Hasil-hasil penelitian kebutuhan energi pada proses pengolahan teh

16 memproduksi suatu masukan produksi atau materi penyusun produk seperti alat dan mesin pertanian manufakturing. c. Tenaga manusia Tenaga manusia yang digunakan sebagai sumber energi untuk produksi lazim disebut energi biologis. Sebagian besar operasi di bidang pertanian membutuhkan tenaga manusia untuk melakukan kerja mekanis. Walaupun pada operasi tersebut telah menggunakan alat bantu ternak dan motor, tenaga manusia tetap digunakan. Batas kemampuan untuk mengubah energi makanan ke dalam bentuk kerja adalah 6 kkalmenit atau sama dengan 0.42 kW. Energi ini hanya dapat diubah menjadi energi panas 10-15, maka dapat digunakan untuk kerja adalah 0.04 MJjam Van Loon, 1978 dan Malcolm, 1991 dalam Somantri 2002. Kebutuhan energi manusia pada kegiatan pengolahan di pabrik menurut Stout, N.A 1990 dan Sholahudin 1999 dalam Somantri 2002 yaitu sebesar 1.4 kkalmenit atau 0.725 MJjam.

2. Hasil-hasil penelitian kebutuhan energi pada proses pengolahan teh

hitam di PT Perkebunan Nusantara VIII Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, besarnya masukan energi pada proses pengolahan di setiap tahapan proses mulai dari pelayuan pucuk teh, penggilingan dan fermentasi, pengeringan bubuk teh dan sortasi kering baik secara total maupun pada tahapan-tahapan tertentu selalu bervariasi. Oleh karena itu diperlukan audit energi diberbagai kebun di PT. Perkebunan Nusantara VIII agar kebutuhan energi pada setiap tahapan ataupun secara total bisa dibandingan. Hasil-hasil penelitian tentang konsumsi energi pada pengolahan pucuk teh mennjadi bubuk teh di setiap tahapan proses pengolahan disajikan dalam Tabel 8. 17 Tabel 8. Hasil-hasil penelitian konsumsi energi pada proses pengolahan teh dalam satuan MJkg teh kering Kegiatan PTPN VIII Goalpara 1 PTPN VIII Gedeh Cianjur 2 PTPN VIII Ciater 3 PTPN VIII Parakan salak 4 Pelayuan pucuk 7.2981 8.80173 9.91084 1.24000 Penggilingan 1.0831 1.85223 1.41797 1.13000 Pengeringan 9.1070 8.77846 8.80763 15.67000 Sortasi kering 0.5103 1.53567 0.67200 0.29000 Sumber : 1 Mulyawan, 1997 2 Somantri, 2002 3 Kartikasari, 2002 4 Edi Purnomo, 2006 D. AUDIT ENERGI Audit energi merupakan bentuk analisa energi untuk menghitung jumlah energi yang digunakan dalam setiap tahap di dalam suatu sistem secara keseluruhan Abdullah, 1998. Audit energi adalah kegiatan untuk mengidentifikasi potensi penghematan energi dan menentukan jumlah energi dan biaya yang dapat dihemat dengan usaha konservasi energi dari suatu sistem, sarana maupun peralatan yang telah ada KEPRES 431993, Konservasi Energi. Bagian dari usaha konservasi energi adalah dengan cara mengetahui sumber-sumber pemborosan pemakaian energi, serta memberikan analisis dan jawaban mengenai tindakan yang bisa dilakukan terhadap pemakaian energi yang lebih tepat tanpa mengurangi produktifitas yang telah dicapai sebelumnya PII, 1992. Menurut KONEBA 1989 dalam Mulyawan 1997, metode audit energi terdiri dari dua tahapan yaitu audit energi awal preliminary energi audit dan audit energi terinci detailed energy audit 1. Audit energi awal preliminary energy audit Audit energi awal preliminary energy audit adalah berupa pengumpulan data awal dan analisa pendahuluan, yang terdiri dari pengelempokan sumber data, mengidentifikasi data yang diperlukan, pengumpulan data, analisa data, pembuatan rencana pengembangan. 18 2. Audit energi terinci detailed energy audit Audit energi terinci detailed energy audit adalah dengan melakukan penjajagan terhadap peralatan yang dipakai dalam suatu pabrik dan melakukan analisa, baik terhadap alat yang tetap digunakan secara kontinyu maupun alat yang bersifat tidak tetap. Tahapan pada audit energi terinci yaitu : a. Evaluasi pengelolaan energi harian b. Melakukan audit energi awal c. Rencana pengembangan kegiatan pabrik d. Pemilihan bagian-bagian yang akan diaudit secara rinci e. Persiapan kelengkapan kerja f. Pemeriksaan data lapangan g. Evaluasi data yang dikumpulkan h. Mengidentifikasi peluang konservasi energi i. Rencana pengembangan aktivitas peralatan j. Pengawasan penggunaan energi secara kontinyu k. Penyempurnaan pengelolaan energi secara menyeluruh Tahapan audit energi yang dilakukan oleh Suryadi 1994 dalam kegiatan audit energi pada proses produksi pupuk urea di PT Pupuk Kujang adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data awal Pengumpulan data-data mengenai produksi dan energi jenis, sumber, konsumsi dan kapasitas konsumsi 2. Evaluasi awal Melakukan perhitungan untuk mendapatkan konsumsi energi spesifik untuk listrik, panas dan mekanis dari suatu produk, dan membandingkan dengan data konsumsi energi secara internasional. 3. Pelaksanaan pengukuran energi Data-data yang sebenarnya diperoleh melalui pengukuran variabel secara detil dan dilakukan dengan sistem akusisi data, seperti laju aliran udara, laju aliran listrik, temperatur, data cuaca. 19 4. Evaluasi hasil pengukuran Pelaksanaan konservasi energi akan didasarkan pada hasil perbandingan data spesifikasi dengan data hasil pengukuran sesungguhnya, sehingga dari tahapan ini akan dapat dihasilkan rekomendasi cara penghematan energi. 5. Realisasi Pihak industri akan melaksanakan penghematan energi melalui penataan, modifikasi, atau penggantian peralatan proses energi sesuai dengan bagian yang direnovasi dan sesuai dengan kemampuan industri, sehingga pemborosan energi dapat diatasi. 6. Kontrol unjuk kerja Setelah pelaksanaan pencegahan pemborosan terealisasi, tim audit akan melakukan control unjuk kerja untuk mencocokan potensi penghematan energi yang sudah dihitung sebelumnya. Sedangkan menurut Wayne C. Turner 1992 dalam Suryadi 1994, langkah-langkah dalam audit energi adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data Teknik pengumpulan data ini meliputi teknik analisis pendahuluan, pengumpulan data tetapan-tetapan peralatan catatan lapangan, pengoperasian data terhadap persamaan yang telah ada dan uji coba peralatan. 2. Teknik analisis Tahapan analisis meliputi analisa konsep penambahan biaya untuk tahapan tertentu bilamana diperlukan, analisis kesetimbangan massa dan energi, analisis energi yang masuk dan keluar pada sub sistem, analisis pindah panas, evaluasi muatan listrik dan pembuatan model dan simulasi. 3. Evaluasi biaya peralatan 4. Membuat laporan hasil perhitungan konsumsi energi Tahap ini memerlukan langkah akhir dalam perumusan audit energi yang meliputi laporan utama yang merupakan hasil keseluruhan auditing, laporan biasa yang merupakan data hasil perhitungan harian dan belum dijadikan 20 hasil audit yang baku, laporan efektifitas pengelolaan peralatan dan laporan tinjauan review tiap tahap proses. Menurut Philippines National Oil Company 1986 dalam Rachmat 2001, metode audit energi dapat dibagi menjadi beberapa tingakatan yaitu : 1. Primary audit atau preliminary audit Terdiri dari kegiatan pencatatan dan analisis pemakaian energi dengan cara melaukan tinjauan singkat pada fasilitas pabrik dan dengan kebutuhan dan pembelian bahan bakar minyak. Pemeriksaan secara visual dilakukan untuk menentukan peluang penghematan energi dan membuat rencana analisis energi yang lebih rinci. Preliminary audit dikerjakan 1 sampai 3 hari tergantung pada kerumitan pabrik. 2. Detailed audit atau maxi audit Terdiri dari catatan lengkap pemakaian energi untuk menghitung pemakaian energi dan efisiensi. Hal ini mengharuskan penggunaan alat-alat pengukuran. Detailed audit ini dapat dikerjakan dalam waktu satu minggu atau lebih. 3. Plant survey mini audit Terdiri dari identifikasi energi terpakai, menganjurkan peningkatan pemeliharaan dan pengoperasian alat secara benar. Mini audit memerlukan pengujian dan pengukuran jumlah energi terpakai dan energi yang hilang. Mini audit juga meliputi anjuran dan analisis peluang konservasi energi dengan anggaran dana yang relatif murah atau investasi modal yang besar. 21 III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, IPB dan pabrik Cisaruni, PT. Perkebunan Nusantara VIII, Garut, Jawa Barat. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian adalah selama periode bulan Maret 2010 sampai dengan Mei 2010. B. PENDEKATAN MASALAH DAN BATASAN SISTEM Kegiatan audit energi pada sitem pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam orthodox ini dilakukan di lima unit, yaitu unit penerimaan bahan baku, pelayuan, penggilingan dan fermentasi, pengeringan dan sortasi kering. Batasan sistem yang dibuat dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut : 1. Seluruh kegiatan yang dilakukan di pabrik dan berhubungan langsung dengan pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam orthodox. 2. Seluruh input energi tenaga kerja yang terkait langsung dengan proses pengolahan diperhitungkan, kecuali pegawai administrasi dan petugas keamanan di pabrik Cisaruni. 3. Seluruh input energi listrik dan bahan bakar pada setiap unit proses diperhitungkan 4. Penerangan ruang pengolahan saat pengolahan diperhitungkan dalam audit energi di perkebunan Cisaruni. 22 Gambar 4. Bagan alir proses, peralatan dan masukan energi pada pengolahan teh di Perkebunan Cisaruni, Garut, Jawa Barat C. PARAMETER YANG DIUKUR Sebelum dilakukan pengumpulan data pada penelitian ini maka terlebih dahulu dilakukan penentuan parameter yang akan diukur. Adapun parameter yang akan diukur meliputi : 1. Penggunaan energi berasal dari bahan bakar Data yang dibutuhkan meliputi data konsumsi bahan bakar, nilai kalor bahan bakar dan jumlah produksi teh kering. 2. Penggunaan energi listrik Data yang dibutuhkan meliputi data jumlah pemakaian listrik, efisiensi, tegangan listrik, arus listrik, faktor daya listrik dan jumlah produksi teh kering dan daya terpasang pada peralatan produksi. Tenaga manusia dan listrik Tenaga manusia, listrik dan bahan bakar Tenaga manusia dan listrik Tenaga manusia, listrik dan bahan bakar Tenaga manusia dan listrik P enerimaan bahan baku Pelayuan pucuk segar P enggilingan fermentasi P engeringan Sortasi kering Tahapan proses Masukan energi Alatmesin Two stage drier dan Heat exchanger Monorail Withering trough Alatmesin penggilingan Alatmesin sortasi 23 3. Penggunaan tenaga manusia Data yang dibutuhkan meliputi data jumlah karyawan yang bekerja pada unit pengolahan, jumlah jam kerja karyawan, nilai unit tenaga manusia dan jumlah produksi pucuk teh dan jumlah produksi teh kering. 4. Efisiensi penggunaan energi Setelah dilakukan pengukuran disetiap proses, perhitungan efisiensi penggunaan energi pada pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam orthodox dilakukan dengan membandingkan energi input dan output atau kapasitas pengukuran dengan kapasitas terpasang. D. METODE AUDIT ENERGI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Metode audit energi yang akan dipakai pada penelitian kali ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh PT. KONEBA 1989. Sehingga audit energi ini terdiri dari dua tahapan : 1. Tahap pendahuluan preliminary energy audit Pada tahap ini dilakukan pengelempokan sumber data yang diperlukan seperti kondisi dan pola produksi, kemudian mengidentifikasi data-data tersebut. Setelah itu dilakukan analisis data untuk menentukan metode pengambilan data dalam satu bulan, satu minggu, dan satu hari dengan tiga kali ulangan. Sehingga data tersebut dapat dievaluasi pada tahap pemeriksaan menyeluruh detailed energy audit. 2. Pemeriksaan menyeluruh detailed energy audit Setelah ditentukan metode pengambilan data yaitu data diambil dalam dua tahap dimana setiap tahap data diambil pada jam sebagai berikut disajikan pada Tabel 9. Berdasarkan data energi dan produksi teh hitam pada tahun 2009 diketahui bahwa tidak terjadi fluktuasi yang terlalu besar, baik data dalam satu hari, satu minggu, maupun satu bulan. Maka audit energi ini dilakukan setiap jam seperti yang disajikan pada Tabel 9 pada hari selasa, kamis, dan sabtu, selama dua minggu. 24 Tabel 9. Waktu pengambilan data proses audit energi pada pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam orthodox Tahapan proses Tahap I Tahap II Penerimaan bahan baku 09.00; 10.00; 11.00 11.00; 12.00; 13.00 Pelayuan 09.00; 17.00; 01.00 11.00; 17.00; 03.00 Penggilingan fermentasi 01.00; 04.30; 08.00 03.00; 06.30; 10.00 Pengeringan 03.00; 07.30; 12.00 05.00; 09.30; 14.00 Sortasi 04.00; 09.00; 15.00 06.00; 11.00; 17.00 Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan menyeluruh dengan melakukan penjajagan surveying terhadap peralatan yang dipakai di pabrik Cisaruni dan melakukan analisa, baik terhadap alat yang tetap digunakan secara kontinyu maupun alat yang bersifat tidak tetap. Tahapan selanjutnya dari pemeriksaan menyeluruh ini adalah melakukan pemeriksaan dan pencatatan atau pengambilan data. Pengambilan data untuk audit ini dilakukan dengan 2 dua cara, yaitu : 1. Pengumpulan data primer Waktu pengumpulan data primer ditentukan setelah dilakukan preliminary energy audit. Sedangkan pengambilan data dilakukan dengan tiga kali ulangan. Pengumpulan data pada tahap pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam orthodox di pabrik dilakukan sebagai berikut : 1.1. Pada penerimaan bahan baku pucuk teh segar, pengumpulan data dilakukan dengan cara mendata jumlah tenaga kerja, jumlah jam kerja, konsumsi energi listrik dan berat pucuk segar. 1.2. Pada tahap pelayuan pucuk teh segar, pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran jumlah jam kerja, jumlah tenaga kerja, konsumsi bahan bakar, konsumsi energi listrik, suhu ruang pelayuan, dan berat pucuk segar. 1.3. Pada tahap penggilingan dan fermentasi data yang diperlukan adalah jumlah jam kerja, konsumsi energi listrik, jumlah tenaga kerja, suhu ruang penggilingan, dan suhu bubuk pada saat fermentasi. 25 1.4. Pada tahap pengeringan pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran jumlah jam kerja, jumlah tenaga kerja, konsumsi bahan bakar, konsumsi energi listrik, pengukuran suhu udara luar, suhu udara yang masuk ke alat pengering, suhu udara yang keluar dari alat pengering, dan lama proses pengeringan. 1.5. Tahap sortasi kering, pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran jumlah jam kerja, konsumsi energi listrik, jumlah tenaga kerja, berat teh kering yang dihasilkan. 2. Pengumpulan data sekunder Pengambilan data sekunder dilakukan apabila pengumpulan data primer tidak mungkin dilakukan. Pengumpulan data sekunder bertujuan untuk mendukung data primer. E. ALAT DAN BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pucuk teh segar, pucuk layu, pucuk tergiling, bubuk fermentasi, bubuk teh hitam kering dan bahan bakar padat padat yang diperoleh dari PT. Pekebunan Nusantara VIII, Kebun Cisaruni, Garut, Jawa Barat. Adapun peralatan yang akan digunakan dan diamati unjuk kerjanya adalah withering trough, pengering tipe two stage drier dan heat exchanger, elektromotor-elektromotor penggerak mesin-mesin yang ada di pabrik. Alat-alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data adalah : stop watch, kWh-meter, tang ampere, termometer alkohol bola basah-bola kering, anemometer, halogen moisture analyzer dan termokopel yang terpasang pada alat pengering dan heat exchanger. F. PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA Data yang didapatkan dianalisis dengan perhitungan masukan energi menggunakan persamaan-persamaan, sehingga didapatkan hasil konsumsi energi pada setiap proses produksi teh hitam orthodox. Analisis data dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan tentang efisien atau tidaknya penggunaan energi pada sistem pengolahan tersebut. Proses pengolahan yang dimaksud adalah meliputi 26 kegiatan pelayuan pucuk segar, penggilingan dan fermentasi, pengeringan, sortasi kering, dan pengemasan. Perhitungan terhadap masukan energi yang digunakan, dilakukan dengan memasukan variabel pada persamaan yang telah ditentukan dan semua satuan dalam MJkg teh kering. 1. Energi bahan bakar Besarnya energi yang berasal dari bahan bakar untuk proses produksi dalam kegiatan prapanen untuk setiap kg pucuk teh didekati dengan menggunakan persamaan : Sedangkan dalam kegiatan pengolahan proses produski teh kering didekati dengan persamaan : Sehingga total energi bahan bakar yang tersimpan tiap kg teh kering dapat dijabarkan sebagai berikut : dimana : = Jumlah energi yang berasal dari bahan bakar pada kegiatan pra panen untuk tiap kg pucuk teh MJkg. = Jumlah energi yang berasal dari bahan bakar pada kegitan pengolahan untuk tiap kg teh kering MJkg. = Konsumsi bahan bakar pada pra panen yang ke-i lt = Konsumsi bahan bakar pada proses pengolahan yang ke-j lt = Nilai kalor bahan bakar jenis ke-i MJlt = Nilai kalor bahan bakar jenis ke-j MJlt = Jumlah produksi pucuk kg = Jumlah produksi teh kering kg = 1,2, 3………. = Rendemen 27 2. Energi listrik Besarnya energi litrik yang digunakan untuk memproduksi tiap kg teh kering didekati dengan persamaan Anwar, 1990 dalam Mulyawan 1997 : Dimana nilai D untuk listrik 1 fasa menggunakan persamaan PT. Koneba, 1987 dalam Mulyawan 1997 : Nilai D untuk listrik tiga fasa menggunakan persamaan PT. Koneba, 1987 dalam Mulyawan 1997 : dimana : = Energi listrik yang digunakan untuk produksi teh MJkg = Daya motormesin terukur kW = Waktu pemakaian alat jam = Efisiensi alatelektromotor = Jumlah produksi teh kering kg = Tegangan volt = Arus ampere = Faktor daya 3. Energi tenaga manusia Besarnya tenaga manusia selama kegitan pra panen pada proses produksi teh didekati dengan persamaan : Besarnya tenaga manusia selama kegiatan proses pengolhan teh khusus nya pada proses di pabrik menggunakan persamaan Anwar, 1990 dalam Mulyawan 1997 28 Sehingga total energi manusia yang digunakan untuk memproduksi setiap kg teh kerig adalah : dimana : Etm tot = Jumlah tenaga manusia total yang dibutuhkan MJkg E tm1 = Tenaga manusia selama pra panen tiap kg pucuk teh MJkg R tm2 = Tenaga manusia selama pengolahan tiap kg pucuk teh MJkg JK = Jumlah jam kerja jam NE = Nilai unit kalor tenaga manusia Q 1 = Jumlah produksi pucuk kg Q 2 = Jumlah produksi teh kering kg 4. Analisis energi dalam proses pengeringan Dalam produksi teh, penggunaan energi terbesar berdasarkan beberapa referensi terjadi pada tahap pengeringan mengkonsumsi energi bahan bakar dan listrik. Alat yang digunakan dalam proses ini yaitu pengering dilengkapi dengan alat pindah panas heat exchanger dan main fan penghembus udara. Perhitungan kebutuhan energi pada proses pengeringan menggunakan kurva psikometrik, dimana proses tersebut mengikuti garis kelembaban mutlak dari titik 1 ke titik 2 pada kurva tersebut disajikan pada Gambar 4. 29 Gambar 5. Kurva psikometrik chart untuk pengeringan Keterangan : 1-2 = proses pemanasan udara 1-3 = proses pengeringan Tud = suhu udara Tp = suhu pengeringan Untuk menghitung massa uap air dicari dengan mengurangi berat bahan awal w o dengan berat akhir bahan w l : dimana : = Massa air yang diuapkan kg = Berat awal bahan kg = Berat akhir bahan kg Laju perpindahan uap air dapat dicari setelah mendapatkan massa air yang diuapkan dengan persamaan : dimana : = Laju perpindahan uap air kgjam = Lama pengeringan jam Aliran udara pengering yang dibutuhkan untuk menguapkan sejumlah air dari bahan menggunkan persamaan Taib et al. dalam Nasution, 1992 : Besarnya panas sensibel yang dibutuhkan untuk memanaskan udara pengering, dihitung dengan menggunkan persamaan : 30 dimana : = Jumlah udara pengering yang dibutuhkan m 3 jam = Volume spesifik udara luar m 3 kg udara kering = Volume spesifik udara setelah dipanaskan m 3 kg udara kering = Kelembaban mutlak udara setelah dipanaskan kgkg udara kering = Kelembaban mutlak udara keluar kgkg udara kering = Jumlah panas sensibel yang ditambahkan kJjam = Entalpi udara luar kJkg udara kering = Entalpi udara setelah dipanaskan kJkg udara kering Dengan mengasumsikan panas laten dalam bubuk teh sama dengan panas laten pengupan air bebas, maka kebutuhan energi yang diperlukan untuk menguapkan air dari bubuk teh didekati dengan persamaan Brooker et al., 1974 dalam Kartikasari, 2002. dimana : = Energi yang dibutuhkan untuk menguapakan air dari bubuk teh kJjam = Entalpi udara lingkungan pada keadaan jenuh kJkg o C Sedangkan besarnya energi yang diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada burner dan energi yang tersedia pada burner Q 4 yaitu : dimana : = Energi hasil pembakaran MJjam = Energi tersedia pada burner 31 = Laju konsumsi bahan bakar literjam = Nilai kalor bahan bakar MJjam = efisiensi burner 5. Efisiensi disetiap tahapan proses pengolahan 5.1. Efisiensi pelayuan Sugiarti 1997 mendefinisikan efisiensi pelayuan merupakan perbandingan antara energi panas yang digunakan untuk menaikkan suhu dan menguapkan air bahan QT dengan panas yang diterima udara pelayu Qup. Untuk perhitungan digunakan persamaan berikut : dimana : = efisiensi pelayuan QT = panas total yang digunakan untuk memanaskan menaikan suhu dan menguapkan air bahan dari kadar air awal hingga kadar air akhir kJ Qup = panas udara pelayu kJ dimana : Q ps = panas digunakan untuk memanaskanmenaikan suhu bahan kJ Q uap = panas yang digunakan untuk menguapkan air dari bahan kJ mt = massa pucuk teh basah kg Cpk = panas jenis pucuk teh kJkg o C Tb = suhu bahan o C 32 Tk = suhu ke luar tumpukan bahan o C h fg = panas laten penguapan pada suhu Tk kJkg o C Penurunan kadar air bahan selama pelayuan diukur berdasarkan total berat air yang diuapkan dibagi periode pelayuan. dimana : W = Laju pengauapan kadar air bahan kg uap airjam M = total berat air yang diuapkan kg t = periode pelayuan jam Panas jenis pucuk teh dihitung berdasarkan persamaan nilai Willey and Son 1963 dalam Sugiarti 1997 : dimana : KA1 = Kadar air basis basah Untuk menentukan besarnya panas yang diberikan oleh udara panas pada bahan yang dilayuakan Qup digunakan persamaan : dimana : V = laju aliran udara m 3 jam ρ = massa jenis udara pelayuan kgm 3 Cp = panas jenis udara pelayuan kJkg o C 5.2. Efisiensi proses penggilingan 33 Efisiensi proses penggilingan dimana elektromotor yang digunakan untuk menggerakan mesin dapat dihitung dengan rumus berikut : dimana : = Efisiensi penggilingan = Daya terukur motor listrik kW = Daya terpasang motor listrik kW 5.3. Efisiensi proses pengeringan Nilai efisiensi pada proses pengeringan dapat dibedakan atas efisiensi penggunaan panas, efisiensi pemanasan udara dan efisiensi pengeringan total. Nilai efisiensi dalam proses pengeringan dihitung dengan menggunkan persamaan-persaman berikut Rachmat, 1987 : Menurut Sucipto 1987 efisiensi pengeringan total dinyatakan dalam persamaan berikut : dimana : = Efisiensi pemanasan = Efisiesni sistem 5.4. Efisiensi proses sortasi Nilai efisiensi pada proses sortasi dimana motor listrik yang digunakan untuk menggerakan mesin-mesin yang ada diruang sortasi dihitung dengan rumus sebagai berikut : dimana : = Efisiensi penggilingan 34 = Daya terukur motor listrik kW = Daya terpasang motor listrik kW IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL AUDIT ENERGI Proses pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam orthodox meliputi kegiatan penerimaan pucuk teh di pabrik, pembeberan, pelayuan, turun layu, penggilingan dan fermentasi, pengeringan dan sortasi yang bertujuan untuk menghasilkan bubuk teh hitam berkualitas tinggi yang siap dikemas kemudian dipasarkan. Dalam setiap proses ini memerlukan masukan-masukan energi yang dapat dibagi menjadi tiga bentuk yaitu : energi langsung seperti bahan bakar minyak, bahan bakar padat berupa kayu bakar dan energi listrik, energi tak langsung yang biasa disebut dengan energi embodied berupa energi yang digunakan untuk manufacturing peralatanmesin dan energi tenaga manusia. Perhitungan audit energi pada proses pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam orthodox di PT Nusantara VIII, Kebun Cisaruni Garut Jawa Barat hanya dilakukan di bagian proses pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam orthodox yang meliputi perhitungan energi bahan bakar minyak, bahan bakar padat berupa kayu bakar, energi listrik serta energi tenaga manusia. Hasil audit energi di PT Perkebunan Nusantara VIII kebun Cisaruni Garut Jawa Barat menunjukan bahwa konsumsi energi total untuk mengolah pucuk teh menjadi teh hitam orthodox di pabrik dengan kapasitas produksi teh kering 231.675 ton adalah 33.62 MJkg teh kering, terdiri atas 1.98 MJkg 5.88 berupa energi listrik, 31.59 MJkg 93.95 berupa energi bahan bakar padat 35 kayu, 0.06 MJkg 0.17 berupa energi tenaga manusia. Detil hasil audit pada setiap tahapan proses dapat dilihat pada Gambar 5 dan Tabel 10. Hasil ini diperoleh dengan menghitung konsumsi energi pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam orthodox pada bulan Maret 2010. Perhitungan audit energi di Perkebunan Cisaruni tidak memperhitungkan nilai energi embodied karena tidak tersedianya data yang mendukung.

1. Konsumsi energi pada tiap tahapan proses