2.1.3.4 Hubungan antara Expected Inflation dan Inflasi
Mankiw 2007 menyebutkan bahwa kurva Philips Philips Curve dalam bentuk modernnya menyatakan bahwa tingkat inflasi tergantung pada tiga
kekuatan salah satunya adalah inflasi yang diharapkan. Inflasi yang diharapkan expected inflation
tersebut ada beberapa bentuk yaitu:
a. Inflasi ekspektasional, yang tergantung pada perbandingan-perbandingan
dalam hal melihat harapan di masa yang akan datang forward looking expextation
. Dengan begitu laju inflasi yang terbentuk sekarang akan dipengaruhi nilainya oleh nilai laju inflasi pada masa yang akan datang. Hal
ini mengakibatkan pembentukan harga dan upah akan disesuaikan dengan laju inflasi yang diharapkan pada masa yang akan datang.
b. Ekspektasi adaptif, tergantung pada perbandingan-perbandingan dalam hal
melihat pengalaman di masa yang lampau backward looking expectation. Dengan begitu laju inflasi yang akan datang dipengaruhi nilainya oleh laju
inflasi pada masa lampau. Hal ini mengakibatkan pembentukan harga dan upah akan disesuaikan dengan laju inflasi yang terjadi pada masa yang
lampau. Ekspektasi adaptif ini susah untuk ditanggulangi, karena menyangkut efek psikologis, berupa trauma akan laju inflasi yang terbentuk di masa lalu.
Oleh karena itu model ekspektasi adaptif ini memiliki pengaruh yang paling besar terhadap laju inflasi dibandingkan bila menggunakan variabel
ekspektasi yang lain Bank Indonesia, 2000.
2.1.3.5 Hubungan antara Nilai Tukar Exchange Rate dan Inflasi
Studi Permana 2004 menjelaskan bahwa nilai tukar merupakan salah satu variabel mekanisme transmisi kebijakan moneter. Nilai tukar berpengaruh
terhadap inflasi karena adanya direct passthrough effect melalui harga bahan baku impor. Barang tersebut dapat berupa barang konsumsi, bahan baku, dan barang
modal. Dampak perubahan nilai tukar terhadap laju inflasi melalu impor barang konsumsi tergolong ke dalam first direct passthrough, karena harga impornya
dapat langsung mempengaruhi harga jual produk tersebut di dalam negeri. Sedangkan dampak melalui impor bahan baku dan barang modal tergolong ke
second direct passthrough , karena pembentukan harganya melalui proses
produksi terlebih dahulu. Dengan adanya depresiasi nilai tukar maka harga bahan baku impor akan
naik sehingga biaya produksi akan naik, penawaran akan turun dan terjadilah inflasi dari sisi penawaran cost push inflation. Nilai tukar mempunyai elastisitas
yang besar terhadap inflasi karena masih besarnya ketergantungan industri terhadap bahan baku impor.
2.1.4. Penghitungan Inflasi di Indonesia
Menurut BPS 2009, inflasi di Indonesia merupakan perubahan Indeks Harga Konsumen IHK pada suatu periode terhadap periode sebelumnya.
Penghitungan IHK tersebut menggunakan metode Laspeyers yang dikembangkan modified Laspeyers
karena dalam rumusan indeksnya menggunakan kuantum
yang tetap sesuai tahun dasar. Rumusan Indeks Laspeyers dituliskan sebagai berikut:
∑ ∑
∑
2.1
dimana : In = Indeks bulan ke-n
Pn = Harga jenis komoditi bulan ke-n Po = Harga jenis komoditi tahun dasar
Qo= Kuantum jenis komoditi tahun dasar dengan pertimbangan teknis pengolahan dari penghitungan IHK, maka
rumusan Indeks Laspeyers diatas dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan rumusan indeks sebagai berikut:
∑
2.2
dimana : In = Indeks bulan ke-n
Pn = Harga jenis komoditi bulan ke-n Po = Harga jenis komoditi tahun dasar
Qo= Kuantum jenis komoditi tahun dasar P
n-1
= Harga jenis komoditi bulan ke- n-1 Tahapan untuk menghitung inflasi dimulai dengan menghitung relatif harga
RH, kemudian menghitung nilai konsumsi NK, menghitung IHK, dan terakhir menghitung angka inflasi untuk masing-masing kota. Dari masing-masing kota
ditimbang untuk mendapatkan angka inflasi nasional.
Menurut BPS, penghitungan inflasi di Indonesia dilaksanakan di 66 kota dan meliputi 774 jenis barangjasa dan kemudian dikelompokan menjadi 7
kelompok utama yaitu: 1. Bahan Makanan
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3. Perumahan
4. Sandang 5. Kesehatan
7. Transportasi dan Komunikasi Komponen penghitungan IHK adalah:
1. Tahun Dasar Periode dasar atau tahun dasar adalah periode waktu tertentu yang dipakai
sebagai dasar perbandingan. Pengukuran IHK sampai dengan bulan maret 1998 menggunakan periode 1988-1989 sebagai tahun dasar. Sedangkan sejak
April tahun 1998 menggunakan periode tahun 1996 sebagai periode dasar dan sejak Januari 2004 sudah menggunakan tahun 2002 sebagai periode dasar.
Sejak Juni 2008 tahun dasar yang dipakai untuk penghitungan inflasi adalah 2007.
2. Data Harga Harga yang dipilih dalam pengumpulan data harga konsumen adalah harga
eceran, yaitu harga transaksi secara tunai yang terjadi antara penjual pedagang eceran dan pembeli konsumen langsung.
3. Paket komoditas Adalah sejumlah komoditi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di suatu
kota yang digunakan sebagai acuan dalam penghitungan indeks. Paket komoditas diperoleh dari suatu survei pengeluaran rumahtangga yang
mencakup seluruh pengeluaran konsumsi untuk komoditi. Survei tersebut adalah Survei Biaya Hidup SBH.
4. Diagram Timbangan Bobotperan dari setiap jenis barangjasa, dimana sumber datanya adalah
Survei Biaya Hidup SBH yaitu nilai konsumsi makanan dan bukan makanan. Setelah diperoleh IHK, maka inflasi dapat diketahui. Penghitungan inflasi
menggunakan persamaan sebagai berikut: 2.3
Dimana merupakan inflasi yang terjadi pada periode t,
merupakan IHK pada periode t sedangkan
merupakan IHK pada periode sebelumnya. Inflasi terjadi apabila perubahan IHK bernilai positif, apabila perubahannya
bernilai negatif maka disebut terjadi deflasi.
2.2 Tinjauan Studi Terdahulu
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi telah banyak dilakukan. Pada Tabel 2.1 akan ditampilkan ringkasan penelitian terdahulu
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi.
NO NAMA
PENELITI JUDUL
PENELITIAN DATA DAN
METODE HASIL
PENELITIAN
1 Permana, 2004
Analisis Faktor- faktor Penentu
Laju Inflasi dilihat dari Sisi
Penawaran dan Ekspektasi
Adaptif dalam Rezim Nilai Tukar
Mengambang Bebas
- Indonesia, data tahun 1993-2004
- Model regresi berganda OLS
Harga BBM dan harga beras tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
inflasi, sedangkan nilai tukar
berpengaruh secara signifikan terhadap
inflasi.
2 Trihadmini, 2004
Analisis Determinan Inflasi
di Indonesia Periode 1988-
2002 - Indonesia, data
tahun 1988-2002 - Model Persamaan
Simultan Ekspektasi inflasi dan
inflasi impor berpengaruh terhadap
inflasi.
3 Krisnawati, 2006
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Inflasi di Indonesia.
- Indonesia 1983- 2004 dan 1997-
2004 - Multicointegration
Output gap sangat berpengaruh terhadap
inflasi di Indonesia periode 1983-2004
sedangkan periode 1997-2004 yang
berpengaruh terhadap inflasi adalah
disequilibrium pasar uang.
4 Mardianti, 2006
Analisis Inflasi di Indonesia dari Sisi
Permintaan Uang - Data Indonesia
periode 1990: kuartal 1 sampai
2005: kuartal 3 - Error Correction
Model ECM Inflasi Indonesia
periode t-1, perubahan broad
money, perubahan
nilai tukar periode t-1 dan t-2, berhubungan
positif dengan inflasi di Indonesia.
5 Devi, 2006
Analisis Inflasi di Indonesia
- Indonesia, data tahun 2000-2005
- Model OLS PDB, nilai tukar dan
jumlah uang beredar secara serentak
mempunyai hubungan secara signifikan
terhadap inflasi, secara parsial nilai
tukar dan jumlah uang beredar
mempunyai hubungan positif dan
berpengaruh secara signifikan terhadap
inflasi.
6 Apriani, 2007
Analisis Dampak Guncangan Harga
Minyak Dunia Terhadap Inflasi
dan Output di Indonesia: Periode
1990-2006 - Indonesia, data
tahun 1990-2006 - Model VAR
dilanjutkan dengan VECM
Guncangan harga minyak dunia
berhubungan positif dengan inflasi,
output, jumlah uang beredar dan nilai
tukar riil.
7 Budiarti, 2008
Pengaruh Kenaikan Harga
Bbm Terhadap Indeks Harga
Konsumen Ihk Masing-Masing
Kelompok Barang Dan Jasa Di Kota
Banda Aceh Tahun 1998-2008
- Kota Banda Aceh, data tahun 1998-
2008 - Model VAR
Kenaikan harga BBM berhubungan positif
dengan inflasi umum dan inflasi untuk
masing-masing komoditi barang dan
jasa.
8
Sultan, 2011
Inflation in Kingdom of Saudi
Arabia: A Bound Test Analysis
- Arab Saudi - Model
Cointegration dengan VECM
Inflasi di dunia ekonomi, tingkat nilai
tukar dan money supply
adalah faktor utama yang
mempengaruhi inflasi di Saudi Arabia.
9 Dwiantoro, 2004
Analisis Determinan Inflasi
di Indonesia dengan
Engle- Granger Error
Correction Model - Indonesia
- Model Eagle- Granger Error
Correction Model EG-ECM
GDP riil berpengaruh negatif terhadap
inflasi dan inflasi harapan berpengaruh
positif terhadap tingkat inflasi dalam
jangka panjang.
10 Monfort and
Pena, 2008 Inflation
Determinant in Paraguay: Cost
Push versus Demand Pull
Factors - Paraguay
- Model Cointegration
dengan pendekatan VAR
Jumlah uang beredar berpengaruh dalam
inflasi jangka panjang sedangkan harga luar
negeri harga beberapa produk
makanan dan indeks upah punya pengaruh
dalam jangka pendek
Penelitian ini berdasarkan penelitian Permana 2004. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi inflasi di Indonesia dari sisi penawaran. Sedangkan perbedaannya terletak pada cakupan tahun, variabel yang digunakan dan metode analisis yang
digunakan. Periode tahun dalam penelitian Permana adalah data kuartalan dari tahun 1993-2004 sedangkan dalam penelitian ini periode yang digunakan adalah
data bulanan dari tahun 1998-2010. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah harga BBM dan
harga beras sedangkan dalam penelitian ini menggunakan variabel harga minyak dunia dan indeks harga komoditi pangan dunia. Metode yang digunakan dalam
penelitian terdahulu adalah regresi berganda Ordinary Least Square OLS sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis Vector Error Correction
Model VECM .
2.3 Kerangka Pemikiran Operasional