47 energi yang murah, tersedia setempat tidak perlu impor, dan adanya
keuntungan terhadap pembangunan dan lingkungan. Penggunaan bahan bakar padat sebagai sumber energi bersih tersebut
dapat mengurangi dampak negatip terhadap lingkungan, karena bisa mengurangi emissi CO
2
yang ditimbulkan oleh bahan bakar minyak fosil. Pada saat ini Perkebunan Cisaruni sudah melakukan konversi energi yang
bisa menurunkan laju penggunaan energi minyak fosil serta berusaha menurunkan emisi gas rumah kaca GRK, sehingga biaya produksi pun bisa
berkurang.
2.4 Listrik
Kebutuhan energi listrik di Perkebunan Cisaruni dipenuhi dari dua sumber yaitu PLN yang memiliki daya 415 kVA dan 3 buah generator
pembangkit listrik yang memiliki daya masing-masing 150 kVA. Energi listrik terutama digunakan untuk proses pengolahan pucuk teh menjadi teh
hitam di pabrik yaitu untuk menggerakan motor listrik. Penggunaan solar sebagai bahan bakar untuk menjalakan generator
pembangkit listrik mulai dikurangi dan bisa dihemat sebesar 95.86 persen, sehingga sumber energi listrik lebih banyak bersumber dari PLN. Akan tetapi
energi listrik di perkebunan Cisaruni masih bisa dihemat sebesar 26.75 persen dengan digantinya sumber energi panas menjadi bahan bahan bakar padat,
karena penggunaan energi listrik untuk menjalankan burner pada tahap pelayuan dan pengeringan sudah tidak digunakan.
Penggunaan energi listrik untuk proses pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam orthodox di pabrik Cisaruni sebesar 1.98 MJkg teh kering atau 5.88
persen dari kebutuhan energi keseluruhan untuk mengolah pucuk teh menjadi teh hitam orthodox di Pabrik bulan Maret 2010. Penggunaan energi listrik
terbesar pada proses pengolahan adalah proses pelayuan sebesar 0.76 MJkg teh kering. Hal ini disebabkan karena pada proses pelayuan memerlukan
waktu yang lama 15-23 jam proses dan sebagian besar alatmesin digerakan oleh motor listrik yang memiliki daya 5.50 kW sampai dengan 7.5 kW.
Dalam Tabel 17 disajikan penggunaan energi listrik pada setiap tahap pengolahan di Pabrik Cisaruni Garut.
48 Tabel 17. Konsumsi energi listrik pada bulan Maret 2010
Kegiatan Energi MJkg teh kering
Prosentase Pelayuan
0.760 38.5
Penggilingan dan fermentasi 0.402
20.4 Pengeringan
0.458 23.2
Sortasi kering 0.355
18.0 Penerangan di sekitar pabrik
0.001 0.1
Jumlah 1.98 100
B. PELUANG KONSERVASI ENERGI
Konservasi energi merupakan usaha untuk memelihara dan melestarikan sumber energi yang ada sehingga tidak terjadi pemborosan energi yang berarti dan
membawa dampak yang tidak baik dalam suatu industri atau perusahaan. Usaha konservasi ini bukan berarti harus mengoperasikan suatu pabrik atau perusahaan
tanpa menggunakan energi atau mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan melainkan dengan mengurangi atau menghilangkan pemborosan energi yang
dapat berpengaruh terhadap biaya produksi. Dengan adanya usaha konservasi ini diharapkan dapat mempertahankan tingkat produksi yang sama atau bahkan
ditingkatkan dengan jumlah energi yang optimal. Usaha-usaha yang perlu dilakukan agar konservasi energi dapat
dilaksanakan dengan baik dalam suatu pabrik atau perusahaan adalah dengan mencari sumber-sumber energi yang mengalami pemborosan, menanamkan
pengertian dan kesadaran pentingnya energi dalam lingkungan pabrik atau perusahaan serta adanya koordinasi yang baik antara manajemen puncak dengan
para karyawan sehingga program penghematan energi dapat terlaksana dengan baik.
Dari hasil pengamatan di pabrik teh Perkebunan Cisaruni Garut, usaha konservasi yang dapat dilakukan adalah penghematan penggunaan masukan
energi yang memerlukan biaya produksi relatif besar dibandingkan dengan masukan energi lainnya. Listrik adalah masukan energi yang mahal per unitnya,
sehingga diperlukan usaha penghematan dalam penggunaannya.
49 Beberapa usaha penghematan energi dalam proses pengolahan pucuk teh
menjadi teh hitam orthodox di PT. Perkebunan Nusantara VIII, Cisaruni Garut dapat dilakukan secara teknis maupun non teknis. Secara teknis yang dapat
dilakukan antara lain : memodifikasi peralatan dan elektro motor, penggantian peralatan yang bekerja di luar karakteristik kerja dan umur kerja, pemeliharaan
dan perbaikan peralatan secara teratur. Sedangkan secara non teknis adalah melakukan pelatihan atau pembinaan para karyawan untuk menggunakan
peralatan dan mesin dengan tepat dan benar sesuai standar operasional serta menanamkan pengertian pentingnya penghematan energi.
1. Peluang Penghematan Energi Listrik pada Tahap Pelayuan Pucuk Teh