
 
 
Artinya:Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan
 
 
 
 
 
Artinya:  Danjanganlah  kamu  membunuh  dirimu;  sesungguhnya  Allah  adalahMaha Penyayang kepadamu” QS.An Nisa’: 29
Dua  ayat  di  atas  menunjukkan  akan  haramnya  merusak  diri  sendiri  atau membinasakan  diri  sendiri.  Yang  namanya  narkoba  sudah  pasti  merusak  badan  dan
akal seseorang.  Sehingga dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa narkoba itu haram jika di konsumsi.
Dalam  menetapkan  sebuah  hukum  tentang  larangan  mengonsumsi  Narkoba, MUI pun mengutip dari beberapa hadits, diantaranya yaitu:
ع ش
با ح
ش ب
ق ا
س : ع
ا س
ق :
ى س
ع  س   ي ع ه ى ص ه ك
س ف
1
Artinya:  Dari  Syahr  Bin  Hausyab,  ia  berkata:  Aku  mendengar  Ummu  Salamah,  ia berkata,
“Rasulullah  shallallahu  „alaihi  wa  sallam  melarang  dari  segala yangmemabukkan dan mufattir yang membuat lemah” HR. Abu Daud. Jika khamr
itu haram, maka demikian pula dengan mufattir atau narkoba.
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang
memabukkan  diharamkan  berdasarkan  kesepakatan  paraulama.Bahkan  setiap  zat yang dapat menghilangkan akal, haram untuk
dikonsumsi walau tidak memabukkan”. Seperti halnya pendapat Yusuf Al Qardawi Ganja, heroin, sertabentuk lainnya
baik  padat  maupun  cair  yang  terkenal  dengan  sebutan  mukhaddirat  narkotik adalahtermasuk  benda-benda  yang  diharamkan  syara  tanpa  diperselisihkan  lagi  di
antara  ulama.Yakni  yangmengacaukan,  menutup,  dan  mengeluarkan  akal  dari tabiatnya  yang  dapat  membedakan  antar  sesuatu  dan  mampu  menetapkan  sesuatu.
1
Abu Daud Sulaiman
,
sunan abi dawud
,  juz 3, Hadits ke 298, Bayrut:
maktabah al- „ashriyah
,
2010
, h. 329